Recap Our Secret Episode 5 & 6

"Orang bilang bahwa orang yang menemanimu memasuki tahun baru, akan menemanimu di tahun mendatang. Semoga orang yang mengatakan ini, tidak berbohong padaku." Itulah harapan Ding Xian teringat bagaimana Si Yue menggenggam tangannya melewati malam tahun baru barusan.

Keesokan harinya, mereka membeli lentera, menulis harapan masing-masing di lentera tersebut sebelum kemudian menerbangkannya. Ding Xian maupun Si Yue memiliki satu harapan yang sama, sama-sama berharap bisa duduk sebangku lagi semester depan, karena pak wali kelas sebelumnya pernah berkata akan memindahkan bangku mereka sesuai nilai ujian akhir semester mereka.

Tapi sepertinya akan sulit bagi Ding Xian untuk mengejar nilainya Si Yue karena dia malah sakit saat hari ujian. Bahkan seusai ujian, dia terpaksa harus izin tidak masuk kelas selama beberapa hari.

Suatu hari, Si Yue tiba-tiba datang ke rumahnya untuk memberinya catatan pelajaran selama beberapa hari ini. Si Yue dengan penasaran mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamarnya Ding Xian, melihat berbagai barangnya termasuk foto-foto masa kecilnya dan boneka buaya-nya. Tapi Ding Xian malu dengan semua itu dan langsung melarang Si Yue melihat-lihat.

Bukan cuma PR dan catatan pelajaran, dia juga membawakan nilai ujiannya Ding Xian yang walaupun tidak buruk-buruk amat, tapi tetap saja dia yakin kalau nilainya pasti lebih rendah dari Si Yue. Si Yue dengan senang hati menawarkan diri untuk mengajar Ding Xian selama liburan nanti. 

Tapi ternyata, Ding Xian memberitahu bahwa dia akan pulang kampung untuk merayakan Imlek bersama keluarga besarnya. Si Yue kecewa, maka kemudian dia memberikan nomor ponselnya dengan alasan biar Ding Xian bisa menghubunginya kalau Ding Xian punya masalah (Atau kangen sama dia).

 

Sesampainya di rumah, Si Yue langsung meminta ibunya untuk menanyakan nomor telepon rumahnya Ding Xian yang berada di kampung halamannya. Tapi dia beralasan kalau dia menanyakan itu buat Sha Di, soalnya Sha Di dan Ding Xian kan teman akrab.

Tapi Ibu jelas tak percaya. Biasanya putranya itu bukan jenis orang yang suka menelepon orang lain, sikap canggungnya yang jelas-jelas sedang berusaha menghindar itu juga mencurigakan, jelas kali ini ada yang tidak biasa dengan putranya itu. Ibu sontak tersenyum geli menyadari Si Yue suka sama Ding Xian.

Bo Cong juga pulang kampung dan menghabiskan malam Imlek bersama Ding Xian, mendengarkan cerita Ding Xian tentang masalah bangku yang akan dipindah semester baru nanti dan teman sebangkunya yang super pintar padahal jarang belajar itu. Bo Cong bisa melihat dengan jelas kalau Ding Xian suka sama Si Yue walaupun Ding Xian malu-malu menyangkalnya.

Ayahnya Si Yue akhirnya pulang juga. Pekerjaannya membuatnya jarang pulang, bahkan sebenarnya ia ingin mereka pindah ke kota lain bersamanya. Tapi ibu keukeuh tidak mau. Si Yue dulu tak masalah mau tinggal di mana pun, tapi kali ini dia berubah pikiran dan lebih memihak ibunya untuk tetap tinggal di sini (Pfft! Pastinya karena sekarang Ding Xian ada di sini).

Secara bersamaan, mereka sama-sama menanti telepon satu sama lain. Ding Xian galau ingin menelepon duluan tapi dia terlalu ragu dan akhirnya mengurungkan niatnya. Namun tepat memasuki tahun baru Imlek, Si Yue-lah yang akhirnya menelepon duluan untuk mengucapkan selamat tahun baru padanya.

Dia asyik saja ngobrol akrab sama Si Yue tanpa menyadari Bo Cong yang menyaksikan itu dari belakang dan sepertinya dia mulai cemburu.


Semester baru dimulai. Namun saat Ding Xian masuk kelas, dia mendapati semua orang masih duduk di posisi lama. Ternyata tempat duduk mereka tidak akan diganti. Yang lebih tak disangka, nilai ujiannya Si Yue tak beda jauh darinya, jelas Si Yue sengaja melakukannya. 

Dari melirik lembar jawabannya Ding Xian waktu ujian, dia bisa memperkirakan nilainya Ding Xian. Makanya dia sengaja menghapus satu jawaban sehingga nilainya tidak beda jauh sama Ding Xian dan bisa duduk semeja lagi dengan Ding Xian.

Senang, Ding Xian pun memutuskan untuk mentraktir Si Yue makan pada hari Minggu. Dia memesan cukup banyak menu, bukan hanya sebagai ungkapan terima kasih pada Si Yue, namun juga karena hari ini ternyata hari ulang tahunnya Ding Xian.

Karena baru tahu hari ini Ding Xian ultah, Si Yue pun memberinya hadiah dengan mengajaknya ke planetarium dan memperlihatkan proyeksi rasi bintang ulang tahunnya Ding Xian. Dia juga memperlihatkan nebula ulang tahunnya sendiri. 

Ding Xian terpesona melihat indahnya bintang-bintang itu. "Aku ingin memiliki bintang yang takkan redup."

"Kau berani berharap? Tidak ada bintang yang tidak akan redup. Mereka hanya sekilas di alam semesta. Namun seperti alam semesta, dalam kehidupan setiap orang, ada banyak bintang. Meski mereka mungkin tampak biasa. Namun setelah puluhan juta tahun cahaya dan membentuk nebula yang unik, semuanya akan memiliki arti." Ujar Si Yue.

Keesokan harinya, Sha Di juga memberinya hadiah ultah berupa MP3. Ding Xian awalnya tak enak karena itu mahal, tapi semua orang memaksanya untuk menerimanya.

Zi Qi dan Si Yue mau tanding basket, tapi Sha Di tiba-tiba mengingatkan bahwa mereka harus piket hari ini. Ding Xian dengan senang hati menggantikan tugasnya Si Yue. 

Tapi saat mereka sedang piket, tiba-tiba ada siswi kelas lain bernama You Ke Ke yang langsung menghampiti Ding Xian, menyerahkan sepucuk surat cinta padanya, memintanya untuk membantunya menyerahkan surat itu ke Si Yue lalu pergi begitu saja. Sha Di langsung kesal sama gadis itu dan menyuruh Ding Xian untuk merobeknya saja. Ding Xian juga tak senang, tapi dia terlalu baik hati untuk merobeknya.

Kesal, Sha Di langsung merobek surat itu. Tapi Ding Xian malah tidak terima soalnya itu surat orang lain. Kedua teman itu jadi bertengkar gara-gara itu hingga mereka perang dingin.

Bahkan keesokan harinya, Sha Di lebih memilih main bersama Wan Wan dan mengabaikan Ding Xian. Ding Xian sedih, tapi dia tidak berani menghadapi Sha Di.

Si Yue menemukan surat cinta itu di laci mejanya (dalam keadaan utuh karena Ding Xian menulis ulang surat itu). Tapi dia melihat tulisan tangan dalam surat itu sama persis dengan tulisan tangannya Ding Xian, Si Yue jadi mengira kalau surat itu dari Ding Xian dan langsung senang karenanya.

Tapi di sisi lain, Ding Xian juga sengaja menjauhinya. Bahkan di jam pelajaran olahraga dan pak guru menyuruh mereka berpasangan untuk sit-up, Ding Xian lebih memilih bersama Xiao Feng. Si Yue jadi bingung dan cemburu karenanya, dia bahkan jadi tidak mood untuk main basket.


You Ke Ke lagi-lagi mendatangi Ding Xian, kali ini meminta Ding Xian untuk membantunya memberikan hadiah pada Si Yue. Dan lagi-lagi Ding Xian tidak sanggup menolaknya. 

Saat Si Yue menemukan hadiah itu di laci mejanya keesokan harinya, dia langsung senang, lagi-lagi mengira kalau itu dari Ding Xian... Sampai saat Sha Di dengan sinis memberitahu kalau semua itu sebenarnya pemberian You Ke Ke.

Kecewa dan kesal, Si Yue langsung membawa Ding Xian keluar ke tempat sepi untuk mengonfrontasinya. Dia sungguh tak suka dengan sikap tak enakan Ding Xian seperti ini. Tapi yang lebih membuatnya kesal adalah Ding Xian selalu menghindarinya karena takut dipandang jelek oleh orang lain tapi Ding Xian malah dekat sama Xiao Feng. Apa sebenarnya yang Ding Xian takuti?

Tapi Ding Xian malah tak bisa menjawabnya. Kecewa, Si Yue dengan kesal memperingatkannya untuk tidak lagi memasukkan barang-barang aneh ke dalam mejanya lalu pergi meninggalkan Ding Xian yang cuma bisa menangis sendirian.

Ding Xian benar-benar kesepian sekarang, kedua teman baiknya sama-sama menjauhinya. Dan Ding Xian sama sekali tak tahu harus bagaimana. Pada pekan olahraga Sha Di sebenarnya mulai galau ingin baikan sama Ding Xian, tapi dia malah melihat Ding Xian sedang ngobrol akrab sama Ke Ke. Sha Di jadi cemburu dan sontak ngambek lagi.

Si Yue dan Xiao Feng sama-sama ikut perlombaan lari jarak jauh. Ding Xian sebenarnya ingin memberikan sebotol air untuk Si Yue, tapi sudah keduluan sama Yang Chun Zi. Airnya akhirnya direbut sama Xiao Feng yang mengira kalau Ding Xian menyediakan air itu untuknya, dan jelas saja Si Yue jadi cemburu melihat pemandangan itu.

Waktu terus bergulir, tak terasa mereka sudah memasuki ujian akhir semester. Tapi tetap saja, masalah Ding Xian dengan Sha Di dan Si Yue masih belum terselesaikan dengan baik karena Ding Xian yang masih belum berani bicara pada mereka.

Ding Xian dan Si Yue bertemu lagi di lapangan basket dekat rumah mereka, tapi mereka masih tidak saling bicara dan duduk berjauhan. Ding Xian pergi sebentar untuk menyelamatkan adiknya yang dibuli anak-anak lain. Tapi saat dia kembali, Si Yue sudah pergi.

Hari ini sebenarnya ulang tahunnya Si Yue dan dia merayakannya bersama teman-temannya. Tapi hanya Ding Xian yang tidak datang. Ding Xian sendiri sedang sedih di kamarnya, menatap lukisan nebula yang sebenarnya hendak dia hadiahkan untuk Si Yue.

Masalah mereka membuatnya mengira kalau Si Yue tidak mengundangnya padahal sebenarnya semua orang sedang menunggunya. Baru saat dia hendak membereskan peralatan lukisnya, dia melihat pesan yang ditinggalkan Si Yue di buku gambarnya, itu adalah pesan undangan untuk menghadiri ulang tahunnya.

Ding Xian sontak bergegas pergi ke tempat acara. Tapi sayangnya, setibanya di sana, sudah tidak ada siapa-siapa. Acaranya sudah selesai, dia terlambat. Ding Xian jadi sedih.

Namun yang tak disangkanya, Si Yue tiba-tiba muncul. Hanya dia yang masih menunggunya, mungkin dia sangat yakin kalau Ding Xian pasti akan datang. Dan saat itulah akhirnya Ding Xian mengucap kata maaf padanya, maaf atas masalah di antara mereka dan maaf karena datang terlambat. Sebagai gantinya, dia janji akan merayakan ultahnya Si Yue tahun depan.

"Kenapa harus tahun depan? Siapa bilang kalau ulang tahunku sudah berakhir?" Protes Si Yue.

Ternyata Si Yue masih menyisakan sepotong kue ultahnya. Mereka pun merayakan ultahnya Si Yue lagi, tapi kali ini hanya berdua. Ding Xian pun memberikan hadiahnya dan mendoakan semoga harapan Si Yue terkabul. 

"Sudah terkabulkan." Ujar Si Yue penuh arti sambil melirik Ding Xian. (Ow, sepertinya harapannya adalah merayakan ultah bersama Ding Xian)

Dan bukan cuma Ding Xian yang punya hadiah untuk Si Yue, tapi Si Yue juga punya hadiah untuknya... HP Nokia E63. Ding Xian sontak menolaknya, barang itu terlalu mahal baginya. Tapi Si Yue ngotot memaksanya untuk menerimanya... atau anggap saja Ding Xian menjual gambar nebula itu dengan HP ini.

"Gambar itu tidak berharga."

"Siapa bilang tidak berharga?!" Protes Si Yue tidak terima. Dia buru-buru menjelaskan maksudnya adalah mungkin suatu hari nanti, lukisan itu akan sangat bernilai.

Kalau Ding Xian masih keberatan juga, anggap saja ini ponsel pinjaman. Nanti Ding Xian kembalikan padanya kalau Ding Xian sudah punya ponsel baru. Pokoknya... "Jangan biarkan aku tidak bisa menemukanmu lagi." Ujar Si Yue (Aww, so sweet).

 

Keesokan paginya, Si Yue mengirim SMS, mengabarkan kalau dia sudah menunggunya di bawah. Ding Xian pun bergegas pergi dan mereka mulai bertukar sarapan lagi.

Setibanya di sekolah, Zi Qi mendadak mencegat Si Yue untuk minta contekan PR  matematikanya. Si Yue langsung menyuruh Ding Xian untuk memberikan bukunya ke Zi Qi dan Ding Xian langsung menurut dengan patuh. Zi Qi jelas heran melihat mereka mendadak sudah berbaikan.


Di jam istirahat, Ding Xian tersenggol beberapa anak sehingga dia tak sengaja merobek buku dairy-nya Sha Di. Melihat itu, Sha Di sontak lari ke toilet dan menangis sedih. Ding Xian yang merasa bersalah, bergegas menyusulnya dan saat itulah Ding Xian akhirnya berani untuk membicarakan masalah mereka selama ini, mengutarakan perasaannya yang begitu kesepian diabaikan kedua teman terdekatnya dan betapa kagumnya dia pada Sha Di yang selalu percaya diri dan berani.

Hati Sha Di akhirnya luluh mendengar tangisannya dan akhirnya kedua sahabat itu berbaikan kembali. Tak lama kemudian, mereka kembali ke kelas dengan wajah ceria sambil bergandengan tangan akrab.

Si Yue langsung mengeluh iri. Ding Xian bisa mengalah sama Sha Di, tapi tidak bisa minta berbaikan padanya, malah dia yang harus mengalah sama Ding Xian. Dia benar-benar terlalu memanjakan Ding Xian. Pokoknya kalau lain kali mereka bertengkar lagi, Ding Xian harus memiliki kesadaran seperti ini.


Di jam makan siang, empat sekawan itu membicarakan jurusan apa yang mau mereka ambil nantinya. Si Yue mengaku belum memutuskan, dan tampak jelas kalau dia tertarik sama pilihannya Ding Xian. 

Sha Di mengira kalau Ding Xian mau mengambil IPS, tapi Ding Xian sepertinya tak ingin berpisah dengan mereka semua, jadi dia berkata bahwa dia sedang mempertimbangkan IPA.

You Ke Ke tiba-tiba muncul dan langsung ikut nimbrung di meja mereka dan menyapa Si Yue. Sha Di langsung sebal melihatnya, apalagi ke-playboy-annya Zi Qi mendadak kumat melihat si cantik, Sha Di jadi tambah kesaldan cemburu.

Padahal Ke Ke bahkan tidak berniat merayu Si Yue, lagipula sekarang dia lebih suka dan lebih ingin berteman sama Ding Xian. Sha Di tidak terima temannya mau direbut, dan jadilah Ding Xian jadi korban tarik tambang oleh kedua gadis itu.


Ding Xian dengan cepat menengahi situasi dengan menyuruh Sha Di balik ke kelas duluan lalu mengajak Ke Ke bicara berdua di tempat sepi. Ke Ke meyakinkan bahwa dia sungguh-sungguh dengan keinginannya untuk berteman dengan Ding Xian.

Selama ini dia memang kurang cocok berteman dengan cewek, makanya dia lebih sering main sama teman-teman cowok. Tapi setelah selama ini berinteraksi dengan Ding Xian, dia menyadari kalau berteman dengan Ding Xian ternyata lebih menarik.

Selain itu, biarpun Si Yue itu memang punya pesona, tapi Ke Ke baru sadar kalau Si Yue terlalu dingin dan membosankan, Ke Ke tidak suka berteman dengan orang seperti itu.


Saat Ding Xian kembali ke kelas tak lama kemudian, Si Yue langsung mengomentari Ding Xian yang sekarang mampu menarik lebih banyak orang untuk berteman dengannya. Dan Si Yue tampak jelas senang dengan hal itu. 

Tapi dia menegaskan bahwa dia benar-benar tidak tertarik sama You Ke Ke, jadi sebaiknya Ding Xian berhenti melakukan hal-hal aneh lagi. Ding Xian langsung sumringah bahagia mendengarnya.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments