Staf TV berterima kasih atas waktu mereka lalu pergi menyusul Nanami.
Asuka langsung protes pada Kamiya. Kamiya mengklaim kalau dia cuma
bercanda dan minta maaf kalau dia menyinggung Asuka. Bagaimana bisa
Kamiya bercanda tentang masalah itu? Bagaimana kalau rekan kerja mereka
sampai menonton dan jadi salah paham pada mereka?
Kamiya tentu saja tidak keberatan, "Aku sangat ingin menikahimu."
Tapi, Kamiya kan tidak tahu apapun tentangnya. Kamiya mengakuinya,
memang benar dia tidak begitu mengenal Asuka, dia bahkan masih ragu
apakah dia benar-benar menyukai Asuka. Tapi dia ingin menikahi Asuka
karena Asuka memenuhi kriteria pasangan yang dicarinya. Asuka cakap
dalam bekerja dan Kamiya ingin Asuka menggunakan kemampuannya itu untuk
keluarga mereka nanti. Lagipula, Asuka kan memang ingin menjadi Ibu
rumah tangga profesional.
"Apa menurutmu itu tidak aneh?"
"Begitukah menurutmu? Tapi menurutku itu bukan ide yang buruk. Bukankah
kau ingin menjadi ibu rumah tangga profesional? Kurasa kita memenuhi
kriteria masing-masing. Aku bisa mengabulkan semua keinginanmu"
Asuka berjalan pulang secepat mungkin sambil menggumam kesal, semua
ucapan Kamiya tadi itu sangat tidak masuk akal. Apa coba maksudnya? Aneh
sekali!
Nanami termenung dalam perjalanan kembali ke kantor. Dia ditelepon
Asuka, tapi sepertinya dia masih sangat kesal dan tidak mau menjawabnya.
Dia hanya mengsms Asuka dan beralasan kalau dia sedang bekerja. Asuka
cemas membaca sms itu dan meminta Nanami untuk menghubunginya kalau dia
sudah tidak sibuk.
Suasana hati Nanami benar-benar buruk, bahkan saat rekan kerjanya
mengajaknya makan siang bersama pun dia tolak. Dia mengalihkan
pikirannya dengan bekerja keras dan menyibukkan dirinya terus sepanjang
hari, berganti dari satu acara ke acara lainnya.
Sementara Asuka galau menatap ponselnya sepanjang hari, menanti sms
balasan dari Nanami yang tak kunjung datang. Dia terus menunggu dan
menunggu sampai akhirnya dia ketiduran sambil masih memegangi ponselnya.
Nanami terus sibuk bahkan sampai keesokan harinya.
Asuka curhat ke teman-temannya, menunjukkan sms terakhir yang Nanami
kirim padanya. Teman-temannya meyakinkannya untuk tidak cemas, Nanami
pasti sangat sibuk belakangan ini. Ono pun ikut membenarkan. Tapi tetap
saja, sesibuk apapun dia, seharusnya kan dia membalas pesannya biarkan
singkat.
"Tapi sepertinya Kamiya juga salah"
"Walaupun dia sesuai kriteriaku, aku tidak akan menikah dengannya"
Rio setuju, dia juga tidak akan menyukai orang semacam Kamiya. Ono yakin
kalau Nanami belakangan ini sangat sibuk sampai dia pun sulit bertemu
Nanami. Mereka menyarankan Asuka untuk mencoba menghubungi Nanami. Tapi
Asuka sudah mencoba dua kali.
Momoko menyarankannya untuk melakukannya satu kali lagi, tapi jangan
lebih dari itu, nanti Nanami malah jadi takut. Rio juga menyarankannya
untuk tidak membicarakan masalah pernikahan dulu. Kalau Asuka terus
menerus membicarakan masalah pernikahan dengan seseorang yang tidak mau
menikah, nanti Nanami malah akan jadi membenci Asuka. Ono langsung lemes
mendengar ucapan rio itu.
Asuka bertanya penasaran pada Ono, kenapa Nanami begitu membenci
pernikahan. Ono menolak menjelaskan detilnya dan memberitahu Asuka bahwa
banyak hal yang terjadi pada Nanami hingga dia jadi seperti ini. Kalau
Asuka penasaran, sebaiknya dia tanya langsung pada Nanami.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau menolakku, Rio? Kau menolakku sejak awal?"
"Iya, itu karena sistem pernikahan itu sangat aneh. Semuanya tergantung
apakah kita bisa mencintai satu orang selamanya, tapi manusia itu
seperti hewan."
"Aku seperti penguin, jadi pasti akan aman. Aku sangat setia!"
Momoko merenungkan ucapan Rio tadi, memang benar sih sistem pernikahan
bertentangan dengan sifat manusia, pernikahan diciptakan untuk
memastikan kesucian. Asuka tidak sependapat, pernikahan diciptakan
karena kita ingin bersama orang yang kita cintai selamanya.
Tapi itu kan cuma pemikiran sementara, tiak akan berlangsung selamanya.
Karena itulah menurut Momoko, lebih baik melakukan pernikahan tanpa
cinta. Membatasi diri kita agar tidak merasa cemburu atau benci.
Tapi menurut Kana, saat dua orang tinggal bersama, mungkin saja mereka
akan saling menyukai setelah beberapa lama. Dan saat itu terjadi, maka
situasinya akan jadi rumit. Pada dasarnya, hubungan antar manusia memang
sangat rumit.
"Karena itulah tetap melajang adalah pilihan yang terbaik" ujar Rio
"Apa Nanami pernah terpikir untuk menikah?" Asuka bertanya-tanya.
Nanami sedang mempelajari skrip acara bincangnya bersama Yuko nanti.
Mikami kagum melihat Nanami. Dia terus sibuk sampai kurang tidur, tapi
wajahnya tetap bersinar.
Kembali ke kantor, Asuka akhirnya memutuskan untuk mencoba menghubungi
Nanami lagi. Tapi teleponnya hanya tersambung ke kotak suara. Nanami
mengecek ponselnya dan mendapati laporan misscall dari Asuka, tapi hal
itu terlupakan dengan cepat saat si penata rias datang untuk memijiti
kepalanya.
Tapi tiba-tiba mereka mendengar suara teriakan Himuro di luar, dia marah
karena Managernya Yuko memberitahunya kalau Yuko menolak melakukan
syuting.
Dia sudah datang sebenarnya, tapi tiba-tiba dia beralasan tidak enak
badan. Kalau begini caranya, mungkin mereka terpaksa harus menunda acara
mereka. Managernya Yuko hanya bisa meminta maaf. Tapi Himuro tidak mau
menerima maafnya begitu saja. Nanami menyela mereka dan minta izin
bicara dengan Yuko.
Nanami pun pergi menemui Yuko di ruang VIP dan melihatnya tampak tak
bersemangat. Dia berusaha menyemangati Yuko dan mengingatkannya akan
tugas mereka. Apapun situasi yang harus Yuko hadapi saat ini, dia
tetaplah seorang profesional yang tidak boleh membuat-buat alasan.
"Aku akan berusaha keras untuk mendukungmu, percayalah dan andalkan aku"
Berkat semangat dari Nanami, Yuko akhirnya mau melanjutkan syuting dan
tersenyum pada kamera walaupun hatinya tengah bersedih. Setelah acara
mereka selesai, Yuko berterimakasih pada Nanami.
Di ruang merokok, Himuro memberitahu Mikami tentang Yuko yang ngambek
syuting tapi langsung keluar begitu Nanami bicara padanya. kalau begitu,
Himuro harus menghargai Nanami, dia andalan mereka. Tapi Himuro dengan
dinginnya berkata kalau dia akan merekrut orang baru kalau Nanami sudah
tidak berguna lagi.
Mikami lalu minta pendapat Himuro. Dia dan istrinya mau merayakan ultah
penikahan dan dia bingung harus pilih hadiah panci masak mana yang
paling bagus. Kalau Himuro biasanya ngasih hadiah apa ke istrinya? Tidak
ada, jawab Himuro dengan entengnya. Dia dan istrinya sudah tidak
serumah lagi.
"Hidup memang kadang tidak berjalan sesuai rencana," renung Mikami.
Pulang kerja, Rio mengajak Asuka makan malam bersamanya dan Ono. Tapi
Ono memberinya ekspresi muka penuh arti. Asuka pun langsung menolak
ajakannya dengan alasan pekerjaannya belum selesai. Dia mengecek
ponselnya lagi, tapi tetap saja belum ada pesan balasan dari Nanami.
Pekerjaan Nanami akhirnya selesai. Saat dia mengecek ponselnya, dia
mendapati ada pesan suara dari Asuka. Dalam pesan suaranya, Asuka dengan
bimbang berkata kalau dia ingin membicarakan kejadian waktu itu secara
langsung. Asuka mengaku merindukan Nanami, tapi seseorang sepertinya
memanggilnya dan dia pun cepat-cepat mengakhiri pesannya.
Saat Asuka berjalan pulang, dia akhirnya mendapat telepon yang selama
ini sangat ditunggunya, dari Nanami. Saat Asuka mengangkatnya, Nanami
menyebutkan segala hal yang dilakukannya dengan detil. Heran, Asuka
langsung celingukan mencari Nanami dan menemukannya tak jauh darinya.
Asuka hendak berlari menghampirinya, tapi langsungnya langsung membeku
saat para pejalan kaki mengenali Nanami. Terpaksa mereka hanya bisa
berkomunikasi lewat telepon dari kejauhan.
Nanami lalu mengundang Asuka ke apartemennya Ono dimana Asuka akhirnya
punya kesempatan menjelaskan kalau dia dan Kamiya tak punya hubungan
apapun. Nanami tahu itu, beberapa hari ini dia tidak menghubungi Asuka
hanya karena dia benar-benar sibuk. Dia tahu kalau Kamiya bohong dan dia
kesal karena itu.
Asuka mengaku kalau dia dilamar Kamiya, tapi dia sudah menolaknya.
Lagipula Kamiya sendiri tidak yakin menyukainya, dia hanya sesuai dengan
kriteria-nya Kamiya. Kamiya bilang kalau dia hebat, cakap dan ingin
jadi ibu rumah tangga profesional.
Nanami berbeda dari Kamiya, "Aku tidak punya persyaratan apapun. Aku
hanya ingin bersama orang yang kusukai. Berhentilah menemuinya"
"Tapi kami rekan kerja. Itu mustahil. Tapi... mungkin akan kupertimbangkan kalau kauberhenti menemui Sakuragi"
"Kami rekan kerja, itu mustahil"
Mereka sama-sama tersenyum geli mendengarnya. Nanami meyakinkan Asuka
kalau dia dan Yuko sudah tidak ada hubungan apapun. Lagipula Yuko juga
tidak menyukainya. Memang dulu mereka pernah bersama, tapi Nanami merasa
saat itu hanya karena Yuko merasa kesepian.
"Aku juga ingin bersama orang yang kusukai," aku Asuka.
"Aku juga. Aku juga ingin bersamamu"
Mereka saling berpandangan dengan penuh cinta tepat saat Ono pulang. Tak
ada seorang pun yang menyadari kehadirannya, Ono pun diam-diam mundur
dan keluar.
"Nanami. Aku... menyukaimu"
"Aku juga menyukaimu"
Kalau begitu, bukankah seharusnya mereka sekarang berpelukan? Asuka
langsung saja memeluk Nanami dan meminta Nanami untuk menikah dengannya.
Asuka mulai lagi, tidak mau. Kalau begitu, Asuka bertekad untuk
mengubah Nanami. Memangnya dia bisa?
"Aku bisa"
"Tidak mungkin"
"Mungkin saja. Tidak, pasti!" tekad Asuka. Nanami tersenyum mendengarnya lalu mendekatkan diri mencium Asuka.
Asuka baru pulang keesokan paginya. Kedua orang tuanya masih tidur tapi
dia mendapati Kanade masih asyik main game. Si jeli Kanade langsung tahu
kalau Asuka pasti menghabiskan malam di rumah cowok.
Tapi sayang sekali kalau pacarnya Asuka si pembaca berita itu, dia pasti
punya kekasih lain. Orang seperti itu pasti dikelilingi oleh pembaca
berita dan aktris-aktris cantik. Asuka langsung mendesis sebal
mendengarnya.
Nanami sedang bersiap untuk acara paginya saat Himuro terburu-buru
datang, dia langsung melemparkan koran padanya dan memerintahkan yang
lain untuk mengubah konten acara siaran mereka hari ini. Berita di koran
itu sontak membuat Nanami jadi cemas.
Asuka bersiap ke kantor. Tapi saat dia turun, dia melihat Ibunya fokus
pada TV. Ternyata siaran paginya Nanami menyiarkan berita heboh tentang
perselingkuhan Suaminya Yuko dengan seorang aktris yang jauh lebih muda.
Tapi yang paling membuat Asuka cemas adalah ekspresi wajah Nanami. Saat
rekan-rekannya saling bersahutan menyuarakan pendapat mereka tentang
berita perselingkuhan itu, Nanami tampak diam menahan emosi.
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam