Sinopsis Crush Episode 21

Saat Wu Yan terbangun keesokan harinya, dia langsung kebingungan mencari Nian Qin. Nian Qin sendiri baru keluar dari kamar mandi dan langsung kebingungan mencari Wu Yan. Untungnya dia cepat menemukan Wu Yan dan langsung lega.

 

Wu Yan awalnya masih agak canggung. Tapi akhirnya dia mantap mengakui perasaannya yang masih cinta sama Nian Qin. Bagaimana dengan Nian Qin? 

"Apa kau masih mencintaiku?" tanya Wu Yan.

Nian Qin pun menjawabnya dengan mengecup lembut keningnya dan berkata, "always."

Akhirnya mereka balikan juga. Tapi sayangnya, mereka harus berpisah lagi karena Nian Qin harus kembali ke Xiamen karena pekerjaannya di sini sudah selesai. Nian Qin bahkan langsung sibuk setibanya di Xiamen karena banyak pekerjaannya yang jadi tertunda gara-gara dia harus mengejar 'istrinya'. 

Nian Qin ingin Wu Yan meneleponnya setiap malam pada jam tertentu, soalnya sekarang dia punya rutinitas yang sangat sibuk. Dia lalu mengirimi Wu Yan playlist lagunya agar Wu Yan bisa merasakan kehadirannya di sana. Nian Qin benar-benar bahagia sekarang.

Suatu malam, Wu Yan mengundang teman-temannya makan malam. Nian Qin datang tak lama kemudian dengan membawa satu tangkai bunga mawar putih untuk Wu Yan, membuat teman-temannya Wu Yan jadi kagum dan iri.

Wu Yan dengan agak malu-malu memperkenalkan Nian Qin sebagai pacarnya, namun Nian Qin dengan lantang memperkenalkan dirinya sebagai tunangannya Wu Yan. Gara-gara Xu Qian dan Wei Hao yang mengajak Nian Qin bersulang terus, Wu Yan dan Nian Qin akhirnya jadi sama-sama mabuk saat mereka hendak pulang tak lama kemudian.


Karena dua-duanya sama-sama sedang tidak dalam pikiran yang waras, jadi Wu Yan santai saja membawa Nian Qin pulang ke rumah orang tuanya. Ibu sudah terlelap saat itu, jadi mereka bisa masuk dengan mudah.

Nian Qin tiba-tiba menuntut foto-fotonya dikembalikan. Tapi Wu Yan mengaku kalau foto-foto itu tidak ada di rumah ini sekarang lalu beralih mengonfrontasi Nian Qin tentang Nian Qin yang selama ini diam-diam memotretinya dan mengawasinya.

 Nian Qin meralat, semua itu sebenarnya idenya Xiao Lu sendiri. Nian Qin justru tidak pernah melihat foto-foto Wu Yan karena dia terlalu takut, takut jika dia melihat foto Wu Yan, dia tidak akan tahan untuk lari mencari Wu Yan.

Ah, jadi waktu mereka bertemu di hotel waktu itu, Nian Qin memang tidak mengenali Wu Yan? Nian Qin meralat, dia mengenali Wu Yan kok, tapi bukan dari wajahnya, melainkan dari suara dan aromanya. Dia masih ingat betul dengan suara dan aromanya Wu Yan.

Sejak Wu Yan pergi, sebenarnya Nian Qin tidak ada semangat untuk melakukan apa pun, tidak ada semangat untuk hidup. Tapi dia tetap harus bertahan hidup karena dia memiliki tanggung jawab yang harus dia penuhi.

Karena itulah dia berusaha menyemangati dirinya sendiri dengan cara berpikir bahwa Wu Yan tidak pernah pergi, bahwa Wu Yan selalu ada di sisinya dengan cara lain. Terdengar seperti orang gila, bukan?


Wu Yan terharu. "Tapi orang gila ini mencintaiku. Apa yang bisa kulakukan?"

Tersentuh, Nian Qin pun langsung menciumnya.

Keesokan harinya, Wu Yan terbangun dan mendapati Nian Qin tertidur di lantai. Karena Nian Qin butuh baju ganti, Wu Yan memberinya sweater yang baru dibelinya kemarin. Tapi saat Nian Qin baru selesai ganti baju, Ibu mendadak nyelonong masuk gara-gara menemukan sepatu cowok di depan, tapi malah kaget mendapati ada pria di kamar putrinya yang sontak saja membuatnya murka. 

Tak lama kemudian, Wu Yan memanggil Xu Qian dan Wei Hao untuk membantunya menghadapi Ibu, sementara Nian Qin dia dorong keluar rumah. Ibu tanya siapa pria itu, dan Wei Hao refleks menjawab kalau pria itu adalah bosnya. Hadeh! Nggak membantu sama sekali, Xu Qian sontak mengusir suaminya itu.

Wu Yan mengaku pada Ibu bahwa pria itu adalah mantannya yang dulu pernah membuat mereka berdua bertengkar.

Ibu kaget dan bingung, bukankah dulu Wu Yan pernah bilang kalau pria itu yatim piatu dan buta? Wu Yan meralat, dia tidak pernah bilang kalau pria itu yatim piatu, dia punya keluarga kok. Dan lagi, sekarang dia sudah mendapatkan penglihatannya kembali.

"Jadi kau membohongiku?" Serang Ibu.

Tentu saja tidak, tapi masalah ini agak rumit dan cukup panjang kalau harus dijabarkan. Intinya, selama 3 tahun ini, dia masih mencintai pria itu. Biarpun pria itu mungkin tidak sesuai dengan standarnya Ibu, namun Wu Yan sudah memutuskan untuk menghabiskan hidupnya bersama pria itu.

Nian Qin yang sedari tadi mendengarkan dari luar pintu, sontak menerjang masuk dan langsung membungkuk 90 derajat sama Ibu sampai Ibu kaget dibuatnya. Dengan penuh keberanian dia meminta maaf pada Ibu dan mengaku salah.

Wu Yan jadi canggung hingga dia langsung bergegas mendorong Nian Qin keluar dan menyuruhnya untuk pulang duluan saja. Tapi keduanya sama-sama berat untuk berpisah.

Ibu yang mengintip mereka dari jendela, benar-benar penasaran sama pria itu, siapa dia sampai bisa membuat putrinya kehilangan akal sehat.

"Dia cuma pria tampan biasa dan sedikit kaya." Ujar Xu Qian.

Ibu sinis mendengarnya, apa Wu Yan dan Xu Qian kalau menilai pria itu cuma dari ketampanannya? Tapi sedetik kemudian saat Ibu kembali mengintip kedua sejoli yang masih berat untuk berpisah itu, mendadak dia berubah pikiran dan mengakui kalau pria itu memang tampan... seperti ayahnya Wu Yan dulu. (Pfft! Ternyata Ibu juga suka yang tampan-tampan)


Keesokan harinya, Wu Yan dan Nian Qin kencan nonton film. Wu Yan agak terlambat tapi Nian Qin setia menunggunya tanpa mengeluh sedikit pun. Tapi yang nonton cuma mereka berdua soalnya Nian Qin membooking satu studio bioskop itu.

Tapi bukannya nonton filmnya, Nian Qin malah nontonin Wu Yan. Dia memang pada dasarnya tidak berminat nonton film. Bahkan saat Wu Yan menyuruhnya untuk fokus nonton filmnya, Nian Qin malah ngantuk dan akhirnya ketiduran sepanjang film.


Dia baru bangun setelah film selesai, itu pun harus dibangunin sama Wu Yan. Ibu menelepon saat itu dan menuntut Nian Qin untuk memulangkan Wu Yan tepat waktu. Ibu memang masih agak keras terhadap mareka, tapi jelas Ibu sudah tidak menentang.

Nian Qin pun dengan penuh tanggung jawab berjanji akan memulangkan Wu Yan tepat waktu lalu menyeret Wu Yan pulang saat itu juga walaupun sebenarnya dia sangat berat harus berpisah dengan Wu Yan, apalagi dia harus kembali ke Xiamen besok.


Beberapa hari kemudian, Nian Qin mencoba membujuk Wu Yan datang ke Xiamen. Wu Yan berbohong kalau dia tidak bisa datang dengan alasan sibuk, padahal sebenarnya dia sedang berkemas dan bersiap pergi ke Xiamen.

Jelas saja saat Nian Qin baru pulang kantor, dia kaget melihat Wu Yan sudah menunggunya di depan gedung. Malah sebenarnya Wu Yan sudah menunggu cukup lama. Nian Qin sontak memeluknya erat sambil mengomelinya saking takutnya Wu Yan sakit karena kedinginan.


Nian Qin sekarang tinggal di apartemen kecil. Dalam perjalanan naik lift, tiba-tiba saja lift itu macet yang sontak membuat Wu Yan trauma teringat terakhir kali dia terjebak di dalam lift bersama Cheng Yin.

Hmm, entah apa yang terjadi waktu itu. Wu Yan bahkan tidak ingat bagaimana dia dan Cheng Yin bisa keluar dari lift itu. (Tapi bukankah mereka selamat? Kenapa Wu Yan kayaknya trauma banget?)


Menyadari ketakutan Wu Yan, Nian Qin berusaha meyakinkan Wu Yan untuk tidak takut lalu berusaha mengalihkan pikiran Wu Yan dengan menanyakan makanan apa yang ingin Wu yan makan setelah mereka keluar dari lift ini nantinya.

"Aku ingin makan yang sangat pedas."

"Tidak boleh. Tidak bagus untuk perutmu."

"Kalau begitu, aku ingin mie telur tomat."

"Kenapa?"

"Karena saat cuaca dingin, ibuku selalu membuatkan mie telur tomat. Saat meminum beberapa teguk kuahnya, rasanya badan terasa hangat."


Baiklah, Nian Qin setuju. Dia langsung ganti topik membahas MP3 player itu dan suara-suara Wu Yan yang terekam di dalamnya, termasuk suara sumbangnya Wu Yan saat menyanyi. Seandainya Wu Yan yang menyanyikan lagu-lagu ciptaannya, mungkin tidak akan ada yang mau dengar. Iiish! Nyebelin banget deh Nian Qin.

Wu Yan hampir mau memprotesnya tepat saat listrik kembali menyala lalu pintu terbuka, memperlihatkan dua orang tukang yang canggung melihat kemesraan mereka lalu buru-buru pergi. Duh, Wu Yan jadi malu.


Sesampainya di rumah, Nian Qin langsung masuk dapur, dia mau memasak mie telur tomat yang di-reques Wu Yan tadi. Wah! Wu Yan tak menyangka kalau Nian Qin bisa masak sekarang. Wu Yan jadi semakin kagum dan cinta sama pacarnya itu.

Tapi lagi-lagi, Wu Yan terganggu sama rambutnya waktu makan. Untungnya kali ini Nian Qin sudah menyiapkan ikat rambut dan dengan senang hati membantu Wu Yan untuk mengikat rambutnya.

Wu Yan ingin kembali bekerja di stasiun radio Xiamen, tapi nanti setelah dia menyelesaikan program pascasarjana-nya. Besok dia harus kembali lagi ke kampung halamannya, dan Nian Qin jadi ngambek gara-gara itu.

Tapi dengan cepat mood-nya membaik saat Wu Yan mencoba merayunya dengan memberinya permen. Nian Qin pun langsung menarik Wu Yan duduk di pangkuannya. Melihat dokumen yang dipelajari Nian Qin, Wu Yan jadi semakin kagum pada Nian Qin yang mampu memahami isi laporan ini.

Nian Qin mengaku awalnya dia sangat kesulitan dan banyak mengacau. Tapi Ayahnya tidak marah, justru terus menyemangatinya. Nian Qin pun terus berusaha karena dia ingin membuktikan dirinya dan kemampuannya pada ibunya Wu Yan.

Bersambung ke episode 22

Post a Comment

0 Comments