Sinopsis Shining For One Thing Episode 2 - Part 1

Gara-gara sibuk menghafal jawaban soal ujian tahun 2010 sepanjang hari, Bei Xing jadi telat bangun keesokan harinya, dia bahkan baru bangun gara-gara telepon dari atasannya yang ngamuk-ngamuk karena dia belum datang padahal hari ini ada rapat rutin. 

 

Dia hampir saja mau berangkat tapi malah dapat pesan ancaman yang menyuruhnya datang dalam waktu 5 menit atau dia akan dipecat. Huft! Sudah pasti dia bakalan terlambat dan dipecat mengingat jarak rumah dan tempat kerjanya cukup jauh.

Maka Bei Xing akhirnya memutuskan untuk tidak usah berangkat saja dan beralih melaksanakan misinya kembali ke tahun 2010. Dia menghapus satu pesan di ponsel lawasnya dan langsung kembali ke tahun 2010 tepat satu hari sebelum ujian masuk universitas.

Hal pertama yang dilakukannya adalah menulis contekan jawaban-jawaban ujian biar tidak lupa. Berdasarkan informasi dari Han Teng Teng, ternyata kemarin Bei Xing menyatakan cinta pada Zhan Yu tapi ditolak, makanya Teng Teng mengira kalau Bei Xing sekarang sedang sedih dan melampiaskannya dengan pura-pura rajin belajar. 

Bei Xing tegas menyangkal dan cepat-cepat mengusir Teng Teng sembari meyakinkan bahwa dia benar-benar serius. Teng Teng jelas masih belum percaya, namun akhirnya dia menurut dan pergi.

Tak lama kemudian, speaker mengumumkan anak-anak kelas tiga untuk berkumpul di lapangan untuk pemotretan foto kelulusan. Bei Xing pun sudah selesai dengan catatannya, yakin dan percaya diri kalau dia pasti bakalan jadi juara satu, mengalahkan Zhang Wan Sen.

Dan kepercayaan dirinya yang begitu tinggi itu membuatnya jadi sombong. Saat Pak Guru Gao mengomeli anak-anak kelasnya Bei Xing yang susah diatur dan nilai-nilainya jelek, Bei Xing dengan sinis dan angkuh mendebat Guru Gao dan meremehkan ujian masuk universitas besok. 

Dia bahkan memberitahu bocoran tentang tema ujian besok, tapi tentu saja tidak ada yang mempercayainya. Tak jauh darinya, tampak Wan Sen yang terus memandangnya, Oh, apakah Bei Xing yang dilihat Wan Sen di foto alumni?

Di hari ujian keesokan harinya, Bei Xing mengerjakan ujiannya dengan cepat dan jadi yang pertama selesai dan mengumpulkan lembar jawabannya.

Hujan deras turun seusai ujian. Bei Xing pulang naik bus, namun saat bus mulai berjalan, dia malah kehilangan keseimbangan dan langsung oleng sehingga kepalanya tersandar ke bahu orang yang berada di sampingnya. Bei Xing menoleh dan orang itu ternyata Zhang Wan Sen.

"Kebetulan sekali. Terima kasih."

"Tidak masalah," ujar Wan Sen yang tampak jelas gugup. (Pfft! Dia kayaknya suka sama Bei Xing).

Bei Xing dengan angkuhnya meyakini kalau nilai rata-rata sekolah mereka pasti meningkat berkat bocoran tema ujian yang dia kasih tahu kemarin. Dia bahkan yakin kalau dia bakalan diminta untuk pidato (karena nilainya pasti akan menjadi yang tertinggi). 

Tapi berhubung dia tidak punya pengalaman membuat naskah pidato, sedangkan Wan Sen sudah berpengalaman dalam pidato karena dia anak pintar dan selalu juara, jadi dia mencoba membujuk Wan Sen untuk membuatkan naskah pidato untuknya.


Bahkan sesampainya di rumah, dia langsung berkoar-koar pada Ibu bahwa kali ini dia pasti akan diterima di universitas paling bergengsi di tanah air dan mengajak Ibu untuk makan di luar saja untuk merayakan keberhasilannya. Tapi Ibu jelas tak percaya, syukur-syukur kalau dia bisa masuk universitas mana pun.


Beberapa pesan dari teman-temannya masuk saat itu... Termasuk SMS yang sama dengan yang sebelumnya tentang masalah yang terjadi di mercusuar, namun kali ini waktu terkirimnya SMS itu agak beda sedikit, yaitu jam 18:30:25.

Dan lagi-lagi, Bei Xing seketika kembali dan terbangun di tahun 2021, di tempat dan waktu yang sama. Namun bedanya, kali ini dia terbangun karena dibangunkan Ibu yang mengingatkannya untuk segera berangkat kerja atau dia akan terlambat.

Dia terlambat ke rapat di kebun binatang. Parahnya lagi, saat dia berusaha diam-diam menyelinap masuk, dia malah tak sengaja membuat kabel HDMI-nya tercopot dari proyektor. Jelas saja atasannya jadi kesal sama dia.

Rapat itu membahas tentang rencana mengadakan sebuah acara kembang api yang juga pernah diadakan sekitar 10 tahun yang lalu. Membahas acara itu, kontan membuat Bei Xing sedih teringat akan masa lalunya.


Dulu saat mereka masih SMA, Bei Xing pernah menghadiri acara festival kembang api. Dia membawakan kado untuk Zhan Yu yang dia beli dari memenangkan lomba kembang api, namun Zhan Yu dingin menolak. Bei Xing bahkan ingin menyanyikan lagu untuk Zhan Yu, tapi Zhan Yu dengan dinginnya melarangnya menyanyi, karena itu memalukan.

Jelas sejak awal perasaan mereka tidak pernah sejalan, namun Bei Xing terlalu bucin dan buta sehingga dia mengabaikan segalanya dan bersikeras memaksakan hubungan mereka.


Gara-gara kebanyakan melamun, Bei Xing jadi tidak fokus dengan rapatnya. Tiba-tiba rekan di sebelahnya menyikutnya, Bei Xing refleks berdiri, mengira dirinya lagi diabsen, tapi itu malah membuatnya jadi diserahi tugas membuat proposal.

Tapi Bei Xing sama sekali tidak bisa fokus bikin proposal, malah melamun memikirkan alasan kegagalannya mengubah masa depan setiap kali selesai ujian masuk universitas. Tiba-tiba Zhan Yu mengirim pesan lagi, memberitahu kalau dia sudah membatalkan hotel buat bulan madu mereka dan mendesak Bei Xing untuk memberitahu orang tuanya.

Bei Xing jadi kesal karenanya sehingga dia semakin bertekad untuk kembali ke tahun 2010 lagi, berusaha lagi untuk mengubah masa depannya. Bei Xing pun menghapus satu sms lagi, dan kali ini dia kembali tepat pada malam festival itu, tepat saat dia sedang menyerahkan hadiahnya pada Zhan Yu, namun ditolak. 

 

Alih-alih memaksakan dirinya seperti di linimasa yang asli, di linimasa kali ini, Bei Xing masa bodo dengan penolakannya dan langsung membuang kadonya dengan sinis. Setelah Zhan Yu pergi, tiba-tiba saja seseorang melemparinya dengan bola air yang jelas saja membuatnya kesal.


Ternyata orang yang melempar itu Zhang Wan Sen tapi dia sungguh tidak sengaja karena lagi keasyikan main bola air, dia jadi merasa bersalah karenanya. Tiba-tiba ada bola air lagi yang meluncur ke Bei Xing, namun kali ini Wan Sen sigap pasang badan melindungi Bei Xing sehingga sekarang dia yang basah. Bei Xing jadi batal marah padanya dan memutuskan mereka sudah impas sekarang.


Keesokan harinya saat tiba di sekolah, Teng Teng lagi-lagi langsung kepo menanyakan hubungan Bei Xing dan Zhan Yu dan acara kencan mereka semalam. Teng Teng terlihat sangat mendukung hubungan mereka dan bersikeras ingin membantu menyatukan mereka, tapi jelas kalau Teng Teng sendiri suka sama Zhan Yu. Tapi Bei Xing menegaskan kalau dia tidak kencan dan tidak punya hubungan apa pun dengan Zhan Yu, dan hanya ingin fokus pada ujiannya.


Sama seperti sebelumnya, Bei Xing mengerjakan ujiannya dengan mudah dan cepat. Dalam perjalanan pulang naik bus, dia bertemu lagi dengan Wan Sen. Kali ini Wan Sen meminta maaf sekali lagi atas kejadian di acara festival itu.

Bei Xing menegaskan kalau dia tidak mempermasalahkannya, tapi kemudian dia tertarik untuk mendengarkan lagu yang sedang Wan Sen dengar dan langsung sama mengambil satu sisi headset-nya Wan Sen sehingga Wan Sen refleks harus mencondongkan badan ke depan dengan gugup. (Pfft! Imut juga dia)

Tidak ada orang sesampainya di rumah. Sudah hampir jam 18:30. Bei Xing ingat kalau dia selalu pulang ke tahun 2021 setiap jam 18:30. Maka Bei Xing pun bersiap untuk pulang ke linimasa aslinya. Namun saat dia membuka mata beberapa menit kemudian, dia masih di tahun 2010. Yes! Sepertinya dia berhasil kali ini.

Bei Xing pun langsung nyantai membaca pesan-pesan yang masuk. Namun lagi-lagi, tiba-tiba dia mendapat pesan yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Kali ini pesannya masuk jam 18:41:58. Bedanya, kali ini ada pesan kedua yang masuk jam 18:42:00. Pesan kedua itu berbunyi 'Sepertinya Zhang Wan Sen dari kelas 3 - 1, dia melompat dari mercusuar'.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments