Sinopsis Maiden Holmes Episode 32 - 1

Pangeran Yun sudah senang saja melihat Bei Ming datang dengan membawa pasukannya. Tapi belum juga dia sempat memberi Bei Ming instruksi, tiba-tiba dia melihat Komandan Fu datang lalu melempar anggukan pada Pangeran Qi, seolah mengisyaratkan bahwa segalanya sudah beres.

Pangeran Qi sontak tersenyum penuh kemenangan, dia sudah menunggu saat-saat ini. "Menunggumu masuk ke dalam perangkap, menunggumu membawakan bukti langsung ke aula utama istana."

Pangeran Yun bingung. "Apa?"

"Pasukan pemberontakmu memang sudah sampai di gerbang barat istana, tapi ini hanyalah rencana kami untuk menangkap musuh dengan mudah. Kau sudah menjadi pejabat pemerintah selama bertahun-tahun, seharusnya kau tahu bahwa jangankan penjagaan di istana sangat ketat, pasukan di pinggiran ibu kota juga tidak bisa diremehkan."

Dalam flashback, saat pasukannya hampir kewalahan menghadapi serangan pasukan musuh, Komandan Fu memerintahkan mereka untuk mundur lalu menutup gerbang dan saat itulah pasukan pemanah dari atas tembok benteng mulai menembakkan panah-panah mereka ke pasukan mush.

Pangeran Yun jelas kaget mendengarnya. "Bagaimana kau bisa mengetahui rencanaku?"

"Sejak kau menunjukku untuk mengatur jamuan ulang tahun Ibu Suri, aku sudah bisa menebak rencanamu. Karena itulah, aku menjebakmu dengan memanfaatkan jebakanmu sendiri. Saat kau merasa puas karena keinginanmu tercapai, mengira bahwa keberhasilan sudah ada di depan mata, itulah hari kami meluncurkan aksi terakhir."

Bei Ming yang sedari tadi hanya terdiam galau, langsung mencoba membujuk Pangeran Yun untuk menyerah saja. Pangeran Qi berjanji padanya untuk mengampuni Pangeran Yun.

Pangeran Yun sontak murka mendengarnya. "Tak disangka anak yang paling kupercayai, malah mengkhianatiku."

Tak punya jalan lain, Pangeran Yun akhirnya nekat menyerang para pengawal lalu melemparkan pedangnya arah Kaisar... tapi berhasil ditangkis oleh Komandan Fu.

Komandan Fu langsung maju menyerangnya... saat tiba-tiba saja Bei Ming muncul melindungi Pangeran Yun dan membiarkan dirinya terkena pedang.

"Ayah angkat, aku tidak bisa membalas jasamu yang telah membesarkanku. Aku hanya bisa mengembalikan nyawa ini padamu. Ayah angkat... menyerahlah."

Bei Ming sontak terjatuh lemah dan membuat Ru Shuang ketakutan setengah mati. Dengan napasnya yang semakin melemah, Bei Ming meminta maaf pada Ru Shuang karena sepertinya dia tidak akan bisa menepati janjinya untuk menemani Ru Shuang selamanya.

"Aku sungguh tidak rela meninggalkanmu. Kau harus memaafkanku. Maaf."

"Tidak. Jangan. Kau tidak boleh mati. Kau pernah bilang mau menemaniku selamanya. Kau harus menepati ucapanmu." Tangis Ru Shuang.

Sepertinya pengorbanan Bei Ming benar-benar berhasil memengaruhi Pangeran Yun yang tiba-tiba melepaskan pedangnya. 

Tapi dia sengaja tetap maju ke Kaisar dan membiarkan para pengawal menusuknya. Pangeran Yun langsung terjatuh lemah, dengan gemetaran dia mengulurkan tangannya, berusaha meraih singgasana impiannya yang takkan pernah dimilikinya... hingga akhirnya dia menghembuskan napas terakhirnya.

Tak lama kemudian, aula utama sudah dibersihkan dari segala kekacauan itu. Pangeran Qi dan para pejabat pun bersujud hormat pada Kaisar. Kaisar pun senang segalanya sudah usai.

Dua hari terakhir ini, Kaisar benar-benar tidak bisa tenang memikirkan dua hal. Masalah Klan Bailiang yang difitnah mencelakai mendiang Kaisar ditangani dengan terlalu sembarangan. Jika tidak bisa membersihkan nama baik Klan Bailiang, Kaisar tidak akan bisa menghadap mendiang Kaisar di akhirat nanti.

"Mohon Kaisar mengumumkan pada dunia bahwa Klan Bailiang tidak bersalah."

"Kakak, kulihat kau bukan berpikir demi Klan Bailiang, melainkan demi Tuan Su, kan?"

"Tentu saja karena alasan ini juga."

Berhubung sekarang posisi Kepala Biro Mingjing kosong, Kaisar usul untuk mengangkat Su Ci menjadi Kepala Biro Mingjing. Tapi Pei Zhao langsung tak setuju dengan alasan pengalaman dan kualifikasi Su Ci belum cukup, tidak akan bisa meyakinkan orang-orang.

Karena itulah, Pangeran Qi merekomendasikan Detektif Luo saja untuk menjadi Kepala Biro Mingjing karena Detektif Luo hebat dalam menangani kasus, sifatnya juga jujur dan adil.

Kaisar geli mendengarnya. "Kakak, kau ini jujur dan tidak memihak... atau punya niat pribadi lainnya?"

Pei Zhao tersipu malu mengakuinya. "Saya sampai sekarang masih sendirian. Tentu harus memikirkan demi diri sendiri juga, kan?"

"Benar juga. Aku selalu adil dalam menghukum dan memberi penghargaan. Kakak dan Su Ci memiliki kontribusi besar. Karena itulah, aku memutuskan... untuk menikahkan kalian berdua."

"Terima kasih, Yang Mulia."

Di rumah, semua orang mendapati Ru Shuang bersedih menatap Bei Ming yang masih terbaring koma. Dia khawatir kalau Bei Ming tidak akan bisa bangun lagi.

"Saudara Xi pasti akan bangun." Pei Zhao yakin itu.

"Kakak Pei, apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana bisa Xie Bei Ming punya hubungan dengan Pangeran Yun si pemberontak itu?"

"Sebenarnya, Pangeran Yun adalah ayah angkat Saudara Xie. Hanya saja Suadara Xie selama ini tidak mengetahui semua kebenarannya."

Secara tak sengaja dia membocorkan keberadaan dan segala tindak-tanduk mereka pada Pangeran Yun melalui surat merpati. Bei Ming sangat polos dan baru mengetahui kebenarannya saat mereka pergi ke Desa Qifu untuk menyelidiki kasus tentang Li Mu dan diburu oleh orang berbaju hitam itu.

Ru Shuang akhirnya mengerti. Pantas saja Bei Ming belakangan ini selalu menghindarinya dan mengucap kata-kata yang aneh tentang melakukan kesalahan dan pengkhianatan.

"Kenapa kau begitu bodoh dan menanggung segalanya sendirian? Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya padaku?"

"Setelah Saudara Xie mengetahui dirinya dimanfaatkan, dia pergi untuk bertanya langsung pada Pangeran Yun. Tapi Pangeran Yun mengancamnya dengan nyawamu. Demi melindungimu, Saudara Xie terpaksa terus memikul penderitaannya sendiri."

"Kau sudah mengetahuinya sejak awal?" 

Pei Zhao mengaku sudah mengetahui masalah ini sejak awal. Setelah mereka kembali dari Desa Nan Xun, dia berbincang lama dengan Bei Ming. Sejak saat itulah mereka membuat rencana diam-diam untuk melawan Pangeran Yun dengan memanfaatkan jebakannya sendiri. 

Membuat Pangeran Yun mengira bahwa pesta kembang api adalah momen terbaiknya untuk memberontak. Kalau bukan karena bantuan Bei Ming, mereka mungkin tidak akan berhasil.

"Hanya saja, aku tak menyangka karena kesulitan memilih antara negara dan ayah angkatnya, Saudara Xie..."

"Xie Bei Ming berbuat seperti ini karena dia merasa bersalah, ingin agar kira memaafkannya."

"Aku tak pernah menyesal mengenal Saudara Xie, juga tidak pernah menyalahkannya."

Ru Shuang sontak menangis meminta Bei Ming untuk segera bangun. "Kami tidak menyalahkanmu, kami semua sudah memaafkanmu. Kalau kau tidak bangun juga, aku akan menggunakan bubuk racun!"

Bei Ming sepertinya mendengarnya, setetes air matanya mengalir tapi dia tetap tak sadarkan diri.

Detektif Luo melaporkan laporan tentang segala kejahatan yang dilakukan Pangeran Yun pada Pei Zhao. Dia mengaku akan melaporkan itu ke istana besok. Pei Zhao mengiyakannya saja tanpa banyak kata.

"Apakah Pangeran tidak ingin menanyakan apapun pada saya?"

"Kebenaran yang diselidiki Detektif Luo, seharusnya sama dengan yang kupikirkan. Jadi, kau hanya perlu melaporkan yang sebenarnya pada Kaisar."

Sekarang, Su Ci akhirnya bisa menulis nama kedua orang tuanya di papan roh yang sebelumnya kosong. Dia memberitahu arwah kedua orang tuanya bahwa Kaisar telah mengumumkan dekrit yang menyatakan bahwa masalah Klan Bailiang yang mencelakai mendiang Kaisar sebenarnya adalah fitnah yang disebabkan oleh Pangeran Yun.

"Sekarang, nama baik seluruh Klan Bailiang telah dibersihkan. Ayah, Ibu, aku akhirnya berhasil melakukannya. Aku akhirnya membersihkan nama baik Klan Bailiang dan kalian. Mulai sekarang, aku bukan lagi sisa anggota klan pemberontak. Aku bisa mengatakan secara terang-terangan bahwa aku adalah anggota Klan Bailiang!" Ujar Su Ci sebelum kemudian memberikan hormatnya pada kedua mendiang.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments