Episode 8:
Sejak saat itu, Xiao Liu tidak pernah mau menemui Jing walaupun dia sebenarnya sangat merindukannya. Walaupun dia tahu kalau Jing sedang menunggunya di sungai dan akan menunggunya seharian di sungai, dia tetap tidak mau datang.
Xiang Liu sudah mendengar kabar bahwa Shi Qi ternyata adalah Tushan Jing. Maka dia langsung mendatangi Xiao Liu untuk mengonfirmasi hal ini, pastinya harus dia lakukan secara paksa dan pakai ancaman karena Xiao Liu terus menghindar dengan bersikap pura-pura bodoh dalam usahanya melindungi Jing.
Begitu Xiao Liu mengonfirmasinya, Xiang Liu langsung memaksanya untuk menyuruh Jing mencarikan obat-obatan yang dia butuhkan untuk mengobati pasukan Chenrong belakangan ini yang terkena wabah miasma.
Kalau Xiao Liu menolak membantu untuk bicara pada Jing, Xiang Liu mengancam akan membantu kakaknya Jing untuk membvnvh Jing. Kenapa dia butuh bantuan Jing?... Soalnya dia sendiri tidak punya uang buat beli obat. (Pfft! Siluman kejam ternyata juga bisa tak berdaya saat berhubungan dengan uang)
Baiklah, demi melindungi Jing, Xiao Liu akhirnya mau tak mau mendatangi Jing yang masih setia menunggu di sungai. Karena Xiao Liu yang bicara, Jing dengan senang hati setuju untuk membantu dan mengiyakan semua yang Xiao Liu katakan. (Pfft! Dia kayak puppy yang menuruti apa pun yang diperintahkan tuannya)
Dia bahkan tidak masalah sama sekali biarpun tidak dibayar. Apa sih yang nggak buat Xiao Liu? Xiao Liu juga tidak perlu mengucap terima kasih padanya.
Sudah selesai? Belum! Untuk sementara waktu sampai obatnya tiba, Xiang Liu menyandera Xiao Liu dan membawanya ke barak pasukan Chenrong dan memerintahkan Xiang Liu untuk memberinya racun.
Tentu saja Xiao Liu sudah menyiapkan racun untuknya, tapi tuh racun malah jadi seperti semacam suplemen vitamin saat diminum Xiang Liu. Sebenarnya Xiao Liu sudah menyiapkan cara lain untuk menaklukkan Xiang Liu, yaitu dengan memakai errr... semacam kunang-kunang yang dia pelihara dengan darahnya dan diberi mantra, yang niatnya mau dia masukkan ke tubuhnya sendiri dan tubuh Xiang Liu.
Satu kunang-kunang sudah masuk ke tubuhnya, tapi yang satunya malah terus berputar-putar nggak jelas dan ujung-ujungnya gagal masuk ke tubuh Xiang Liu, tapi untungnya tidak ketahuan Xiang Liu yang mendadak membuka mata dan Xiao Liu bergegas menyembunyikan serangga itu.
Keesokan harinya, Xiao Liu terbangun oleh suara teriakan para prajurit. Ternyata Xiang Liu sedang melatih mereka dengan giat. Xiao Liu cukup tercengang melihat itu. Biasanya sifat bawaan siluman itu tidak mau dikekang dan sulit diatur. Siapa sangka kalau si Siluman Kepala Sembilan ini malah bersedia melakukan hal-hal yang justru dia benci.
Xiao Liu tidak mengerti kenapa Xiang Liu mau melakukan semua ini demi pasukan Chenrong, toh mereka juga tidak punya negara ataupun rakyat untuk dilindungi. Apa artinya berlatih siang dan malam kalau tidak ada yang perlu dilindungi?
"Kau setiap hari makan dan tidur, apakah itu ada artinya?" debat Xiang Liu.
Xiao Liu menemukan teh yang baunya aneh di mejanya Xiang Liu, tapi dia memutuskan untuk tetap menyeduhnya dan meminumnya, tapi baru setelah itu Xiang Liu memberitahunya bahwa itu adalah kotoran binatang. Wkwkwk! Kurang ajar!
Xiao Liu sontak muntah mendengarnya... dan Xiang Liu yang biasanya berwajah kejam dan dingin, tiba-tiba saja tersenyum tipis melihat kelucuan Xiao Liu. Xiao Liu pun tercengang melihat untuk pertama kalinya Xiao Liu tersenyum tulus.
Namun kemudian mereka diberitahu bahwa ada dua prajurit lagi tewas karena miasma. Korban pun semakin hari semakin bertambah, sedangkan obat yang mereka miliki semakin menipis.
Xiang Liu benar-benar peduli pada semua prajuritnya, tapi dia juga tak berdaya. Dia tidak rela mereka mati karena penyakit. Mereka semua prajurit, jika mereka harus mati, maka seharusnya mereka mati di medan perang.
Xiao Liu jadi prihatin dan akhirnya diam-diam memasukkan beberapa tetes darahnya ke ramuan obat. Namun saat Xiang Liu memergokinya, dia langsung menghentikannya dan memarahinya karena biarpun Xiang Liu menguras habis semua darahnya, dia tetap tidak akan mungkin bisa menolong orang sebanyak ini. (Hmm, jelas dari ucapannya itu bahwa sebenarnya Xiang Liu peduli dan mengkhawatirkan Xiao Liu)
Jing sendiri kesulitan mendapatkan obat sehingga dia harus menggunakan nama keluarga Tushan untuk mendapatkan semua obat yang dibutuhkan, dia bahkan rela barter dengan kristal Guixu yang merupakan kristal yang sangat berharga bagi klan Dewa. Apa saja akan dia lakukan demi Xiao Liu.
Namun dia tidak sadar bahwa perbuatannya itu justru tercium oleh Cang Xuan yang langsung membuat strategi untuk menyergap Xiang Liu saat Xiang Liu mengambil obatnya nanti.
Xiang Liu dan Xiao Liu mendapatkan kabar datangnya obat dari si elang. Mereka pun bergegas pergi ke sungai di mana Jing memberitahu Xiang Liu alamat gudang obat tempat dia menyimpan obatnya.
Dengan itu, Xiao Liu pun dibebaskan. Xiao Liu pun lega. Jing tidak senang melihat Xiao Liu yang tampak jelas begitu peduli pada Xiang Liu, apalagi Xiao Liu masih memperlakukannya dengan begitu formal seolah mereka cuma rekan bisnis.
Namun malam harinya, Xiao Liu mendadak didatangi Xiang Liu yang terluka dan butuh meminum darahnya. Dia tadi disergap, dia tahu kalau Tushan Jing tidak mungkin melakukan itu, tapi dia curiga ada orang di keluarga Tushan yang membocorkan informasi alamat gudang obat.
Dia mengenali kelompok orang yang menyerangnya adalah yang menyerangnya terakhir kali. Ah! Xiao Liu langsung tahu siapa pelakunya. Xuan, bos rumah minum.
Tapi Xiao Liu menyarankannya untuk tidak asal menyerang Xuan, orang ini punya banyak anak buah. Xiao Liu punya cara untuk merampas obatnya tanpa resiko.
Xiang Liu setuju untuk memakai caranya. Mereka pun berpencar. Xiang Liu memancing Xuan keluar rumah untuk bertarung dengannya.
Setelah itu giliran Xiang Liu yang memprovokasi A Nian yang emosian... hingga dia berhasil memancing A Nian ke gang sepi di mana sudah menunggu beberapa anak buah Xiang Liu untuk menculiknya.
Begitu Xiang Liu mendapatkan tanda berhasilnya rencana mereka, dia pun bergegas pergi meninggalkan pertarungan.
Hmm, A Nian ini Tuan Putri Haoling, Xiao Yao juga kan anaknya Raja Haoling, berarti mereka ini seharusnya saudara dong? Sebenarnya mereka lucu juga saat lagi tengkar dengan Xiao Liu menggoda dan memprovokasi A Nian kayak kakak menggodai adiknya yang manja.
Terang saja saat Cang Xuan mendengar A Nian diculik Xiao Liu, dia sontak murka. Dia yang pernah kehilangan adik sepupunya, jelas tidak bisa dan tidak akan membiarkan dirinya kehilangan adiknya yang satu lagi. Dia pun langsung pergi menyelamatkan A Nian sembari bersumpah akan membuat penculik adiknya, membayar perbuatannya. (Ah, seandainya kamu tahu kalau yang menculik adikmu adalah adikmu juga)
Episode 9:
Xiang Liu sebenarnya curiga tentang identitas asli Xuan. Namun dia masih harus mengonfirmasinya lagi. Jika dugaannya tentang identitas asli Xuan benar, maka nyawa Xiang Liu sudah pasti akan berada dalam bahaya.
Xuan sangat melindungi keluarganya, tapi Xiao Liu malah menculik adiknya. Xuan pasti akan membvnvhnya. Namun jangan khawatir, karena Xiang Liu yang melibatkan Xiao Liu dalam perkara ini, dia akan melindungi Xiao Liu, Xiao Liu cuma perlu ikut dengannya. Namun dia menyangkal kalau dia peduli pada Xiao Liu, yang dia pedulikan cuma darahnya Xiao Liu. (Pfft! Iyain aja deh)
Tak lama kemudian, mereka mendapat kabar dari si burung putih gendut bahwa Xuan sudah menyerahkan obatnya ke pasukan Chenrong. Tujuan sudah tercapai, saatnya bagi Xiao Liu untuk memulangkan A Nian dan menolak pergi bersama Xiang Liu.
A Nian cuma berantakan tapi tidak terluka, tapi mulutnya sangat tajam seperti biasanya sampai Xiao Liu jadi kesal dibuatnya sehingga Xiao Liu sengaja mencekokinya dengan sesuatu yang dia klaim sebagai racun dan terus menggodainya sampai A Nian menangis.
Dugaan Xiang Liu benar. Xuan begitu murka pada Xiao Liu hingga dia langsung menggunakan kekuatannya untuk menghajar Xiao Liu. Apalagi saat dia mendengar Xiao Liu memberi A Nian racun dan menolak memberikan penawarnya.
Dia langsung menangkap Xiao Liu dan meny1ks4nya dengan s1ks44n yang sangat pedih. Kedua tangan Xiao Liu diikat dan dimasukkan ke dalam kotak yang penuh dengan belatung mayat yang menggerogoti daging dan tulangnya sedikit demi sedikit.
Xiao Liu begitu kesakitan teramat sangat sehingga satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah mengingat kenangan indah masa lalu untuk mengalihkan pikirannya dari rasa sakitnya.
Namun kenangan indah yang diingatnya adalah kenangan masa lalunya bersama Cang Xuan, kakak sepupunya yang sangat dia sayangi dan sangat menyayanginya.
Aww, Xiao Liu, seandainya kamu tahu kalau kakak sepupumu yang kamu sayangi adalah yang sekarang meny1ks4mu. Kakak yang sekarang lebih menyayangi si putri manja karena Cang Xuan tak ingin lagi kehilangan seorang adik sebagaimana dulu dia kehilangan Xiao Yao.
Tanpa Cang Xuan sadari, diam-diam Xiao Liu mengirim kunang-kunangnya untuk masuk ke tubuh Cang Xuan. Apa efeknya? Entahlah, sejauh ini belum tampak ada efek.
Hmm, tapi benarkah A Nian diracun? Tapi dia kelihatan baik-baik saja, sepertinya dia cuma trauma, tapi tidak tampak diracun.
Saat Jing mendengar tentang Xiao Liu, dia langsung memanggil Xiang Liu untuk menawarkan bisnis dengannya. Bantu dia menyelamatkan Xiao Liu, sebagai imbalannya, Xiang Liu bebas membuka syarat apa pun.
Saat Xiao Liu terbangun, dia mendapati Jing di sisinya dan kedua tangannya diperban, tapi dia tidak merasa sakit berkat obat pereda nyerinya Jing.
Xiao Liu mengenali tempat ini sebagai markasnya Xiang Liu. Jing mengaku kalau dia memang meminta bantuan Xiang Liu untuk menyerang Xuan sehingga dia bisa menyelinap ke penjara untuk menyelamatkan Xiao Liu.
Xiao Liu mengaku bahwa dia sebenarnya berbohong, dia tidak meracuni A Nian, tapi dia meracuni Xuan... errr... bukan, lebih tepatnya, dia memasang teluh pada Xuan.
Ah, jadi kunang-kunang itu bukan serangga biasa. Itu serangga teluh yang dipelihara dengan susah payah oleh Xiao Liu. Yang satu dia pasang ke tubuhnya, yang satunya ke tubuh Xuan.
Dengan koneksi ini, maka setiap kali Xiao Liu merasa kesakitan, maka Xuan juga akan merasakannya. Pfft! Aslinya serangga teluh itu dia targetkan untuk Xiang Liu, tapi akhirnya sekarang malah dia gunakan ke Xuan. Pfft! Dia tidak sadar kalau Xiang Liu mendengar pengakuannya dari atas pohon.
Jing khawatir, takutnya teluh ini berbahaya bagi tubuh Xiao Liu. Namun Xiao Liu bersumpah dengan nyawanya bahwa teluh ini sama sekali tidak berbahaya. Sontak saja Jing langsung menutup mulutnya, tak senang Xiao Liu menggunakan nyawanya untuk sumpah semacam itu.
Sekarang sudah beberapa hari, seharusnya sebentar lagi efek teluhnya akan bekerja. Xiao Liu mau balas dendam dan bertekad untuk membuat Xuan merasakan sakit hebat di tangannya.
Jing berusaha menghentikannya, tapi Xiao Liu benar-benar keras kepala kalau sudah punya tekad bulat. Apalagi Xiao Liu masih memperlakukannya dengan begitu formal dan menolak perhatian lebih darinya.
Terpaksa dia membiarkan Xiao Liu melakukan apa pun keinginannya dengan hanya meninggalkan sebuah Kalsedon Gunung Yu dan Kristal Guixu untuk meredakan sakitnya Xiao Liu. Xiang Liu sinis saat melihat Jing meninggalkan kedua benda itu di depan pintu tanpa berani memberikannya langsung ke Xiao Liu.
Jing santai, dia mengucap terima kasih atas bantuan Xiang Liu. Dia akan segera membawa Xiao Liu pergi bersamanya setelah Xiao Liu pulih nanti. Xiang Liu sinis dan pesimis kalau Jing bisa membawa Xiao Liu pergi, itu pun kalau Xiao Liu mau pergi bersamanya.
Keesokan harinya, Xuan tiba-tiba kesakitan teramat sangat di kedua tangannya tanpa sebab. Pfft! Bahkan tabib pun tidak mengerti dia sakit apa.
Jelas itu karena efek teluhnya yang mulai bekerja. Pada saat yang bersamaan, Xiang Liu pusing mendengar jeritan kesakitan Xiao Liu yang sengaja tidak meminum obat pereda nyerinya biar Xuan merasakan sakitnya.
Parahnya lagi, tangannya mendadak tak sengaja terbentur tiang yang sontak membuatnya tambah nyeri dan jeritannya tambah heboh, dan Xuan juga tambah kesakitan. Untungnya ada kalsedon dan kristalnya Jing yang sangat bermanfaat untuk meredakan sakitnya.
Xiang Liu sebenarnya cemas, tapi ekspresinya seketika berubah dingin saat melihat Xiao Liu memakai kalsedon dan kristalnya Jing. (Hmm, cemburu kah dia?)
Beberapa hari kemudian, tangannya Xiao Liu akhirnya pulih, dan sakitnya Xuan pun akhirnya mereda, namun dia meyakini bahwa ini berkat obatnya tabib. Pengawalnya lalu datang melapor bahwa mereka sudah menemukan keberadaan Xiao Liu. Xuan pun langsung memerintahkan pasukannya untuk bersiap balas dendam.
Xuan pun langsung membawa pasukannya ke sana. Xiao Liu benar-benar mengkhawatirkan Xiang Liu dan setulus hati memintanya untuk kembali dalam keadaan hidup, dan itu sontak membuat Xiang Liu tersenyum tipis.
Xiao Liu menyembunyikan diri di balik sesemakan, menyaksikan pertarungan antar kedua belah pihak sambil bertanya-tanya siapa sebenarnya Xuan sehingga dia bisa memiliki begitu banyak pasukan Klan Dewa.
Pemimpin kedua belah pihak sama-sama kuat. Sementara kedua kubu pasukan saling bertarung, kedua pemimpin mereka pun bertarung berdua. Cemas, Xiao Liu berusaha membantu Xiang Liu dengan cara melukai dirinya sendiri yang otomatis melumpuhkan Cang Xuan sehingga Xiang Liu berhasil melukai Cang Xuan.
Dalam prosesnya, Xuan tak sengaja menjatuhkan aksesoris ekor rubah berekor sembilan yang jatuh ke tangan Xiao Liu. Benda itulah yang akhirnya membuat Xiao Liu tahu kalau Xuan adalah kakaknya, Cang Xuan. Xiao Liu begitu terharu hingga dia berlinang air mata dan seketika mengkhawatirkan nasib Cang Xuan.
Saat Xiang Liu hampir membvnvh Xuan, Xiao Liu sontak pasang badan melindunginya sehingga serangan Xiang Liu justru melukainya. Xuan merasakan sakitnya tapi tercengang menyadari yang terluka justru Xiao Liu.
Xiao Liu cepat-cepat mengembalikan ekor rubah itu dan mendorong Cang Xuan pergi dan berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi Xiang Liu. Xiang Liu begitu murka hingga dia hampir menc3k1knya sampai mati.
Namun kemudian dia mendengar Xiao Liu menyebut 'Gege' karena teringat kenangan indahnya bersama Cang Xuan semasa kecil, dan seketika itu pula amarah Xiang Liu mereda, dan berbaik hati membawa Xiao Liu ke sebuah gua untuk dia obati.
Cang Xuan merasakan semua rasa sakitnya Xiao Liu. Dari sinilah Cang Xuan akhirnya menyadari kalau dia bisa merasakan rasa sakitnya Xiao Liu. Tabibnya pun langsung sadar kalau sakit yang dirasakan Cang Xuan ini pasti karena teluh, karena tidak ada racun yang bisa membuat efek seperti ini, cuma teluh yang bisa.
Cang Xuan jadi semakin curiga dengan Xiao Liu, mengira kalau Xiao Liu menyelamatkannya setelah memberinya teluh karena Xiao Liu punya maksud tertentu padanya.
Dengan menggunakan samaran, Xiang Liu membeli Kalsoden Gunung Yu dan Kristal Guixu untuk menyembuhkan Xiao Liu, padahal dia sendiri sebenarnya juga terluka, dan semakin kelelahan saat berusaha menyalurkan kalsedon dan Kristal Guixu ke tubuh Xiao Liu.
Bersambung ke episode 10
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam