Sinopsis New Life Begins Episode 33

Li Wei sekarang mengubah tatanan rambutnya jadi disanggul ke atas kayak tatanan rambutnya Yuan Ying. Cara kerjanya juga semakin mirip Yuan Ying, maklumlah, namanya juga muridnya Yuan Ying.

Dia bahkan sudah mulai membuat rencana untuk membuka cabang di berbagai wilayah di seluruh negeri. Karena rencana ekspansi ini, pastinya dia butuh lebih banyak pegawai, jadi dia berniat merekrut koki baru.

Dia ingin koki lama dipindahkan ke toko cabang karena koki lama kan sudah mengerti sistem kerja mereka sekaligus agar rasa makanan di toko cabang tidak akan berubah, sedangkan koki baru nantinya akan dia tempatkan di toko utama. 

Tapi masalahnya, tidak mudah menemukan koki yang cocok. Ditengah kegalauan mereka, Yin Han mendadak muncul menawarkan seorang temannya untuk menjadi koki baru. Dia meyakinkan mereka bahwa temannya ini jago memasak. Bahkan sekarang si calon koki baru itu sedang menunjukkan keahliannya di dapur.

Yin Han memang tidak asal bicara, si koki baru ini, biarpun masih muda seumuran Yin Han, tapi dia benar-benar pintar memasak segala macam makanan dari berbagai wilayah sampai membuat semua orang terkagum-kagum. Bukan hanya tampilan makanannya saja yang terlihat sangat menarik, bahkan rasanya pun sangat enak dan autentik.

Li Wei bahkan mengakui kalau masakan khas Jichuan yang dibuatnya sama persis seperti masakan ayahnya. Ah! Yin Han baru ingat untuk memperkenalkan temannya ini, namanya Xiao Yang, dia juga berasal dari Jichuan.

Wah! Li Wei jelas senang bisa bertemu dengan teman sekampung halaman dan langsung mengundangnya untuk ikut makan bersama mereka. Mereka bahkan langsung akrab membicarakan bahan-bahan makanan yang sulit didapatkan di Xinchuan.

Kebetulan Li Wei punya jamur yang sedang dicari-cari oleh Xiao Yang, jadi malam itu juga, dia mengajak Xiao Yang datang ke rumah.

Masalahnya, dia tidak sadar kalau kedatangan Xiao Yang membuat Koki Liu dan asistennya merasa terancam hingga mereka jadi agresif melindungi dapur mereka dari invasi Xiao Yang dan cari-cari segala macam alasan biar Xiao Yang tidak bisa menyentuh segala hal di dapur mereka.

Yin Zheng baru pulang tak lama kemudian tapi malah melihat Li Wei sedang membawa cowok lain melihat-lihat kebun sayurnya. Jelas saja Yin Zheng jadi cemburu, apalagi saat mendengar Xiao Yang berasal dari Jichuan juga.

Errr, dia dengar mereka tadi membicarakan masalah menanam goji berry. Buat apa menanam lagi, bukankah sudah ada dua pot goji berry? Tuh, yang buahnya kecil merah-merah itu kan goji berry.

"Itu cabai rawit," kompak Li Wei dan Xiao Yang. Wkwkwk! Yin Zheng kan jadi malu dan langsung mundur teratur dengan alasan mau mengerjakan pekerjaan lemburnya. 

Tapi Su Shen diam-diam memerintahkan Yu Zhan untuk mengawasi Xiao Yang, dan jadilah Yu Zhan agresif melindungi nyonya-nya dan menghalangi Xiao Yang dekat-dekat dengan Li Wei.

Di tempat lain, Fang Ru datang menemui Hao Jia untuk berpamitan, dia akan pulang ke kampung halamannya di Daichuan. Dia mau pulang bukan karena dia tidak punya tempat tujuan, melainkan karena keluarganya membutuhkannya untuk mengurus belasan tambang milik keluarga mereka.

Jangan Hao Jia mengira kalau Fang Ru tidak bisa mengurus bisnis hanya karena selama ini dia berdiam diri di rumah. Semasa mudanya dulu, Fang Ru adalah seorang gadis yang penuh semangat.

Dia punya beberapa kakak laki-laki, tapi dia tidak akan pernah gentar melawan mereka sampai titik darah penghabisan berani jika kakak-kakaknya menolak membagi rata tambang keluarga mereka secara adil.


Keesokan harinya di restoran, Yin An memberitahu Yin Zheng tentang sepak terjang Yin Jun yang belakangan ini jelas-jelas sedang berusaha menyuap sana-sini untuk mendapatkan dukungan banyak pejabat dan para konglomerat.

Tapi Yin Zheng tetap berpikir positif tentangnya, meyakini kalau Yin Jun memperlakukan semua orang dengan baik. Lagipula, Yin Jun tidak memakai uang negara, jadi tidak masalah. 

Selain itu, dia punya masalah lebih penting untuk dipikirkan sekarang ini... Xiao Yang. Yin Zheng jelas cemburu, apalagi dia memperhatikan selirnya terus menerus memperhatikan Xiao Yang. Pfft! Padahal Li Wei cuma kagum dengan Xiao Yang yang berhasil menarik perhatian para pengunjung wanita dengan cepat.

Li Wei sendiri pun tidak sadar kalau suaminya sedang cemburu karena setiap kali dia melirik ke Yin Zheng, suaminya itu menampilkan senyum yang sangat manis. Dia juga yakin banget kalau Yin Zheng tidak mungkin cemburu karena pastinya dong Yin Zheng tahu kalau Xiao Yang adalah teman dekatnya Yin Han.

Dia sama sekali tidak sadar bahwa setiap kali dia tidak melihat, ekspresi Yin Zheng seketika berubah kesal, yang jelas menunjukkan kalau Yin Zheng tidak tahu apa-apa tentang hubungan Xiao Yang dan Yin Han.

Yin An juga mendadak jadi cemburu cuma gara-gara Xiao Yang senyam-senyum ke Hai Tang, padahal itu cuma senyuman ramah, tapi Yin An merasa terancam, mengira dia punya pesaing sekarang. Siapa sih tuh cowok?

"Namanya Xiao Yang."

"Kambing kecil? (Xiao artinya kecil, Yang artinya kambing). Menurutku kemampuan si kambing ini terlalu hebat, kau harus mengurusnya, olah dia jadi sup kambing."

"Dia koki yang mereka rekrut, aku tidak bisa berbuat apa-apa."

Menurut Yin An, sebaiknya Yin Zheng mulai berhati-hati. Dia sudah menduda, lalu disusul Yin Qi. Kalau Yin Zheng tidak bertindak, takutnya dia bakalan jadi korban berikutnya. Yuan Ying sudah pergi, takutnya Li Wei juga akan menyusul. Yin An lalu bergegas pergi untuk menemui Yin Yan untuk memperingatkannya, takut Yin Yan menyusul cerai juga. Wkwkwk!

Jelas saja peringatan Yin An itu membuat Yin Zheng jadi semakin khawatir. Menyadari kekhawatiran tuannya, Su Shen berusaha meyakinkan Yin Zheng bahwa Li Wei tidak mungkin menyukai Xiao Yang. Biarpun Li Wei dan Xiao Yang punya banyak topik pembicaraan karena mereka sekampung dan Xiao Yang pintar memasak dan punya pengetahuan tentang berkebun, terus kenapa?

Setiap kali melihat Yin Zheng, Li Wei pasti selalu tersenyum lebar sampai lesung pipinya kelihatan. Li Wei tidak pernah bereaksi seperti itu terhadap orang lain. Selain itu, Yin Zheng setampan dan sehebat ini, tidak mungkin dia akan ditelantarkan. Tenang saja.

Err... Tapi kayaknya mereka tidak bisa tenang deh. Tepat saat itu juga, Li Wei malah muncul bersama Xiao Yang dan menyatakan kalau Xiao Yang akan ikut pulang lagi. Sontak saja Yin Zheng dan Su Shen kompak memelototi Xiao Yang dengan ganas.

Padahal Li Wei benar-benar cuma ingin belajar memasak sama Xiao Yang. Masalahnya, bukannya Yin Zheng yang merasa terancam oleh Xiao Yang, Koki Liu dan asistennya juga sama sehingga mereka dengan sengaja menyembunyikan semua peralatan masak.

Su Shen dan kedua pelayannya Li Wei juga kompak melawannya demi tuan muda mereka. Tapi Xiao Yang dengan cepat berhasil mengambil hati semua orang dengan memberi mereka hadiah-hadiah bagus... hadiah-hadiah yang dia sembunyikan di dalam bajunya, yang entah bagaimana caranya bisa muat semua barang-barang itu. Wkwkwk! Ini memang keahliannya orang-orang dari Jichuan, menyembunyikan segala macam barang di dalam baju mereka kayak kantong Doraemon.

Kedua koki dan kedua pelayan sudah dapat hadiah masing-masing, sekarang giliran Su Shen. Tapi Su Shen menolak dikasih secara langsung dan bersikeras mau menggeledah Xiao Yang untuk mencari hadiahnya sendiri.

Tapi Xiao Yang malah berkata kalau dia tidak menyiapkan barang apa pun untuk Su Shen. Pfft! Tapi bukan berarti dia tidak membawa hadiah untuknya. Dia dengar dari Yin Han bahwa Su Shen sangat mengkhawatirkan dan mementingkan kesehatan tuannya lebih dari segalanya. Karena itulah, hadiahnya Xiao Yang untuk Su Shen adalah membantu Su Shen merawat lambungnya Yin Zheng dengan cara memasak makanan yang baik untuk lambung. 

Woah! Su Shen mendadak semangat menyetujuinya... sampai saat dia sadar sedetik kemudian dan sontak berubah pikiran menolak dengan penuh harga diri dan menyatakan bahwa tuannya sudah punya selir yang bisa merawat lambungnya dengan baik. Tuannya sudah sehat berkat selir! Tidak perlu dimasakin orang lain! Xiao Yang tulis resepnya saja, biar Koki Liu yang memasaknya.

Berkat semua hadiah itu, Koki Liu cs akhirnya mengeluarkan semua alat masaknya dan menyerahkannya ke Xiao Yang dengan senang hati.

Yang jadi masalah sekarang adalah Yin Zheng. Dia cemburu berat, ditambah lagi, sekarang semua orang malah suka sama Xiao Yang, termasuk Su Shen. Dia jadi menganggap sikap mereka semua sebagai pengkhianatan terhadapnya. Itu membuatnya jadi ngambek hingga dia menolak makan.

Fokusnya satu-satunya hanya interaksi antara Li Wei dan Xiao Yang yang membuatnya jadi makin kesal hingga dia langsung pergi dan tidak sadar kalau penolakannya membuat Li Wei jadi sedih. Tapi tidak ada seorang pun yang kepikiran kalau Yin Zheng cemburu, Li Wei pun cuma mengira kalau Yin Zheng menolak makan karena masakan ini terlihat tidak enak.

Setelah berusaha menjalin banyak hubungan dengan berbagai pejabat, Yin Jun dan istrinya sekarang sedang menarget dan merayu Yin An, pastinya untuk membuat Yin An berada di pihak mereka. Hmm, mereka berdua benar-benar pasangan ambisius.

Yin An dengan cerdiknya bersikap seolah dia mudah terayu, padahal kemudian dia melaporkan pertemuan mereka tadi ke Yin Zheng. Walaupun Yin Jun sekarang bekerja dengan sangat baik dan tampak tidak melakukan sesuatu yang mencurigakan, tapi aneh saja karena dia bukan hanya mengerjakan urusan Departemen Administrasi, melainkan juga menjalin hubungan dengan para utusan wilayah lain.

Menurut Yin An, jika Yin Jun berniat mau cari masalah, pastinya target utamanya adalah Yin Zheng. Yin An sendiri menyatakan bahwa dia berada di pihak netral, tidak memihak siapa pun. Jadi sebaiknya mereka bekerja sendiri-sendiri saja... tapi ujung-ujungnya dia malah minta ditraktir makan sama Yin Zheng. Wkwkwk! Dasar. 

Yin Zheng yang tak kalah cerdik darinya, santai mengingatkan bahwa sebaiknya mereka makan sendiri-sendiri saja. Takutnya nanti ada orang salah paham sama Yin An, itu tidak bagus.

Tapi baiklah, Yin Zheng memutuskan melunak dan mengajaknya makan. Dia berniat mau makan siang bersama Li Wei juga, tapi Su Shen malah memberitahu bahwa Li Wei tadi pergi ke restoran mencari Xiao Yang. Waduh! Yin An langsung menyeret Yin Zheng pergi ke restoran sekarang juga untuk menyelamatkan selirnya dari si kambing kecil itu.

Di restoran, Li Wei sedang memasak dengan penuh emosi sambil mengutuki Yin Zheng. Sebenarnya masakan yang kemarin itu dia sendiri yang masak, makanya sekarang dia kesal setengah mati sama Yin Zheng.

Yin Zheng tiba di dapur tepat saat Xiao Yang sedang menepuk-nepuk Li Wei dengan senyum lebar. Padahal cuma tepukan penyemangat saja, tapi Yin Zheng salah paham sambil melotot sedih.

Tak lama kemudian, mereka berempat berkumpul di meja makan dengan Xiao Yang duduk di sampingnya Li Wei yang jelas saja membuat Yin Zheng makin cemburu hingga dia langsung menggotong kursinya lalu duduk di tengah mereka berdua sambil melirik Xiao Yang dengan sinis.

Dia juga sengaja menghina semua makanan di meja itu yang jelas saja membuat Li Wei jadi semakin kesal sama dia dan mengusirnya. Bagaimana tidak kesal, semua makanan ini sebenarnya dimasak sendiri sama Li Wei dan bukan Xiao Yang. 

Xiao Yang dan Yin An sampai jadi canggung harus terjebak dalam pertengkaran suami-istri itu. Memahami kecemburuan Yin Zheng, Xiao Yang menyarankan Li Wei untuk menjelaskan segalanya dengan baik pada Yin Zheng di rumah nanti.

Malam itu saat Li Wei sedang mengecek persediaan bahan makanan, Su Shen mendadak muncul dengan heboh memberitahu Li Wei bahwa Yin Zheng sekarat. Waduh! Li Wei sontak lari saking khawatirnya.

Yin Qi berusaha melakukan segala cara untuk mengurus segala keperluan Jing, tapi dia ceroboh banget, bahkan membakar jagung pun tidak benar, setengah sisi gosong, setengah sisi tidak matang.

Saat Jing menyatakan ingin pergi ke Cangchuan, Yin Qi dengan pedenya menyatakan bahwa dia sudah hapal peta jalan menuju ke sana... tapi pada akhirnya mereka malah berakhir di tengah antah berantah. Hadeh! Jing jadi makin kesal sama dia.

Barang-barang yang dia bawa juga tidak ada yang berguna, 3 payung semuanya rusak. Akibatnya mereka jadi harus menggunakan jubahnya Jing untuk berlindung dari hujan.

Setelah hujan usai, dia bersikeras mau membantu Jing mengeringkan jubahnya. Tapi saking cerobohnya, dia malah membuat jubahnya Jing terbakar. Hadeh! Jing benar-benar marah kali ini. Merasa bersalah, Yin Qi pun memutuskan untuk pergi saja biar tidak merepotkan Jing lagi.

Bersambung ke episode 34

Post a Comment

0 Comments