Recap New Life Begins Episode 13

Selama beberapa hari berikutnya, Yuan Ying sibuk wara-wiri antara jadi gurunya Li Wei dan penasihatnya Yin Zheng. Dia benar-benar sangat tegas dan disiplin, tapi tidak kejam. Ya, bisa dibilang, dia adalah guru sekaligus ibu sekaligus bos bagi mereka berdua.

Biarpun dia menyatakan diri sebagai sekretarisnya Yin Zheng, tapi nyatanya dia lebih mendominasi dibanding Yin Zheng sampai Yin Zheng mau tak mau harus nurut sama dia dan bukan sebaliknya. Padahal Yin Zheng tuan rumahnya, tapi malah Yuan Ying yang sekarang lebih terasa seperti bos rumah itu.

Saat Yin Zheng ingin menemui Li Wei, Yuan Ying tegas melarang dan mengingatkan Yin Zheng untuk fokus dulu pada tujuan utama mereka, cinta belakangan kalau segalanya sudah beres.

Jari-jarinya lincah dan gesit banget saat menghitung pembukuan pakai sempoa dan hasil hitungannya tidak meleset sama sekali. Keren! Li Wei mengakui kalau dia kagum. Sayangnya, Yuan Ying juga tegas melarang Li Wei untuk tidak makan larut malam demi kesehatan. 

Aww, kasihan Li Wei si tukang makan jadi harus menahan lapar tengah malam sekarang. Errr... tapi aturan ini berlaku untuk semua orang sih, bukan cuma Li Wei, bahkan Baifu pun dilarang makan tengah malam.

Yuan Ying begitu mendominasi sampai-sampai tidak ada seorang pun yang berani makan sebelum Yuan Ying mengizinkan mereka makan. Bahkan Yin Zheng saja tidak berani makan duluan sebelum Yuan Ying mengangkat sumpitnya padahal dia tuan rumahnya yang seharusnya memulai makan duluan.

Hari itu, Hao Jia datang mengunjungi Li Wei dan mereka membicarakan tentang Yuan Ying. Terlepas dari sikap Yuan Ying yang begitu tegas, tapi Li Wei sadar kalau Yuan Ying melakukan itu demi kebaikannya, agar dia segera bisa mengurus urusan rumah tangga.

Li Wei sebenarnya sangat kagum pada Yuan Ying sekaligus kasihan juga padanya. Seandainya tradisi Xinchuan tidak begitu kuno mengurung wanita di rumah, maka wanita seperti Yuan Ying pasti sudah memiliki bisnis sendiri di luar.

Yu Ping, pelayan pribadinya Li Wei memergoki pelayannya Yuan Ying menguping percakapan Li Wei. Sontak saja kedua pelayan langsung heboh berdebat dan saling menghujat gara-gara pelayannya Yuan Ying salah paham mengira Li Wei sedang menjelek-jelekkan Yuan Ying.

Namun alih-alih marah pada Li Wei, Yuan Ying malah tidak suka dengan sikap emosional pelayannya ini dan langsung mengomelinya habis-habisan. Dia mengerti niat baik si pelayan padanya, tapi sikapnya ini bisa membuat hubungannya dengan yang lain jadi canggung dan sudah pasti akan memengaruhi kerja sama mereka.

Li Wei sendiri merasa bersalah karena menggosipkan Yuan Ying, dan jadilah mereka semua saling meminta maaf pada satu sama lain, dan berkat itu, hubungan Yuan Ying dan Li Wei jadi semakin dekat dan akrab.

Yuan Ying bahkan mulai agak melunak pada Li Wei. Saat Li Wei kelaparan dan kecapekan setelah mengerjakan ujiannya, dia langsung merengek membujuk Yuan Ying dengan sikap imutnya sampai akhirnya Yuan Ying luluh dan mengizinkannya pergi makan sebentar walaupun Li Wei cuma berhasil menjawab lima soal.

Dalam rapat pemerintahan, Yin Zheng mencoba mengajukan usulan tentang rencana pelunasan hutang, yaitu dengan cara mengembangkan perdagangan (sesuai sarannya Yuan Ying). 

Para menteri dan Putra Mahkota sontak kompak tidak menyetujuinya karena mereka semua, bisa dibilang, masih berpikiran kuno dan lebih mengedepankan sektor pertanian daripada perdagangan. 

Yin Jun bahkan langsung sinis menghina Yin Zheng karena ide itu pasti dia dapat dari istri barunya. Tapi untungnya Tuan Besar tampak suka dengan ide itu, jadi dia langsung memerintahkan Yin Zheng untuk membuat proposal.

Yuan Ying bisa menebak dengan tepat kalau pengajuan idenya Yin Zheng tadi pasti mendapat tentangan banyak orang. Dia mencoba menyarankan cara-cara untuk membalas sindiran orang-orang terhadapnya, tapi Yin Zheng malah melawannya saking percaya dirinya kalau dia bisa mengatasi masalah sendiri. Yin Zheng bahkan berusaha meyakinkannya untuk mempercayainya.

Yuan Ying jelas tidak senang, seharusnya Yin Zheng intropeksi diri biar Yin Zheng sadar tentang kenapa dia belum bisa mempercayai Yin Zheng. Li Wei saja lebih bisa diandalkan dibanding Yin Zheng. Karena itulah, dia jadi lebih tegas pada Yin Zheng dengan melarang Yin Zheng makan sebelum Yin Zheng selesai membaca laporannya. (Kayak ibu yang lagi menghukum anaknya aja)

Gara-gara itu, Yin Zheng si tuan rumah malah jadi kayak maling di rumahnya sendiri. Dia menyelinap masuk dapur tengah malam hanya untuk mendapatkan sedikit makanan yang tersisa dan tak sengaja bertemu Li Wei yang sudah duluan di sana.

Sayangnya sudah tidak banyak makanan tersisa dan hanya ada sepiring roti mantau. Yin Zheng si tukang pilih-pilih makanan, jelas tidak suka sama roti kukus tawar itu, tidak enak. Jangan khawatir, Li Wei punya ide untuk membuatnya lebih enak, ditambahi madu. Memang jadi lebih enak, Yin Zheng suka.

"Sudah kubilang, kan. Hanya ini madu yang tersisa. Tidak akan kubagi jika (kau) orang lain," ujar Li Wei.

Oww, ucapannya sontak membuat Yin Zheng bergerak mendekat, tapi Li Wei dengan cepat mencegahnya dan memperingatkannya untuk tidak bersikap menggodanya. Dia cuma mengasihani Yin Zheng yang sama-sama kelaparan. Aww, Yi. Zheng sontak bergerak menjauh dengan kecewa.

Yin Zheng penasaran apakah Li Wei masih ingin pergi. Tentang itu, Li Wei masih belum membuat keputusan. Tapi yang pasti, untuk sementara waktu sampai Yuan Ying pergi nanti, dia ingin mereka menjalani kehidupan masing-masing dulu. Masalah yang itu dipikirkan nanti saja.

Tiba-tiba pintu terbuka, mereka sontak panik menyembunyikan diri. Apalagi yang masuk ternyata Yuan Ying. Sebenarnya Yuan Ying langsung sadar kalau mereka berdua sedang bersembunyi berdua. Makanya dia langsung pergi meninggalkan mereka berduaan.

Yin Zheng melihatnya pergi, tapi saat Li Wei tanya, Yin Zheng dengan cerdiknya mengklaim kalau Yuan Ying belum pergi biar dia ada alasan untuk nempel lebih lama ke Li Wei. Pfft! Dan Li Wei dengan polosnya percaya-percaya saja padanya.

Tuan Besar menyetujui idenya Yin Zheng untuk mengembangkan sektor perdagangan dan bisnis dengan cara membuka pasar malam dan menugaskan Yin Zheng untuk mengurusi proyek itu.

Tuan Besar juga menyetujui permintaan Yin Zheng untuk menjadikan Yin An sebagai pembimbing proyek ini karena Yin An adalah seorang pebisnis dan memiliki beberapa bisnis di luar istana, jadi dia punya banyak pengalaman dan ilmu yang pastinya akan sangat berguna dalam proyek ini.

Yin An yang sudah sangat putus asa ingin kembali ke kediamannya di luar istana, jelas langsung setuju dan senang banget saat Tuan Besar memberi izin, ini kesempatan emas baginya untuk keluar istana.

Yin Zheng lalu membawa Li Wei jalan-jalan di pasar sekaligus untuk melakukan inspeksi pasar sebelum dibukanya pasar malam. Tapi tiba-tiba Putra Mahkota muncul dan langsung sinis menyindir Yin Zheng, bahkan menuduh Yin Zheng melakukan semua ini untuk melawannya, menuduh Yin Zheng sombong dan merasa dirinya sudah jadi tokoh hebat hanya karena sekarang dia menikahi Tuan Putri Jinchuan.

Yin Zheng tidak berani melawan kakaknya, tapi Li Wei dengan penuh keberanian mendebatnya, "seorang tokoh hebat atau bukan itu tergantung pada kemampuan memakmurkan rakyat. Apa kaitannya dengan pernikahan? Orang dengan niat mulia, meski telahir di tempat yang tidak layak, tetap akan bisa sukses."

Putra Mahkota jadi semakin sinis mendengarnya dan memperingatkan Yin Zheng bahwa jika sampai terjadi kesalahan pada proyek ini, maka Yin Zheng-lah yang akan menanggung akibatnya. Dia akhirnya pergi juga dan Yin Zheng sontak menyatakan kekagumannya akan keberanian Li Wei.

"Siapa suruh dia menindasmu. Untung saja Guru Yuan Ying menyuruhku membaca banyak buku. Jika tidak, aku tidak bisa berbicara bijak seperti ini. Kau jauh lebih baik darinya."

Duh! Yin Zheng jadi malu mendengar pujiannya. Tiba-tiba mereka mendengar seorang pedagang menjajakan kepiting jualannya. Li Wei kepingin, Yin Zheng pun dengan senang hati membelikannya sekeranjang buat semua orang serumah.

Hari sudah petang saat akhirnya kereta kuda mereka tiba di depan rumah, tapi tidak ada satu pun di antara mereka berdua yang ingin turun. Pfft! Kasihan Su Shen sudah menunggu dengan kebingungan. Bilangnya sih tidak mau turun karena takut menghadapi Yuan Ying yang sangat tegas dan disiplin itu, tapi... kayaknya mereka cuma ingin berduaan lebih lama deh. Hehe.

Tapi akhirnya tak lama kemudian, semua orang berkumpul di meja makan, memakan kepiting yang mereka beli tadi. Li Wei dan Song Wu makan dengan lahap, sedangkan Yuan Ying sedari tadi malah sibuk sendiri membaca buku. 

Yin Zheng dengan penuh ketelatenan mengupaskan daging kepiting satu demi satu untuk Li Wei, tapi Li Wei lebih suka menggigitnya langsung, jadi dia meminta Yin Zheng untuk memberikan itu pada Yuan Ying saja. Yuan Ying sampai tercengang mendengar perhatian Li Wei padanya.

Mengingat wilayah Jinchuan dekat laut, Yin Zheng yakin kalau Yuan Ying pasti sering makan kepiting. Yuan Ying seketika berubah senduh teringat bagaimana semasa kecil dia suka sekali makan kepiting. Ayah dan ibunya biasanya sangat disiplin padanya, namun dalam hal makan kepiting, mereka cukup berbaik hati dengan memberikan kepiting mereka padanya.

Tapi... Yuan Ying tetap tegas pada semua orang dengan melarang mereka untuk makan kepiting terlalu banyak karena kepiting itu jenis makanan yang bersifat dingin. Sakit lambungnya Yin Zheng bisa saja kambuh kalau dia makan banyak kepiting. 

Li Wei juga tidak boleh makan kebanyakan untuk mencegah orang lain mengetahui makanan kesukaannya, karena itu bisa saja disalahgunakan untuk menyerangnya. Song Wu juga dilarang makan banyak-banyak... tanpa alasan apa pun. Pfft!

Intinya, mereka harus bisa mengontrol diri. Mereka makan untuk bertahan hidup, dan bukannya bertahan hidup untuk makan. Hanya dengan mengendalikan diri sendiri, mereka akan bisa melatih mental mereka. Hadeh! Semua orang jadi tegang dibuatnya, dan hanya setelah dia pergi, semua orang jadi bisa bernapas lega.

Yuan Ying bekerja keras merencanakan setiap detil pesta peresmian kediaman sembari mengajari Li Wei agar kelak Li Wei bisa melakukannya sendiri setelah dia menjadi Nyonya.

Tapi sayangnya, Putra Mahkota yang licik itu tidak sudi menghadiri pesta itu dan dengan sengaja mengumumkan bahwa dia tidak akan menghadiri pesta itu. Jadilah tidak ada seorang pun yang berani hadir karena tidak berani menentang Putra Mahkota.

Para tuan muda tidak ada yang berani hadir dan melarang keluarga masing-masing untuk hadir juga. Yin An melarang istri dan para selirnya hadir, padahal Hai Tang dan para selir sudah antusias banget ingin keluar rumah. 

Yin Qi juga melarang Shangguan Jing, Jing sebenarnya kesal banget sama Yin Qi, tapi Yin Qi dengan manisnya berkata kalau dia melarang Jing demi keselamatan Jing sendiri. Jing merasa tersentuh mendengarnya.

Pasangan introvert kita, Si Si dan suaminya - Yin Yan, galau antara harus hadir atau tidak. Si Si menyarankan agar Yin Yan lebih baik tidak usah hadir biar tidak bermasalah dengan Putra Mahkota. Tapi Si Si merasa kalau dia lebih baik hadir, mengingat Li Wei selama ini sangat baik padanya. 

Tapi Yin Yan tidak setuju kalau Si Si harus pergi sendirian, apalagi harus bersosialisasi dengan banyak orang. Si Si punya solusi lain, bagaimana kalau mereka tidak usah hadir saja dan cukup mengirimkan hadiah? Yin Yan setuju.

Sementara itu di kediaman Putra Mahkota, Hao Jia juga galau, jelas dia juga dilarang hadir, tapi kemudian dia menguping percakapan sinis Yin Song yang senang banget dengan rencananya membuli Yin Zheng dengan membuat semua orang tidak hadir di pesta itu.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments