Sinopsis Novoland: Pearl Eclipse Episode 3

Tak sengaja lewat di depan kamar Hai Shi, Zhou Ying melihatnya ketiduran dalam posisi duduk bersila sepanjang malam. Dia sontak usil menggodai Hai Shi lalu membantu memijat lehernya yang tegang... tepat saat Shifu mendadak muncul dan langsung tak senang melihat pemandangan itu, apalagi saat mereka sepakat mau latihan bersama hari ini.


Shifu langsung mengusir Zhou Ying secara halus dengan menanyakan tugasnya hari ini. Zhou Ying awalnya nggak ngeh, tapi kemudian dia teringat peringatan Shifu kemarin dan langsung paham, lalu cepat-cepat pamit dengan alasan bahwa dia baru ingat ada tugas yang harus dia laksanakan.

Hai Shi ingin menghindari Shifu juga, tapi Shifu dengan cepat mencegahnya keluar lalu menyodorkan sarapan yang dibawanya dan memberitahu bahwa hari ini dia harus pergi ke istana. Kesempatan! Hai Shi akan memanfaatkan hari ini untuk menyelidiki para penjahat di festival lampion waktu itu.
 

Kaisar sedang latihan bertarung dengan beberapa prajurit dan berhasil mengalahkan mereka semua dengan mudah. Saat Jian Ming muncul, Kaisar sontak mengarahkan pedang tepat ke depan matanya, tapi Jian Ming bergeming.

Demi menutupi identitasnya, Jian Ming harus terus mengenakan topeng. Tapi Kaisar tak suka melihat topengnya dan langsung menyuruhnya melepaskannya, tapi terlebih dulu dia mengusir semua pelayannya sehingga Jian Ming bisa bebas melepaskan topengnya.

Kaisar datang memanggilnya hari ini untuk menugaskan Aula Jifeng menjemput kedatangan Pangeran ke-4... sekaligus menyingkirkan Putri Ti Lan yang mau dinikahkan dengannya. Kaisar kesal, selama ini dia sudah terlalu sering menoleransi Zhunian dan sekarang mereka jadi semakin berani. Dan Lagi, tidak akan mungkin ada Zi Zan yang kedua.

Jian Ming tak setuju, dia berusaha meyakinkan Kaisar bahwa ini demi kedamaian kedua negara. Tapi Kaisar tak peduli dan sinis meremehkan negara itu, Zhunian cuma sebuah negeri kecil yang sama sekali tidak sebanding dengan negara besar mereka - Dazheng. 
 
 
Pantang menyerah, Jian Ming berusaha mengingatkan Kaisar bahwa Putri Ti Lan tidak bersalah, apalagi dia juga saudara kandung Zi Zan. Tapi ucapannya itu kontan memicu kemarahan Kaisar... hingga dia langsung menyindir Jian Ming yang sekarang bukan siapa-siapa. 

"Kau kira kau masih pejabat muda seperti dulu? Merasa dirimu pejabat andalan yang berjasa pada Kaisar? Lihatlah dirimu. Kau cuma tikus got yang bersembunyi di selokan. Hanya seorang bawahanku yang tersembunyi."

Jian Ming hanya tertunduk sedih menerima semua hinaan itu. (Hmm, mereka jelas teman akrab, tapi sepertinya memang ada masalah pribadi yang mungkin disebabkan oleh Jian Ming, makanya Jian Ming tampak merasa bersalah. Apa mungkin ada hubungannya dengan Zi Zan?).
 


Alih-alih menyetujui permintaan Kaisar, Jian Ming hanya menjawabnya dengan pamit lalu pergi meninggalkan Kaisar yang bersedih teringat kenangan indahnya bersama Zi Zan dulu, saat mereka memasang lentera kelinci di depan rumah dengan harapan akan bisa bersama sampai tua.

Kenangan itu kontan membuat Kaisar begitu emosi hingga dia langsung mencengkeram cangkir terlalu kuat hingga pecah, dan lagi-lagi, yang terluka dan berdarah justru Jian Ming. (Err... entah apakah Kaisar sengaja melakukannya untuk melukai Jian Ming)
 
 
Hai Shi sengaja berpakaian ala Shifu untuk memancing para penjahat itu dan berhasil menjebak dan menangkan dua orang penjahat di tengah hutan. Dia berusaha menginterogasi mereka untuk mendapatkan informasi siapa tuan mereka sambil mengancam akan menjatuhkan mereka ke api.

Tapi bahkan sebelum mereka sempat mengucap apa pun, Shifu mendadak muncul melepaskan mereka dan menitipkan pesan untuk tuan mereka agar dia berhenti sampai di sini.

Setelah itu dia langsung membawa Hai Shi pulang dan mengomelinya tanpa memedulikan apa alasan Hai Shi melakukan itu, bahkan menghukumnya dengan mengurungnya di ruang hukuman untuk menyalin peraturan 200 kali.
 


Sejak saat itu, Shifu selalu mengabaikannya yang jelas saja membuat Hai Shi jadi sedih. Hai Shi pantang menyerah, dia terus berusaha menunjukkan perhatiannya, bahkan mengajak Shifu bertaruh dengan taruhan Shifu tidak boleh mengabaikannya lagi jika dia yang menang. Tapi Shifu tahu kalau Hai Shi berbuat curang. Jadi biarpun Hai Shi menang, Shifu tetap mengabaikannya. 


Shifu menyerahkan tugas menjemput Pangeran ke-4 dan Putri Ti Lan pada Zhou Ying. Hai Shi berusaha memanfaatkan kesempatan itu untuk membujuk Shifu agar Shifu menyerahkan tugas ini kepadanya saja sebagai penebusan atas kesalahannya.

Biarpun masih marah pada Hai Shi, tapi Shifu tetap bersikap adil dengan menyuruh mereka untuk duel. Siapa yang menang, maka dialah yang akan mendapatkan tugas ini.

Jadilah Zhou Ying dan Hai Shi berduel sengit. Jelas kemampuan Zhou Ying lebih unggul, dia bahkan sudah berusaha mengingatkan Hai Shi untuk berhenti sebelum dia terluka. Tapi Hai Shi keras kepala menolak dan terus melawannya.
 
 
Zhou Ying hampir saja mengalahkannya, tapi secepat kilat dia menampar tangannya sendiri dan sengaja mengalah. tapi Shifu sama sekali tak terpedaya dan tahu betul kalau Zhou Ying sengaja mengalah pada Hai Shi dan langsung mengomeli Zhou Ying.

"Jika lawanmu adalah musuh, apa kau akan beri belas kasih?" Omel Shifu.

"Tidak akan."

Hai Shi berusaha membela diri bahwa Zhou Ying mengalah padanya karena mereka saudara, ini adalah perasaan antar saudara. Manusia tidak boleh hanya memerhatikan peraturan, mereka harus memerhatikan perasaan dan keadilan. Hai Shi sadar kalau dia salah tadi, jadi dia bersedia dihukum.

Dia kira kalau dia bakalan dihukum pukul. Tapi Shifu tak sampai hati memukulnya, dan akhirnya menghukumnya untuk menyalin peraturan 200 kali lagi.
 


Hai Shi penasaran, apakah dia benar-benar jauh lebih buruk daripada Zhou Ying sehingga Shifu tidak pernah memberinya tugas apa pun? 
 
Menurut Shao Zhi, dari segi kemampuan, Hai Shi memang masih kalah dari Zhou Ying, tapi dia punya kelebihannya sendiri kok. Dan masalah tidak pernah diberi tugas, Shifu pasti punya pertimbangannya sendiri.
 
 
Sementara Hai Shi dikurung untuk melaksanakan hukumannya, Zhou Ying pergi ke istana untuk menerima dekret resmi Kaisar yang menunjuknya menjadi wali penjemput Pangeran Ke-4.

Namun saat mereka berduaan, Kaisar lebih mendetilkan tugasnya Zhou Ying. yaitu dia hanya perlu menjemput Pangeran ke-4 saja. Kaisar tidak mau Putri Ti Lan masuk ke kota ini. Jika dia berhasil melaksanakan tugas ini, maka dia akan diberikan penghargaan tanda jasa.

Karena sebelumnya Shifu sudah memperingatkannya untuk tidak mempertanyakan apa pun, jadi Zhou Ying menurut saja. Kaisar jadi mengira kalau Zhou Ying lebih bisa diatur daripada Jian Ming.


Padahal kemudian Zhou Ying melaporkan masalah ini ke Shifu, lagipula, dia sama sekali tidak peduli dengan penghargaan apa pun. Dia khawatir jika dia benar-benar melaksanakan perintah Kaisar, itu akan memicu kemarahan Zhunian dan mungkin mereka akan nekat menyerang Dazheng. Biarpun Zhunian negara kecil, tapi mereka punya sekutu kuat. Jika daerah utara dan seluruh divisi barat daya bekerja sama dengan Zhunian, maka Dazheng pasti akan kesulitan mempertahankan negara.

Shifu rasa penjemputan kali ini memang akan banyak masalah. Daerah utara dan beberapa divisi kecil di barat daya membuat ulah di mana-mana dan menyebar kabar bahwa Zhunian sekarang bersatu dengan Dazheng. Banyak raja di divisi barat daya jadi panik karenanya. Jadi Shifu memerintahkannya untuk mengikuti keinginan Kaisar saja dan lindungi Pangeran ke-4. Sisanya, Shifu punya rencananya sendiri. 
 

Tapi sepertinya Kaisar sengaja menyibukkan Shifu untuk suatu hal tidak penting, jelas bermaksud mengalihkan perhatian mereka dari prosesi penjemputan itu. Tiba-tiba saja dia ingin berendam di Istana Dinas Taman Shuixin dan menuntut Shifu dan seluruh anggota Aula Jifeng untuk mengawalnya, berangkat besok pagi.

Hai Shi yang kebetulan baru selesai dengan hukumannya, mendengar percakapan mereka dan langsung berusaha membujuk Shifu untuk membiarkannya pergi bersama Zhou Ying agar dia bisa membantu Zhou Ying, tapi Shifu malah menyuruhnya untuk menyalin aturan lagi. Hai Shi sontak kesal menabok Zhou Ying.
 
 
Keesokan harinya, Zhou Ying memimpin ribuan pasukan untuk acara penjemputan itu. Mereka berhenti di tengah jalan untuk istirahat dan menginap. Namun yang tak disangkanya, Hai Shi ternyata diam-diam membuntuti mereka dan bersikeras mau tetap di sini untuk membantu Zhou Ying. 

Dia bisa bebas pergi karena Shifu juga sedang tidak ada di rumah. Kalaupun ketahuan juga tidak masalah, palingan cuma akan dihukum atau diabaikan lagi. Jangan khawatir, Hai Shi akan menanggung resikonya sendiri tidak akan melibatkan Zhou Ying.

Pokoknya Hai Shi menolak diusir. Jika Zhou Ying nekat mengusirnya, maka dia akan pergi sendiri dan dia sendiri yang akan menjemput Pangeran ke-4 dan Putri Ti Lan. Lagipula sekarang dia kelaparan setelah menempuh perjalanan panjang sendirian. Kasihanilah!

Zhou Ying akhirnya luluh juga dan memberinya makan, dia bahkan memberikan tendanya pada Hai Shi dan menugaskan Hai Shi sebagai pengawal pribadinya.
 
 
Jadilah Hai Shi bertugas sebagai salah satu prajurit di barisan. Kapal yang mereka tunggu-tunggu akhirnya tiba di pelabuhan dan yang pertama kali keluar adalah Pangeran ke-4 - Chu Ji Chang. 

Hal pertama yang harus Pangeran ke-4 lakukan adalah melaksanakan ritual menyembah tanah airnya. Dia benar-benar terharu dengan penjemputan seheboh ini lalu dengan antusias menunjukkan sebuah telur yang dibawanya, itu adalah telur elang dan akan dia hadiahkan pada Kaisar kalau sudah menetas nanti. (Err... dieraminya gimana kalau nggak ada induk elangnya? Masa iya dipegang pakai tangan doang bisa anget?)
 
 
Sang Putri Ti Lan akhirnya keluar dari kapal dengan memakai pakaian dan tudung pengantin (Eh wajahnya kok mirip banget sama Zi Zan? Kembaran kah?).
 
 
Malam itu di penginapan, Hai Shi merasa ada yang aneh. Di sepanjang perjalanan tadi, dia banyak mendengar rakyat bergosip bahwa belakangan ini banyak kapal asing dan juga pelanggan-pelanggan baru yang tidak jelas asal-usulnya. Dia jadi curiga ada orang yang ingin menggagalkan pernikahan perdamaian antara Kaisar dengan Putri Ti Lan.

Zhou Ying tidak kaget, malah sebenarnya Shifu sudah memperkirakan hal ini. Banyak divisi-divisi kecil di barat daya dan utara yang ingin menggagalkan pernikahan politik ini, apalagi Kaisar juga memerintahkannya untuk melindungi Pangeran ke-4 saja.

Tiba-tiba Tuan Chen (Pejabat pengawas pelabuhan) datang dan Hai Shi tiba-tiba punya ide untuk meminjam pasukan Tuan Chen untuk membantu mereka dalam prosesi pengawalan Pangeran ke-4 dan Putri Ti Lan. Tuan Chen setuju, tapi dia hanya bisa menyediakan seribu pasukan dengan alasan pasukannya yang lain harus bertugas memperketat pertahanan garis pantai barat daya, dan itu adalah perintah dari Kaisar.

Zhou Ying setuju lalu memberitahu Tuan Chen tentang rencananya yang akan membagi pasukan ke dalam 3 grup yang akan melewati 3 jalan berbeda. Grup pertama adalah romongan kecil yang akan mengawal Pangeran ke-4. 

Grup kedua juga rombongan kecil yang mengawal Putri Ti Lan. Sedangkan grup ketiga adalah rombongan besar yang akan jadi kamuflase. Di grup ketiga ini, akan ada orang yang menyamar jadi Pangeran ke-4 dan Hai Shi bertugas menyamar jadi Putri Ti Lan. 
 
 
Tapi anehnya, bahkan sampai beberapa lama, Hai Shi sama sekali tidak melihat tanda-tanda adanya penyerang. Yah, karena para penyerang itu entah bagaimana mengetahui rencana mereka dan sekarang para penyerang itu menyerang rombongan Putri Ti Lan yang dipimpin oleh Zhou Ying.

Baru saat itulah, Hai Shi ingat semalam dia sebenarnya melihat Tuan Chen tampak agak aneh, dan baru sekarang Hai Shi sadar kalau orang itu mencurigakan dan pasti punya rencana jahat. Maka dia langsung mencopot penyamarannya dan bergegas pergi menyelamatkan rombongannya Zhou Ying.

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments