He Ran tidak sempat memperhatikan Xiao Han lebih lama karena ibunya memanggilnya turun saat itu. Sudah ada dua orang lain yang datang untuk merayakan ultahnya, seorang pria muda bernama Han Yu dan bibinya.
Semua orang merayakan ultahnya He Ran dengan gembira, malah yang lagi ultah yang sama sekali tidak bahagia. Pikirannya dipenuhi oleh si tukang kebun tampan yang ada di luar. Padahal mereka sangat dekat tapi He Ran tidak berdaya. He Ran ingin sekali keluar menemuinya, tapi tidak bisa.
Han Yu tampak jelas menyukai He Ran, Ibunya He Ran mengira kalau putrinya juga suka sama Han Yu dan dia setuju-setuju saja mengingat kedua keluarga mereka memang dekat dan dia mempercayai Han Yu.
Tidak ada satu pun yang sadar kalau He Ran sama sekali tidak peduli pada Han Yu. Jelas lah, dibandingkan Xiao Han, Han Yu memang kekanak-kanakan, cerewet dan suka seenaknya, jelas bukan tipe cowok idealnya He Ran.
Malah saat Han Yu mengajaknya untuk nonton konser band-nya di sebuah festival musik, He Ran langsung menyetujuinya hanya supaya dia bisa memanfaatkan itu untuk kabur menemui Xiao Han.
Awalnya dia agak kesulitan, tapi saat pertunjukkan dimulai, akhirnya dia punya kesempatan. Terlebih dulu dia merekam pertunjukkannya Han Yu asal-asalan saja lalu langsung mundur pelan-pelan seolah dia terdorong oleh para penonton lain, dan begitu dia keluar dari kerumunan, dia langsung naik taksi menuju desanya Xiao Han tak peduli biarpun sudah malam.
Salonnya Xiao Han sudah tutup, tapi kucingnya ada di luar, jadi He Ran memutuskan untuk menghabiskan waktu untuk menggambar si kucing.
"Lukisanmu bagus," puji Xiao Han yang ternyata baru pulang. Dia jadi penasaran apa pekerjaan He Ran.
He Ran berbohong bahwa dia guru lukis di studio sekitar sini (dia memang pelukis, tapi bukan guru lukis) dan beralasan kalau dia datang hanya untuk mengembalikan payungnya Xiao Han. Tapi setelah itu dia mendadak canggung tak tahu harus beralasan apa lagi agar bisa tinggal lebih lama.
Dia hampir saja mau beralasan mau cuci rambut lagi, tapi tiba-tiba si wanita cantik yang kemarin muncul membawakan makanan untuk dimakan bersama Xiao Han. Kesal, terpaksa He Ran pamit.
Tapi beberapa langkah kemudian, dia mendadak balik badan, dan mendapati Xiao Han sedang menatapnya tapi buru-buru memalingkan muka (Hmm, Xiao Han memperhatikannya rupanya).
Keesokan harinya, He Ran mengunjungi Han Yu di rumah sakit karena mengalami cedera patah tulang karena terjatuh saat tengah berusaha mencari keberadaan He Ran semalam.
Saat Han Yu menanyakan masalah kaburnya semalam, He Ran santai saja beralasan bahwa kemarin dia beneran serius menonton, tapi kemudian dia terdorong ke belakang oleh para penonton lain, makanya dia langsung pulang duluan saja. Dia bahkan menunjukkan rekaman asal-asalannya kemarin sebagai bukti. Untungnya Han Yu percaya.
Saat hendak pulang, tak sengaja dia melihat Si Gemuk sedang bicara dengan keluarganya Han Yu karena dialah yang kemarin menolong Han Yu. Dia langsung mengejar Si Gemuk, tapi dia tidak langsung membahas Xiao Han, makanya biarpun Si Gemuk sangat cerewet, He Ran jadi cepat bosan dengan percakapan mereka. Tapi begitu Si Gemuk mulai mengungkit nama Xiao Han, He Ran mendadak semangat.
"Begitu membahasnya, kau langsung tertarik."
"Ti-tidak kok. Jangan salah paham. Lagian dia sudah punya pacar."
Hah? Si Gemuk bingung, Xiao Han punya pacar? Cewek yang mana?... Itu tuh, yang ceweknya tinggi, rambutnya keriting dan sosoknya sangat cantik, dan setiap hari dia makan di rumah Xiao Han.
Oooh, Si Gemuk langsung paham siapa wanita yang dia maksud dan langsung meluruskan kesalahpahaman He Ran. Wanita itu adalah A Man, pemilik rumah sekaligus salon butut itu. Salon itu aslinya warisan mendiang Kakeknya A Man.
Xiao Han menyewa rumah itu sekalian menjaga salon itu, jadi pekerjaan utama Xiao Han sebenarnya bukan di salon itu. Siapa juga yang mau datang ke salon butut itu? Palingan cuma mbah-mbah langganan lama atau orang-orang sekitar yang mager jalan jauh.
A Man memang orangnya kurang kerjaan, makanya suka pergi menemui Xiao Han di rumah itu kalau lagi tidak ada kerjaan, tapi mereka tidak ada hubungan spesial apa pun kok. Kalau He Ran mau bertemu Xiao Han, dia bisa mendatangi Danau Pusat, Xiao Han biasanya ada di sana.
Maka keesokan harinya, He Ran pergi ke Danau Pusat dan benar-benar menemukan Xiao Han sedang bekerja jadi tukang kebun di sana (Kalau pakai ikat kepala dan rambut acak-acakan kayak gini, mirip banget sama Dao Ming Tse).
He Ran sontak semangat memayunginya, dan tak mempan diusir sehingga Xiao Han akhirnya hanya menyuruhnya untuk duduk di bangku terdekat dan berjanji akan mendatanginya nanti kalau dia sudah selesai.
He Ran menunggu dengan sabar, dan begitu melihat Xiao Han selesai bekerja, dia langsung gercep membelikannya sebotol air mineral yang kemudian diminum Xiao Han dengan nikmatnya tanpa menyadari dirinya membuat He Ran haus juga (haus sama dia, gitu. Hehe!).
Sebenarnya Xiao Han belum selesai bekerja sih, tapi dia memutuskan menundanya dulu hanya demi He Ran, takut He Ran kepanasan kalau menunggunya terlalu lama (Owww, perhatian banget ya dia sama He Ran).
Mendengar dia mau lanjut kerja lagi besok, He Ran langsung semangat menawarkan diri untuk menemani Xiao Han lagi besok, bisa sekalian sambil bekerja dan membawa muridnya ke sini untuk belajar melukis keindahan tempat ini.
Ngomong-ngomong tentang melukis, He Ran mengklaim bahwa studionya sedang merekrut model dan langsung menawari Xiao Han untuk jadi modelnya, bayarannya lumayan loh, Xiao Han tidak perlu melakukan apa pun, cuma perlu duduk diam dan membiarkan dirinya dilukis.
Xiao Han menolak, tapi He Ran pantang menyerah, bahkan mencoba pakai jurus melas... hingga akhirnya Xiao Han menyerah juga dan menyetujuinya, bahkan bersedia memberikan nomor teleponnya lalu pamit, "sampai jumpa besok... He Ran."
Aww! Dia memanggil nama He Ran. Jelas saja He Ran langsung sumringah dibuatnya. Maka untuk meyakinkan Xiao Han kalau dia beneran guru lukis, dia mendatangi studio tempatnya belajar melukis dulu dan menawarkan diri untuk bekerja jadi guru paruh waktu di sana.
Jadilah Xiao Han benar-benar menjadi model lukis murid-murid di sana, sosoknya yang tampan dan gagah jelas menarik bagi para pelukis itu, mereka bahkan bertanya-tanya apakah Xiao Han juga yang nantinya akan jadi model postur. Model postur tuh harus lepas baju. Pfft!
Kalau yang itu, Xiao Han jelas menolak dan langsung pamit saat itu juga, dia mengaku kalau dia mau pulang ke kampung halamannya.
Saat He Ran kembali ke salon keesokan harinya, dia malah mendapati tempat itu sudah dikosongkan dan dilabeli 'DISEWAKAN'. Loh? Xiao Han beneran pulang kampung? Beberapa berlalu, He Ran rutin kembali ke sana setiap hari, tapi tetap saja Xiao Han belum kembali. He Ran jadi sedih karenanya, apalagi Xiao Han tidak dihubungi sama sekali dan tidak membalas pesannya.
Di sisi lain, kita melihat seperti apa Ibunya He Ran yang tersembunyi dari mata orang luar. He Ran merasa terkekang oleh aturan ibunya yang begitu ketat. Namun sebenarnya, Ibunya He Ran sendiri juga terkekang di dunianya sendiri.
Saat malam tiba, Ibunya He Ran minum-minum sampai mabuk dan menangis diam-diam. Malah sepertinya dia menderita depresi entah karena apa sampai harus mengonsumsi obat-obatan. Hmm, entah apakah He Ran mengetahui rahasia ibunya ini atau tidak.
Suatu hari saat He Ran sedang melamun memikirkan Xiao Han, Han Yu malah mendadak muncul di kamarnya tanpa permisi. Jelas saja He Ran sontak kesal mengusirnya, tapi saat ibunya masuk, dia langsung mengubah sikapnya jadi lebih sopan dan bersedia diajak keluar ke restoran baru keluarganya Han Yu.
Padahal dia cuma memanfaatkan itu untuk kabur ke Desa Xiaozhou, dan akhirnya, hari ini He Ran bisa tersenyum cerah lagi karena melihat Xiao Han kembali. Dia mengaku bahwa dia masih menyewa rumah ini, hanya saja salonnya sudah tutup.
He Ran melihat ada lukisan Bunga Gerrbera terpajang di dinding, jelas dia mengenali lukisan itu dan jadi penasaran apakah lukisan ini penting artinya bagi Xiao Han. Xiao Han mengaku bahwa dia hanya asal membelinya dulu.
"Apa kau menyukai Bunga Gerbera? Aku mengenal orang yang melukisnya. Apa kau tahu apa bahasa bunga dari Bunga Gerbera? Tidak takut akan kesulitan. Kejar kehidupan yang kau inginkan," ujar He Ran yang jelas tengah mengungkapkan keinginan hatinya.
Ucapannya itu tampaknya membuat Xiao Han penasaran dengannya. Tapi pikirannya dengan cepat teralih saat Si Gemuk memanggil Xiao Han karena ternyata hari ini kedua pria itu mau makan bersama.
He Ran langsung memberi isyarat agar Xiao Han mengajaknya dan untungnya Xiao Han memahaminya dan akhirnya mengajaknya ikut.
Yang tak disangkanya, ternyata ini bukan makan malam biasa, melainkan kejutan ultah untuk Xiao Han. A Man juga ada di sana dan langsung penasaran melihat He Ran yang sering datang kemari, apa He Ran menyukai Xiao Han?
Yang ulang tahun tetap cuek seperti biasanya dan langsung menghindar dari semua orang dengan duduk sendirian di meja kosong. Dia menyuruh He Ran untuk duduk di mana saja, jadi He Ran langsung saja duduk semeja dengannya.
"Xiao Han, selamat ulang tahun," ucap He Ran. "Aku tidak tahu kalau hari ini kau ulang tahun, jadi aku tidak menyiapkan apa pun. Kalau ada barang yang kau sukai, katakan saja padaku. Aku akan memberikannya padamu."
Yang tak disangkanya, Xiao Han cuma ingin dia menggambar Raja Kera (Sun Go Kong) dan menghadiahkan itu untuknya. Baiklah, He Ran langsung menyetujuinya.
Setelah itu Xiao Han lebih banyak diam seperti biasanya, duduk melamun menatap ke arah lain sambil menghabiskan beberapa botol bir, entah apa yang dia pikirkan. Hmm, apakah dia sedih? Sepertinya dia sedih, tapi entah sedih karena apa. He Ran pun setia menemaninya dalam diam sembari menatapnya dengan terpesona.
Tak lama kemudian, semua orang akhirnya pulang. Tapi... sekarang sudah larut malam, He Ran langsung memberi isyarat pada Xiao Han untuk membiarkannya menginap bersamanya malam ini. Sebenarnya dia sudah bolak-balik ditelepon Bibi pembantunya, tapi dia sengaja mengabaikannya.
Bahkan Si Gemuk pun mendukung mereka dan mengisyaratkan pada Xiao Han untuk memberi tumpangan menginap untuk He Ran malam ini. Jadi bagaimana? Maukah Xiao Han menerimanya malam ini?
Xiao Han memberitahu bahwa di rumahnya ada tikus, He Ran tidak takut? He Ran menyangkal, tentu saja tidak, takut apa? Lagian kan di rumah Xiao Han ada kucing, jadi apa yang harus ditakutkan?
"Gadis kecil," goda Xiao Han.
"Aku bukan gadis kecil... aku umur 25 tahun ini." (Hmm, benarkah?)
Baiklah, Xiao Han pun menuntun jalan. Tapi bukan ke rumahnya, melainkan ke sebuah hotel. Bukan, bukan mau macem-macemin He Ran kok, Xiao Han cuma menitipkannya di hotel ini malam ini. Pfft! He Ran jelas kecewa menyadari mereka tidak akan menginap bersama.
Tapi He Ran cepat akrab sama pemilik hotel yang bernama Xiao Li, malah dari dialah, He Ran mengetahui bahwa hampir semua wanita di desa ini naksir sama Xiao Han. Tapi tak peduli secantik apa pun wanita yang mendekatinya, Xiao Han selalu mengabaikan mereka.
Namun terkait hidup Xiao Han sebelum datang ke desa ini, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Hmm, berarti He Ran cukup istimewa. Malah baru kali ini Xiao Li melihat Xiao Han begitu perhatian menitipkan seorang gadis ke hotelnya ini.
Keesokan harinya, He Ran sudah menyelesaikan gambar Raja Keranya dan menghadiahkannya ke Xiao Han. Sebagai balasannya, Xiao Han bersedia menuruti permintaan He Ran yang ingin dimasakin sama dia.
He Ran ingin memberi lukisan lain untuk Xiao Han, lukisan potretnya Xiao Han. Xiao Han menolak, tapi He Ran tidak terima penolakan dan langsung saja mendorong Xiao Han untuk duduk diam berpose, sementara dia mulai melukis Xiao Han.
Saat dia fokus melukis, Xiao Han diam-diam meliriknya. Jelas-jelas dia tertarik pada He Ran, tapi masih ragu. Tak lama kemudian, lukisan potretnya akhirnya jadi dan Xiao Han langsung memujinya cukup bagus.
"Kau memuji lukisanku atau aku?" tanya He Ran.
"Memujimu. Apa aku perlu mentraktirmu lagi?"
"Tidak perlu. Tapi, bisakah kau menjadi model untukku sekali lagi? Mungkin aku bisa melukis yang lebih bagus lagi."
"Kau datang berkali-kali ke tempatku hanya untuk ini?"
Mendengar itu, He Ran tiba-tiba saja mendorong Xiao Han dan akhirnya terus terang mengakui kalau dia suka sama Xiao Han, "bagaimana kalau kita pacaran?"
Dia bahkan mengecup singkat bibir Xiao Han, tapi dia terlalu malu dan akhirnya meminta Xiao Han untuk menciumnya duluan. Sikapnya jelas membuat Xiao Han jadi curiga kalau ini pasti pertama kalinya bagi He Ran.
Malu dan canggung, He Ran dengan gugup menyangkal. Xiao Han jelas tak percaya, wajah He Ran jelas-jelas tersipu malu dan memerah, He Ran ngotot menyangkal.
"Aku sudah lama menyadari setiap kali aku menyentuh telingamu (saat mengeramasinya), kau akan gugup," ujar Xiao Han.
"Aku tidak gugup!"
Xiao Han jelas tidak ingin memaksakan dirinya pada He Ran biarpun He Ran sendiri yang mau, jadi dia menawarkan diri untuk mengantarkan He Ran pulang saja.
He Ran menolak, dia bisa pulang sendiri, tapi besok dia akan datang lagi. Dia langsung lari keluar dengan tersipu malu tapi lega juga akhirnya bisa mengungkapkan perasaannya pada Xiao Han
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam