Sinopsis Someday or One Day Episode 9 - Part 2

Hari ini ulang tahunnya Yu Xuan, Zi Wei ingin merayakannya tapi tidak tahu harus bagaimana jadi dia minta saran sama Cai Yu. Intinya dia mau memberikan hadiah pada Yu Xuan di hadapan banyak orang. 

Kalau dia memberikan hadiahnya secara pribadi, maka dia bisa menduga kalau Yu Xuan pasti akan menolaknya. Tapi jika diberikan di hadapan orang lain, maka Yu Xuan tidak akan bisa menolaknya.


Cai Yu berniat mencari tahu di mana Yu Xuan dan teman-temannya akan merayakan ultahnya. Tapi bahkan sebelum dia sempat melakukannya, tiba-tiba mereka mengetahuinya dengan sendirinya berkat kedatangan Kun Bu yang berusaha meminta pada Zi Wei atau Yu Xuan untuk bertukar sif dengannya karena dia harus merawat ibunya yang sakit. 

Saat itulah Yu Xuan mengaku bahwa nanti malam sebenarnya dia sudah ada rencana ketemuan dengan pacarnya. Zi Wei langsung kesal mendengarnya. Gagal sudah rencananya untuk ngasih kado.

Tapi Yu Xuan kasihan juga sama Kun Bu dan berniat mau membatalkan rencana kencannya dengan pacarnya saja. Tapi tiba-tiba Zi Wei berbesar hati mengalah dan setuju untuk bertukar sif menggantikan Kun Bu biar Kun Bu bisa merawat ibunya dan Yu Xuan bisa merayakan ultah bersama pacarnya.

Tapi malam harinya, Zi Wei malah melihat Yu Xuan masuk kerja. Yu Xuan mengaku bahwa pacarnya mendadak mengubah waktu pertemuan soalnya dia mendadak ada urusan. Hah? Zi Wei heran mendengarnya, memangnya apa yang lebih penting selain merayakan ultah pacar? Konyol sekali.

Eh tapi ini kesempatan bagi Zi Wei. Setelah restoran tutup dan memastikan kalau Yu Xuan sudah tidak ada kegiatan lain setelah ini, Zi Wei pun bergegas keluar untuk membeli kue ultah untuk Yu Xuan.

 

Tapi saat dia kembali ke restoran tak lama kemudian, Yu Xuan malah sudah menghilang. Manajer memberitahu bahwa Yu Xuan tadi ditelepon pacarnya yang mengajaknya ketemuan sekarang. Aww, Zi Wei kecewa.

 Yu Xuan senang banget, mengira dia akan merayakan ultah bersama pacarnya. Tapi setibanya di tempat janjian, dia malah melihat pacarnya sedang bersama wanita lain. Jelas mereka tidak akan merayakan ultahnya, malah pria itu to the point memperkenalkan wanita lain itu sebagai mantannya yang masih dia cintai dan sekarang mereka memutuskan untuk balikan. Karena itulah, dia ingin putus dari Yu Xuan.

Yu Xuan akhirnya sadar bahwa selama beberapa hari ini si pacar selalu bilang sibuk mengerjakan disertasi itu sebenarnya cuma alasan, sebenarnya dia justru bertemu dengan mantannya. Si pacar mengakuinya. Yu Xuan sontak menamparnya. Parahnya lagi, si pacar bahkan tidak ingat kalau hari ini ulang tahunnya Yu Xuan. 

"Kalau kau tidak bisa melupakan hubungan lamamu, lalu kenapa kau mengejarku? Kenapa kau bilang suka padaku? Jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" kesal Yu Xuan dan langsung pergi dengan berlinang air mata.

Di tengah jalan, dia baru sadar kalau kartu subway-nya tidak ada. Sepertinya ketinggalan di restoran. Yu Xuan pun memutuskan kembali ke restoran. Saat dia hampir tiba di depan restoran, tiba-tiba dia mendapat telepon dari Quan Sheng yang mengucap selamat ulang tahun untuknya sebelum hari ini berakhir.

Kalimat sederhana yang sontak membuat Yu Xuan berkaca-kaca. Dia bahkan tidak mendapatkan ucapan itu dari mantannya. Setibanya di depan restoran, Yu Xuan sontak terhenti melihat Quan Sheng duduk di lantai, di depan sebuah kue ulang tahun. Yu Xuan langsung sadar kalau Quan Sheng tadi keluar, ternyata untuk membeli kue ultah untuknya.


Zi Wei berniat merayakan ultahnya Yu Xuan sendirian karena dia pikir kalau Yu Xuan sedang merayakan ultah bersama pacarnya. Namun alangkah terkejutnya dia saat melihat Yu Xuan muncul di hadapannya.

Zi Wei jelas senang melihatnya kembali, tapi dia juga penasaran kenapa Yu Xuan malah sendirian. Alih-alih menjawabnya, Yu Xuan dengan cepat menyela dan mengingatkan bahwa lilinnya akan segera padam jika dia tidak segera make a wish.

Tanpa mempertanyakan apa pun lagi, Zi Wei langsung menurutinya dengan senang hati dan menyodorkan kue ultah itu padanya. Harapan pertama Yu Xuan, dia berharap semoga semua orang bisa bertemu dengan jodoh yang ditakdirkan. Harapan keduanya, semoga dia tidak akan pernah lagi menampar siapa pun.

Cuma dua itu saja harapan ulang tahunnya. Tapi karena sayang jika harapan ketiga tidak digunakan, jadi dia menyerahkan harapan ultah terakhirnya untuk Quan Sheng. Baiklah, Zi Wei pun melakukan make a wish dalam hatinya lalu menyuruh Yu Xuan untuk meniup lilih ultahnya.

 

Tapi sebelum meniup lilinnya, Yu Xuan usil mencolek hidung Quan Sheng dengan krim kuenya. Mereka lalu kembali ke restoran untuk memakan kue ultah bersama dan Yu Xuan menceritakan kejadian putus hubungannya dengan mantannya tadi.

Zi Wei jelas kesal mendengar cerita itu. Heran dia, kenapa juga Yu Xuan pacaran sama orang itu. Yu Xuan juga bingung, sebenarnya waktu pria itu menyatakan cinta padanya, dia tidak merasakan suatu perasaan yang istimewa.

Namun suatu hari, mereka pernah bertemu dengan seorang anak yang tersesat. Saat mantannya memegang tangan anak kecil itu dan membantu mencari orang tuanya, Yu Xuan jadi teringat pada seorang kakak laki-laki yang pernah ditemuinya dulu sekali.

Dulu waktu dia berkunjung ke rumah neneknya di Tainan, dia pernah tersesat dan bertemu seorang kakak yang baik hati. Kakak itu mengantarkannya pulang dan di sepanjang jalan, kakak itu membelikannya berbagai makanan dan minuman enak.

Saat itulah Zi Wei akhirnya teringat kembali sama anak kecil tersesat yang pernah diantarkannya pulang dulu, dia baru ingat sekarang kalau anak itu bernama Huang Yu Xuan. Zi Wei sontak sumringah dan terharu menyadari anak kecil itu ternyata Huang Yu Xuan yang sekarang duduk di hadapannya.

Yu Xuan mengaku kalau dia sudah tidak ingat wajahnya, namun dia selalu berharap memiliki pacar yang hangat, baik hati dan memperlakukannya dengan baik seperti kakak itu. 

Zi Wei langsung sadar kalau Yu Xuan memacari si brengsek itu cuma karena orang itu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan si kakak laki-laki dari masa lalunya Yu Xuan. Zi Wei sontak menggebrak meja dengan kesal, tidak terima si kakak laki-laki itu disama-samakan dengan si mantan brengsek itu.

Yu Xuan jelas bingung, ngapain Quan Sheng marah sih? Baru sadar, Zi Wei cepat-cepat menguasai diri dan beralasan kalau dia cuma senang, dia senang karena Yu Xuan sudah putus sama pacarnya jadi sekarang dia punya kesempatan untuk mengejar Yu Xuan lagi.

"Siapa bilang kau bisa mengejarku? Aku baru saja putus dan kau malah mengatakan semua omong kosong ini. Dasar bodoh."

"Aku serius, oke? Kalau kau tidak akan pernah pacaran lagi, maka aku juga tidak akan pernah pacaran seumur hidupku."

"Terima kasih. Kenapa kau tidak mengucap kata-kata itu pada gadis-gadis yang lain saja dan lihat siapa yang akan menanggapi kata-kata genitmu itu dengan serius?" sinis Yu Xuan karena dia mengira kalau ucapan Quan Sheng itu cuma gombalan.

Sudah lewat tengah malam, Yu Xuan pun pamit pulang. Tapi sebelum dia pergi, Zi Wei melemparkan sebuah kotak kecil padanya, itu adalah hadiah ulang tahun darinya, "selamat ulang tahun."

Tahun 2008...

Mo Jun Jie hendak menziarahi makam Yun Ru dengan membawa kue ulang tahun karena hari ini hari ulang tahunnya Yun Ru, tapi langkahnya seketika terhenti saat dari kejauhan dia melihat ibu dan adiknya Yun Ru sudah ada di sana, sedang membersihkan makam Yun Ru.

Ibu menyesal karena semasa Yun Ru masih hidup dulu, ibu malah sering melupakan dan melewatkan ultah Yun Ru  karena terlalu sibuk cari uang. Tapi sekarang setelah Yun Ru tiada, justru hari ulang tahunnya Yun Ru adalah hal yang tidak pernah Ibu lupakan.

Si Yuan langsung merangkul ibunya dan mengingatkan bahwa mereka datang untuk merayakan ultah Yun Ru, jadi tidak seharusnya Ibu menangis. Mereka pun berusaha memaksakan senyum saat mengucap selamat ulang tahun pada mendiang Yun Ru.

Jun Jie jadi sangat sedih sehingga dia langsung berbalik pergi, dan menangis penuh penyesalan teringat kenangan indah saat merayakan ulang tahun Yun Ru. Namun kenangan indah itu dengan cepat berubah menjadi kenangan buruk akan kejadian malam itu.

 

Dalam flashback, Jun Jie jelas tidak pernah ada niatan membvnvh Yun Ru. Malam itu, Yun Ru sendiri yang ingin mati dengan meminta Jun Jie untuk membunuhnya. Bahkan di tangannya, Yun Ru sedang memegang pecahan kaca. Namun entah apa yang terjadi, kita hanya diperlihatkan saat tubuh Yun Ru sudah mati (entah benar-benar dibvnvh Jun Jie atau bvnvh diri) dan Jun Jie menjerit frustasi menangisi kematiannya.


Kenangan itu masih begitu membekas dalam ingatan Jun Jie dan membuatnya diliputi perasaan bersalah yang sangat mendalam. Setelah ibu dan adiknya Yun Ru pergi, Jun Jie akhirnya menziarahi makam Yun Ru, meninggalkan bunga dan kue untuk ulang tahunnya Yun Ru yang ke-27 tahun.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments