Sinopsis Unforgettable Love Episode 22 & 23

Bibi akhirnya menceritakan segalanya pada Qiao Yan, termasuk keterlibatan Yi Yue pasca kecelakaan itu. Qiao Yan langsung mengerti segalanya dan jadi sedih karenanya, Bibi mengusir Yi Yue karena Bibi tidak mau dia mengingat Yi Yue yang pada akhirnya akan mengingatkannya pada kecelakaan itu.

 

Tapi bagaimana jika suatu hari nanti Xiao Bao tahu dia punya andil dalam kematian orang tuanya? Apa mungkin Xiao Bao masih bisa menganggapnya sebagai ayah?


Yi Yue juga memberitahu kedua orang tuanya bahwa dia dan Qiao Yan sudah putus. Dia tidak mengatakan alasan spesifiknya dan hanya berkata bahwa dialah menyakiti Qiao Yan dan dia sendiri yang memutuskan hubungan mereka karena dia ingin mengejar impiannya belajar ke luar negeri.

Yi Yue akan berangkat ke Jerman besok. Maka malam itu, Yi Yue mengundang semua orang untuk makan hot pot bersama. Tapi suasananya benar-benar sangat canggung, dan saat itulah Qiao Yan akhirnya memutuskan setuju untuk putus. Dia berusaha tetap tegar saat dia mendoakan yang terbaik untuk Yi Yue dan impiannya. 

Dia langsung pergi setelah itu. Yi Yue tetap berusaha menampilkan senyum cerianya di hadapan teman-temannya, tapi begitu sendirian, dia termenung sedih teringat berbagai kenangan indahnya bersama Qiao Yan.

Teringat nasehat Ning Fang untuk mencoba menenangkan dirinya dengan cara mencari sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya, Lin Wei melihat-lihat album fotonya Ning Fang yang berisi foto-foto berbagai kucing peliharaannya Ning Fang. Dan foto-foto itu berhasil mengalihkan dan menenangkan pikirannya.

Tapi orang tuanya terus menerus meneleponnya. Ning Fang pun berusaha mengingatkannya untuk menghadapi keluarganya saja alih-alih melarikan diri terus. Tapi Lin Wei terlalu keras kepala menolak sarannya.

Tapi kemudian Ning Fang mendapati Lin Wei juga membaca buku diary-nya di mana Ning Fang menulis tentang rencananya untuk menyatakan cinta pada Yi Yue. Lin Wei jadi merasa bersalah, tapi dia penasaran apakah Ning Fang sudah berhasil menyatakan cintanya pada Yi Yue.

Ning Fang menyangkal, dia keduluan mantannya Yi Yue, dan bahkan setelah Yi Yue putus sama mantannya, dia juga tetap gagal mendapatkan Yi Yue karena keduluan Qiao Yan. Tapi sekarang mereka juga sudah putus dan Yi Yue mau pergi ke Jerman.

Lin Wei kaget dan heran mendengarnya, padahal sebelumnya Qiao Yan sangat terobsesi pada Yi Yue. Tapi kalau begitu, bukankah sekarang Ning Fang jadi punya kesempatan untuk mengejar Yi Yue?


Keesokan harinya, teman-teman Yi Yue datang untuk mengantarkan kepergiannya. Namun tiba-tiba Wen Gu menelepon Rou Wei karena dia pikir Qiao Yan sedang bersama mereka untuk mengantarkan kepergian Yi Yue. Jelas saja mereka bingung karena Qiao Yan tidak ada di sini, Wen Gu juga tidak bisa menemukan Qiao Yan di mana-mana, ditelepon juga tidak dijawab. 

Rou Wei santai saja mengingat dia pria dewasa yang mungkin saja sibuk dengan banyak urusan dan pekerjaan, tapi Yi Yue khawatir. Qiao Yan tidak mungkin meninggalkan Xiao Bao sendirian di rumah.

Dia jadi makin cemas setelah menelepon Bibi dan diberitahu Bibi bahwa Qiao Yan sudah mengetahui kebenaran kecelakaan itu. 

 

Yi Yue langsung pergi mencarinya ke kantor dan mendapati Qiao Yan di sana, sedang memelototi proyek gelang pintarnya seperti terobsesi dan terus nyerocos tentang proyek gelang pintarnya, menggunakan alasan itu untuk melampiaskan emosi dan frustasinya. 

Cemas, Yi Yue langsung memeluknya, berusaha meyakinkannya bahwa kecelakaan itu bukan salahnya, membiarkan Qiao Yan menangis dalam pelukannya dan membujuknya untuk pulang.

Insiden ini membuat Yi Yue memutuskan untuk membatalkan kepergiannya ke Jerman. Tapi malah sekarang Qiao Yan sendiri yang ingin menjauh dan keukeuh untuk tetap putus.

Ning Fang penasaran apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka, maka Yi Yue pun menceritakan segalanya. Sebagai psikiater yang lebih berpengalaman, Ning Fang merasa kasusnya Qiao Yan terlalu sulit ditangani karena dia juga pernah mendapatkan pasien yang sama dulu. 

Jadi dia menyarankan agar Yi Yue tetap melanjutkan rencananya dan pergi ke Jerman saja. Tapi Yi Yue tidak mau, dia sudah memutuskan untuk membantu Qiao Yan, bahkan sekalipun itu akan makan waktu seumur hidup.

Yi Yue pun kembali ke rumah Qiao Yan tak peduli biarpun Qiao Yan tetap menolak kehadirannya. Dia tetap menghadapi Qiao Yan dengan sabar dan berusaha membujuknya untuk mengingat kembali kecelakaan itu karena dia sebenarnya tak yakin kalau Qiao Yan yang bersalah. Tapi Qiao Yan menolak dan keukeuh mengusirnya.

Padahal sebenarnya Yi Yue ingin dia mengingat kecelakaan itu karena Yi Yue merasa ada yang aneh dengan kecelakaan itu. Sehari setelah kecelakaan itu terjadi, Supir Zhang tiba-tiba mengirim uang sepuluh juta Yuan ke saudaranya untuk melunasi hutang. Seorang supir biasa, dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu? 

Yi Yue tahu betul kalau Qiao Yan adalah pengemudi mobil yang sangat handal. Jadi ada kemungkinan, kecelakaan itu terjadi karena adanya sabotase untuk membuat remnya blong.


Melihat Yi Yue putus asa, Ning Fang akhirnya berinisiatif mendatangi Qiao Yan, sengaja memprovokasi Qiao Yan dengan menyatakan bahwa dia akan menyatakan cinta pada Yi Yue hari ini di tempat yang sudah dia tentukan.

Dan usahanya berhasil memancing Qiao Yan keluar. Sebelum dia sempat menyatakan cintanya pada Yi Yue, Qiao Yan mendadak muncul untuk merebut Yi Yue kembali lalu membawanya pergi.

Ning Fang sedih juga sih sebenarnya. Dia sudah mendekorasi tempat untuk menyatakan cinta pada Yi Yue sebenarnya, yah walaupun tujuannya hanya untuk dilihat Qiao Yan. Seandainya Qiao Yan tidak muncul tadi, berarti Qiao Yan tidak pantas untuk Yi Yue dan dia benar-benar akan membawa Yi Yue pergi ke Jerman.

Di tengah kesedihannya, hanya Lin Wei yang muncul menemaninya. Ning Fang berusaha menghibur dirinya sendiri dengan bermain gitar dan bernyanyi dan Lin Wei tampak mulai terpesona padanya.

Lin Wei akhirnya mulai bisa terbuka padanya dan mengaku bahwa gangguan kecemasannya ini muncul sejak dia mengetahui bahwa penghargaan desain yang pernah dia dapatkan, ternyata adalah hasil nyogok yang dilakukan ibunya.

Ibunya sebenarnya tak pernah menyetujui pilihan karirnya, namun dia juga jenis orang yang tidak terima kalah, makanya dia melakukan suap untuk membuatnya menang. Sejak saat itu, Lin Wei selalu mendapat serangan panik setiap kali dia harus menggambar. Bahkan sejak tahun lalu, dia sudah tidak bisa lagi menggambar.

Qiao Yan membawa Yi Yue pergi ke sekolahnya Xiao Bao yang hari ini ngambek tidak mau masuk kelas dan hanya ingin bermain basket bersama papanya... Lalu tiba-tiba saja dia memanggil Qiao Yan 'Papa'. Qiao Yan begitu bahagia dan terharu, dan langsung memeluk Xiao Bao. Papa dan anak itu akhirnya bisa bermain basket dengan riang gembira

Qiao Yan pun akhirnya mantap memutuskan untuk berusaha mengingat kembali kecelakaan itu, dan Ning Fang menawarkan bantuan dengan memperkenalkannya pada seorang seniornya yang bisa melakukan hipnotis.

Qiao Yan lalu menemui Supir Zhang untuk menginterogasinya tentang kecelakaan itu. Seharusnya yang menyetir waktu itu memang Supir Zhang, namun tiba-tiba saja dia membuat-buat alasan biar dia tidak perlu menyetir.

Jelas Supir Zhang tahu ada masalah dengan mobilnya. Pasti ada orang yang membayar Supir Zhang untuk menyabotase mobil itu, iya kan? Berapa banyak yang dia terima? Supir Zhang menyangkal dirinya terlibat, namun dia mengakui bahwa memang ada orang yang menyabotase mobilnya.

Qiao Yan sengaja berbohong ke Supir Zhang bahwa dia hampir mendapatkan kembali ingatannya dengan tujuan untuk memancing dalang kecelakaan itu. Padahal sebenarnya metode hipnotis rekomendasi Ning Fang itu sama sekali efektif, Qiao Yan tetap saja belum bisa mengingat kecelakaan itu.

Rencananya untuk memancing dalang kasus kecelakaan itu sukses. Namun akibatnya, Yi Yue diculik tepat di hadapan mata Xiao Bao menghubungi papanya sambil menangis dan memohon pada papanya untuk menyelamatkan mamanya. Unttungnya Xiao Bao mengingat nopol mobil itu.

Qiao yan pun bergegas mengejar mobil tersebut, memotng jalannya sehingga kedua mobil bertabrakan. Namun insiden kali ini berhasil memicu ingatan Qiao Yan.

 

Saat Qiao Yan terbangun, dia mendapati dirinya dirawat di rumah sakit bersama Yi Yue. Untungnya mereka hanya mengalami luka ringan. Yi Yue memberitahu bahwa pelaku sudah ditangkap dan sudah mengakui semua perbuatannya.

Kejadian itu dilakukan oleh perusahaan rival Grup Heshi. Waktu itu kakaknya Qiao Yan memiliki bukti celah finansial perusahaan itu. Kebetulan adiknya Supir Zhang punya hutang besar, jadi mereka memanfaatkan Supir Zhang untuk menjadi mata-mata merekagan imbalan untuk melunasi hutang adiknya. 

Supir Zhang memang tahu kalau rem mobil itu blong, makanya dia menolak menyetir malam itu dan menjual informasi itu pada si perusahaan rival. Truk yang waktu itu mendadak muncul di depan mobil mereka, memang berniat mencelakai mereka. Ditambah dengan hujan deras, membuat Qiao Yan jadi kehilangan kendali moil itu.

 Tapi sekarang segalanya sudah berlalu, Yi Yue berusaha meyakinkannya bahwa dia tidak bersalah.Qiao Yan sontak memeluknya erat dan berterima kasih padanya. 

"Kau telah menolongku dan Xiao Bao. Lagu anak yang kau nyanyikan waktu itu adalah suara nyanyian terindah dalam hiduku." 

"Takdir telah membuat lelucon yang besar dengan kita. Aku menolongmu, kau juga menolongku. Ke depannya, kita tidak akan terpisahkan lagi."


Qiao Yan pun menciumnya mesra. Mereka menghabiskan malam itu dengan bermain GO, tapi tiba-tiba Yi Yue lapar dan langsung mengajak Qiao Yan untuk nakal dengan kabur dari rumah sakit untuk membeli jajanan street food.

Ibunya Rou Wei mengajak Rou Wei makan bersama, mencoba memberinya makan makanan kesukaan Rou Wei dan membujuknya untuk pulang. Rou Wei menolak, mengklaim bahwa kampung halamannya sekarang sudah tidak berarti baginya.

Padahal sebenarnya dia sedih setelah menolak ibunya. Wen Gu datang setelah Ibu pergi dan meminta maaf setulus hati atas semua kesalahannya ada Rou Wei.

Rou Wei masih dingin dan sinis padanya, maka Wen Gu langsung membopongnya paksa ke rooftop yang sudah dia dekor jadi tempat romantis. Rou Wei akhirnya mulai bisa santai dan nyaman hingga dia mulai bisa terbuka pada Wen Gu, bercerita bahwa cita-cita dan tekadnya sejak lulus kuliah adalah memiliki tempat tinggalnya sendiri di kota ini karena dia tidak mau lagi kembali ke rumah masa kecilnya.

Selama ini, dia selalu berusaha tampil sempurna di hadapan orang lain karena dia takut orang lain akan tahu kalau dia sebenarnya tidak punya apa-apa. Kecantikannya ini hanya sebuah cangkang karena dia tidak punya rumah sendiri, dan keberaniannya adalah karena dia tidak memiliki seorang kesatria pelindung. 


Mendengar itu, Wen Gu akhirnya mantap memutuskan untuk menyatakan cintanya pada Rou Wei. Dia menggambar denah rumah di bawah kaki Rou Wei dan berkata bahwa dia ingin memberikan sebuah rumah untuk Rou Wei, sebuah rumah untuk menyimpan semua impian Rou Wei, rumah untuk menampung kelelahan Rou Wei.

"Aku mencintaimu. Kau mau rumah, kuberikan padamu. Kau mau cinta, juga kuberikan padamu. Maafkan aku. Salahkan aku sudah jatuh cinta padamu sejak awal." Ujar Wen Gu, dan Rou Wei langsung menjawabnya dengan meciumnya mesra.

Mereka menghabiskan malam bersama, dan keesokan harinya, Rou Wei pergi duluan ke kantor. Semua orang sudah menunggu di ruang rapat, tapi hanya Wen Gu seorang yang belum datang.

Rou Wei ingin menghubunginya, tapi baru sadar kalau tadi dia salah ambil HP. parahnya lagi, dia tidak tahu password HP-nya Wen Gu dan Direktur Wen hampir saja mau menghubungi nomor putranya itu. Jelas saja Rou Wei langsung panik melarangnya.

Untungnya Wen Gu datang juga saat itu. Tapi saat dia memberitahu semua orang bahwa dia terlambat karena HP-nya, dia malah terang-terangan menunjukkan HP casing pink bling-bling milik Rou Wei, secara tak langsung mengungkapkan hubungannya dengan Rou Wei. Jelas saja Rou Wei langsung menyembunyikan wajahnya di balik dokumen saking malunya.


Ning Fang tahu betul bakat dan kemampuan Lin Wei dalam bidang desain sangat bagus, makanya dia merasa ada yang aneh dengan ceritanya Lin Wei. Kebetulan dia punya seorang kenalan yang menjadi juri dalam ajang kompetisi desain yang pernah diikuti Lin Wei. Dari dialah, Lin Wei mengetahui bahwa sebenarnya karyanya menang murni karena mendapat suara mutlak dari para juri dan bukannya karena sogokan ibunya.

Jadi ceritanya, waktu itu terjadi kesalahpahaman di pihak ibunya Lin Wei yang mengira bahwa yang menang bukan hasil karyanya Lin Wei. Kebetulan nama orang itu juga hampir mirip sama namanya Lin Wei, makanya ibunya melakukan itu.

Fakta itu membuat Lin Wei menjadi mulai percaya diri dan berani untuk menentang keinginan orang tuanya yang menginginkannya untuk mewarisi bisnis keluarga untuk kembali menjadi desainer. Kecewa dan kesal, Ibu menyetujuinya. Tapi konsekuensinya, Lin Wei diusir dari rumah dan tidak dianggap anak lagi.

Bersambung ke episode 24

Post a Comment

0 Comments