Sinopsis Back From the Brink Episode 2 - Part 2

Begitu Siluman Ular masuk ke formasi itu, lukanya sembuh dengan cepat, jelas menunjukkan bahwa energi spiritualnya bagus. Siluman Ular sangat berterima kasih padanya dan berutang budi, karena itulah, dia bersedia membantu Tian Yao dengan apa pun.

Namun saat mendengar Tian Yao menginginkannya untuk membuka segel gua di danau, Siluman Ular agak ragu karena dia pernah ke sana dan tahu betul kalau segel itu sangat kuat. 

Dia mungkin cuma bisa membuat celah kecil yang hanya bisa bertahan beberapa menit, tapi dia tetap bersedia untuk mencoba dan membantu Tian Yao.

Tian Yao penasaran apa sebenarnya alasan Siluman Ular mempertaruhkan nyawanya demi mencuri Mutiara Api? Siluman Ular mengaku bahwa dia pernah diselamatkan oleh seorang wanita dari Sekte Xuan. Sekarang wanita itu menderita penyakit dingin. Dia mencuri Mutiara Api itu untuk menyembuhkan wanita tersebut.

Tian Yao getir mendengarnya, "orang Sekte Xuan tidak layak dipercaya, lebih tidak layak diselamatkan."

Begitu pulang, dia malah mendapati Yan Hui baru saja menghajar Bibi Zhou dan suaminya dan berhasil merebut uang mahar yang sebelumnya diambil Bibi Zhou.

Bibi Zhou dan suaminya ketakutan pada Yan Hui, tapi di hadapan penduduk desa, mereka langsung heboh memfitnah Yan Hui sebagai preman dan playing victim seolah Yan Hui membuli mereka.

Namun Yan Hui dengan penuh keberanian menghadapi semua orang dan mengancam mereka untuk tidak berani macam-macam dengan keluarga ini, karena mulai sekarang, Yan Hui akan melindungi Keluarga Nenek Xiao (Aww, so sweet Yan Hui).

Malam harinya, Yan Hui tak sengaja terjatuh saat dia sedang lelap tidur dan tidak melihat Tian Yao di kamar. Di mana dia? Yan Hui membuka jendela dan mendapati Tian Yao ternyata sedang berendam di bak mandi malam-malam.

Bukannya langsung menutup jendela, dia malah kesengsem melihat tubuh Tian Yao yang jelas saja membuat Tian Yao kesal menyuruhnya menutup jendela.

Namun saat dia menutup jendela, eh jendelanya malah rusak. Tian Yao refleks berdiri dan Yan Hui sontak menutup matanya dengan heboh, mengklaim kalau dia tidak melihat apa-apa, silahkan dilanjutkan mandinya. Pfft! 

Tapi kemudian dia mengintip dari jari-jarinya karena penasaran dengan bekas-bekas luka di tubuh Tian Yao. Dia kenapa? Tian Yao menolak menjawab dengan ketus dan mengusir Yan Hui. 

Tapi Yan Hui tidak pergi, cuma merunduk di bawah jendela saja dan menasehati Tian Yao agar dia tidak diam saja dibuli oleh warga desa. Apalagi si Bibi Zhou itu, tuh orang benar-benar perlu dikasih pelajaran.

Kalau dia membiarkan Bibi Zhou menindasnya, maka lama-kelamaan, dia akan menyeret Nenek menderita bersamanya. Sekarang ada dia yang bisa melindungi mereka, tapi setelah dia pergi nanti, Tian Yao hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri.

Tian Yao tak menjawabnya, lagipula, fokus utamanya adalah misinya yang sekarang. Apalagi sebentar lagi akan bulan purnama.

Keesokan harinya, Yan Hui terbangun dengan kesal gara-gara kokok ayam. Makanya, dia kemudian menyembelih ayam itu dan memasaknya jadi sarapan. 

Dia pikir dia melakukan hal yang benar dan dengan bangga memperlihatkan masakannya pada Nenek.
Namun yang tak disangkanya, Nenek malah jadi sedih karena itu ayam peliharaan mereka dan sontak menangis karena itu artinya, sekarang tidak akan ada telur ayam lagi untuk A Fu.

Yan Hui jelas bingung karena yang dia masak ini ayam jantan, tapi Nenek terus saja menangis dan merengek. Tian Yao yang saat itu baru kembali dari mencari kayu bakar, jelas kesal pada Yan Hui karena membuat Nenek menangis.

Merasa bersalah, Yan Hui berinisiatif pergi ke hutan untuk mencarikan ayam betina pengganti. Nenek seketika mencemaskan Yan Hui dan langsung menyuruh A Fu untuk mengejar istrinya sembari menasehatinya untuk tidak marah pada istrinya.

Hmm, apakah Nenek sebenarnya tahu kalau dia bukan cucunya yang sebenarnya? Entahlah, yang pasti, Nenek tahu betul bahwa setiap malam bulan purnama, A Fu biasanya akan merasa tidak enak badan. Karena itulah, begitu A Fu pergi mengejar Yan Hui, Nenek dengan cemas meminta A Fu untuk cepat pulang.

Menyusul Tian Yao, dia menjelaskan bahwa Nenek dan semua penduduk desa biasanya tidak memakan ayam-ayam peliharaan mereka karena mereka sangat miskin. 

Makanya Nenek sangat peduli dengan ayam yang telah dia pelihara sejak lama itu. Apalagi Nenek sebenarnya juga tidak tahu apakah ayam peliharaannya itu jantan atau betina, dia cuma tahu bahwa ayam bisa bertelur.

"Maaf, aku kurang pertimbangan," ucap Yan Hui.

Tian Yao mengajaknya pulang, tapi Yan Hui menolak, bertekad untuk menemukan ayam betina untuk Nenek. Padahal Tian Yao cemas banget karena takut Yan Hui bakalan ketemu si Siluman Ular sebelum waktunya.

Ketakutannya menjadi kenyataan saat Yan Hui hendak menangkap beberapa ekor ayam tapi malah secara tak sengaja melihat Mutiara Api dan akhirnya bertemu si Siluman Ular.

Yan Hui jelas jadi bingung menyadari yang di hadapannya ini Siluman Ular yang asli. Terus yang si bodoh yang menikah dengannya itu siapa? Yan Hui bingung banget. 

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saja Mutiara Api itu terjatuh dengan sendirinya tepat mengenai batu dan akhirnya pecah berkeping-keping. Waduh!

Jelas saja si Siluman Ular jadi murka dan hampir menyerang Yan Hui, tapi untungnya Tian Yao sigap menyelamatkannya. Siluman Ular sontak salah paham sama Tian Yao, mengira mereka berdua bekerja sama untuk menyerangnya, mengira Tian Yao kemarin mencarinya hanya untuk membuatnya lengah sehingga mereka bisa merebut Mutiara Apinya.

Jelas saja omongan si Siluman Ular itu membuat Yan Hui jadi semakin curiga dengan Tian Yao. Siapa dia yang sebenarnya? Tian Yao menolak menjawab dan berniat mau membawa Yan Hui pergi, tapi Siluman Ular sigap menggunakan kekuatannya untuk mengikat mereka.

Berpikir cepat, Tian Yao meyakinkan Siluman Ular bahwa dia bisa memperbaiki Mutiara Api yang pecah itu. Bukankah Siluman Ular sangat membutuhkan Mutiara Api untuk menyembuhkan wanita itu?
Tian Yao mengklaim kalau dia bisa memperbaikinya tapi dia harus mengambil barangnya yang ada di gua bersegel itu, tapi hanya bisa dilakukan besok.

Namun karena Siluman Ular itu masih tidak bisa mempercayai Tian Yao, jadi dia memutuskan untuk menyekap mereka di gudang. Di sinilah, Yan Hui mengetahui nama asli A Fu adalah Tian Yao, dan begitu mendengar nama itu, dia jadi semakin bingung karena menyadari jantungnya bereaksi terhadap nama itu.

Yang paling tidak disangkanya, Tian Yao mengaku kalau dia adalah Naga Suci Milenium. Yan Hui jelas sulit mempercayainya, masa naga selemah ini?

Dia bahkan langsung cerewet menanyai Tian Yao tentang tanduknya, cakarnya dan lain sebagainya, tidak sadar kalau Tian Yao mulai kesakitan karena efek bulan purnama.

Begitu bulan purnama muncul sempurna di langit, seketika itu pula, mata Tian Yao berubah lalu dengan ganas mengunci Yan Hui ke lantai dan menggigit bibirnya. Yan Hui sontak mendorongnya sekuat tenaga.

Tian Yao terus mendekati Yan Hui, tapi untungnya kali ini dia tidak menggila, malah tampak sangat menderita saat dia memohon-mohon pada Yan Hui untuk tidak pergi lalu tiba-tiba saja memeluk Yan Hui sebelum kemudian pingsan.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments