Wu Yan sedang membuat bola beras ketan saat tiba-tiba dia mendapat telepon yang kontan membuatnya bergegas pergi ke rumah sakit mencari Nian Qin. Jelas dia khawatir, tapi saat Nian Qin mendadak muncul dalam keadaan baik-baik saja tapi mengeluh manja kalau dia jatuh sakit gara-gara hujan kemarin, Wu Yan mendadak berubah dingin dan kesal.
Nian Qin kecewa, "Sang Wu Yan, dulu kau tidak seperti ini. Bahkan saat jariku terluka, kau..."
"Benar. Aku mempelajarinya darimu. Sekarang hatiku sedingin logam."
Ah, Wu Yan juga pernah mendengar bahwa operasi mata itu bisa memengaruhi otak. Jadi mungkin otaknya Nian Qin sekarang bermasalah gara-gara itu. Pfft!
Wu Yan pulang malam harinya dengan gelisah mengingat betapa gigihnya Nian Qin dalam mengejarnya. Tiba-tiba Nian Qin meneleponnya lagi hanya untuk memastikannya sudah masuk rumah atau belum. Ternyata dia ada di luar dan bingung karena tak melihat lampu rumahnya Wu Yan menyala, makanya dia khawatir.
"Kenapa kau ada di sini?"
"Kenapa aku tidak boleh ada di sini? Apa kau senggang besok?"
"Su Nian Qin, apa yang kau lakukan?"
"Aku mengejarmu. Wu Yan, maukah kau berkencan denganku? Maksudku, kita mulai lagi dari awal. Akan kusederhanakan pertanyaanku, maukah besok kau pergi kencan nonton film bersamaku. Aku sekarang bisa nonton film bersamamu."
Sayangnya Wu Yan tidak bisa dan menolak, karena besok adalah hari peringatan kematian ayahnya. Informasi itu kontan membuat hati Nian Qin menciut penuh rasa bersalah.
Wu Yu masih belum menyerah juga untuk mengejar Wu Yan. Keesokan harinya saat Wu Yan ziarah kubur, Wu Yu tiba-tiba menelepon dan mencoba menawarkan diri untuk menjemput mereka. Tapi Wu Yan tegas menolak dengan sopan dan menarik batas di antara mereka.
Ibu tidak mengerti kenapa dia tidak mau sama Wu Yu padahal Wu Yu memiliki kualifikasi yang bagus dalam banyak aspek. Ibu hanya berharap Wu Yan menikah dengan orang baik, orang yang memiliki temperamen yang baik biar bisa mengimbangi temperamennya Wu Yan, dan sudah pasti harus sehat agar Wu Yan tidak seperti dirinya yang kesepian ditinggal mati duluan.
Usai ziarah kubur, Wu Yan belanja ke mall tapi malah tak sengaja bertemu dengan si Tuan Peng yang lagi merangkul cewek cantik nan seksi, tapi langsung menyingkirkan cewek itu begitu dia melihat Wu Yan, dan langsung mencoba merayu Wu Yan. Tapi dia penasaran di mana tunangannya Wu Yan?
Wu Yan dengan ketus menegaskan bahwa dia tidak punya tunangan. Tapi ucapannya malah membuat Tuan Peng semakin getol menggodanya. Hmm, atau lebih tepatnya, dia tertarik pada Wu Yan hanya karena dia penasaran kenapa Nian Qin lebih memilih Wu Yan yang notabene biasa saja dibandingkan adiknya yang secantik bidadari.
Wu Yan kesal. "Pertama, aku menolak dipelajari. Kedua, perilakumu ini sama seperti pelecehan terhadapku. Ketiga, jaman sekarang tidak semua orang memandang lawan jenis dengan insting hewan. Contohnya saja kau, kau cukup tampan, tapi aku kesal setiap kali melihatmu."
Oh, sikap Wu Yan ini malah membuat Tuan Peng semakin tertarik padanya. Sekarang dia bisa melihat alasan ketertarikan Nian Qin pada Wu Yan, dia bahkan yakin kalau Nian Qin sangat mencintai Wu Yan dan tergila-gila pada Wu Yan, dan dia jadi semakin yakin kalau mereka berdua memang tunangan.
Tuan Peng ingin mentraktirnya makan malam. Wu Yan menolak, tapi Tuan Peng ngotot, bahkan berusaha menariknya. Dalam usahanya melepaskan diri, Wu Yan tidak sadar ada pesepeda yang melaju ke arahnya.
Tuan Peng sontak panik menariknya dan berhasil menyelamatkannya dari tabrakan tapi dalam prosesnya membuat dahi Wu Yan terluka.
Dia langsung membawa Wu Yan ke rumah sakit untuk mengobati lukanya. Lukanya ringan, tapi Tuan Peng dengan sengaja memanfaatkan ini untuk menelepon Nian Qin dan memberi kabar bahwa Wu Yan mengalami luka berat.
Pastinya dia melakukan itu untuk menguji seberapa besar cinta Nian Qin terhadap Wu Yan. Nian Qin yang saat itu sedang berada di tengah rapat, sontak pergi meninggalkan rapatnya saking khawatirnya.
Sayangnya, saat dia baru tiba, Wu Yan sudah pergi duluan dan hanya ada Tuan Peng yang masih menunggunya di sana. Jelas saja dia kesal karena cuma di-prank sama Tuan Peng, tapi di sisi lain, dia juga lega karena Wu Yan baik-baik saja.
Nian Qin langsung mengancam Tuan Peng untuk menjauhi Wu Yan mulai sekarang lalu pergi mencari Wu Yan... hingga dia menemukan Wu Yan di halte bis di seberang jalan.
Nian Qin sontak nekat menyeberang jalan sembarangan dan hampir saja tertabrak mobil. Untungnya dia selamat dan langsung memeluk Wu Yan. Tapi Wu Yan sontak mengomelinya saking cemasnya gara-gara Nian Qin menyeberang jalan sembarangan tadi. Nian Qin malah senang banget dimarahi lagi sama Wu Yan, tapi dia juga benar-benar mengkhawatirkan Wu Yan.
Perhatian Nian Qin membuat Wu Yan menyadari kalau dia memang masih cinta sama Nian Qin. Tapi dia juga masih memiliki banyak keraguan dalam hatinya. Makanya Wu Yan masih bingung.
Berkat Sekretaris Qin yang rutin memberikan update tentang Nian Qin, Xiao Lu pun memutuskan menyusul ke sana dan berusaha menasehati Nian Qin untuk bicara serius dengan Wu Yan, bicarakan masalah di antara mereka dengan benar, dan bukan cuma terus menerus menggoda Wu Yan seperti ini.
Tapi Nian Qin bersikeras menolak, dia terlalu takut dan masih merasa sangat bersalah tentang Ayahnya Wu Yan, dan semua ini membuatnya meyakini kalau Wu Yan benar-benar sudah tidak ada perasaan padanya. Namun perasaannya terhadap Wu Yan masih sama dan dia akan selalu mencintai Wu Yan.
Frustasi, Xiao Lu akhirnya berinisiatif mendatangi Wu Yan keesokan harinya. Xiao Lu mengaku bahwa dia sudah menikah sekarang. Tapi tentu saja kedatangannya bukan untuk membicarakan dirinya sendiri, melainkan demi membantu hubungan Wu Yan dan Nian Qin sekarang. Xiao Lu tidak mengerti kenapa mereka tidak kembali bersama padahal jelas-jelas Wu Yan masih cinta sama Nian Qin.
Asal Wu Yan tahu saja, sejak Wu Yan pergi, Nian Qin sering mabuk-mabukan lalu mendengarkan MP3-nya Wu Yan sampai ketiduran. Bahkan pada malam pertamanya di kota ini, dia juga mabuk.
Sejak perpisahan mereka, sebenarnya Nian Qin selalu mengawasi Wu Yan. Dia bahkan menyewa orang untuk diam-diam memotreti Wu Yan saat Wu Yan melakukan kencan buta.
Nian Qin juga selalu membantu Wu Yan secara diam-diam. Kantor mendiang ayahnya yang masih dipertahankan di universitas sampai sekarang, dan juga bagaimana dia mendapatkan siaran malam dengan mudah di stasiun radio, semua itu berkat Nian Qin.
Alasan Nian Qin datang ke kota ini sebenarnya bukan untuk bisnis, melainkan demi Wu Yan. Dia hanya menggunakan bisnis sebagai alasan biar dia bisa datang kemari. Karena sejak Nian Qin tahu bahwa Wu Yan melakukan kencan buta, dia begitu marah hingga akhirnya dia tidak bisa lagi tinggal diam.
Selama 3 tahun terakhir ini, Nian Qin tahu segala hal tentang Wu Yan. Hanya saja dia tidak pernah punya nyali untuk menemui Wu Yan. Terlebih karena masalah Ayahnya Wu Yan. Nian Qin masih sangat merasa bersalah tentang itu.
Karena itulah selama ini dia berpikir bahwa dia hanya pantas melindungi Wu Yan dari kejauhan. Nian Qin juga orang yang rendah diri, makanya dia takut memikirkan Wu Yan sudah tidak lagi mencintainya. Jika bukan karena kencan butanya Wu Yan, mungkin Nian Qin akan selamanya menyembunyikan diri.
Selama 3 tahun ini, dia mendedikasikan dirinya untuk mengelola perusahaan demi membuktikan pada Wu Yan dan ibunya bahwa dia pantas untuk Wu Yan. Semua ini jelas membuktikan betapa dalamnya cinta Nian Qin terhadap Wu Yan. Wu Yan berkaca-kaca mendengar semua itu.
Informasi itu membuat Wu Yan memanggil Xu Qian untuk menemaninya minum-minum sambil curhat tentang Nian Qin, kesal karena sekarang dia malah jadi tidak punya alasan untuk membenci Nian Qin, kenapa dia tidak jadi orang brengsek saja sampai akhir? Wu Yan benar-benar tidak tahu harus bagaimana sekarang.
Frustasi, Xu Qian menasehatinya untuk bicara baik-baik dengan Nian Qin, jangan cuma marah-marah nggak jelas. Ah, benar juga. Maka Wu Yan pun langsung menelepon Nian Qin saat itu juga dan langsung melabraknya.
"Su Nian Qin, dasar kau brengsek! Kenapa kau tidak berbohong dan mengatakan kalau kau mencintaiku? Kenapa diam saja waktu itu? Kenapa? Kita sudah lama berpisah, kenapa kau kembali padaku? Kenaa kau membuat hatiku berdebar lagi? Su Nian Qin, kau tidak manusiawi!"
Menyadari Wu Yan sedang nyerocos mabuk, Nian Qin yang saat itu sedang menghadiri jamuan makan dengan para partner-nya, sontak pergi meninggalkan mereka semua demi menjemput Wu Yan.
Wu Yan sudah teler saat Nian Qin tiba. Xu Qian pun menyerahkan Wu Yan padanya. Nian Qin pun setulus hati berterima kasih pada Xu Qian yang telah menjaga Wu Yan dengan baik selama 3 tahun terakhir ini.
Tapi Nian Qin tidak membawa Wu Yan pulang ke rumahnya, melainkan membawa Wu Yan ke hotelnya. Dia mencoba mengambil botol bir yang dipeluk Wu Yan, tapi Wu Yan malah semakin mempererat pelukannya seolah botol itu boneka kesayangan.
"Wu Yan, berikan botol itu padaku."
"Nggak mau."
"Wu Yan, kalau kau menumpahkan birnya, kau akan merasa tidak nyaman karena lengket. Jika kau memecahkan botolnya, apa yang harus kulakukan kalau kau terluka?"
"Aku tidak akan memecahkannya."
"Baiklah. Peluk saja."
"Tentu."
"Peluk aku."
"Kau siapa?"
"Menurutmu aku siapa?"
"Mana kutahu kau siapa. Tapi aku cukup yakin kalau kau sedang merayuku."
"Aku Su Nian Qin."
"Tidak mungkin kau Su Nian Qin. Dia tidak akan bicara seperti itu padaku. Dia selalu berteriak padaku. Dia bilang, 'Sang Wu Yan, diam', 'Sang Wu Yan, pergi', 'Sang Wu Yan, jangan berisik'. Aku kan tidak berisik."
Nian Qin jadi merasa bersalah mendengarnya. Dia janji bahwa mulai sekarang, dia tidak akan marah-marah pada Wu Yan. Wu Yan akhirnya bisa diajak bekerja sama dan melepaskan botolnya.
Nian Qin membantu melepaskan sepatunya juga, tapi kemudian dia menaruh sepatu itu di atas meja. Soalnya dulu Wu Yan suka menaruh sepatu sembarangan dan Nian Qin sering tersandung karenanya. Wu Yan juga pernah menaruh ketel air panas sembarangan dan akhirnya melukai tangan Nian Qin.
"Benarkah? Aku tidak ingat." Ujar Wu Yan dengan tampang tanpa dosa lalu menyandarkan kepalanya ke dada Nian Qin dengan manja. Nian Qin pun senang. Tapi Wu Yan tak suka melihat senyumannya dan langsung melarang Nian Qin untuk tidak sembarangan tersenyum, gadis-gadis di luar sana sangat berbahaya (senyumannya terlalu memikat soalnya. Hehe). Pokoknya Nian Qin hanya boleh tersenyum padanya.
"Su Nian Qin, kau milikku seorang, oke?"
"Aku selalu milikmu dan hanya kau."
"Bohong."
"Aku tidak pernah berbohong padamu. Sejak kau muncul dalam hidupku, aku sudah menjadi milikmu."
"Katakan bahwa kau milikku."
"Kau milikku."
"Kau mengatakan yang sebaliknya!"
"Sepertinya kau cukup sadar. Kalau begitu aku tidak akan sungkan (untuk menciummu)."
"Kau belum mengatakannya."
"Aku milikmu."
Puas, Wu Yan langsung menyandarkan dirinya dalam pelukan Nian Qin dan tertidur, dan Nian Qin pun mengecup lembut tangannya.
Bersambung ke episode 21
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam