Menurut Xiao Lu, ini bukan berarti Wu Yan harus menghadapi sikap Nian Qin yang seperti ini seumur hidup. Hanya saja sekarang ini Nian Qin masih dalam tahap kekanak-kanakan. Suatu hari nanti saat Nian Qin merasa aman dalam pernikahan mereka, maka sikap kekanak-kanakannya ini perlahan pasti akan menghilang.
Nian Qin akhirnya menciptakan lagu baru. Tapi dia memperdengarkannya hanya pada Wu Yan. Dia sudah memutuskan pensiun dari industri musik dan dia terlalu malas untuk maju-mundur dalam hal itu.
Dulu dia memang ingin memperdengarkan lagu-lagu ciptaannya karena hanya itu satu-satunya caranya untuk membuat suaranya didengar. Tapi sekarang dia sudah punya Wu Yan, jadi semua itu sudah tidak penting lagi. Sekarang dia menciptakan lagu hanya karena dia ingin membuatnya demi Wu Yan dan demi dirinya sendiri.
Oh, tapi berhubung Nian Qin sudah memberikan lagu ini padanya, itu artinya lagu ini adalah miliknya. Karena lagu ini miliknya, maka Wu Yan punya hak untuk memperdengarkan lagu ini pada orang lain.
Wu Yan pun memutar lagu itu di acara siaran radionya (Lagu OST drama ini). Sontak saja lagu itu langsung mendapat berbagai tanggapan positif dari para netizen.
Nian Qin masih melakukan ritual sambutan di depan pintu, dan Wu Yan mungkin sudah terbiasa sehingga kali ini dia langsung menurutinya tanpa banyak drama seperti biasanya.
Namun yang tidak Nian Qin sangka, kali ini rumah mereka kedatangan tamu, yaitu Xiao Jie. Anak itu datang karena merindukan Wu Yan dan akan menginap beberapa hari di sini.
Nian Qin tak senang. Apalagi Wu Yan sekarang lebih perhatian pada Xiao Jie daripada pada dia. Nian Qin cemburu, dan jadilah kedua pria beda usia itu saling kontes melotot. Parahnya lagi, Wu Yan juga menyuapi Xiao Jie.
Nian Qin sontak ngambek menolak makan. Tapi Wu Yan nggak nyambung dengan kecemburuannya dan cuma mengira kalau Nian Qin menolak makan cuma karena tidak suka makanannya.
Baru saat Nian Qin menirukan cara ngambeknya Wu Yan dengan menyalakan volume TV keras-keras, Wu Yan akhirnya sadar kalau suaminya lagi cemburu. Wu Yan pun menghampirinya dan mencoba membujuknya untuk berhenti ngambek. Tapi Nian Qin tetap cemburu berat. Bahkan saking cemburunya, dia sampai menuntut Wu Yan untuk menyuapinya makan seperti yang Wu Yan lakukan pada Xiao Jie.
Keesokan harinya, Wu Yan keluar sebentar untuk membeli sarapan sehingga dia terpaksa harus menitipkan Xiao Jie ke Nian Qin. Berbeda dengan Wu Yan yang terlalu memanjakan Xiao Jie, Nian Qin justru seperti seorang ayah yang mendidik putranya dengan tegas, memaksa Xiao Jie untuk menjadi lelaki yang tegar dan kuat.
Saat Xiao Jie terjatuh dan menangis, Nian Qin dengan wajah datarnya menyuruh Xiao Jie untuk berdiri dan mengingatkan Xiao Jie bahwa dia adalah seorang pria. Pria harus kuat agar bisa melindungi yang lemah.
"Kalau begitu aku akan melindungi Kak Wu Yan."
"Jangan dia! Aku yang akan melindunginya. Kau cari gadismu sendiri."
Didikannya berhasil dengan baik. Xiao Jie sama sekali tak mempersalahkan sakit di kakinya biarpun sekarang jalannya agak pincang. Berkat itu pula, kedua pria beda usia itu mendadak jadi akrab sekarang.
Wu Yan senang melihat keakraban mereka. Sekarang dia baru menyadari bahwa Nian Qin pandai bergaul dengan anak-anak. Xiao Jie mulai banyak menunjukkan perubhan sejak akrab dengan Nian Qin.
Tapi saat Wu Yan pulang keesokan harinya, dia malah mendapati Xiao Jie sedang mainan dengan ikan-ikan koi peliharaannya Nian Qin. Wu Yan sontak heboh mengomeli Xiao Jie sambil memukulinya (gimana sih Wu Yan? Kamu itu psikolog, kok malah mukulin anak autis?).
Pukulannya memang pukulan ringan, tapi tetap saja itu membuat Xiao Jie langsung menangis sesenggukan. Baru saat itulah Wu Yan sadar dan jadi merasa bersalah. Xiao Jie dengan polosnya mengaku bahwa dia hanya ingin menyelamatkan ikan-ikan itu biar mereka bisa bernapas.
Saat Nian Qin pulang tak lama kemudian, dia sama sekali tidak marah dan hanya mengingatkan Xiao Jie untuk tidak mengulangi perbuatannya itu. Dia justru mengomeli Wu Yan karena tidak seharusnya Wu Yan terbawa emosi apalagi sampai memukul anak kecil.
Wu Yan jadi semakin kagum pada suaminya itu. Dia benar-benar lebih ahli dalam menangani anak-anak. Ngomong-ngomong tentang itu, Wu Yan penasaran Nian Qin mau punya anak perempuan atau laki-laki?
"Anak perempuan."
"Kenapa?"
"Apa bagusnya anak laki-laki? Dia hanya akan seperti Xiao Jie. Dia hanya akan bersaing denganku untuk mendapatkan cinta ibunya."
"Jadi seorang putri tidak akan bersaing denganmu."
"Jika kita memiliki seorang putri, aku ingin memberinya segala yang terbaik di dunia ini."
"Dia akan sangat dimanjakan. Tidak akan ada berani menginginkannya."
"Bagus kalau begitu. Dia tidak akan menikah dan akan tinggal bersamaku selamanya. Aku akan menjaganya seumur hidup."
"Kekanak-kanakan."
Nian Qin bangun pagi-pagi sekali karena harus pergi dinas ke luar kota. Tapi dia sengaja tidak membangunkan Wu Yan.
Saat Wu Yan bangun, tiba-tiba dia merasa mual. Wu Yan pun segera ke rumah sakit untuk memeriksakan dirinya dan mendapati dirinya ternyata sedang hamil.
Wu Yan pun langsung menelepon Nian Qin untuk mengabarkan kabar baik ini. Saking senangnya, Nian Qin langsung bergegas pulang tanpa memedulikan pekerjaannya lagi.
Berkat kehamilan Wu Yan, Nian Qin sekarang sudah berhenti untuk melakukan ritual hariannya. Wu Yan sampai heran saat melihat Nian Qin pulang dan langsung masuk tanpa perlu melakukan ritual pencet bel lagi. Bahkan saat Wu Yan bermanja ria minta dibuatin makanan, Nian Qin langsung gercep masuk dapur dan membuatkan makanan yang dia minta.
Menurut Xiao Lu, itu karena Nian Qin sekarang sudah merasa aman dalam pernikahan mereka. Kehadiran calon bayi mereka membuat Nian Qin memiliki tanggung jawab ganda sebagai suami dan ayah. Tanggung jawab yang semakin besar itu, memperkuat rasa aman dan identitasnya dalam keluarga mereka. Dia merasa sudah tidak memerlukan validasi eksternal lagi.
Tapi ada satu hal yang Nian Qin khawatirkan. Dia takut anak mereka akan terlahir buta seperti dirinya. Wu Yan tetap berpikir positif, bahkan menenangkan Nian Qin dengan mengingatkan bahwa dia yakin kebutaan Nian Qin bukan dari keturunan, terbukti dengan kedua orang tua Nian Qin yang sehat. Jadi anak mereka juga pasti normal.
Kalaupun tidak juga tidak masalah. Anak ini memiliki ayah yang baik yang akan menjaganya seumur hidup dan tidak akan membuatnya menderita.
Tapi tiba-tiba muncul masalah. Entah bagaimana, informasi tentang identitas asli Yi Jin yang ternyata seorang CEO perusahaan, bocor ke media massa. Parahnya lagi, mereka juga menggali kehidupan pribadi dan masa lalu Nian Qin.
Nie Xi sontak memelototi para rekannya, curiga kalau merekalah pelakunya, tapi tidak, malah semua orang di stasiun radio juga kaget dengan berita itu.
Masalah ini kontan membuat Wu Yan jadi sangat mengkhawatirkan Nian Qin. Kekhawatirannya yang berlebihan itu justru membuatnya jadi stres sehingga memengaruhi janinnya hingga dia harus dilarikan ke rumah sakit.
Wu Yan takut kehilangan anak ini, tapi Nian Qin lebih takut kehilangan Wu Yan. Dia bahkan mengancam Wu Yan untuk tidak mati duluan atau dia akan segera mencari wanita lain dan melupakan Wu Yan secepat kilat.
Dalam keadaan tak sadarnya, Wu Yan bermimpi Cheng Yin mengucap selamat tinggal padanya. Akhirnya sekarang Wu Yan bisa merelakan kepergian Cheng Yin. Dan untungnya bayi mereka selamat... hingga dia lahir dalam kondisi sehat dan normal.
Beberapa tahun kemudian, Nian Qin dan Wu Yan mengajak putri kecil mereka jalan-jalan di taman. Ada pohon Ligustrum di depan mereka. Wu Yan ingin memetik satu daunnya seperti dulu, tapi ketinggian. Maka Nian Qin pun membantu memetikkannya untuknya.
Tapi putri mereka tiba-tiba menegur mamanya bahwa memetik daun itu salah, dan Nian Qin langsung setuju dengan putri mereka. Wu Yan tidak terima, bukankah dulu waktu dia memetik daun, Nian Qin tidak mengatakan apa-apa?
Nian Qin malah sengaja mengabaikannya lalu menggandeng putri mereka pergi. Iiish! Wu Yan jadi sebal dan hampir mau menggigit tangan Nian Qin. "Jujur saja deh. Waktu itu kau sudah jatuh cinta padaku, kan?"
"Butuh waktu lama bagiku untuk membiarkan diriku jatuh cinta padamu. Wu Yan, terima kasih. Terima kasih karena telah mengubahku."
"Tidak. Aku hanya membiarkanmu kembali menjadi dirimu yang dulu."
"Kalau begitu, terima kasih karena telah menemukanku."
Akhirnya selesai juga. Padahal aku enjoy-enjoy aja waktu nonton, tapi nggak tahu kenapa rada malas bikin sinopsisnya. Aku suka ide cerita drama ini, pria dan wanita yang saling bertolak belakang dalam hampir segala hal, bertemu dan jatuh cinta. Si cowok buta, dingin, tapi berbakat dalam musik. Sedangkan si cewek periang, hangat tapi tuli nada.
Cuma sayangnya, cerita setelah mereka CLBK tuh agak flat. Penyelesaian depresinya Wu Yan juga kesannya terlalu digampangkan. Seandainya cerita bagian yang ini lebih diperdalam dan bukan hanya memperbanyak adegan romantis aja. Sayang banget bagian psikologi dalam drama ini kesannya hanya untuk hiasan aja dan bukannya dibahas lebih dalam. Tapi overall, dramanya bagus dan unik, nggak terlalu makjang tapi cukup dramatis. Chemistry mereka juga bagus. Terima kasih semuanya, semoga kalian suka dan menikmati drama ini. ^^
1 Comments
Terima kasih telah menulis sinopsis ini. Aku sangat menyukainya🤗😍
ReplyDeleteSemangat terus nulis sinopsisnya 💪
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam