Jiang Jun tertidur dalam perjalanan pulang. Yuan Shuai dengan manisnya melepaskan seatbelt-nya Jiang Jun biar dia tidur lebih nyaman lalu menyelimutinya, dan dalam prosesnya, membuatnya terpesona menatap wajah damai Jiang Jun dalam tidurnya.
Demi Jiang Jun, dia rela masuk mini market hanya untuk membelikannya pembalut. Tapi ternyata pembalutnya sangaaaaat amat banyak jenisnya. Wkwkwk! Yuan Shuai pusing. Yah sudahlah, akhirnya dia memutuskan untuk membeli semuanya satu-satu. Aww, so sweet. Dua wanita yang melihatnya, sontak terkagum-kagum padanya.
Kebetulan, mini market yang dia masuki ternyata adalah tempat kerja barunya Xu Li. Jelas saja Xu Li langsung panik saat melihatnya. Dia langsung dandan menor dadakan, membuat wajahnya jadi badut dengan harapan Yuan Shuai tidak akan mengenalinya.
Tapi sayang, makeup-nya gagal. Yuan Shuai tetap mengenalinya dan jelas saja Yuan Shuai langsung kesal, bahan mengancam akan melaporkan Xu Li ke polisi. Waduh, gawat! Panik, Xu Li pun langsung menyatakan akan mengkompensasi Yuan Shuai dengan membayari semua belanjaan Yuan Shuai.
Saat Jiang Jun terbangun tak lama kemudian, dia bukan hanya menemukan sekresek penuh pembalut berbagai merek, tapi juga setermos minuman jahe gula merah. Jiang Jun meminumnya dengan nikmat, Yuan Shuai pun senang.
Setibanya di rumah, Jiang Jun mendapati Xu Li ada di sana. Jelas saja saat Xu Li melihat semua barang belanjaan yang Jiang Jun basa, dia langsung mengenali semuanya, termasuk mantelnya Yuan Shuai. Wah! Xu Li jadi kepo, ada apa antara Jiang Jun dengan Yuan Shuai?
Canggung, Jiang Jun langsung berceloteh tentang segala kesialannya selama seharian ini dan menyalakan Yuan Shuai sebagai penyebabnya. Untungnya Yuan Shuai masih punya hati untuk membelikannya semua ini. Begitu saja, tidak ada aneh-aneh kok.
Hmm... Ngomongnya sih begitu. Tapi jelas Jiang Jun mulai merasakan getaran asmara terhadap Yuan Shuai. Bahkan keesokan harinya di kantor, dia terpesona menatap Yuan Shuai yang lewat di depan matanya.
Yuan Shuai juga mencoba menarik perhatiannya dengan pura-pura menjatuhkan pulpen tepat di bawah kursinya Jiang Jun, sehingga mereka pun menunduk secara bersamaan untuk mengambil pulpen itu yang dalam prosesnya membuat tangan mereka bersentuhan dan wajah mereka berdekatan yang jelas saja membuat Jiang Jun jadi gugup.
Siang harinya, Jiang Jun mendatangi Tuan Li, mantan karyawan Crown yang mengundurkan diri itu, untuk membujuk Tuan Li unjuk diri dalam rapat besok dan memberikan kesaksiannya dan membeberkan korupsi Direktur Deng.
Tuan Li awalnya menolak sambil marah-marah karena dia sudah tidak ingin terlibat lagi dan menghancurkan hidupnya, dia bahkan mengusir Jiang Jun dengan kasar. Namun saat Jiang Jun kembali ke kantor tak lama kemudian, dia akhirnya mendapat pesan dari Tuan Li yang mendadak berubah pikiran dan menyatakan akan datang ke rapat besok.
Si cowok cakep datang lagi ke mini marketnya Xu Li. Sama seperti sebelumnya, dia sibuk sendiri berkutat dengan laptopnya, tampak tidak perhatian sama sekali dengan dunia di sekitarnya padahal Xu Li sedari dari tadi menatapnya terus-terusan dalam jarak yang cukup dekat.
Xu Li ingin kenalan dengannya dan mendapatkan nomor ponselnya, tapi bingung bagaimana caranya. Haruskah dia pura-pura terjatuh romantis ke pangkuan si cowok cakep sembari menumpahkan kopi ke ponselnya biar dia ada alasan untuk mendapatkan nomor teleponnya?
Tapi... Nggak ding. Gimana kalau kopinya bukannya mengenai ponsel, malah mengenai laptopnya? Waduh! Bisa-bisa dia harus bayar kompensasi sangat besar kalau sampai laptopnya yang kena.
Saking sibuknya dengan pikirannya sendiri, dia jadi tidak sadar ada pria mencurigakan yang masuk. Pria itu pura-pura menanyakan minuman yang tidak ada di rak. Xu Li tanpa curiga apa pun, langsung saja masuk gudang untuk mengambilkan minuman itu.
Tapi begitu tidak ada penjaga dan kebetulan toko memang sepi, pria itu langsung menggunakan kartunya untuk membuka mesin kasir lalu mencuri semua uang di sana lalu kabur.
Jelas saja Xu Li jadi panik saat mendapati mesin kasirnya kosong melompong. Dia langsung mencoba menanyai si cowok cakep karena hanya dia satu-satunya yang berada di toko sedari tadi. Tapi sayangnya, cowok itu sama sekali tidak melihat siapa pun.
Tapi... cowok itu ternyata tidak cuek-cuek amat, malah sebenarnya dia sadar betul bahwa Xu Li sedari tadi sedang memperhatikannya dan mondar-mandir untuk menarik perhatiannya. Pfft!
Tapi jangan khawatir, si cowok cakep punya cara untuk membantu Xu Li. Hmm, sepertinya orang IT. Dia bisa dengan mudahnya mengakses CCTV toko dan menemukan rekaman si pencuri saat beraksi.
Xu Li langsung mau menelepon polisi. Tapi Si cowok cakep punya cara lain untuk menangkap si pelakunya lalu mengajak Xu Li keluar... menemui seorang tukang sapu kompleks tersebut. Hah? Si tukang sapu pencurinya?
Xu Li langsung mengonfrontasi si tukang sapu. Awalnya orang itu menyangkal keras, bahkan hampir mau menyerang Xu Li. Untungnya si cowok cakep sigap menyelamatkannya dan dengan cerdiknya menggertak si tukang sapu dengan cara mengklaim bahwa mereka sudah melapor polisi dan mereka akan pasti bisa memastikan wajah si pelaku melalui sistem pengenalan wajah di badan keamanan publik.Si tukang sapu jadi ketakutan dan akhirnya mengembalikan semua uang curiannya lalu kabuuuuuurrr.
Bagaimana si cowok cakep bisa langsung mengetahui pencurinya? Karena dia sebenarnya pernah beberapa kali melihat si tukang sapu itu datang dan membeli makanan diskonan di mini market. Dia juga mengenali kartu akses yang digunakan si tukang sapu untuk mencuri karena dia juga memiliki kartu yang sama.
Hanya para pemilik properti, staf kompleks dan pengunjung terdaftar yang memiliki kartu akses kompleks ini. Wah! Xu Li jadi semakin kagum pada si cowok cakep dan kepintarannya dan kebaikan hatinya. Dia benar-benar cowok idaman.
Keesokan harinya di rapat dewan, Yuan Shuai pun dengan penuh percaya diri menuntut Direktur Deng untuk turun dari jabatannya secara sukarela agar kecacatan yang dilakukan Direktur Deng ini tidak sampai tersebut luas dan merugikan perusahaan.
Namun yang tak disangka semua orang, saat si saksi datang, bukannya membeberkan korupsinya Direktur Deng, malah Direktur Deng dengan santainya membeberkan kesalahan Tuan Li yang membuatnya dipecat dulu.
Kedua orang itu malah saling adu bacot, saling menyalahkan satu sama lain dan Tuan Li malah sama sekali tidak bisa membuktikan kecurangan yang dilakukan Direktur Deng. Aneh!
Jelas saja Jiang Jun jadi dimarahi habis-habisan sama Qiao Na yang sama sekali tidak mau dengar alasan apa pun dan menuntut Jiang Jun untuk menyerahkan surat pengunduran diri besok.
Jiang Jun sedih dalam perjalanan pulang, tapi dia berusaha keras untuk tidak menangis dan menolak menyerah begitu saja. Yuan Shuai mendadak muncul menyusulnya. Walaupun dia selalu ingin mengusir Jiang Jun dari industri ini, tapi jelas bukan dengan cara seperti ini, dia jadi prihatin melihat kesedihan Jiang Jun.
Berusaha menghiburnya, Yuan Shuai memberitahu Jiang Jun bahwa saat dia di Jepang, dia pernah bertemu dengan seorang master psikolog bernama Yusa Koji dan bertanya padanya tentang bagaimana cara menghentikan air mata dengan cepat saat seseorang menangis.
"Master Koji bilang bahwa jika kau merasa ingin menangis, maka bayangkanlah dirimu jadi seekor keledai, maka air matamu akan segera berhenti."
"Kenapa?"
"Karena keledai adalah hewna yang paling tidak suka menangis, karena wajahnya panjang," canda garing Yuan Shuai.
"Tidak lucu sama sekali."
"Kalau kau ingin menangis, beri tahu aku, aku akan memanggil ambulance lebih awal."
"Akhirnya aku memenuhi keinginanmu. Aku satu-satunya yang mengetahui rahasiamu, mungkin akan benar-benar meninggalkan MH."
"Perbankan investasi itu seperti medan perang. Sekarang kau mengerti, kan?"
"Semut kecil menjadi kambing hitam adalah jalan finansial, aturan tersembunyi di semua perbankan investasi. Aku hanya tidak menyangka akan secepat ini."
"Kau tidak pantas menjadi semut kecil. Semut kecil tidak akan pernah menyerah, akan merangkak terus ke depan."
"Sebuah roda tanpa perasaan tidak akan mengerti kesedihan seekor semut kecil."
"Jiang Jun, aku memang ingin kau meninggalkan MH, tapi bukan dengan cara menjadi kambing hitam untukku! Ingat baik-baik. Di wilayahku, aku tidak akan membiarkan siapa pun menjadi kambing hitam."
Jiang Jun jadi penasaran mendengar ucapannya, "apa kau punya petunjuk baru?"
"Mundur sementara bukanlah kegagalan. Nona Semut, silahkan lari terus ke depan. Pertempuran masih jauh dari selesai."
"Jangan khawatir. Aku tidak akan menyerah sampai detik terakhir."
Yuan Shuai benar-benar penasaran, kenapa Jiang Jun ngotot ingin kerja di MH? Jiang Jun menolak menjawab hal itu dan hanya mengingatkan Yuan Shuai bahwa Yuan Shuai sebenarnya tidak begitu mengenalnya.
Dulu mungkin iya, tapi setelah perpisahan mereka selama beberapa tahun ini, jelas banyak hal yang tidak Yuan Shuai ketahui tentangnya. Yuan Shuai tidak tahu siapa saja yang dia temui selama beberapa tahun perpisahan mereka, Yuan Shuai juga tidak tahu apa saja yang terjadi dalam hidupnya selama beberapa tahun perpisahan mereka, Yuan Shuai tidak mengetahui apa alasannya harus masuk MH, dan yang pasti... Yuan Shuai tidak tahu dia jadi orang seperti apa sekarang.
Sama seperti sekarang, Yuan Shuai berpikir bahwa dia akan menangis karena mengalami perlakuan yang tidak adil. Tapi dia tidak akan menangis. Ya, mungkin dia akan sedih, dia akan marah, tapi dia tidak akan menyerah.
"Mungkin, kau harus mencoba untuk mengenalku lagi," ucap Jiang Jun sebelum kemudian keluar dari mobilnya Yuan Shuai dan berjalan pulang sendirian, sembari teringat masa lalunya.
Ternyata beberapa tahun silam setelah perpisahannya dengan Yuan Shuai, Jiang Jun mengalami musibah besar, kehilangan ayahnya untuk selama-lamanya. Peristiwa itu hampir merenggut nyawanya sendiri karena dia menangis begitu hebat.
Itulah titik balik dalam hidupnya yang membuatnya jadi semakin kuat dan tegar dalam menghadapi badai apa pun dalam hidupnya sekarang. Dia menatap langit saat dia memberitahu ayahnya di surga bahwa sekarang dia sudah berhasil masuk MH, dan meyakinkan ayahnya untuk tidak mengkhawatirkannya. Tak peduli seberapa kejam industri ini, dia pasti akan berusaha untuk bertahan.
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam