Sinopsis Everyone's Getting Married Episode 3 - Part 1
February 18, 2022
Asuka mendadak mendapat lamaran dari Kamiya. Saking mendadaknya dia
sampai bingung harus jawab bagaimana. Dia serius? iya, dia serius.
"Tapi kenapa aku?"
"Karena kau pasti jadi ibu rumah tangga yang hebat dan membangun
lingkungan yang hangat dan penuh kasih untuk keluarga," Kamiya memohon
padanya untuk mempertimbangkan tawarannya ini baik-baik lalu pergi.
Selesai syuting, Yuko memakan kue-kue lezat yang di sediakan pihak
stasiun tv dan membaginya dengan Nanami. Sejak syuting bareng, tampaknya
hubungan canggung mereka mulai berubah lebih baik walaupun Nanami masih
memakai bahasa formal padanya.
Keesokan harinya, Asuka memberitahu teman-temanya kalau semalam Nanami
menginap di rumahnya dan ada seseorang yang melamarnya. Teman-temannya
sontak melongo mendengar semua informasi itu, mengira kalau Nanami yang
melamar Asuka.
"Orang lain yang melamarku"
"Siapa?"
"Kamiya"
"Kamiya?... Maksudmu, Kamiya dari Izumi Securities?"
"Iya"
Di ruang rias stasiun TV, Kamiya curhat kalau dia sangat payah dalam hal
lain selain pekerjaan dan karena itulah dia masih menjomblo sampai
sekarang. Tapi sekarang dia sudah menemukan seorang wanita yang hebat
dan karena itulah dia mau bertunangan.
Teman-teman Asuka turut senang untuknya, jadi Asuka akan menikah dengan
Kamiya, kan? Asuka menyangkalnya, mereka bahkan belum pernah berkencan.
Kana penasaran mau lihat foto pria itu. Momoko langsung membrowsing foto
Kamiya dan memberitahu Kana segala kelebihan Kamiya. Dia seorang ekonom
yang sangat pintar, tampan dan cakap dalam bekerja.
"Dia kelihatan narsistik, tapi lumayan. Menikah saja dengannya" ujar Kana.
Kedua teman Asuka juga langsung bersorak menyemangatinya untuk menikah
dengan Kamiya saja. Dia lebih baik daripada Nanami yang tidak mau
menikahi Asuka. Lalu bagaimana dengan kriteria Asuka tentang menjadi ibu
rumah tangga?
"Sepertinya dia ingin aku jadi ibu rumah tangga"
"Wah, selamat"
Asuka protes, dia tetap tidak mau menikah dengan Kamiya. Dia ingin jatuh
cinta dulu dan menikah.
Kalau begitu dia jatuh cinta saja pada Kamiya,
saran Momoko. Tidak semudah itu. Lalu apa Asuka akan menolaknya?
Bukankah Kamiya sesuai tipe idealnya Asuka?
"Iya sih. Tapi..."
"Jadi kau akan tetap memilih Nanami. Kau sangat cakap dalam pekerjaan tapi ragu-ragu dalam cinta"
Di rumah, Nanami melihat Ono sedang olahraga. Ono sudah dengar kalau
Nanami menginap di rumah Asuka, apa dia datang sebagai kekasihnya Asuka?
Nanami menyangkalnya.
"Apa suasananya mengerikan?"
"Tidak. Keluarganya baik. Mereka sangat ceria"
Nanami kagum dengan keluarganya Asuka yang sangat berbeda dari
keluarganya sendiri. Keluarganya Asuka benar-benar saling ngobrol saat
makan malam dan kedua orang tuanya saling bercanda.
Melihat semua itu
membuatnya serasa mengalami gegar budaya. Dia bahkan berendam air jeruk
bali merah. Ono kaget mendengarnya. Biasanya itu perlakuan untuk putra
menantu. Nanami tak percaya dan menyangkalnya.
"Tapi aku senang karena Takanashi orangnya. Karena dia sangat berbeda
dari mantan kekasihmu. Dulu kau tampak kewalahan karena sifat
pemarahnya"
Asuka galau mengetik sms untuk Nanami dan mengajaknya ketemuan, dia
ingin memasak untuk Nanami. Dia akhirnya mengirimnya dengan harap-harap
cemas.
Keesokan harinya, Asuka diminta atasannya untuk menggantikannya bermain
golf dengan klien mereka karena dia ada kesibukan lain hari itu. Dia
juga ingin Asuka memperkenalkan Kamiya pada klien mereka, Asuka kan
dekat dengan Kamiya. Asuka jadi canggung, tapi dia terpaksa menerima
permintaan itu.
Siang harinya, akhirnya dia mendapat sms balasan dari Kamiya yang
memberitahu kalau dia ada waktu senggang lusa. Asuka setuju tapi
kemudian dia malah mengusulkan untuk mengajak teman-teman mereka juga.
Nanami tidak mengatakan apapun tapi dia tak senang dengan ide itu.
Malam harinya, Asuka pulang dengan membawa belanjaan dan praktek memasak
berbagai macam makanan. Dia mengaku pada Ibu kalau dia sedang berlatih
memasak untuk temannya.
"Pria tidak suka dengan hidangan semacam ini," Ibu menyarankannya untuk
memasak makanan Jepang saja.
Asuka tak percaya. Ibu ngotot, dia sudah
berpengalaman dalam hal itu. Banyak pria yang menyukai Ibu karena sup
miso buatannya... termasuk Ayah.
"Sebenarnya kau memasak untuk Nana Ryu, bukan?" tanya Ibu. Asuka
menyangkal, teman-teman dan seniornya juga akan datang kok.
Wah, sayang
sekali. Tapi ngomong-ngomong, kapan Nanami akan mampir kemari lagi.
Ajaklah Nanami mampir lagi. Tapi Asuka menolak.
"Apa kau akan menikah dengan Nana Ryu?"
"Apa maksud ibu?"
"Kalau kau menikah dengan Nana Ryu maka dia akan menjadi putra ibu.
Sampaikan padanya kalau ibu akan memasak kari untuknya. Ajak dia
mampir," rengek Ibu.
"Baiklah. Aku akan memberitahunya"
Nanami masih di kantor dan makan malam hanya dengan mie instan. Seorang
rekan kerjanya mengeluh sebal karena harus makan mie instan terus.
Nanami berkomentar kalau rasa mie instan akan terasa cukup lezat kalau
dimakan sesekali.
"Kau memasak sendiri?"
"Tidak. Teman seapartemenku yang memasakkannya untukku"
Pria itu menduga pasti kekasihnya Nanami. Nanami menyangkal, dia teman
SMA-nya dan temannya itu suka sekali memasak.
Wah, dia jadi iri. Tapi
dia memperingatkan Nanami bahwa jika yang memasak wanita, Nanami harus
berhati-hati. Terutama kalau wanita itu memasak sup miso karena jika
wanita memasak sup miso maka artinya wanita itu ingin Nanami menikahinya.
Pada hari H, Ono menyerahkan kunci apartemennya pada Asuka dan meminta
Asuka untuk duluan saja karena malam ini dia harus lembur. Nanami
mungkin juga akan terlambat karena dia sangat sibuk belakangan ini.
Asuka kagum melihat betapa santainya Ono menyerahkan kunci apartemennya
begitu saja, anak orang kaya memang beda.
Pulang kerja, Asuka langsung belanja dan mulai memasak seorang diri di
apartemennya Ono. Tapi setelah semua masakannya jadi, dia mulai
keheranan karena teman-temanya belum ada yang datang. Dan saat dia
menghubungi mereka, mereka ternyata sengaja tidak datang dan membiarkan
Asuka berduaan dengan Nanami.
Rio berharap pertemuan kedua orang itu akan berjalan lancar. Ono setuju.
Momoko canggung diantara mereka berdua. Sepertinya dia juga tidak
diharapkan di sini.
Nanami akhirnya pulang tak lama kemudian dan mendapati Asuka memakai
celemek tengah menata hidangannya di atas meja. Dia hendak mencari
pembuka botol saat tak sengaja dia melihat Nanami ganti baju. Dia
langsung memalingkan pandangannya dengan canggung.
Mereka akhirnya duduk bersama dan Asuka menyajikan semangkok sup
untuknya. Tapi itu sup miso, Nanami langsung tegang teringat peringatan
temannya tadi.
Asuka sendiri tegang saat Nanami mencoba supnya dan lega
saat Nanami menyukainya. Dia sangat gugup sampai-sampai dia tidak makan
malah sibuk nyerocos tentang ini dan itu.
Dia terus berusaha membuat suasana tetap ceria dengan membahas acara
baru yang dipandu Nanami, tapi senyumnya langsung menghilang saat Nanami
berkata kalau dia memandu acara itu bersama Yuko.
Dia langsung terdiam setelah itu. Tapi kali ini Nanami yang membahas
pria yang pernah bersama Asuka di coffee shop. Apa mereka sering
bertemu?
Asuka menyangkal, mereka hanya pernah makan malam bersama satu
kali di restoran. Nanami cemburu berat sampai berkomentar sinis tentang
restoran itu.
Asuka sampai kikuk sendiri mendengarnya. Dia mengalihkan perhatiannya
menuang kecap, tapi kesulitan dengan botolnya walaupun dia sudah
berusaha menjalankan instruksi Nanami. Nanami jadi tertawa melihatnya. Asuka
tercengang melihat tawa Nanami, baru kali ini dia melihat Nanami
tertawa.
"Itu karena kau tidak bisa menggunakan botol kecap"
"Aku bisa kalau itu botol biasa, segala sesuatu di rumah Ono ini terlalu mewah"
"Aku membeli ini di toko seharga 100 yen. Kau sangat menarik, Asuka. Aku
boleh memanggilmu dengan nama depan, kan?" tanya Nanami. Asuka
malu-malu mengiyakannya.
Setelah itu, Nanami mengantarkan Asuka pulang. Nanami menitip pesan
ucapan terima kasih pada keluarga Asuka atas waktu itu. Asuka pun
memberitahu Nanami kalau Ibunya meminta Nanami mampir lagi untuk
mencicipi kari buatannya. Dia meyakinkan Nanami kalau kari buatan Ibunya
sangat amat lezat.
"Asuka, kau memiliki keluarga yang bahagia"
"Benarkah? Tidak ada yang istimewa dengan keluargaku"
"Aku iri padamu" ucap Nanami sambil menggandeng tangan Asuka.
Yuko menyambut suaminya yang baru pulang, dia bahkan sudah menyiapkan
berbagai hidangan untuknya. Tapi tampaknya rumah tangga mereka tidak
harmonis, Suaminya Yuko cuek dengan sambutan istrinya bahkan menolak
makan malam dengannya dengan alasan kalau dia sudah makan.
Keesokan harinya setelah bertemu klien mereka, Asuka dan Kamiya berjalan
bersama dimana Kamiya menanyakan jawaban Asuka atas lamarannya waktu
itu.
Asuka meminta maaf dan menolaknya dengan sopan, menjelaskan kalau
dia sudah menyukai pria lain. Kamiya kecewa. Tapi dia penasaran apakah
Asuka akan menikah dengan pria itu?
"Tidak, dia tidak berniat untuk menikah"
"Kalau begitu, pertimbangkanlah lagi. Kau tidak harus segera menjawabku"
Canggung dengan situasi ini, Asuka berusaha menghindar tapi Kamiya
bersikeras mengejarnya.
Di tengah jalan, seseorang menghentikan mereka.
Dia mengaku dari stasiun TV dan mereka ingin mewawancarai pasangan
tentang pandangan mereka terhadap pernikahan. Asuka hendak menolak tapi
Kamiya langsung menyela dan menyatakan kesediaan mereka untuk
diwawancarai.
Parahnya, orang yang mewawancarai mereka ternyata Nanami. Nanami sempat
kaget melihat mereka, tapi dia menjalankan pekerjaannya dengan
profesional. Menyela Asuka saat dia berusaha menjelaskan dan mulai
mewawancarai Kamiya.
Dia kesal setengah mati saat Kamiya sok mesra merangkul Asuka. Tapi dia
tetap pasang senyum ramah dan bertanya sudah berapa lama mereka pacaran.
Kamiya berbohong kalau mereka sudah pacaran 5 tahun.
"Aku bertemu dia di kantor. Dia rajin dan sangat manis. Aku memperhatikannya sejak dia bekerja di perusahaan kami"
Asuka jadi makin risih dan tak nyaman apalagi melihat tatapan Nanami.
Dia cepat-cepat melepaskan pelukan Kamiya saat Nanami bertanya apakah
mereka akan menikah. Kamiya berkata kalau dia pasti akan menikahi Asuka
begitu Asuka bersedia, tapi dia cukup sulit didapatkan.
"Apa maksud anda?"
"Dia hanya belum bersedia"
"Kamiya, tolong hentikan"
"Begitu. Jika dia belum bersedia untuk menikah setelah pacaran 5 tahun, bukankah itu artinya dia tidak mau menikah dengan anda?"
Kamiya mengklaim kalau itu hanya masalah timing, pandangan orang
terhadap pernikahan kan berbeda-beda. Sambil merangkul Asuka lagi, dia
menyatakan kalau dia tetap ingin menikahi Asuka karena dia menyukai
Asuka.
Nanami menatapnya dengan penuh benci, tapi dia cepat menguasai dirinya
dan tersenyum kembali, berterima kasih atas waktu mereka dan langsung
pergi. Asuka galau menatap kepergiannya. Saat itulah Kamiya mulai
menyadari keanehan Asuka dan Nanami.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam