Sinopsis Everyone's Getting Married Episode 3 - Part 1


Asuka mendadak mendapat lamaran dari Kamiya. Saking mendadaknya dia sampai bingung harus jawab bagaimana. Dia serius? iya, dia serius.

"Tapi kenapa aku?"

"Karena kau pasti jadi ibu rumah tangga yang hebat dan membangun lingkungan yang hangat dan penuh kasih untuk keluarga," Kamiya memohon padanya untuk mempertimbangkan tawarannya ini baik-baik lalu pergi.



Selesai syuting, Yuko memakan kue-kue lezat yang di sediakan pihak stasiun tv dan membaginya dengan Nanami. Sejak syuting bareng, tampaknya hubungan canggung mereka mulai berubah lebih baik walaupun Nanami masih memakai bahasa formal padanya.


Keesokan harinya, Asuka memberitahu teman-temanya kalau semalam Nanami menginap di rumahnya dan ada seseorang yang melamarnya. Teman-temannya sontak melongo mendengar semua informasi itu, mengira kalau Nanami yang melamar Asuka.

"Orang lain yang melamarku"

"Siapa?"

"Kamiya"

"Kamiya?... Maksudmu, Kamiya dari Izumi Securities?"

"Iya"


Di ruang rias stasiun TV, Kamiya curhat kalau dia sangat payah dalam hal lain selain pekerjaan dan karena itulah dia masih menjomblo sampai sekarang. Tapi sekarang dia sudah menemukan seorang wanita yang hebat dan karena itulah dia mau bertunangan.


Teman-teman Asuka turut senang untuknya, jadi Asuka akan menikah dengan Kamiya, kan? Asuka menyangkalnya, mereka bahkan belum pernah berkencan. 

Kana penasaran mau lihat foto pria itu. Momoko langsung membrowsing foto Kamiya dan memberitahu Kana segala kelebihan Kamiya. Dia seorang ekonom yang sangat pintar, tampan dan cakap dalam bekerja.

"Dia kelihatan narsistik, tapi lumayan. Menikah saja dengannya" ujar Kana.


Kedua teman Asuka juga langsung bersorak menyemangatinya untuk menikah dengan Kamiya saja. Dia lebih baik daripada Nanami yang tidak mau menikahi Asuka. Lalu bagaimana dengan kriteria Asuka tentang menjadi ibu rumah tangga?

"Sepertinya dia ingin aku jadi ibu rumah tangga"

"Wah, selamat"

Asuka protes, dia tetap tidak mau menikah dengan Kamiya. Dia ingin jatuh cinta dulu dan menikah.

Kalau begitu dia jatuh cinta saja pada Kamiya, saran Momoko. Tidak semudah itu. Lalu apa Asuka akan menolaknya? Bukankah Kamiya sesuai tipe idealnya Asuka?

"Iya sih. Tapi..."

"Jadi kau akan tetap memilih Nanami. Kau sangat cakap dalam pekerjaan tapi ragu-ragu dalam cinta"


Di rumah, Nanami melihat Ono sedang olahraga. Ono sudah dengar kalau Nanami menginap di rumah Asuka, apa dia datang sebagai kekasihnya Asuka? Nanami menyangkalnya.

"Apa suasananya mengerikan?"

"Tidak. Keluarganya baik. Mereka sangat ceria"

Nanami kagum dengan keluarganya Asuka yang sangat berbeda dari keluarganya sendiri. Keluarganya Asuka benar-benar saling ngobrol saat makan malam dan kedua orang tuanya saling bercanda. 

Melihat semua itu membuatnya serasa mengalami gegar budaya. Dia bahkan berendam air jeruk bali merah. Ono kaget mendengarnya. Biasanya itu perlakuan untuk putra menantu. Nanami tak percaya dan menyangkalnya.

"Tapi aku senang karena Takanashi orangnya. Karena dia sangat berbeda dari mantan kekasihmu. Dulu kau tampak kewalahan karena sifat pemarahnya"


Asuka galau mengetik sms untuk Nanami dan mengajaknya ketemuan, dia ingin memasak untuk Nanami. Dia akhirnya mengirimnya dengan harap-harap cemas.


Keesokan harinya, Asuka diminta atasannya untuk menggantikannya bermain golf dengan klien mereka karena dia ada kesibukan lain hari itu. Dia juga ingin Asuka memperkenalkan Kamiya pada klien mereka, Asuka kan dekat dengan Kamiya. Asuka jadi canggung, tapi dia terpaksa menerima permintaan itu.


Siang harinya, akhirnya dia mendapat sms balasan dari Kamiya yang memberitahu kalau dia ada waktu senggang lusa. Asuka setuju tapi kemudian dia malah mengusulkan untuk mengajak teman-teman mereka juga. Nanami tidak mengatakan apapun tapi dia tak senang dengan ide itu.


Malam harinya, Asuka pulang dengan membawa belanjaan dan praktek memasak berbagai macam makanan. Dia mengaku pada Ibu kalau dia sedang berlatih memasak untuk temannya.

"Pria tidak suka dengan hidangan semacam ini," Ibu menyarankannya untuk memasak makanan Jepang saja. 

Asuka tak percaya. Ibu ngotot, dia sudah berpengalaman dalam hal itu. Banyak pria yang menyukai Ibu karena sup miso buatannya... termasuk Ayah.

"Sebenarnya kau memasak untuk Nana Ryu, bukan?" tanya Ibu. Asuka menyangkal, teman-teman dan seniornya juga akan datang kok. 

Wah, sayang sekali. Tapi ngomong-ngomong, kapan Nanami akan mampir kemari lagi. Ajaklah Nanami mampir lagi. Tapi Asuka menolak.


"Apa kau akan menikah dengan Nana Ryu?"

"Apa maksud ibu?"

"Kalau kau menikah dengan Nana Ryu maka dia akan menjadi putra ibu. Sampaikan padanya kalau ibu akan memasak kari untuknya. Ajak dia mampir," rengek Ibu.

"Baiklah. Aku akan memberitahunya"


Nanami masih di kantor dan makan malam hanya dengan mie instan. Seorang rekan kerjanya mengeluh sebal karena harus makan mie instan terus. Nanami berkomentar kalau rasa mie instan akan terasa cukup lezat kalau dimakan sesekali.

"Kau memasak sendiri?"

"Tidak. Teman seapartemenku yang memasakkannya untukku"

Pria itu menduga pasti kekasihnya Nanami. Nanami menyangkal, dia teman SMA-nya dan temannya itu suka sekali memasak. 

Wah, dia jadi iri. Tapi dia memperingatkan Nanami bahwa jika yang memasak wanita, Nanami harus berhati-hati. Terutama kalau wanita itu memasak sup miso karena jika wanita memasak sup miso maka artinya wanita itu ingin Nanami menikahinya.


Pada hari H, Ono menyerahkan kunci apartemennya  pada Asuka dan meminta Asuka untuk duluan saja karena malam ini dia harus lembur. Nanami mungkin juga akan terlambat karena dia sangat sibuk belakangan ini. Asuka kagum melihat betapa santainya Ono menyerahkan kunci apartemennya begitu saja, anak orang kaya memang beda.


Pulang kerja, Asuka langsung belanja dan mulai memasak seorang diri di apartemennya Ono. Tapi setelah semua masakannya jadi, dia mulai keheranan karena teman-temanya belum ada yang datang. Dan saat dia menghubungi mereka, mereka ternyata sengaja tidak datang dan membiarkan Asuka berduaan dengan Nanami.


Rio berharap pertemuan kedua orang itu akan berjalan lancar. Ono setuju. Momoko canggung diantara mereka berdua. Sepertinya dia juga tidak diharapkan di sini.


Nanami akhirnya pulang tak lama kemudian dan mendapati Asuka memakai celemek tengah menata hidangannya di atas meja. Dia hendak mencari pembuka botol saat tak sengaja dia melihat Nanami ganti baju. Dia langsung memalingkan pandangannya dengan canggung.


Mereka akhirnya duduk bersama dan Asuka menyajikan semangkok sup untuknya. Tapi itu sup miso, Nanami langsung tegang teringat peringatan temannya tadi. 

Asuka sendiri tegang saat Nanami mencoba supnya dan lega saat Nanami menyukainya. Dia sangat gugup sampai-sampai dia tidak makan malah sibuk nyerocos tentang ini dan itu.

Dia terus berusaha membuat suasana tetap ceria dengan membahas acara baru yang dipandu Nanami, tapi senyumnya langsung menghilang saat Nanami berkata kalau dia memandu acara itu bersama Yuko.


Dia langsung terdiam setelah itu. Tapi kali ini Nanami yang membahas pria yang pernah bersama Asuka di coffee shop. Apa mereka sering bertemu?

Asuka menyangkal, mereka hanya pernah makan malam bersama satu kali di restoran. Nanami cemburu berat sampai berkomentar sinis tentang restoran itu.


Asuka sampai kikuk sendiri mendengarnya. Dia mengalihkan perhatiannya menuang kecap, tapi kesulitan dengan botolnya walaupun dia sudah berusaha menjalankan instruksi Nanami. Nanami jadi tertawa melihatnya. Asuka tercengang melihat tawa Nanami, baru kali ini dia melihat Nanami tertawa.

"Itu karena kau tidak bisa menggunakan botol kecap"

"Aku bisa kalau itu botol biasa, segala sesuatu di rumah Ono ini terlalu mewah"

"Aku membeli ini di toko seharga 100 yen. Kau sangat menarik, Asuka. Aku boleh memanggilmu dengan nama depan, kan?" tanya Nanami. Asuka malu-malu mengiyakannya.


Setelah itu, Nanami mengantarkan Asuka pulang. Nanami menitip pesan ucapan terima kasih pada keluarga Asuka atas waktu itu. Asuka pun memberitahu Nanami kalau Ibunya meminta Nanami mampir lagi untuk mencicipi kari buatannya. Dia meyakinkan Nanami kalau kari buatan Ibunya sangat amat lezat.


"Asuka, kau memiliki keluarga yang bahagia"

"Benarkah? Tidak ada yang istimewa dengan keluargaku"

"Aku iri padamu" ucap Nanami sambil menggandeng tangan Asuka.


Yuko menyambut suaminya yang baru pulang, dia bahkan sudah menyiapkan berbagai hidangan untuknya. Tapi tampaknya rumah tangga mereka tidak harmonis, Suaminya Yuko cuek dengan sambutan istrinya bahkan menolak makan malam dengannya dengan alasan kalau dia sudah makan.


Keesokan harinya setelah bertemu klien mereka, Asuka dan Kamiya berjalan bersama dimana Kamiya menanyakan jawaban Asuka atas lamarannya waktu itu. 

Asuka meminta maaf dan menolaknya dengan sopan, menjelaskan kalau dia sudah menyukai pria lain. Kamiya kecewa. Tapi dia penasaran apakah Asuka akan menikah dengan pria itu?

"Tidak, dia tidak berniat untuk menikah"

"Kalau begitu, pertimbangkanlah lagi.  Kau tidak harus segera menjawabku"


Canggung dengan situasi ini, Asuka berusaha menghindar tapi Kamiya bersikeras mengejarnya. 

Di tengah jalan, seseorang menghentikan mereka. Dia mengaku dari stasiun TV dan mereka ingin mewawancarai pasangan tentang pandangan mereka terhadap pernikahan. Asuka hendak menolak tapi Kamiya langsung menyela dan menyatakan kesediaan mereka untuk diwawancarai.


Parahnya, orang yang mewawancarai mereka ternyata Nanami. Nanami sempat kaget melihat mereka, tapi dia menjalankan pekerjaannya dengan profesional. Menyela Asuka saat dia berusaha menjelaskan dan mulai mewawancarai Kamiya.


Dia kesal setengah mati saat Kamiya sok mesra merangkul Asuka. Tapi dia tetap pasang senyum ramah dan bertanya sudah berapa lama mereka pacaran. Kamiya berbohong kalau mereka sudah pacaran 5 tahun.

"Aku bertemu dia di kantor. Dia rajin dan sangat manis. Aku memperhatikannya sejak dia bekerja di perusahaan kami"

Asuka jadi makin risih dan tak nyaman apalagi melihat tatapan Nanami. Dia cepat-cepat melepaskan pelukan Kamiya saat Nanami bertanya apakah mereka akan menikah. Kamiya berkata kalau dia pasti akan menikahi Asuka begitu Asuka bersedia, tapi dia cukup sulit didapatkan.


"Apa maksud anda?"

"Dia hanya belum bersedia"

"Kamiya, tolong hentikan"

"Begitu. Jika dia belum bersedia untuk menikah setelah pacaran 5 tahun, bukankah itu artinya dia tidak mau menikah dengan anda?"

Kamiya mengklaim kalau itu hanya masalah timing, pandangan orang terhadap pernikahan kan berbeda-beda. Sambil merangkul Asuka lagi, dia menyatakan kalau dia tetap ingin menikahi Asuka karena dia menyukai Asuka.


Nanami menatapnya dengan penuh benci, tapi dia cepat menguasai dirinya dan tersenyum kembali, berterima kasih atas waktu mereka dan langsung pergi. Asuka galau menatap kepergiannya. Saat itulah Kamiya mulai menyadari keanehan Asuka dan Nanami.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments