Sinopsis General's Lady Episode 15 - 2

Tak lama kemudian, mereka akhirnya tiba di rumah dengan selamat. Tapi Xiu Ming masih ada kerjaan yang harus dilakukan, maka mereka pun pisah jalan.


Xiao Su melapor bahwa para pejabat di istana mengajukan petisi pada Kaisar, menuduh Xiu Ming melakukan korupsi terhadap dana militer dan menuntut Kaisar untuk menyelidikinya. Sepertinya mereka sedang mencari bukti untuk mendukung kejahatan yang mereka tuduhkan pada Xiu Ming.

"Aku mengerti. Kalau begitu, bagaimana kalau kita penuhi harapan mereka. Kita siapkan bukti untuk mereka."

Hah? Xiao Su tidak mengerti apa maksudnya. Xiu Ming menjelaskan bahwa sekarang adalah saatnya kembali ke istana. Lagipula memang ada hal penting yang harus dia lakukan. Jika orang-orang itu ingin menangkapnya, maka dia harus memanfaatkan kesempatan ini.

Besok dia akan memberikan buku laporan biaya pengeluaran militer selama 5 tahun ini pada Xiao Su. Nanti Xiao Su serahkan laporan itu ke Kaisar, tuduh dia melakukan penggelapan dan membuat laporan palsu. Xiao Su penasaran, lalu bagaimana Xiu Ming akan membela dirinya sendiri di istana nantinya.

"Aku punya rencanaku sendiri. Besok kembalilah ke barak bersamaku."

Saat Xiu Ming kembali ke kamar tak lama kemudian, Shen Jin malah muncul dari belakang dengan malu-malu sambil menutupi dirinya dengan selimut. Xiu Ming bingung, dia kenapa? Sakit?

"Apa kau ingin tahu kebenarannya?"

"Apa yang kau sembunyikan dariku?"

Shen Jin mengaku bahwa di pasar Suku Elang kemarin, dia membeli pakaian yang eksotik yang ingin dia kenakan untuk Xiu Ming. Tapi setelah dia mencobanya, dia merasa pakaian ini tidak pantas. Dia takut Xiu Ming tidak akan menyukainya.

"Tidak akan. Istriku sangat cantik, pakai apapun bagus."

Baiklah, Shen Jin pun melepaskan selimutnya dan memperlihatkan baju bling-blingnya yang agak terbuka dan kontan membuat Xiu Ming melongo. Tapi dia suka kok sama bajunya, bahkan menggoda Shen Jin untuk maju ke depan lampu biar Xiu Ming bisa melihatnya dengan lebih baik. Shen Jin jadi tersipu malu mendengar gombalannya.

"Di kamar ini tidak ada jenderal, hanya ada Jin'er dan suaminya. Bukankah normal bagi suami istri untuk saling berdebat dan menggoda?"

Tiba-tiba Xiu Ming membopongnya ke ranjang lalu dengan manisnya menghangatkan kaki Shen Jin karena Shen Jin sudah berdiri lama tanpa alas kaki, Xiu Ming khawatir dia akan masuk angin. Xiu Ming juga minta maaf karena belakangan ini dia sangat sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak punya banyak waktu untuk Shen Jin.

Hari ini tepat 100 hari mereka bertemu, Xiu Ming pun menghadiahkan kalung giok pada Shen Jin. Dia mengaku bahwa itu adalah pemberian bibinya. Dulu waktu dia masih kecil, bibinya sangat memanjakannya. Beliau-lah yang mengajarinya membaca dan menulis.

Ayahnya mendidiknya dengan sangat keras dan menyuruhnya latihan setiap hari selama berjam-jam. Tapi bibinya selalu membuatkannya camilan secara diam-diam untuknya.

Mendengar itu, Shen Jin penasaran di mana bibinya Xiu Ming itu sekarang. Shen Jin mau berterima kasih padanya karena sudah memanjakan Xiu Ming sejak kecil.

Tapi pertanyaan Shen Jin itu kontan membuat Xiu Ming sedih. Bibinya sudah meninggal dunia tanpa alasan yang jelas. Karena itulah Xiu Ming bertekad untuk menegakkan keadilan untuk mendiang bibinya.

Menyadarkan dirinya, Xiu Ming lalu memakaikan kalung itu ke leher Shen Jin dan mengaku bahwa bibinya menyuruhnya untuk memberikan kalung ini pada orang yang dia cintai.

Berusaha menghiburnya, Shen Jin langsung menggenggam tangan Xiu Ming dan meyakinkannya untuk tidak bersedih. "Biarpun bibimu sudah tidak ada, tapi kau punya aku sekarang. Aku pasti akan mengurusmu dan memperhatikanmu dengan baik seperti yang dilakukan Bibi." Janji Shen Jin. Xiu Ming terharu mendengarnya dan langsung menggenggam erat tangan Shen Jin.

Keesokan harinya, Shen Jin menatap kalung giok itu sambil berpikir bahwa Xiu Ming memberikan hadiah yang sangat berharga ini pasti itu artinya dia sangat berharga bagi Xiu Ming. Rou Rou setuju, Xiu Ming memperlakukan Shen Jin dengan sangat baik, jadi Shen Jin juga harus memperlakukan Xiu Ming dengan lebih baik.

"Betul. Mulai sekarang, aku harus lebih memperhatikannya. Aku keluarganya sekarang."

Di luar mereka bertemu dengan Xiu Yuan yang ternyata tidak ikut ke barak. Karena Xiu Ming sedang ada urusan, jadi Xiu Ming memerintahkannya untuk menjaga Shen Jin di sini. Baiklah, Shen Jin mau ke dapur. Xiu Yuan boleh ikut kalau mau.

Shen Jin mau membuatkan pangsit untuk Xiu Ming. Yang jadi masalah, dia tidak tahu bagaimana cara membuatnya. Dia bahkan tidak tahu harus mulai dari mana.

Melihat itu, Xiu Yuan pun dengan senang hati membantunya... Dan jadilah Xiu Yuan yang akhirnya mengerjakan semua-muanya sendiri. Mulai dari mengadoni tepung untuk membuat kulit pangsitnya, membuat isiannya hingga mengukusnya sampai matang. Sedangkan kedua wanita itu cuma berdiri diam menatapnya dengan terkagum-kagum.

Bahkan rasanya pun sangat enak. Shen Jin sungguh-sungguh berterima kasih pada Xiu Yuan atas semua bantuannya. Xiu Yuan senang-senang saja membantunya, malah menawarkan diri untuk membantu Shen Jin untuk membawakan pangsit ini ke barak.

Lagipula sekarang sudah hampir gelap, lebih cepat naik kuda juga biar Jenderal bisa menikmati pangsit ini selagi masih hangat. Shen Jin setuju. Tapi ingat yah, Xiu Yuan harus bilang ke Xiu Ming bahwa dialah yang memasak ini.

Dan Xiu Yuan dengan senang hati menurutinya saat dia mengantarkan pangsit itu ke Xiu Ming sambil mengklaim bahwa Shen Jin-lah yang membuat pangsit ini khusus untuk Xiu Ming. Xiu Ming percaya dan bahagia banget saat dia mulai memakan pangsit yang dia kira buatan tangan istri tercintanya.

Rou Rou kecewa saat menyadari Shen Jin keluar rumah tanpa membawanya dan langsung terang-terangan memprotes Shen Jin saat dia kembali tak lama kemudian.

"Letnan ingin menemaniku. Makanya aku pergi duluan dan lupa memberitahumu. Tapi aku membeli beberapa kain. Mari kita membuat baju bersama."

Rou Rou tidak terima. Belakangan ini Shen Jin sering melupakannya, dan lebih sering melakukan segala hal bersama Xiu Yuan. Shen Jin benar-benar sudah melupakan pelayan yang telah melayaninya selama bertahun-tahun ini.

"Letnan diminta oleh Jenderal untuk menjagaku. Bukan cuma kau, aku bahkan lupa sama Jenderal. Jangan marah."

Rou Rou mengingatkan Shen Jin bahwa walaupun Xiu Yuan diminta oleh Xiu Ming, tapi tetap saja mereka adalah pria dan wanita. Mereka berdua terlalu dekat belakangan ini. Hati-hati loh, Jenderal mungkin saja cemburu. Apalagi waktu itu, Xiu Yuan menyeretnya ke tabib dan dia tampak sangat cemas saat mendengar haid-nya Shen Jin tidak teratur.

Mendengar semua itu kontan membuat Shen Jin termenung mengingat sikap Xiu Yuan yang memang selalu mengikutinya ke mana-mana dan sangat perhatian padanya.

Rou Rou memang benar, belakangan ini dia memang terlalu sering bersama Xiu Yuan. Sepertinya ini karena Xiu Ming sudah melupakannya, dia harus menemui suaminya di barak sekarang juga.

Di barak, Xiu Ming akhirnya selesai membuat bukti yang kemudian dia serahkan pada Xiao Su, dan mengingatkan Xiao Su untuk berhati-hati. Bagaimanapun, masalah ini bukan hanya menyangkut nyawanya, tapi juga nyawa para tentara mereka.

Setelah Kaisar melihat bukti ini, beliau pasti akan langsung mengumpulkan para pejabat. Dan saat itulah para pejabat yang menentangnya akan unjuk diri. Xiao Su harus berangkat pagi-pagi besok, tidak boleh menunda-nunda.

Shen Jin datang saat itu, Xiao Su pun pergi. Shen Jin dengan serius memprotes Xiu Ming yang belakangan ini tidak pulang. Apa Xiu Ming sudah melupakannya? Kenapa Xiu Ming tidak pulang selama beberapa hari ini?

Xiu Ming meyakinkan kalau dia tidak mungkin melupakan Jin'er-nya. Tapi dia benar-benar sedang ada urusan penting yang harus dia tangani. Shen Jin tak percaya. Xiu Ming cuma membuat-buat alasan. Masa hanya karena sibuk kerja, Xiu Ming lupa sama dia dan menyerahkannya pada Xiu Yuan.

Xiu Ming mengoreksi, dia takut kalau Shen Jin khawatir, makanya dia mengirim Xiu Yuan untuk menjaga Shen Jin. Mana mungkin dia berhenti memedulikan Shen Jin.

"Tapi Letnan Chu yah Letnan Chu, suamiku yah suamiku. Bagaimana bisa disamakan? Lagipula, aku dan Letnan kan tidak ada hubungan apa-apa. Kenapa juga kau memintanya untuk menjagaku? Pria dan wanita itu beda. Jika kami terlalu dekat, apa kau tidak takut kami digosipkan."

Xiu Ming geli mendengarnya. Mana mungkin dia akan cemburu sama Xiu Yuan. Shen Jin tak percaya melihat reaksinya. Xiu Ming harus berhati-hati, kali ini dia salah karena mengabaikannya.

"Alasanku tidak cemburu karena Xiu Yuan adalah adikku. Adik iparmu."

Shen Jin kaget, Xiu Yuan adiknya Xiu Ming? Kenapa Xiu Ming tidak pernah bilang padanya kalau Xiu Yuan adalah adik iparnya?

Xiu Ming bercerita bahwa pada masa pemerintahan Kaisar terdahulu, Pangeran ke-8 diangkat sebagai Putra Mahkota. Bibinya Xiu Ming adalah Putri Mahkota. Dan Xiu Yuan adalah anak mereka yang menjadi yatim piatu setelah kedua orang tuanya tiada.

Shen Jin tercengang mendengarnya. Jadi maksudnya, Xiu Yuan adalah keturunan kerajaan? Xiu Ming membenarkan. Dulu, kediaman Pangeran ke-8 tiba-tiba terbakar tanpa alasan yang jelas. Semua orang mati di dalamnya, kecuali Xiu Yuan.

Saat Kaisar yang sekarang naik tahta, ayahnya Xiu Ming yang merupakan saudaranya Putri Mahkota, membawa Xiu Yuan ke perbatasan dan membesarkannya secara diam-diam.

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Xiu Ming membesarkan Xiu Yuan sendiri dan diam-diam menyelidiki kematian Pangeran ke-8 demi membantu Xiu Yuan kembali ke posisinya. Tapi karena masalah ini menyangkut nyawanya Xiu Yuan, Xiu Ming harap Shen Jin merahasiakannya.

"Aku sudah menikah dengan Jenderal. Aku harus melakukan kewajibanku sebagai bagian dari keluarga Chu. Mulai sekarang aku akan berdiri bersamamu, aku pasti akan merahasiakan masalah ini dan melindungi Xiu Yuan."

Xiu Ming tersentuh mendengarnya. "Kau memang istriku yang baik. Seumur hidup ini, aku - Chu Xiu Ming, puas bersamamu. Aku punya hadiah besar untukmu."

"Apa? Cepat keluarkan."

"Aku akan membawamu pulang... Ke ibu kota."

Shen Jin sontak antusias mendengarnya. Itu berarti dia bisa bertemu lagi dengan ibunya. Shen Jin langsung lari sambil teriak-teriak memanggil Rou Rou saking bahagianya.

Bersambung ke episode 16

Post a Comment

0 Comments