Sinopsis Lost You Forever Episode 16 - Part 1

Biarpun sekarang dia sudah pulang, tapi Xiao Yao sebenarnya tidak ingin menjadi Putri Haoling. Dia merasa menjadi Tuan Putri itu sangat merepotkan. Harus menjaga sopan santun di mana pun, kapan pun dan dalam situasi apa pun. Bahkan menikah pun akan menjadi korban politik.

Raja Haoling menolak permintaannya. Xiao Yao adalah putrinya, jadi dia wajib menyandang status Tuan Putri Haoling. Masalah sopan santun, itu adalah dasar hidup, manusia harus tahu sopan santun agar dihormati. Sedangkan masalah pernikahan, memangnya Xiao Yao pikir, dia akan mengorbankan Xiao Yao untuk menikah dengan siapa?

Mana Xiao Yao tahu, pokoknya dia tidak mau menjadi Tuan Putri Haoling dan langsung merengek manja meminta Raja Haoling untuk menurutinya... sampai akhirnya Raja Haoling mengiyakannya saja.

Setelah itu, Xiao Yao dengan riang kembali ke Jing dan memberitahunya tentang Bunga Zhuyan yang tersegel di dahinya, dia bisa kembali ke wajah aslinya setelah segel ini dikeluarkan. Bagaimana kalau ternyata wajah aslinya jelek?

"Kau tidak jelek."

"Bagaimana jika iya?"

"Sangat bagus."

"Kalau aku jelek, kau merasa sangat bagus?"

"Semua orang bisa melihat kecantikan penampilan luar, kecantikan hati tidak bisa dilihat oleh mata, aku rela menikmatinya seorang diri." (Pfft! Manis sekali si rubah ini)

Xiao Yao tersipu malu mendengarnya, "hatiku hitam pekat, apanya yang cantik?"

"Dalam hal-hal di dunia, ada hal yang baik untuk satu orang tapi buruk untuk orang lain. Ini semua tentang persepsi pribadi. Jika merasa indah, berarti itu indah."

"Seperti kura-kura yang hanya bisa melihat kacang di hadapannya."

Mengalihkan topik, Jing mengaku bahwa dia harus pergi. Selama ini dia mengkhawatirkan Xiao Yao, namun sekarang dia yakin kalau Raja Haoling dan Cang Xuan sangat baik pada Xiao Yao, dan Xiao Yao juga tampak bahagia di sini. Karena itulah, Jing harus pulang untuk mengurus masalahnya sendiri.

Xiao Yao mengerti dan mengingatkannya untuk berhati-hati, terutama pada gege-nya. Dia mengerti kalau Jing tidak mau balas dendam, tapi entah bagaimana dengan gege-nya. Karena itulah, Jing harus berhati-hati, jangan biarkan gege-nya melukainya lagi.

"Jangan khawatir," ujar Jing meyakinkannya.

"Aku tidak mengkhawatirkanmu. Aku hanya merasa kau agak bodoh, jadi aku mengingatkanmu dengan niat baik."

"Aku memang bodoh." (bodoh dalam masalah perasaan)

Melihat Xiao Liu mengelap tangannya pakai baju, Jing langsung menyodorkan saputangan untuknya. Namun saat Xiao Liu hendak mengambilnya, Jing malah menggenggam tangannya, menyarungkan saputangan itu ke telapak tangannya dan menggenggamnya erat sembari mengingatkan Xiao Liu akan janji mereka... 

"15 tahun, jangan biarkan pria lain masuk ke hatimu."

"Bagaimana setelah 15 tahun, apa aku boleh membiarkan pria lain masuk ke hatiku?"

Pfft! Jing sontak speechless dengan muka galau. Geli melihat ekspresinya, Xiao Liu meyakinkannya untuk pergi dengan tenang. Jing lega.

Tushan Jing sudah pergi, tapi Cang Xuan malah menemukan Xiao Yao termenung sedih. Apakah dia sedih karena kepergian Jing? Xiao Yao mengaku tidak terlalu, biarpun dia suka didampingi Jing, tapi dia tahu bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menemani seseorang selamanya.

Bahkan ibu kandung dan melahirkan dan membesarkannya saja bisa meninggalkannya selama-lamanya. Jadi bagaimana bisa dia mempercayakan kebahagiaan dan kesedihannya pada seorang pria. Dia akui kalau dia memang orang yang tidak berperasaan.

Tak peduli sebahagia apa pun saat memiliki, namun dia sadar bahwa semua itu pada akhirnya akan hilang. Karena kesadaran inilah, tak peduli sebahagia apa pun, dia tetap merasakan kesedihan samar.
Karena sejak awal dia tidak terlalu berharap dan bersiap untuk kehilangan, jadi saat segalanya benar-benar hilang, dia bisa menerimanya dengan tenang.

Cang Xuan mengerti bagaimana perasaan Xiao Yao. Xiao Yao bukannya tidak berperasaan, tapi dia hanya bersikap rasional demi melindungi hatinya dari luka yang jauh lebih dalam setelah mengalami begitu banyak penderitaan dan kehilangan.

 
Cang Xuan juga mengerti bahwa lebih baik tidak terlalu bahagia dan tidak terlalu bersedih, secukupnya saja. Tidak terlalu berharap, dengan begitu, jika kita kehilangan, kita tidak akan terlalu menderita.

Cang Xuan pikir hanya dia seorang yang merasakan perasaan ini. Dia benar-benar senang sekarang Xiao Yao akhirnya kembali, sekarang dia tidak sendirian lagi. Dia bertanya apa-apa karena dia tahu kalau Xiao Yao pasti punya alasannya sendiri tentang kenapa dia menolak pulang.

Xiao Yao galau awalnya, tapi akhirnya dia mau juga mengungkapkan alasannya tidak mau pulang adalah karena si siluman rubah yang meny1ks4nya juga mengatakan hal yang sama dengan yang dikatakan kedua pelayan, bahwa dia sebenarnya bukan anaknya Raja Haoling. 

Siluman rubah itu bilang kalau ibunya berselingkuh dengan si Iblis Chi Chen (Jenderal Chenrong yang bertarung dengan Ibunya Xiao Yao sampai mereka berdua mati di medan perang), dia adalah anak haram hasil perselingkuhan mereka. (Kalau memang iya, terus bagaimana bisa mereka saling bertarung sampai mati?)

Siluman rubah bilang bahwa sejak awal, Ibunya dan Chi Chen berhubungan diam-diam dan mereka menyembunyikannya dari Raja Haoling. Jika Raja Haoling mengetahui kebenaran tentangnya, Raja Haoling pasti akan menyingkirkannya.

Cang Xuan sontak murka mendengarnya. Dia tidak percaya. Ibunya Xiao Yao sendiri yang membvnvh Chi Chen di medan perang. Selain itu, Raja Haoling adalah orang yang sangat cerdas, tidak mungkin dia tidak tahu apakah Xiao Yao putrinya atau bukan. Xiao Yao juga tahu betul bagaimana Raja Haoling memperlakukan Xiao Yao. Jadi tidak mungkin kalau dia bukan putrinya Raja Haoling.

Cang Xuan benar. Xiao Yao  sudah melihat Taman Yiqing, taman itu sudah direnovasi beberapa kali, namun dia mendapati barang-barangnya masih ada di sana.Jelas semua itu menunjukkan betapa berharganya Xiao Yao di hati Raja Haoling.

"Jadi, aku putrinya ayah?"

"Kau pasti putrinya guru."

"Benar! Kenapa aku bisa begitu bodoh? Tentu saja aku putri ayah."

"Beri tahu aku jika lain kali ada orang yang mengatakan omong kosong semacam ini kepadamu lagi. Gege akan memberinya pelajaran."

Xiao Yao senang, "baik! Aku sekarang sudah punya penyokong."

Akan tetapi... diam-diam tanpa sepengetahuan Xiao Yao, Cang Xuan sebenarnya cemas dan ragu. Bunga Zhuyan bisa mengubah penampilan. Saat dia menanyai Raja Haoling tentang siapa yang menyegel Bunga Zhuyan di kening Xiao Yao, Raja Haoling menolak menjawab dan hanya memainkan cincin putih di kelingkingnya.

Seketika itu pula Cang Xuan tiba-tiba ingat ucapan bibinya sebelum beliau pergi ke medan perang dulu, bahwa Xiao Yao itu berbeda. Inikah yang dimaksud bibinya? Kalau begitu, berarti orang yang menyegel Bunga Zhuyan di kening Xiao Yao untuk mengubah penampilan Xiao Yao adalah Ibunya Xiao Yao sendiri. 

Berarti ada kemungkinan gosip tentang Xiao Yao itu benar? Jika iya, berarti Ibunya Xiao Yao sudah menyembunyikan wajah asli Xiao Yao sejak Xiao Yao lahir, dan jelas Raja Haoling juga mengetahuinya.

Akan tetapi... Apa pun kebenaran tentang kelahiran dan orang tua Xiao Yao yang sebenarnya, Cang Xuan memutuskan untuk tidak memedulikan Xiao Yao anak siapa pun. Pokoknya Xiao Yao tetaplah adiknya, dia tidak boleh kehilangan Xiao Yao lagi. Dia rela membayar berapa pun demi melindunginya. 

Ah Nian mendengar dari pelayannya kalau ayahandanya dan Xiao Liu justru bergaul sangat akrab. Jelas saja dia heran dan kebingungan. Karena itulah, dia langsung mendatangi ayahandanya, mencoba menghasut dan mengadukan segala perbuatan m3svm Xiao Liu terhadapnya dengan harapan ayahandanya akan menghukum dan mengusir Xiao Liu secepatnya dari sini.

 Namun begitu mendengarnya, Raja Haoling malah ketawa geli. Namun berhubung saat ini Raja Haoling belum bisa menjelaskan siapa Xiao Liu yang sebenarnya, jadi dia cuma membela Xiao Liu dan memberitahu bahwa beberapa hari lagi dia akan mengumumkan sebuah pengumuman penting. Raja Haoling jamin, setelahnya, Ah Nian pasti tidak akan keberatan dengan sikap Xiao Liu terhadapnya

 

Ah Nian bingung apa maksudnya, tapi setelah memikirkan kalimat terakhir Raja Haoling selama beberapa saat, tiba-tiba saja menyimpulkan bahwa itu artinya Raja Haoling pasti ingin mengumumkan perjodohannya dengan Xiao Liu. (Pfft!)

Ayahnya kan memang tidak pernah memandang rendah rakyat jelata, bahkan ibunya saja dulunya hanya seorang pekerja kasar sebelum dinikahi ayahnya. Jadi ini pasti benar. Ah Nian tidak terima!

Karena itulah, Ah Nian langsung mendatangi Xiao Liu untuk melabraknya. Tantrum kayak anak balita, Ah Nian dengan pedenya menyatakan bahwa dia tidak akan pernah menikahi Xiao Liu. Wkwkwk! Xiao Yao bingung, siapa juga yang mau menikah sama Ah Nian?

Oh?... Ah Nian senang. Tapi tetap saja dia memperingatkan Xiao Liu untuk melakukan segala daya dan upaya agar ayahnya tidak menyukai Xiao Liu, lebih baik jika ayahnya membenci Xiao Liu. Kau Xiao Liu melakukannya dengan baik, dia janji akan memaafkan Xiao Liu dan tidak akan mencari masalah dengan Xiao Liu lagi.

Xiao Liu mengiyakannya saja dengan geli dan bersedia menuruti tuntutan Ah Nian untuk mengucap sumpah. Dia bersumpah bahwa ayahnya Ah Nian tidak akan pernah menikahkan mereka. Jika tidak, Xiao Liu rela mati disambar petir.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments