Sinopsis Our Secret Episode 11

Ding Xian ingin ikut lomba menggambar mewakili sekolah mereka. Tapi Ibu keukeuh tak mengizinkan karena seperti biasanya, ibu takut itu akan mengganggu belajarnya Ding Xian. Malah saat waktunya lomba, Ibu malah sengaja menahan Ding Xian di rumah dengan cara menyuruhnya menjaga Jun Cong.

Tapi semua orang mendukungnya, termasuk Ayah yang sengaja mengajak Ibu keluar untuk berkencan hari itu. Si Yue pun langsung memanggil Zi Qi dan Sha Di untuk datang ke rumah Ding Xian untuk menggantikan Ding Xian menjaga Jun Cong sehingga Ding Xian bisa melarikan diri.

Si Yue sendiri sudah menunggu di bawah, sudah siap dengan sepeda motor untuk mengantarkan Xing Xian ke tempat lomba. Sepeda motor itu dia curi dari Jiang Chen dan dia ganti dengan sepeda biasa, padahal Jun Cong mau pergi jalan sama Ke Ke. Yah terpaksa deh dia membonceng Ke Ke dengan sepeda biasa itu.

Untungnya mereka tiba tepat waktu di tempat acara dan Ding Xian menggunakan peralatan lukis pemberian Si Yue itu untuk melukis lukisannya. Si Yue penasaran dia menggambar apa, tapi Ding Xian menolak memberitahu.

Tapi bagaimanapun dia berterima kasih pada Si Yue. Selama lomba tadi, dia menyadari kalau ucapan Si Yue sebelumnya itu benar. Si Yue bilang bahwa hal-hal kecil yang tampaknya biasa, jika berkumpul bersama, akan memiliki arti baru. Sekarang, melukis bukan hanya sekedar hobi bagi Ding Xian.

Ding Xian menjadi juara satu dalam lomba tersebut. Sha Di sontak menjerit heboh saking senangnya sampai mengagetkan seisi kelas. Si Yue pun sangat bangga padanya dan langsung memamerkan sertifikat kemenangan itu ke seluruh kelas.

Untuk merayakannya sekaligus berterima kasih pada semua temannya yang turut berpartisipasi menyukseskan lombanya, Ding Xian pun mentraktir makan teman-temannya. Si Yue dan Zi Qi sekalian memanfaatkan kesempatan untuk pesan sebanyak-banyaknya.

Tapi di tengah cerocosannya, Zi Qi malah tak sengaja keceplosan membeberkan tentang Jiang Chen yang selama dua hari ini nebeng di rumahnya. Jiang Chen akhirnya mengaku bahwa ini gara-gara dia habis bertengkar dengan ayahnya. Jiang Chen ingin menjadi tentara, tapi ayahnya tidak setuju.

Sebenarnya ayahnya Jiang Chen juga tentara. Tapi karena Jiang Chen dan ayahnya tak pernah searah dalam berbagai hal, ayahnya jadi berpikir kalau Jiang Chen tidak cocok untuk menjadi tentara, padahal menjadi tentara sudah menjadi impian Jiang Chen sejak dia masih kecil.

Selain Jiang Chen, Si Yue juga punya impian, menjadi peneliti. Zi Qi dan Sha Di juga punya impian masing-masing. Tapi hanya Ding Xian seorang yang masih bingung dengan dirinya sendiri, sama sekali tidak pernah kepikiran apa sebenarnya impiannya.

Biarpun dia berbakat menggambar dan menjadi juara satu dalam lomba kemarin, tapi itu hanya hobi. Impian kan seharusnya sesuatu yang besar. Tapi Si Yue mengingatkan bahwa semua impian, selalu dimulai dari hobi. Si Yue yakin, apapun yang Ding Xian inginkan, dia pasti bisa melakukannya. Ding Xian jadi bingung, apakah impiannya menjadi pelukis? Mana mungkin sesederhana itu.

Di sekolah keesokan harinya, Ding Xian lesu dan tidak bisa mengikuti pelajaran olahraga gara-gara menstruasi. Si Yue juga sengaja bolos pelajaran olahraga biar bisa menjaga Ding Xian, memberinya kompres air hangat, bahkan menyelimutinya dengan jaketnya saat Ding Xian ketiduran.

Tapi itu malah membuat Ding Xian terbangun. Si Yue jadi canggung dan cepat-cepat pura-pura membenarkan dasinya dan beralasan kalau dia bolos cuma karena di luar terlalu panas.

Ding Xian bertanya-tanya apakah Si Yue benar-benar ingin masuk ke Universitas Huaqing. Dia penasaran soalnya setelah dia memikirkan ucapan Si Yue semalam, dia merasa bercita-cita ingin menjadi pelukis hanya karena dia suka menggambar itu rasanya kurang tepat.

Si Yue membenarkan bahwa dia memang ingin pergi ke Huaqing. Tujuannya sebenarnya hanya karena dia ingin menguji sejauh mana kemampuannya di tempat yang lebih besar. Cita-cita pada dasarnya adalah sesuatu yang bisa memberi mereka dorongan untuk maju.

Mendengar itu, Ding Xian tiba-tiba punya cita-cita, yaitu masuk ke universitas ternama. Semua orang bilang kalau dia bisa masuk ke universitas biasa saja sudah bagus, tapi Ding Xian tidak puas, dia ingin masuk ke universitas ternama.

"Baiklah! Aku akan membantumu." Janji Si Yue.

Ding Xian kontan terpana padanya, mereka pun saling menatap cukup lama... Sampai saat Si Yue mendadak tersadar lalu cepat-cepat mengalihkan pandangannya dan menyuruh Ding Xian untuk lanjut tidur saja.

Tapi Ding Xian terus menatapnya. Si Yue jadi tersipu dan langsung mendorong lembut kepala Ding Xian ke atas meja untuk lanjut tidur.

Si Yue benar-benar melaksanakan janjinya mengajari Ding Xian, setiap hari dan setiap saat, di kelas, di sepanjang perjalanan pulang dan pergi ke sekolah. Mengomelinya setiap kali dia salah mengerjakan soal dan membimbingnya dengan penuh kesabaran. 

Si Yue juga selalu membantunya memegangi tasnya dan menyelamatkannya dari sesemakan saat Ding Xian terlalu fokus dengan bukunya. Dan ajaran Si Yue tak sia-sia. Saat nilai ujian dibagikan, nilai ujiannya Ding Xian meningkat pesat.

Ujian selesai, liburan pun dimulai sebelum mulai masuk tahun ajaran baru kelas tiga. Karena ini adalah liburan musim panas terakhir mereka sebelum lulus SMA, Ding Xian pun diajak teman-temannya untuk berkemah, tapi Ibu seperti biasanya, tidak mengizinkan. 

Bo Cong yang kebetulan datang berkunjung saat itu, langsung berusaha membantu Ding Xian membujuk Ibu. Dia meyakinkan bahwa dia dan beberapa teman kampusnya juga akan ada di sana, jadi dia bisa menjaga Ding Xian. Ibu akhirnya terbujuk juga dan mengizinkan Ding Xian pergi. 

Tapi keberadaan Bo Cong di sana, kontan membuat Si Yue cemburu berat. Maka dengan sengaja dia selalu menghalangi Bo Cong setiap kali Bo Cong ingin mendekati Ding Xian. Saat Bo Cong mau membawakan barang-barangnya Ding Xian, Si Yue langsung pasang badan dan mengambil alih sendiri semua barangnya Ding Xian. Bukan hanya Si Yue, Zi Qi juga cemburu sama Bo Cong gara-gara Sha Di kesengsem oleh ketampanan Bo Cong.

Malam harinya saat Bo Cong mengajak Ding Xian menari bersama mengelilingi api unggun sambil saling berpegangan tangan, Si Yue langsung nyempil memisahkan mereka berdua sehingga Bo Cong terpaksa harus memegang tangan Si Yue.

Tapi Si Yue dan Ding Xian terlalu malu untuk saling bergandengan tangan. Untungnya ada seseorang yang membantu mengaitkan kedua tangan mereka. Si Yue pun jadi lebih pede untuk memegang erat tangan Ding Xian.

Setelah itu, mereka duduk bersama sambil mendengarkan lagu. Ding Xian mendendangkan lagunya dan Si Yue langsung memuji suaranya lalu menunjukkan gambar nebula buatan Ding Xian waktu itu. Tapi kali ini Si Yue menulis alamat sebuah situs yang dia namai Little Monster.

Itu adalah blog yang dia buat khusus untuk Ding Xian sebagai pengganti buku dairy-nya Ding Xian di mana Ding Xian bisa menulis apapun di sana dan orang lain tidak akan bisa melihatnya (Ini adalah situs yang dibuka Si Yue di episode 1 dengan menggunakan password tanggal kiamat). Ini adalah hadiahnya Si Yue atas nilai ujiannya Ding Xian yang bagus.

Ding Xian senang. Tapi... dia mengaku kalau dia sebenarnya bohong tentang ingin masuk ke universitas ternama. Sejak waktu itu, Ding Xian selalu memikirkan apa sebenarnya impiannya. Dan dalam prosesnya, dia menyadari kalau yang selalu dia pikirkan adalah Si Yue.

Pfft! Si Yue mendadak salting mendengarnya. Ding Xian menjelaskan maksudnya adalah dia merasa Si Yue sangat hebat. Nilai-nilainya selalu bagus, pemberani, dia juga selalu peduli dengan orang lain. Karena itulah, Ding Xian ingin menjadi orang hebat seperti Si Yue.

Tapi seperti yang Si Yue tahu, dia orang yang bodoh, makanya dia tak tahu harus mulai dari mana. Karena itulah, Ding Xian memutuskan untuk memulainya sesuai saran Si Yue, yaitu dari hal-hal kecil, meningkatkan pembelajarannya, lalu masuk ke universitas yang bagus, dan menggambar juga tidka boleh dilepaskan.

Si Yue terpana menatapnya, tapi Ding Xian jadi salah paham mengira Si Yue berpikir kalau dia bodoh. Si Yue menyangkal, dia justru kagum. Malah sebenarnya, Ding Xian sudah memulainya sekarang. Dia juara lomba menggambar, dan nilainya juga semakin meningkat sejak memilih IPA. Dan juga...

"Berkenalan dengan teman-teman." Timpal Ding Xian. "Dulu aku sangat pendiam dan tidak memiliki banyak teman. Tidak tahu bagaimana bergaul dengan orang sekitar. Tapi sekarang aku punya Zi Qi, Sha Di... dan kau juga. Sungguh sangat bagus."

Si Yue tersentuh mendengarnya. "Sebenarnya kau juga sangat baik."

Terpana menatap satu sama lain, mereka mulai bergerak mendekat.


Bersambung ke episode 12

Post a Comment

0 Comments