Sinopsis Dr. Frost episode 7 - part 1

 Episode 7: Luka masa kecil



Pengacara Choi menangis saat dia video call dengan anaknya yang bertanya apakah mereka jadi main di taman besok? 

Anaknya pengacara Choi bingung, kenapa ayahnya menangis? Apa perut ayah sakit? Tapi pengacara Choi langsung mematikan video call-nya.

Didepannya, terlihat ada seseorang yang tidak tampak wajahnya. Dengan tangis dan gemetar ketakutan, pengacara Choi bertanya pada orang misterius didepannya itu "Apa kau harus melakukannya sampai sejauh ini?"

Saat orang misterius itu tidak menjawab, pengacara Choi mengambil sebotol yogurt lalu meminumnya. Tapi begitu meminumnya, pengacara Choi langsung kesakitan dan tak lama kemudian mati. Setelah menyaksikan kematian pengacara Choi, orang misterius itu langsung beranjak pergi.


Beberapa saat kemudian, detektif Nam dan detektif Cha tiba untuk menyelidiki TKP. Tapi si psikolog sok pintar ternyata sudah tiba duluan di sana dan langsung bicara di depan wartawan. 

Dengan semangat menggebu-gebu, dia memberitahu wartawan bahwa pengacara Choi adalah pengacara HAM yang sangat menentang penyiksaan terhadap wanita dan anak-anak.

Dia baru saja ingin menyerukan dugaannya tentang kematian pengacara Choi saat detektif Cha menyelanya dan langsung mengusirnya dan juga semua wartawan keluar dari TKP.


Detektif Nam mendapati sebuah kursi di depan meja kerja pengacara Choi. Yang artinya, ada seseorang yang mengunjungi pengacara Choi sebelum dia mati.


Di kantor konseling, Frost sedang membaca buku tapi diam-diam dia memperhatikan Sung Ah sedang mondar-mandir dengan resah. Sung Ah ternyata sedang kebingungan karena permintaan Kim Wook.


Flashback,
Kim Wook, mahasiswa yang selalu kedapatan menguntit Sung Ah dan temannya Dal Hye dengan malu-malu, akhirnya memberanikan diri memperkenalkan dirinya pada Sung Ah, memanggil Sung Ah sunbaenim dan bertanya apakah 'Sunbaenim' sudah punya pacar?

Sung Ah pun jadi malu dan menjawab kalau dia tidak punya pacar. Tapi Kim Wook langsung menyela dan mengoreksi ucapannya bahwa yang dia maksud sebenarnya Dal Hye sunbaenim. Dia ingin tahu apakah Dal Hye sudah punya pacar atau belum? Sung Ah tentu saja jadi kecewa.


"Kau tanya saja sendiri pada Dal Hye" ujar Sung Ah kecewa

"Maafkan saya. Maafkan saya" Kim Wook membungkuk dalam-dalam, sepertinya merasa sangat bersalah telah membuat Sung Ah salah paham.

Sung Ah yang baik hati, jadi merasa tidak enak sendiri dengan permintaan maaf Kim Wook yang terlalu berlebihan. Kim Wook lalu bertanya, apakah Sung Ah bisa membantunya?


Kembali ke masa kini,
Sung Ah menggumam lirih, bingung apa yang harus dilakukannya? Ditengah-tengah kebingungannya, tiba-tiba Kim Wook sms dan bertanya apakah dia boleh datang ke kantor konseling sekarang? Karena Frost ada di kantor, jadi Sung Ah memutuskan untuk menemui Kim Wook di luar saja. Yakin kalau Frost sibuk membaca buku dan tidak akan memperhatikannya, Sung Ah langsung menyelinap keluar tanpa permisi.


Setelah Sung Ah pergi, Frost mengeluarkan recordernya (kayaknya itu recorder hadiah dari Song Sun dulu). Frost diam-diam menjadikan Sung Ah sebagai subyek penelitian dan pengamatannya pada tingkah aneh Sung Ah barusan adalah pengamatannya yang ke-17.

"Setelah bicara sendiri, dia langsung keluar, ciri pelaku sedang mengalami masalah pribadi. Tapi setelah mendapat sms dari seseorang, sepertinya kali ini karena masalah orang ketiga. kebiasaannya adalah tidak bisa menolak permintaan orang lain. Pengamatan akan dilanjutkan. Selesai" Frost merekam pengamatannya di recorder.


Setelah selesai merekam pengamatannya, Frost ditelepon detektif Nam. Frost langsung pergi setelah mendapat telepon itu, tapi dia luar dia mendapati Sung Ah sedang bicara dengan seorang pria muda.

Sung Ah meminta maaf pada Kim Wook, dia terpaksa menolak permintaan Kim Wook karena konseling bukan tempat untuk menyelesaikan masalah cinta. Kim Wook akhirnya pergi dengan penuh kekecewaan.


Saat Sung Ah melihat Frost sedang menunggu lift, dia bertanya kemana Frost mau pergi? Menemui detektif Nam, jawab Frost.

Karena Sung Ah mau ikut, dia meminta Frost untuk menunggunya mengambil tas dulu di kantor. Frost dengan nada agak-agak sewot melarang Sung Ah ikut (Oh, apa frost sudah mulai bisa merasakan emosi sekarang? cemburu liat sung ah sama cowok lain?). Tapi Sung Ah bersikeras ikut karena apapun yang akan dilakukan Frost bersama detektif Nam adalah studi lapangan bagi Sung Ah.

Frost akhirnya terpaksa menunggu Sung Ah sambil menggerutu "Menyebalkan"


Saat mereka keluar kampus, Frost bertanya apakah keresahan Sung Ah dikarenakan pria muda itu? Frost yakin pria itu bukan kekasih Sung Ah. Sung Ah pun memberitahu Frost kalau dia sedang galau, pria muda itu diam-diam menyukai Dal Hye tapi dia sangat pemalu dan tertutup sampai dia tidak mampu untuk mengungkapkan perasaannya.


"Jadi?"

"Jadi dia minta bantuanku. Tapi aku menolaknya, kantor konseling kan bukan tempat menyelesaikan masalah cinta. Selain itu prsof juga sangat sibuk"

"Kalau begitu masalahnya sudah selesai"

"Kalau anda prof, apa yang akan anda lakukan?"

"Kau kan sudah menolaknya"

"Tapi aku tidak bisa membiarkannya begitu saja"

"Itu masalahmu"


Detektif Nam menginterogasi anak pengacara Choi. Anak itu memberitahu detektif Nam bahwa pada hari kematian ayahnya, dia karya wisata ke aquarium. Disana, dia didatangi oleh seorang hyung yang tinggi dan memakai topi, membawa ponsel untuknya dan menghubungkannya dengan ayahnya lewat video call, ayahnya tidak bicara apa-apa tapi menangis.

Istrinya pengacara Choi sangat yakin kalau suaminya tidak bunuh diri, karena itulah dia memohon pada detektif Nam untuk menangkap pembunuhnya.


Saat Frost tiba di TKP, detektif Nam langsung menunjukkan foto-foto TKP dan memberinya semua informasi. Bahwa kasus ini menarik perhatian publik karena pengacara Choi adalah pengacara HAM. Di hari kematiannya, kantornya kosong dan tidak ada tanda-tanda perlawanan. Tapi ada sebuah kursi di depan meja kerjanya.

"Maksud anda, ada seseorang yang mengawasinya selama dia sekarat?" tanya Sung Ah

Frost melihat foto-foto TKP dan salah satu yang menarik perhatiannya adalah foto ikan mas peliharaan yang mati di meja kerja.

"Sebelum meninggal, korban melakukan video call" ujar detektif Nam

"Dengan siapa?" tanya Sung Ah

"Dengan anaknya, anak itu mengatakan ada seorang hyung yang memberinya ponsel dan katanya ayahnya menangis. Dia juga memberi anak itu yogurt. Tapi tidak terjadi apapun pada anak itu"

"Jadi kandungan apa yang ada dalam yogurt yang diminum pengacara Choi?" tanya Sung Ah


Mereka kemudian pergi ke ruang otopsi, dimana dokter memberitahu mereka bahwa korban mati setelah mengalami kelumpuhan dan sesak napas yang diakibatkan yogurt yang diminumnya, yogurt yang diminum korban mengandung racun Botulinum atau yang lebih dikenal dengan nama Botox (Botulinum Toxin).

"Botulinum adalah racun yang biasa digunakan sebagai senjata biologi. 1 gramnya bisa membunuh 1 juta orang" ujar Frost

"Biar aku selesaikan dulu" dokter kesal sama Frost yang menyerobot pekerjaannya.


Dokter menjelaskan bahwa di dunia kedokteran, Botox aman karena pemakaiannya dalam kadar yang sangat kecil. 

Tapi Botox yang diminum pengacara Choi kadarnya sangat tinggi dan sangat fatal bagi tubuh manusia. Yang jadi masalah, korban meminum yogurt itu atas keinginannya sendiri dan juga Botox bukanlah zat kimia yang bisa didapat dengan mudah. 

Secara internasional, Botox dilarang untuk digunakan sebagai senjata biologi. Jadi pabrik yang menggunakannya harus mendapat izin dari pemerintah. Di Korea, hanya ada 3 tempat yang menggunakan racun Botulinum.


Berdasarkan informasi itu, detektif Nam dan detektif Cha pergi mencari informasi ke 3 tempat tersebut. Di tempat pertama tidak ada laporan tentang kehilangan atau pencurian racun Botulinum. 

Di tempat kedua pun sama. Di tempat ketiga, salah seorang pegawai memberitahu detektif Nam bahwa para peneliti di tempatnya sedang keluar negeri untuk mengikuti seminar jadi tidak ada yang menggunakan racun Botulinum.


Sementara itu, Detektif Cha pergi ke aquarium tempat karya wisata anaknya pengacara Choi. Dari rekaman CCTV hari itu, terlihat ada seorang pria yang mendekati anaknya pengacara Choi tapi wajah pria itu tidak kelihatan wajahnya karena membelakangi kamera.


Di kampus, Song Sun kedatangan seorang sunbae yang sudah lama tidak dia temui (aku yakin dia pelaku penananam ingatan palsu, senyum dan suaranya sama persis waktu dia nelpon Sang Won).

"Kapan sunbae datang?" tanya Song Sun

"Satu bulan yang lalu. Tempat ini masih sama"

"Iya benar. Sekolah ini masih tetap sama, tapi kita semakin menua. Tidak adil"

"Kau tambah cantik"


Si sunbae bertanya tentang Nam Bong, apakah dia masih bersikap dingin seperti dulu? Song Sun langsung mengiyakannya. Kalau Frost tahu sunbae kembali, dia pasti senang, ujar Song Sun.

"Aku sangat merindukan semua orang" ujar si sunbae

Song Sun mengajak si sunbae menemui Sang Won tapi si sunbae langsung menolak dengan alasan kalau dia ingin menemui semua orang secara pelan-pelan, dan hari ini dia hanya ingin menemui Song Sun. Dia lalu mengajak Song Sun makan malam bersama.


Di tempat lain, beberapa polisi mengejar seorang anak laki-laki. Anak itu berhasil lepas dari kejaran polisi saat polisi-polisi itu tak sengaja bertabrakan dengan seorang pengendara sepeda. Sayangnya, sudah ada polisi lain yang ternyata sudah menunggunya di ujung gang.


Di kantor polisi, detektif Nam dan Frost sibuk membahas kasus pembunuhan pengacara Choi. Frost yakin kalau pembunuhnya sebenarnya tidak pernah berniat membunuh anaknya pengacara Choi. 

Pembunuhnya menakut-nakuti pengacara Choi dengan cara membunuh ikan mas peliharaannya dengan racun botulinum dan mengancam akan membunuh anaknya dengan racun itu. 

Sebagai seorang ayah yang menyayangi anaknya tentu saja pengacara Choi ketakutan dan akhirnya meminum yogurt beracun itu tanpa mengetahui kalau yogurt anaknya sebenarnya tidak mengandung racun Botulinum.


Detektif Park yang berhasil menangkap anak itu, langsung membawanya ke kantor polisi. Anak itu ternyata ditangkap karena menyemprot beberapa kamera CCTV di berbagai tempat dengan cat. Dan hanya untuk menangkap anak itu, polisi sampai harus begadang selama 3 hari.

Anak itu dengan gaya soknya, menuntut mereka memberikannya bukti. Detektif Park langsung menunjukkan sebuah video rekaman yang memperlihatkan dengan jelas wajah anak itu saat dia naik ke sebuah atap mobil dan menyemprot salah satu CCTV di sebuah gang.


Detektif Nam lalu mengambil alih Da Hun dan menginterogasinya. Tapi anak itu malah menuntut haknya didampingi pengacara, dia juga berusaha membela dirinya sendiri bahwa dia cuma anak 12 tahun jadi apa yang dilakukannya pada CCTV itu adalah pelanggaran kecil yang pertama kali dia lakukan.

Detektif Nam langsung tertawa mendengar cukup banyaknya pengetahuan anak itu tentang hukum. Tapi sayang, ada yang belum dia ketahui. Di umurnya yang ke-12 tahun ini, dia bukan lagi anak kecil tapi remaja. Dan biasanya kasus pelanggaran yang dilakukan oleh remaja, tidak diserahkan ke kejaksaan tapi langsung disidang. Dan jika dia dinyatakan bersalah maka dia akan langsung masuk penjara remaja.


"Hei, penjahat remaja. Namamu siapa?" tanya detektif Nam

Tapi si remaja itu sama sekali tidak mau menjawabnya, malah mengusap-usap tangannya dengan gugup. Detektif Nam mengira kalau si remaja itu mengusap-usap tangannya karena ada sesuatu yang bisa dia jadikan bukti di tangannya itu. Tapi saat dia melihat tangan remaja itu, dia malah kaget melihat banyak bekas luka sulutan rokok. Si remaja itu langsung menarik tangannya dan menutupi bekas lukanya dengan gugup.


Beberapa saat kemudian, detektif Nam memandang remaja itu dengan prihatin saat seorang ahjumma datang dan mencari si remaja yang ternyata bernama Kim Da Hun. Ahjumma itu bernama Seo Yun Suk, seorang kepala Pusat Perlindungan Anak, sebuah tempat perlindungan bagi anak-anak korban KDRT.

Dari Yun Suk lah detektif Nam akhirnya mengetahui dari mana asal-usul bekas luka sulutan rokok di tangan Da Hun. Da Hun sering disiksa oleh ayahnya sendiri sejak umur 5 tahun. Setiap kali Da Hun ketahuan kabur, ayahnya langsung menyulutkan rokok pada Da Hun.


"Dimana ayahnya sekarang?" tanya detektif Nam

Yun Suk mengatakan bahwa ayahnya Da Hun sekarang sudah dipenjara, Da Hun selalu bersembunyi dari kamera CCTV karena dia takut ayahnya akan mencarinya lagi, tapi dia tidak menyangka kalau Da Hun sampai melakukan perbuatan seperti ini. Yun Suk meminta maaf atas perbuatan Da Hun yang telah merusak semua CCTV itu.

"Tidak, ini salah orang dewasa yang tega menyiksa anak kecil" detektif Nam prihatin pada Da Hun


Malam harinya, Song Sun dan si sunbae keluar dari restoran setelah makan malam bersama sambil melanjutkan obrolan akrab mereka, si sunbae bertanya apakah Song Sun sudah punya pacar? Bagaimana kabar orang tua Song Sun? dsb.


Di bar Mirror, Frost diminta untuk membawakan minuman ke pelanggan tapi dengan cueknya dia menolak. Bartender yang lebih tua langsung protes, kenapa Frost tidak mau melakukan apapun? Tidak mau melayani pelanggan, jarang masuk, dsb.

"Frost hyung berusaha menciptakan kesan misterius" bartender yang lebih muda membela Frost

"Misterius apanya?" gerutu bartender yang lebih tua


"Nam Bong-ah" panggil si sunbae

Kedua bartender langsung bingung siapa yang dia panggil dengan nama kuno itu? Betapa terkejutnya mereka mengetahui kalau orang yang dia panggil itu adalah Frost. Kedua bartender tertawa geli mengetahui nama Frost yang sebenarnya ternyata Nam Bong, nama lucu yang sangat bertolak belakang dengan karakter Frost yang sangat dingin.


Frost sendiri pun cukup terkejut dengan kedatangan si sunbae yang dia panggil "Hyung".


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments