Sinopsis You Are My Hero Episode 40 - 1

Para sandera dimanfaatkan sebagai tameng hidup oleh para penjahat itu, membuat tim SWAT kesulitan untuk melakukan penembakan. Mi Ka yang keluar paling terakhir dengan disandera oleh si kacamata.

Tiba-tiba salah satu wanita terjatuh sehingga tak sengaja melihat seorang SWAT yang bersembunyi di bawah bis. Si anggota SWAT itu diam-diam memberinya kode untuk diam, wanita itu pun beranjak bangkit dengan tenang.

Tapi si kacamata jadi curiga dan langsung memerintahkan anak buahnya untuk mengecek bawah bis. Tapi saat si anak buah mengecek ke bawah, dia tidak melihat siapa-siapa.

Yakin aman, mereka pun melanjutkan aksi mereka. Begitu mereka tiba di mobil SUV, salah satu penjahat langsung memaksa seorang pria yang membawa anak untuk masuk ke dalam mobil.

Orang itu berusaha melawan sehingga membuat suasana jadi ribut. Si penjahat tak mau tahu dan dengan kejamnya memaksa mereka masuk mobil.

Ke Lei tadi sempat mencuri pisau medis secara diam-diam dan secara diam-diam pula menggunakannya untuk melepaskan ikatannya sejak turun dari bis. Sekarang akhirnya dia berhasil melepaskan ikatannya lalu dengan lihainya menggunakan senjata si penjahat di belakangnya untuk menembak si penjahat yang satunya.

Tim SWAT pun akhirnya bisa beraksi menembak si botak dan yang lain. Tapi si kacamata langsung mundur kembali ke dalam bis dengan membawa Mi Ka. Ke Lei mengejar mereka, si kacamata langsung menembaknya, untungnya meleset.

Mi Ka langsung memberanikan diri melawannya hingga dia berhasil melucuti senjata si kacamata dan Ke Lei pun langsung menendangnya. Dia lalu membantu Mi Ka bangkit, tapi si kacamata tiba-tiba kembali dengan mengayunkan pisaunya ke Mi Ka.

Ke Lei sontak mendorong Mi Ka sehingga pisau itu menghujam dadanya sendiri. Si kacamata terus berusaha menikamnya, Ke Lei berusaha menahannya sekuat tenaga. Untungnya Mi Ka cepat bertindak mengambil pist0lnya dan menembak si kacamata.

Tapi luka Ke Lei cukup dalam dan parah. Mi Ka jadi sangat panik dan khawatir. Tapi dia berusaha untuk tetap tenang dan berpikir logis untuk mendiagnosa lukanya Ke Lei.

Dengan tangan agak gemetaran dia mengambil garam fisiologis, jarum dan selang infus, sembari berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau dia pasti bisa melakukannya.

Tapi sebenarnya dia masih agak ragu dan takut saat dia harus menusukkan jarum besar itu ke dada Ke Lei. Menyadari itu, Ke Lei dengan lemah berusaha menyemangatinya... hingga akhirnya Mi Ka memberanikan dirinya untuk menusukkkan jarum itu ke dada Ke Lei.

Ke Lei akhirnya bisa bernapas kembali. Mi Ka pun lega. Tapi luka Ke Lei benar-benar parah hingga tiba-tiba dia pingsan yang kontan saja membuat Mi Ka menjerit panik.

Mi Ka ketiduran selama menunggui Ke Lei. Saat akhirnya dia terbangun, dia mendapati Ke Lei ternyata sudah sadar, tapi menatapnya dengan kebingungan, lalu tiba-tiba saja Ke Lei bertanya... "Kau siapa?" (Hah? Dia hilang ingatan? Kenapa dadanya yang ketusuk, otaknya yang error?)

Mi Ka jelas bingung. Ke Lei kayaknya serius, dia bahkan tidak ingat namanya sendiri dan tampak benar-benar kebingungan mempertanyakan di mana dirinya  berada saat ini.

"Xing Ke Lei!" Panggil Mi Ka keheranan.

"Hah?" Ke Lei refleks nyahut. Wkwkwk! Si Bambang!

"Aku ibumu!" Gemas Mi Ka.

Ke Lei sontak ngakak sampai dadanya yang terluka, kesakitan. Lagian, bisa-bisanya dia bercanda di saat seperti ini. Dasar bodoh. Mulai serius kembali, Ke Lei tanya berapa lama dia pingsan.

"Kau pingsan sehari semalam."

"Jangan-jangan kau tidak tidur semalaman?"

"Kau belum sadar, aku tidak berani memejamkan mata. Begitu memejamkan mata, langsung teringat kejadian si penjahat itu menusukmu. Aku takut."

Mendengar itu, Ke Lei langsung mengundang Mi Ka untuk berbaring bersamanya. Tapi begitu Mi Ka dalam pelukannya, tiba-tiba dia mengecek lengan, pipi, dagu dan perut Mi Ka. Ngapain sih?

"Dua tahun tidak bertemu. Aku mau lihat apakah ada yang berkurang. Untunglah, semuanya masih ada."

"Maksudmu lemak di perutku?" (Pfft!)

"He-eh."

Tiba-tiba mereka kompak bertanya pada satu sama lain. "Apa kau merindukanku?"

Mi Ka menangis saat dia mengaku kalau dia merindukan Ke Lei. Berusaha menghiburnya, Ke Lei mengingatkan Mi Ka bahwa Mi Ka sudah dua kali menolongnya, sedangkan dia cuma pernah menolong Mi Ka satu kali. Sebagai balasannya, Ke Lei hanya bisa menyerahkan dirinya pada Mi Ka.

"Dokter Mi, terimalah aku."

"Aku bisa menerimamu, tapi kali ini kau melakukannya demi menolongku. Kita berdua sudah impas. Menurutmu, kenapa saat kita bersama, kita selalu bertemu dengan begitu banyak hal yang mengerikan seperti dalam film?"

"Mungkin karena kau adalah dokter, dan aku polisi. Jangan dipikirkan lagi, tidurlah. Aku ada di sampingmu."

Mi Ka pun tertidur dalam pelukannya dan saat itulah Ke Lei melihat cincin tunangannya, sekarang beralih dipakai Mi Ka di jari manisnya. Waktu dia dibawa ambulance, Mi Ka dengan cemas mengomelinya karena dia menggunakan tubuhnya sendiri untuk menahan pisau itu demi melindunginya.

"Apa kau tidak tahu kalau aku kembali? Kita sudah dua tahun tidak berjumpa. kenapa begitu bertemu, malah jadi seperti ini?"

Saat itulah Mi Ka melepaskan cincin tunangannya dari rantai kalungnya dan memakainya di jari manisnya sembari memohon padanya agar dia cepat sembuh karena mereka masih harus menikah.

"Kau sudah berjanji akan menikahiku."

Dokter Shao dan Ke Yao ke mall mencari hadiah buat Yi Qian yang mau menikah kilat. Bukan cuma nikah kilat, dia juga bakalan jadi ayah. Beuh! Gercep amat Yi Qian menyalip mereka berdua.

Dokter Shao penasaran bagaimana keadaan Ke Lei. Ke Yao berkata sudah baikan, sudah bisa melompat-lompat dan mengganggu dunia, terutama mengganggu Mi Ka. Mi Ka bahkan mengambil cuti setengah bulan demi menemani Ke Lei.

Ngomong-ngomong tentang menikah, Dokter Shao tiba-tiba mengajak Ke Yao untuk ke kantor catatan sipil besok untuk mendaftarkan pernikahan mereka. Hah?

Ke Yao langsung jual mahal mengkritiki lamaran Dokter Shao yang kedengarannya tidak tulus sama sekali itu. Dokter Shao membelikan cincin tunangan untuknya saat mereka lagi jalan-jalan, dan sekarang dia mengajaknya mendaftarkan pernikahan kayak ngajak makan.

"Apa setiap hal selalu kau lakukan dengan spontan?" Heran Ke Yao.

"Kita sudah saling mengenal lama, kita punya kekompakan yang cukup, tidak perlu yang macam-macam."

"Aku perlu."

Oh, Dokter Shao mengerti. Ke Yao membutuhkan formalitas. Oke! Dokter Shao langsung berlutut di sana saat itu juga yang jelas saja membuat Ke Yao panik, takut dilihat orang, kan malu.

Chen Tao tak sengaja bertemu Yan Shan di mini market. Chen Tao masih belum bisa melupakan Yan Shan, dia bahkan menghitung setiap hari selama mereka terpisah.

Yan Shan masih agak canggung padanya, tapi dia tidak lagi menolak Chen Tao seperti dulu. Dia mengaku bahwa dia tidak akan melanjutkan studinya lagi dan ingin kembali bekerja di Renxin, dia bahkan sudah mengirimkan CV-nya, tinggal tunggu kabar saja. Chen Tao senang bukan main mendengarnya, dia percaya kalau Yan Shan pasti akan diterima.

Qing Xia baru saja selesai syuting dan meladeni para penggemarnya, lalu melemparkan dirinya ke pelukan sang suami tercinta yang datang menjemputnya.

Wen Bo seperti biasanya, malu dilihat orang banyak, tapi Qing Xia tak peduli. Tapi yang paling mengejutkan, Qing Xia tiba-tiba mual-mual. Wah! Dia hamil. Wen Bo bahagia banget hingga dia langsung membopong Qing Xia dan memutar-mutarnya.

Mi Ka dan Ke Lei mau liburan ke luar negeri bersama. Demi liburan kali ini, Ke Lei mengambil semua cuti yang selama satu setengah tahun tak pernah diambilnya.

Dia mengemas barang-barangnya dengan rapi, sedangkan kopernya Mi Ka kayak kapal pecah. Pfft! Tidak apa-apa, Ke Lei maklum kok, koper juga bisa mabuk udara.

Akhirnya Ke Lei sendiri yang harus membantu Mi Ka merapikan koper itu. Dia bahkan sudah menyiapkan banyak sekali makanan, termasuk alat pembuat susu kedelai, soalnya Mi Ka kan selalu bilang kalau makanan di luar negeri tidak enak.

Mendengar itu, Mi Ka langsung mengelus sayang kepalanya. Ke Lei memang orang yang wajib dibawa untuk bepergian. Mi Ka janji setelah proyeknya selesai kali ini, dia tidak akan berpisah dengan Ke Lei lagi.

Ke Lei tak percaya. "Siapa yang mau kau tipu?"

Oh yah, Ke Lei masih harus kembali ke markas sebentar. Banyak prosedur yang harus diurus sebelum ke luar negeri, jadi dia ingin Mi Ka menemaninya ke sana. Mi Ka tidak mau, pergi saja sendiri.

Ke Lei mendadak kesal mendengar penolakannya. "Ikut, tidak?!"

"Kenapa kau menakutiku?" Bingung Mi Ka.

Ke Lei tak peduli, pokoknya Mi Ka harus ikut dan langsung menyeret Mi Ka ke kamar, memaksanya untuk ganti baju. Dan begitu Mi Ka sudah masuk kamar, Ke Lei diam-diam mengambil cincin tunangannya Mi Ka yang tergeletak di meja.

Ke Lei sudah selesai berkemas saat Mi Ka turun tak lama kemudian dan langsung kebingungan mencari cincinnya yang mendadak hilang. Aneh sekali, tadi dia meletakkannya di meja sebelum ke toilet.

Ke Lei pura-pura tak tahu, apa mungkin jatuh di toilet? Hah? Mi Ka jelas panik mau mencari ke toilet, itu kan cincin mahal. Tapi Ke Lei sontak menariknya, dan menyeretnya keluar sekarang juga, tidak usah dicari, pasti tidak akan hilang kok.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments