Sinopsis Leh Ratree Episode 1 - Part 2

 Sinopsis Leh Ratree Episode 1 - 2



Kate tiba-tiba menyela rapat dan menuntut agar syuting segera dimulai karena dia ada ujian besok pagi. Dengan penuh keberanian dia menyarankan agar mereka syuting dengan produk yang ada sekarang saja, lagipula produk yang hilang dengan produk pengganti itu kan berasal dari satu brand yang sama.

Pattapon dibangunkan salah satu staf dan langsung menyusul Kate ke ruang rapat dengan panik. Dia menyuruh Kate untuk kembali belajar lagi dan tidak menganggu rapat staf. Tapi Kate bersikeras ingin membantu memberi masukan agar syuting cepat selesai. 

Dan dia malah membuat keadaan makin tegang dengan menyindir Sake... "Kalau pria ini punya simpati pada orang lain maka segalanya pasti akan berjalan lebih mudah."

Saat Pa melabrak ketidaksopanannya, Kate tetap tak gentar karena dia merasa semua yang diucapkannya adalah kebenaran. Lagipula daripada membuang-buang waktu tanpa melakukan apapun, bukankah lebih baik memulai syuting dengan produk yang ada sekarang saja.

"Semua orang di sini sudah menunggu sejak siang, setiap orang punya tugas dan keluarga yang harus mereka urus. Jadi tolong bersimpatilah dengan kami" pinta Kate.


Tapi permintaan Kate itu malah membuat Sake makin marah dan menyatakan bahwa jika produk itu tidak sampai ketemu maka syuting batal, kontrak batal dan itu artinya pekerjaan Kate pun batal.

Pattapon langsung mengejar Sake dan berusaha memohon maaf atas kesalahan putrinya, tapi Sake terlalu marah pada Kate hingga dia tidak mau terima permintaan maaf Pattapon dan mengancamnya untuk berhenti bicara atau dia akan memecat Pattapon.

Tentu saja Pattapon stres mendengarnya karena dia benar-benar membutuhkan uang itu untuk judi, tapi dia berkata pada Kate kalau dia membutuhkan uangnya untuk melakukan tugas.


Tak enak pada ayahnya, Kate langsung pergi mengejar Sake yang saat itu hendak pergi dengan mobilnya. Kate berusaha meminta maaf tapi Sake mengklaim kalau maafnya sudah terlalu terlambat sekarang (hmm... tapi kayaknya dia sudah tidak terlalu marah deh, lah buktinya dia senyum tuh walaupun masih pura-pura marah).


Kate terus berusaha memohon dan menjelaskan bahwa pekerjaan ini sangat penting untuknya. Sake ragu dan berpikir sejenak, tapi kemudian dia langsung masuk mobil dan pergi mengacuhkan Kate.

Tapi Kate tidak mau menyerah begitu saja dan langsung mengejar mobilnya bahkan sekalipun dia harus melakukannya dengan memakai sepatu high heels, dia terus berusaha memohon maaf dan meminta Sake untuk memberinya kesempatan kedua. Padahal didalam mobil, Sake senyam-senyum geli.

Kate terus berusaha berlari sampai akhirnya dia tersandung dan terjatuh. Cemas, Sake langsung menghentikan mobilnya dan keluar untuk menolong Kate.

Tapi Kate menolak bantuannya dan langsung bangun sendiri sambil terus berusaha meminta maaf dan memohon agar Sake melanjutkan pekerjaan ini.


Sake memperingatkannya untuk tidak lagi berlagak sok pintar apalagi bersikap kelewat batas seperti tadi. Dia hendak mengatakan sesuatu lagi tapi Kate langsung menyelanya saat itu juga, mengiyakan peringatan Sake dan langsung berceloteh panjang lebar tentang manusia yang harus saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat dan lain sebagainya.

Capek mendengarkan omelan Kate, Sake langsung menyumpal mulut Kate dengan pulpen dan memerintahkan Kate untuk tidak melepas pulpen itu dari mulutnya agar dia tidak mengoceh terus. Sake akhirnya mengalah dan menyuruh para staf untuk kembali bekerja.

"Tapi aku punya satu syarat" ujar Sake sambil diam-diam tersenyum geli, tapi begitu berpaling kembali ke Kate dia langsung pasang tampang serius dan berkata "Syaratnya adalah kau harus memegang pulpen itu didalam mulutmu selama 2 jam"

Belum puas menghukum Kate dengan menyumpal mulut Kate selama 2 jam dengan pulpen, Sake juga memerintahkan Kate untuk berdiri dengan satu kaki dan kedua tangan terentang.

Kate dengan polosnya mematuhi semua perintahnya dan Sake tampak sangat senang. Seorang staf menawarkan diri untuk mengawasi Kate selama 2 jam.


Kejadian ini tampaknya benar-benar menghibur Sake hingga senyumnya mengembang sangat lebar. Dia tidak sadar dengan senyumnya sendiri,  tapi Pa menyadari sesuatu yang aneh dari ekspresi Sake... "Sudah cukup lama aku tidak melihatmu tertawa seperti ini"

Mendengar itu, Sake kontan cepat-cepat menghapus senyumannya dan pasang tampang seriusnya lagi dan memerintahkan supirnya untuk pergi.


Begitu Sake pergi, si staf langsung menyuruh Kate untuk berhenti. Tapi Kate malah tidak mau, dengan naifnya dia bertekad untuk memenuhi janjinya dan nyerocos panjang lebar tentang janji yang harus dipenuhi dan lain sebagainya.

Si staf capek sendiri mendengar omelan Kate dan langsung menyumpal mulutnya dengan pulpen lagi lalu pergi meninggalkannya.


Dalam perjalanan, Sake tidak mendengarkan omongan Pa gara-gara pikirannya melayang memikirkan Kate terus. Tampaknya dia mulai cemas dan langsung menyuruh supir untuk balik arah.

Pa heran dan langsung menggoda Sake, apa dia mau kembali untuk melihat gadis itu. Sake menyangkalnya dan bersikeras kalau dia mau kembali ke lokasi syuting.


Saat mereka kembali, Pa sungguh tak menyangka kalau Kate ternyata benar-benar memenuhi janjinya. Sepertinya Sake sengaja menyuruh supir untuk menyetir ke arah Kate untuk menyudahi hukuman Kate dan menyuruh staf untuk kembali bekerja sekarang. Dan tepat saat itu juga, akhirnya seseorang menemukan produk yang hilang itu.


"Terima kasih Khun Sake, aku tahu kalau kau bukan orang yang kejam" ujar Kate senang lalu cepat-cepat berlari menyusul para staf.

Tapi baru beberapa langkah, dia ingat untuk mengembalikan pulpennya Sake lalu kembali ke lokasi syuting.


Syuting akhirnya dimulai (aku sebenarnya bingung ini syuting iklan apa yah, kok kayaknya Kate cuma diem pasang tampang cantik di kamera doang, wkwwk!).

Sake yang mengawasi jalannya syuting, tanpak begitu terpesona hingga senyumnya mengembang lebar melihat wajah cantik Kate di layar. Dan dia baru menyadari keanehan ekspresinya sendiri saat menyadari Pa sedang menatapnya.


Keesokan harinya, Pu sedang sarapan sambil bercanda tawa dengan ibunya saat bosnya menelepon dan memberitahu Pu untuk pergi menemui klien jam 10. Dan klien baru yang minta bertemu sepagi itu adalah Pakinee Suttagarn dan Pu diminta untuk datang ke Empire.

Mengira kalau si klien baru itu hanya seorang putri keluarga kaya yang sombong dan manja, Pu bertanya apakah dia boleh menolak pekerjaan ini.

Tapi si bos bersikeras memaksa Pu karena ini proyek besar dan hanya Pu yang bisa menanganinya, dia juga memperingatkan Pu untuk menjaga temperamennya dan bersabar dalam menghadapi Pa.


Pu akhirnya datang ke Empire tepat waktu tapi setibanya di sana, Pa ternyata belum datang dan dia diminta menunggu.

Terpaksalah Pu akhirnya menunggu... menunggu... dan terus menunggu. Tapi bahkan sampai jam 10.30, Pa masih saja belum datang dan Pu lama-lama mulai kesal.

Dia tidak tahu kalau Pa sebenarnya tidak berniat telat. Dia sedang yoga di gym. Entah apakah karena ruangannya remang-remang, Pa jadi tidak sadar kalau jam dinding gym mati dan dia mengira kalau saat itu masih jam 8.

Dan dia baru sadar beberapa saat kemudian setelah merasa aneh sendiri melihat jamnya masih 8 terus sedari tadi. Dia langsung mengecek jam di hapenya dan langsung keluar dengan panik.


Satu jam sudah berlalu dan Pa masih saja belum muncul. Tidak tahan lagi, Pu langsung menanyakan keberadaan Pa pada sekreatarisnya. Si sekretaris dengan canggung memberitahu Pu kalau Pa saat ini sedang di gym.

Pu tak percaya mendengarnya dan langsung menelepon bosnya untuk menolak pekerjaan ini.

"Ada apa dengan Khun Pakinee mu itu? Apa kau tidak tahu kalau dia masih belum datang sampai sekarang? Kukira membuat janji sepagi itu sudah cukup buruk dan parahnya lagi, dia malah terlambat! Dan kau kenapa dia telat? Dia ada di gym, di gym! Entah apakah dia itu gendut atau selulitnya keluar semua hingga dia harus nge-gym sepagi ini!..."

Dia tidak sadar bahwa selama dia ngomel-ngomel pada bosnya, Pa sebenarnya sudah ada di belakangnya dan tersinggung dengan kata-kata kasarnya.

"Terserah! Pokoknya aku tidak mau bekerja dengan wanita ini, mengerti?"

"Oke, aku juga tidak mau bekerja dengan orang bermulut kotor sepertimu" balas Pa.


Dan bahkan setelah akhirnya kliennya itu muncul, Pu malah sengaja menyindirnya lalu pergi. Kesal dan bingung dengan sikap Pu, Pa langsung mengejarnya sambil ngomel-ngomel kesal atas sikap kurang ajar Pu yang berani menghinanya di kantornya sendiri.

"Memangnya apa yang akan kau lakukan padaku? Atau kau ingin meminta maaf?"

"Kenapa juga aku harus meminta maaf? Seharusnya kau yang minta maaf padaku karena menggosipkanku tanpa menanyakan alasan keterlambatanku"

"Aku tidak perlu bertanya, aku sudah bertanya pada sekretarismu dan dia bilang kalau kau sedang membakar lemak"

"Maaf, apa kau buta? Apa orang sepertiku butuh membakar lemak? Sebelum kau menuduh orang, seharusnya kau menanyakan alasan mereka terlebih dulu. Aku terlambat karena jamku mati"

"Apa kau tidak punya akal? Seharusnya kau sadar berapa lama kau berolahraga"

Pa menuduh Pu lah yang tidak punya akal, buktinya dia memperlakukan kliennya dengan buruk padahal seharusnya dia memperlakukan kliennya bagai dewa. Pa yakin kalau Pu pasti pegawai rendahan makanya dia tidak sopan dan tidak peduli dengan reputasi perusahaannya.


Pu mengoreksi, dia tahu bagaimana harus mengurus kliennya. Dan dia adalah seorang arsitek, jadi dia punya hak untuk memilih kliennya sendiri. Dan dia sama sekali tidak bisa melihat apa untungnya jika perusahaannya bekerja bersama orang seperti Pa.

"Hei, perusahaanmu lah yang reputasinya akan hancur karena memiliki pegawai bermulut kotor sepertimu!"

Dengan senyum geli, Pu mengakui kalau dia memang bermulut kotor lalu memberitahu Pa "Apa kau tahu, selama kau marah dan menghinaku tadi, kau... lupa meratakan perutmu" ujar Pu sambil menunjuk preut Pa yang menonjol keluar.

Pa malu banget sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Apalagi salah satu pegawainya juga mendengar ucapan Pu.


Di istana Suttagarn, Id baru bangun dan mendapati buket bunga besar dan sebuah pesan romantis dari Sake. Tentu saja Id senang dan langsung pergi ke kantornya Sake untuk memberikan kec*pan sayang dan ucapan terima kasih "Hanya kau satu-satunya orang di rumah yang mengerti aku"


Sake dengan lembut meminta Id untuk tidak terlalu memikirkan ibunya "Kau bisa memiliki anak atau tidak, perasaanku padamu tidak akan berubah"

Id senang dengan semua hadiah dari Sake ini, tapi dia ingin mereka pergi ke suatu tempat dimana mereka bisa menghabiskan waktu berduaan. Apalagi mereka sudah cukup lama tidak liburan bersama, bagaimana kalau shopping di Eropa? usul Id.

Sake terpaksa menolaknya karena dia benar-benar sangat sibuk dengan pekerjaannya. Tapi dia tidak ingin mengecewakan Id dan berjanji akan menulis cek agar Id bisa jalan-jalan sendiri. Id kecewa tapi dia tetap menerima ceknya.


Dia lalu membawa cek itu ke ibunya yang langsung melotot melihat jumlah uang di cek itu dan langsung membujuk Id untuk memberikan cek itu padanya saja.

Hmm... ternyata ibunya Id ini suka menghambur-hamburkan uang hingga rumahnya ini dijaminkan pada bank dan dia ingin menggunakan uang itu untuk melunasi hutangnya ke bank.

Tapi Id langsung merebut kembali ceknya dan menolak permintaan ibunya. Ini bukan pertama kalinya Ibu menunggak hutang ke bank, Id bahkan sudah pernah melunasi rumah ini untuknya tapi sekarang Ibu malah berulah lagi. Id juga tidak akan menggunakan uang ini untuk shopping ke Eropa dan akan dia simpan untuk dirinya sendiri.


Ibu heran ada apa dengan Id, kenapa dia tampak stres. Id memberitahunya tentang ibu mertuanya yang terus memaksanya untuk periksa kandungan ke dokter.

Mendengar itu, Ibu langsung ikutan cemas dan panik "Kalau kau melakukannya (periksa ke dokter) maka mereka akan tahu kalau kau tidak punya..."

Tapi belum sempat melanjutkan omongannya, Id langsung menyela dan memperingatkan ibunya untuk tidak membicarakan masalah ini lagi. Pokoknya apapun yang terjadi, dia tidak akan periksa. Hmm... dia tidak punya apa? Dia punya rahasia apa?


Keesokan harinya, Id hendak pergi tapi dia melihat ibu mertua dan adik iparnya sedang duduk di ruang tamu. Id langsung kesal melihat mereka.

Dia pura-pura acuh, tapi Khun Ying (Nyonya Suttagarn) tiba-tiba memanggilnya. Id berusaha menahan kekesalannya dan menghampiri ibu mertuanya sambil pasang senyum manis.

"Aku sudah membuat janji dengan dokter, bisa kita pergi sekarang?" ujar Khun Ying.

Ternyata mereka memang sudah menunggunya keluar kamar sedari tadi. Id makin panik saat Pa memberitahunya bahwa Sake sedang sibuk sekarang jadi dia dan Khun Ying yang akan menemani Id ke rumah sakit.


Id berusaha menolak dengan alasan ada urusan yang harus dia urusi, tapi Khun Ying memanggil kepala pelayannya yang bernama Chard dan memerintahkan Chard untuk menyeret Id kedalam mobil. Id langsung berusaha melarikan diri tapi kedua anak buah Chard langsung menangkapnya dan menyeretnya masuk mobil.


Id makin panik saat mereka tiba di rumah sakit. Dia berusaha memberontak tapi suster memeganginya erat-erat sampai mereka membawanya masuk kedalam lab.


Sepertinya Sake tidak tahu apa yang sedang terjadi di rumah. Bahkan sebenarnya dia sudah menyiapkan tiket tur keliling Eropa sebagai hadiah kejutan untuk Id. Sekretarisnya membantunya membooking honeymoon trip untuk mereka dan mendoakan semoga mereka pulang dengan membawa bayi.


Sake pulang malam harinya dengan senyum bahagia tapi sesampainya di dalam, dia malah mendengar suara ribut-ribut dari dalam kamarnya di lantai atas.

Cemas, Sake langsung naik dan mendapati ibunya dan Pa sedang mengepaki barang-barang Id dan mengusir Id.

Id langsung lari ke pelukan Sake dan menuduh Khun Ying sudah gila dan mau mengusirnya. Khun Ying marah besar mendengarnya dan langsung maju untuk menyerang Id. Tapi Sake menghalanginya dan memintanya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.


Pa langsung menyeret Sake menjauh dari Id dan memberitahunya bahwa Id selama ini sudah membohongi mereka semua "Dia terlihat elegan di luar. Tapi sebenarnya, hatinya sangat busuk. Dia menipu seorang pria untuk menikahinya hanya demi uang!"


Id sontak dan langsung melepaskan diri dari cengkeraman Chard lalu menyerang Pa. Sake melerai mereka dan menuntut penjelasan.

Khun Ying memerintahkan Id keluar agar mereka bisa menjelaskan segalanya. Id panik dan berusaha memberontak tapi tak mampu melawan Chard.


Begitu Id keluar, Khun Ying menunjukkan hasil tes dokter yang menyatakan bahwa Id tidak bisa punya anak karena ternyata dia tidak punya rahim. Rahimnya Id sudah diangkat sekitar 5 tahun yang lalu.

Id pernah mengalami kecelakaan mobil yang membuat rahimnya harus dipotong. Dan insiden itu terjadi saat dia berusia 18 tahun, jauh sebelum Id bertemu Sake.


Itu artinya, kehamilan dan keguguran yang Id katakan saat mereka menikah, semuanya adalah kebohongan. Sake patah hati dan merasa terkhianati oleh kebohongan Id selama bertahun-tahun.


Chard menahan Id di lantai bawah. Tapi saat Chard lengah, Id langsung mendorongnya dan naik ke kamarnya dan langsung menutup pintu kaca agar dia bisa bicara dengan Sake.

Dia berusaha meyakinkan Sake bahwa dia sungguh-sungguh mencintai Sake dan tidak menikahi Sake demi uang. Dia mengklaim kalau dia berbohong karena hanya itu satu-satunya cara agar mereka bisa menikah.

Sake hanya menatapnya dengan berlinang air mata penuh kekecewaan dan sakit hati. Pa dan Khun Ying langsung melabraknya tapi Id terus bersikeras tidak mau pergi meninggalkan rumah ini.


Ketiga wanita itu terus berteriak-teriak hingga membuat Sake tak tahan lagi dan langsung mengambil hiasan keramik dan mengayunkannya ke arah Id.


Semua orang kontan menjerit panik saat Sake melemparnya sampai pecah... tapi dia tidak menyakiti Id.

Dia memecahkannya ke pintu kaca dan melukai tangannya sendiri dan dia terus menggenggam pecahannya tanpa mempedulikan darahnya yang terus mengalir. Khun Ying memerintahkan Chard untuk mengusir Id dan kali ini Sake hanya diam.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments