Sinopsis Sweet Teeth Episode 1

Zeng Li, seorang pustakawan berusia 26 tahun yang bekerja di perpustakaan Universitas Donghua karena kecintaannya terhadap buku-buku. Tapi dia juga orang yang ceroboh. Hari itu saat dia tengah menata buku-buku, dia malah salah berpijak dan hampir terjatuh sehingga dia tak sengaja menyenggol rak buku dan kontan membuat semua rak buku di sana berjatuhan dan buku-buku yang barusan ditatanya jadi berhamburan.

Selain menjadi pustakawan, dia dan dua temannya memiliki usaha sampingan berupa sebuah cafe bernama Carol's yang berada di dekat kampus. Dua temannya itu bernama Ma Yi Yi dan Wu Ying.

 

Ma Yi Yi berprofesi sebagai seorang model dan pastinya modis. Zeng Li menggambarkan Ma Yi Yi sebagai seorang pakar cinta dan sangat memahami pria. Sedangkan Wu Ying adalah seorang dokter IGD di rumah sakit setempat. Zeng Li menggambarkan Wu Ying sebagai seorang wanita kuat yang berwajah dingin namun kekanak-kanakan.

Suatu hari di perpustakaan, rekan pustakawannya Zeng Li sedang melihat daftar peringkat pria-pria tampan paling populer di universitas mereka. Yang paling menarik perhatiannya adalah pria di urutan nomor 2, seorang dosen muda sekaligus dokter gigi bernama Ai Jing Chu.

Dan tepat saat itu juga, mereka melihat pria tampan itu sedang menelusuri rak buku di perpustakaan mereka. Rekannya Zeng Li langsung heboh menggosipkan pria itu, terutama karena namanya yang mirip nama merk pakaian dalam.

Saking asyiknya menggosipkan, mereka jadi terlambat menyadari kehadiran Jing Chu yang mendadak muncul di hadapan mereka. Zeng Li yang saat itu sedang minum, sontak menyemburkan air yang diminumnya ke Jing Chu saking kagetnya.

Untungnya Jing Chu sigap menamengi dirinya dengan buku yang dibawanya. Zheng Li jadi merasa bersalah padanya. Tapi Jing Chu bahkan tidak marah. Setelah Zeng Li men-scan buku yang mau dipinjamnya, Jing Chu langsung pergi tanpa mengucap sepatah kata.

Jing Chu populer bukan hanya di universitas, tapi juga di rumah sakit. Dia jalan saja, semua mata langsung terpesona padanya. Tapi Jing Chu cuek saja dengan semua perhatian yang tertuju padanya dan langsung masuk ke ruang kerjanya.

Di cafe Carol's, karyawan mereka yang bernama Duo Duo, sedang menangis sesenggukan gara-gara habis diputusin sama cowoknya. Prihatin, Zeng Li mengizinkannya cuti hari ini. Duo Duo pun langsung lari sambil menangis sedih.

Yi Yi memberitahu kedua temannya bahwa pacarnya Duo Duo itu seorang dokter gigi. Dan Wu Ying langsung menimpali bahwa nama pacarnya Duo Duo adalah Ai Jing Chu. (What? Jing Chu yang tampan tadi?) Zeng Li sontak menyemburkan air yang sedang diminumnya saking kagetnya mendengar nama itu lagi. Yi Yi memberitahu bahwa pacarnya Duo Duo itu menduakan Duo Duo. 

Saat Zeng Li pulang, dia mendapati ibunya datang berkunjung, membuatkan makanan sehat yang bermanfaat untuk kesehatan dan kecantikan, lalu mulai cerewet mengkritiki segala kekurangan putrinya itu, makanya sampai sekarang Zeng Li belum mendapatkan jodoh.

Ibu benar-benar heran, padahal Zeng Li cantik kok, bentuk tubuhnya juga bagus. Apa yang salah sehingga dia belum mendapatkan jodoh sampai sekarang? Lalu saat ia melihat putrinya itu sedang menggigiti apel dengan gigi taringnya yang kayak drakula, Ibu mendadak memutuskan bahwa Zeng Li belum mendapatkan jodoh pasti gara-gara giginya tidak rata. Maka Ibu langsung saja menyeret paksa Zeng Li ke dokter gigi, memaksanya untuk merapikan giginya. 

Tapi setibanya di depan rumah sakit, Zeng Li malah melihat Duo Duo sedang berhadapan dengan Ai Jing Chu, lalu dia mendengar Jing Chu dengan dinginnya berkata pada Duo Duo, "karena kita tidak cocok, jadi jangan saling berhubungan lagi." 

Duo Duo menangis sedih, tapi Jing Chu dengan wajah datarnya menyerahkan sekotak barang ke Duo Duo lalu cepat-cepat mengusir Duo Duo. Wah! Jadi mereka beneran pacaran? Dan Jing Chu sekejam itu sama Duo Duo? Zeng Li jadi benci sama pria itu, untung saja mereka sudah putus, jadi Duo Duo tidak akan ditindas lagi oleh pria itu.

Tapi sebenarnya Zeng Li salah paham. Dia tidak tahu bahwa pacarnya Duo Duo sebenarnya bukan Jing Chu, melainkan dokter gigi lainnya yang brengsek tidak mau menemui Duo Duo secara langsung. 

Duo Duo juga seorang mahasiswa kedokteran gigi, muridnya Jing Chu juga, makanya Jing Chu berbaik hati membantu mereka sekarang ini, tapi dia menegaskan pada si dokter gigi itu untuk menyelesaikan sendiri masalahnya dengan Duo Duo. Si dokter gigi itu mengiyakannya saja, tapi entah dia serius atau tidak.

Karena giginya Zeng Li sudah terlalu penuh, jadi dokter menyarankan Zeng Li untuk mencabut beberapa gigi gerahamnya biar bisa dipasangi behel. Zeng Li tidak mau dan berusaha kabur, tapi Ibu dengan cepat mencegahnya dan memaksanya untuk pasang behel. Untungnya dia tidak perlu cabut gigi hari ini karena dokter sedang sibuk, jadi besok saja cabut giginya.

Dari rumah sakit, Zeng Li pulang sendirian sambil chatting dengan teman-temannya, mengeluhkan ibunya yang memaksanya pakai behel, lalu dengan cepat beralih membahas Duo Duo dan Jing Chu.

Karena dia jalan sambil keasyikan menatap ponselnya, dia malah jadi dimanfaatkan sama seorang nenek yang pura-pura terjatuh. Si nenek dengan akting lebaynya teriak-teriak mengklaim bahwa Zeng Li menabraknya padahal Zheng Li bahkan tidak menyentuhnya.

Si nenek bahkan langsung memeluk kaki Zeng Li dan memaksa Zeng Li untuk memberinya uang kompensasi. Zeng Li menolak, dia tidak punya uang. Begini saja, dia menawarkan penyelesaian masalah ini ke polisi atau langsung ke rumah sakit saja.

Tapi si nenek malah mendadak pingsan... tapi kali ini dia serius, dia pingsan beneran karena serangan jantung. Waduh! Zeng Li jelas panik karenanya. Saking paniknya, akhirnya dia berinisiatif untuk melakukan CPR sendiri ke nenek itu. Di tengah kepanikannya, ada selembar daun kering yang jatuh ke rambutnya. Tapi tentu saja Zeng Li tak menyadarinya.

Untungnya Jing Chu kebetulan lewat di sana saat itu dan langsung menggantikan Zeng Li melakukan CPR pada Nenek... hingga Nenek akhirnya sadar kembali. Ambulance datang tak lama kemudian, nenek pun dimasukkan ke ambulance dan Jing Chu dengan cepat menginformasikan diagnosanya terhadap Nenek pada petugas ambulance.

Jing Chu berterima kasih atas usaha Zeng Li untuk menyelamatkan Nenek tapi dia juga mengkritik teknik CPR-nya Zeng Li yang salah. Lalu dia mengulurkan tangan ke Zeng Li untuk membantu Zeng Li mengambil daun kering yang nyangkut di rambutnya.

Tapi tiba-tiba si nenek menuduhnya menabraknya, dan Jing Chu langsung percaya begitu saja. Apalagi para saksi mata juga mendukung si nenek. Jing Chu jadi semakin salah paham dan langsung memaksa Zeng Li ikut ke rumah sakit, bahkan memaksanya membayar biaya perawatan si nenek.

Zeng Li berusaha menjelaskan kalau dia tidak bersalah, tapi Jing Chu tak peduli dan tetap memaksanya untuk membayar, bahkan pakai acara mengkritiki hati nuraninya Zeng Li. Jelas saja Zeng Li jadi kesal hingga dia balas menghina Jing Chu.

Wu Ying menyela mereka dan memberitahu bahwa keadaan nenek itu baik-baik saja dan boleh pulang setelah infus habis. Mereka sudah menghubungi keluarga si nenek, tapi sepertinya tidak akan ada yang datang.

Informasi itu kontan membuat Jing Chu semakin getol memaksa Zeng Li untuk meminta maaf pada si nenek setelah nenek sadar nanti. Iiish! Zeng Li kesal banget sama dia. Terpaksa dia mengalah dan bersedia membayar biaya pengobatan si nenek.

 

Wu Ying memberitahu Jing Chu bahwa dia sudah salah paham saa Zeng Li. Nenek itu sebenarnya sudah sering bolak-balik masuk IGD, mengklaim bahwa ada orang yang mencelakainya, padahal sebenarnya dia tidak kenapa-kenapa tapi tetap memaksa orang untuk membayar biaya kompensasi. 

Para korbannya nenek biasanya malas repot, makanya mereka biasanya menurutinya saja. Hanya saja kali ini nenek benar-benar sakit, sepertinya keluarganya juga tidak memperlakukannya dengan baik.

Zeng Li sudah membayar tagihannya, tapi dia menolak meminta maaf karena dia memang tidak salah lalu dengan ketusnya berkata kalau dia tidak mau melihat Jing Chu lagi.

"Bukankah kau sekarang sedang melihatku." (Pfft! Ya emang bener sih)

Augh! Zeng Li kesal banget sama dia. Zeng Li sontak pergi sambil menutup matanya dan merutuki kesialannya sepanjang hari ini.


Baru juga dirutuki, kesialan malah mendatanginya lagi sedetik kemudian saat sepatunya malah tak sengaja menginjak bekas permen karet. dan gara-gara itu, dia jadi melewatkan bus yang mau ditumpanginya.

Seolah kesialan masih belum puas juga menggodanya, kali ini langit mendadak menurunkan hujan dan Zeng Li hampir tidak kebagian tempat untuk berteduh di halte. Parahnya lagi, dua anak SMA mendadak menegurnya dengan cara memanggilnya 'Bibi'. (Pfft! Aduh, Dek. Dia kan belum tua-tua amat)

Mereka memberitahunya bahwa kartu bus-nya terjatuh di jalan. Dan entah kenapa si kartu sulit banget diambil seolah lengket sehingga membuat Zeng Li semakin basah kuyup.

Saat itulah, Jing Chu mendadak muncul memayunginya dan setulus hati meminta maaf atas kesalahpahamannya. Tapi dia datang bukan secara khusus untuk meminta maaf sih. Dia cuma kebetulan lewat dan melihat Jing Chu, dan bukan pula mau mengantarkan Jing Chu pulang, soalnya mereka tidak searah (Hah? Memangnya dia tahu rumahnya Zeng Li di mana?). Dia cuma menyerahkan payungnya ke Zeng Li lalu pergi meninggalkannya. (Pfft! Nih orang gimana sih, sebentar manis, sebentar dingin?)

Keesokan harinya, Ibu mengantarkan Zeng Li kembali ke rumah sakit. Tapi ternyata dokter gigi yang kemarin sudah tidak ada . Zeng Li senang banget dan langsung berusaha menyeret Ibu pulang.

Tapi Ibu pantang menyerah dan ingin ganti dokter yang lain saja. Cuma ada dokter Xu Heng Heng dan Dokter Ai Jing Chu yang bertugas. Xu Heng Heng sebenarnya masih seorang dokter residen, makanya Ibu maunya Dokter Ai Jing Chu saja.

Tapi Zeng Li ogah pakai jasa Ai Jing Chu setelah insiden kemarin dan memaksa untuk pakai dokter Xu Heng Heng saja. Tapi yang tidka Zeng Li ketahui, Dokter Xu Heng Heng itu sebenarnya mantannya Duo Duo.

Heng Heng memulainya dengan melakukan anestesi. Tapi sepertinya Zeng Li kebal terhadap anestesinya. Saat Heng Heng mulai melakukan pencabutan, Zeng Li sontak menjerit lalu menangis histeris.

Heng Heng jadi bingung sehingga dia harus cepat-cepat memanggil Jing Chu untuk mengecek Zeng Li. Dengan cepat dia mengecek Zeng Li dan memutuskan bahwa Zeng Li pastilah kebal terhadap lidokain.

Maka dia segera memberi instruksi pada Heng Heng untuk ganti anestesi jenis lain. Dia benar-benar memperlakukan Zeng Li dengan lembut dan sabar, membuat Zheng Li jadi bingung dan heran dengan kelembutan sikapnya yang hari ini sangat bertolak belakang dengan yang kemarin disaksikannya.

Anestesinya Jing Chu berhasil, gigi Zeng Li mati rasa. Tapi tiba-tiba muncul sekumpulan dokter residen dan Jing Chu menggunakan Zeng Li sebagai bahan pelajaran untuk para dokter residen itu.

Jing Chu lalu mulai mencabut giginya Zeng Li dan berhasil mencabutnya tanpa membuat Zheng Li kesakitan. Setelah itu dia menyerahkan Zeng Li kembali ke Heng Heng.

Setelah selesai, Ibu langsung memuji kehebatan Dokter Ai yang mencabut gigi putrinya tanpa rasa sakit. Tapi Zeng Li masih sinis menuduh karakter Dokter Ai itu buruk.

Tepat saat Ibu keluar untuk membayar administrasi, Jing Chu mendadak masuk kembali. Jelas dia mendengar ucapan Zeng Li tadi dan langsung to the point menanyakan kenapa Jing Chu menuduh karakternya buruk padahal mereka baru pertama kali bertemu. (Hah? Dia tidak ingat?)

"Baru pertama kali bertemu? Kemarin kau menguras kantongku."

Jing Chu akhirnya baru ingat. "Kau yang menabrak nenek kemarin, kan?"

"Kau buta, yah? Kemarin kau menyalahkanku dan tetap menyuruhku..."

"Berbaringlah," perintah Jing Chu. Dia dengan cepat menyelesaikan prosedur hari ini dengan memasang cincin pemisah gigi agar gigi Zeng Li berjarak sehingga bisa dipasangi behel nantinya.

Sudah selesai, Heng Heng mengucap terima kasih pada Jing Chu sambil menyerahkan rekam medis Zeng Li padanya. Jing Chu berkomentar bahwa namanya menarik, maka Heng Heng langsung saja menyerahkan Zeng Li ke Jing Chu. 

Lagipula setelah kejadian tadi, Heng Heng tidak yakin kalau Zeng Li akan mempercayainya. Tapi Jing Chu juga tak yakin kalau Zeng Li mempercayainya. 

Benar saja, saat perawat memberitahu Zeng Li bahwa sekarang dia akan ditangani oleh Dokter Ai, Zeng Li justru ingin menolaknya.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments