Sinopsis Crush Episode 7

Wu Yan dan Nian Qin bertemu dengan kedua calon orang tua angkat Xiao Wei di mana Wu Yan memberikan pendapat dan saran pada mereka tentang Xiao Wei. Usai pertemuan itu, Wu Yan tiba-tiba ingin membahas tentang kejadian di kincir ria waktu itu. 

Tapi Nian Qin tiba-tiba menyela untuk bertanya. "Apa kau menyukaiku?"

Wu Yan mengiyakannya tanpa ragu. Tapi saat Nian Qin menanyakan alasannya, dia malah mendadak bingung harus jawab apa. Nian Qin jadi kecewa dengan reaksinya itu dan langsung pergi. Hadeh! Wu Yan benar-benar frustasi sama tuh orang dan temperamennya yang tidak stabil itu.

Menurut pendapat Chen Ying, sebenarnya Wu Yan juga salah, kenapa juga dia tidak bisa menjawab pertanyaan Nian Qin dan bilang bahwa itu adalah cinta pada pandangan pertama. 

Tapi masalahnya, Wu Yan merasa kalau perasaannya ini bukan hanya cinta pada pandangan pertama. Errr... Tapi dia juga bingung bagaimana harus menjelaskannya lebih lanjut.

Hari ini hari terakhir Nian Qin mengajar karena guru yang cuti melahirkan itu akan kembali. Begitu kelas selesai, semua anak dengan penuh semangat mengantarkan kepergiannya dengan mengucap terima kasih. 

Nian Qin terharu. "Mengajar kalian adalah kehormatan bagiku. Terima kasih semuanya."

Xiao Wei juga memberinya hadiah perpisahan berupa sebungkus permen. Dia mengaku kalau permen itu sebenarnya pemberian Wu Yan. Dengan polosnya dia berkata bahwa Wu Yan sebenarnya menyuruhnya untuk tidak memberitahu Nian Qin, soalnya Wu Yan takut Nian Qin akan marah padanya.

"Dia bohong padamu. Lalu apa lagi yang dia katakan padamu?" Tanya Nian Qin penasaran.

"Dia bilang kalau Guru Su bohong bahwa Guru Su tidak suka manis. Tidak ada anak yang tidak suka manis. Guru Su, aku akan merindukanmu."

"Jangan merindukanku. Belajarlah dengan baik dan tunggu aku datang mengunjungimu." Kata Nian Qin sembari memasukkan permen yang biasanya tidak disukainya ke dalam saku bajunya.

 

Malam itu usai lembur, Wu Yan dan Xu Qian terjebak di dalam lift. Tapi kejadian itu memberi mereka kesempatan untuk membicarakan dan menyelesaikan masalah mereka secara baik-baik. Wu Yan sudah dengar tentang Xu Qian yang meninggalkan band dan keluar dari pekerjaannya di restoran. 

Dia jadi tidak enak karena berpikir kalau Xu Qian melakukan semua ini karena dirinya. Xu Qian menyangkal, sebenarnya alasannya adalah karena ibunya sekarang sudah kembali. Sepertinya ibunya dicampakkan lagi sama kekasihnya. 

Bahkan kemarin malam saat Xu Qian baru kembali ke asrama, dia mendapati ibunya sudah menunggunya hanya untuk minta uang. Intinya, sekarang ini Xu Qian terlalu sibuk memikirkan banyak hal sehingga dia sama sekali tidak ada waktu untuk memikirkan masalah Wei Hao.


Gara-gara Wu Yan cuti dua hari untuk menyelesaikan pekerjaan di stasiun radionya, dia jadi tidak tahu bahwa Nian Qin sudah berhenti mengajar. Nian Qin juga tidak pamitan padanya, dia seolah menghilang begitu saja, ditelepon pun tidak dijawab.

Dan Nian Qin tetap tidak bisa dihubungi saat waktunya melepaskan Xiao Wei ke orang tua angkatnya. Tak ingin membuat Xiao Wei bersedih, Wu Yan pun meminta Xiao Wei untuk memakluminya, mungkin Nian Qin takut akan perpisahan.

Nian Qin memang sengaja mematikan teleponnya dan menghindari semua orang. Bahkan Xiao Lu sampai frustasi sama dia. Berulang kali dia berusaha membujuknya untuk pulang, tapi Nian Qin selalu menolak. Kesal, Xiao Lu langsung menyatakan cuti, mau liburan. Ada bagusnya Nian Qin mengabaikan teleponnya Wu Yan, temperamennya Nian Qin ini mungkin hanya akan menyusahkan Wu Yan.

Wu Yan masih keukeuh menolak paksaan ibunya untuk lanjut S2 karena ingin meniti karir di stasiun radio. Ibu sendiri ngotot tak setuju, bersikeras menginginkan putrinya jadi dosen karena karir sebagai dosen lebih menjanjikan dari segi ekonomi dan kehormatan.


Berbanding terbalik dengan Wu Yan, Xu Qian yang dulunya bercita-cita untuk berkarir di radio, sekarang justru sedang bersusah payah melakukan berbagai wawancara kerja di tempat lain. Realita kehidupannya memaksanya untuk mencari pekerjaan lain yang gajinya lebih besar. Kerja di stasiun radio saja tidak cukup baginya gara-gara ibunya yang terus menerus minta uang.


Nian Qin merindukan Wu Yan, dia bahkan memetik sehelai daun yang mengingatkannya pada kenangan akan Wu Yan yang memperkenalkan bentuk daun padanya. Xiao Lu pun bisa melihat kalau Nian Qin merindukannya dan mencoba menyarankannya menelepon Wu Yan. Tapi tetap saja Nian Qin bersikeras menolak mengangkat teleponnya Wu Yan. 

Saat dia menemukan permen pemberian Xiao Wei yang dia simpan di sakunya, dia langsung meminta Xiao Lu untuk membelikannya permen yang persis seperti itu lalu pergi mengunjungi Xiao Wei dan memberikan sebungkus permen itu pada Xiao Wei.


Stres gara-gara Nian Qin, Wu Yan jadi mabuk-mabukan. Dan saat itulah dia tak sengaja menemukan Xu Qian yang ternyata bekerja di bar. Maka Wu Yan pun langsung memanggil Wei Hao dan teman-teman band-nya ke sana lalu curhat sedih sama Xu Qian dan menuntut Xu Qian untuk menghiburnya dengan menyanyikan lagu.

Xu Qian akhirnya menurutinya. Tapi lagu itu malah membuatnya semakin sedih teringat kenangan-kenangan indahnya bersama Nian Qin selama ini. Wu Yan tidak terima. Masih mending kalau dia ditolak terang-terangan. Tapi tidak, dia justru ditinggal menghilang begitu saja tanpa kejelasan seperti ini. 


Keesokan harinya saat mengunjungi Xiao Wei, Wu Yan baru tahu kalau Nian Qin kemarin datang mengunjungi Xiao Wei dengan membelikannya permen yang sama persis dengan yang pernah dia berikan untuk Xiao Wei. Sebenarnya Nian Qin melarangnya untuk bilang ke Wu Yan. Tapi dasar Xiao Wei, dia dengan polosnya tetap memberitahu Wu Yan.


Informasi tentang Nian Qin yang mengunjungi Xiao Wei itu membuat Wu Yan jadi semakin frustasi. Tapi saat dia mendengarkan siaran radio dan mendengarkan curhatan salah satu pendengar, dia tiba-tiba terinspirasi untuk mengirim pesan anonim ke radio.

Pesannya diawali dengan menjawab pertanyaan Nian Qin tentang apa yang dia sukai darinya. "Memang tak ada yang bisa kusukai darimu. Selain tampan dan berbakat, kau berbeda jauh dari pria idamanku. Tapi begitu memikirkanmu, aku tidak bisa menahan diri untuk memikirkan seperti apa pria idamanku. Kau sangat lembut pada anak-anak, tapi sangat galak padaku. Kau selalu bisa melihat perasaan tulus yang tak terlihat oleh orang lain. Meski kau mengabaikanku,  sebenarnya kau sangat lembut dan perasa. Tapi saat kau sendiri kesakitan, kau tidak pernah mengeluh. Sepertinya karena itu, kau merasa aku juga akan tahan dengan kepergianmu. Hanya karena aku tidak bisa menjawab pertanyaan ini, kau menghilang tanpa pesan. Kau sangat kurang ajar. Aku tetap tidak bisa menjawabnya, tapi aku ingin kau mendengarkan memakimu."

 Nian Qin mendengarkan pesannya itu dan langsung mencari kontaknya Wu Yan, berniat meneleponnya. Tapi dia masih saja ragu dan akhirnya mengurungkan niatnya dan melempar ponselnya.

Wu Yan sendiri sedang sakit. Wajahnya pucat pasi dan lemah, apalagi dia juga sedang sendirian di rumah. Pun begitu, dia tetap menguatkan diri untuk mencoba menelepon Nian Qin lagi. Dan akhirnya kali ini dia mengangkat teleponnya. Dari suaranya, Nian Qin langsung tahu kalau Wu Yan sakit dan langsung menuntut Wu Yan untuk memberikan alamat rumahnya sekarang juga.

Tak lama kemudian, Wu Yan tiba-tiba mendengar suaranya Nian Qin yang menggedor-gedor pintu rumahnya dengan panik saking khawatirnya. Dalam keadaan lemahnya, Wu Yan masih berusaha merapikan rambutnya sebelum dia membukakan pintu.

Tapi akhirnya dia tidak kuat lagi dan langsung jatuh ke pelukan Nian Qin. Nian Qin pun langsung menempelkan pipi dan tangannya ke dahi Wu Yan untuk mengecek suhu tubuhnya dan mendapatinya demam tinggi.

Bersambung ke episosde 8

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam