Sinopsis Maiden Holmes Episode 8 - 2

Pei Zhao memperlihatkan mata anak panah itu pada Kaisar dan memberitahunya tentang informasi yang didapatkannya dari Marquis Zhenyuan tadi.


Beirong memang terkenal dengan penempaan senjatanya. Sedangkan Sha Du adalah pedagang senjata yang terkenal kejam. Jelas ada orang yang menggunakan dana bantuan bencana untuk membeli senjata dalam jumlah besar dari Sha Du.

"Karena dia menerima transaksi ini, makanya dia terbunuh." Kaisar menyimpulkan.

"Awalnya orang ini berada di berbagai wilayah, menyebabkan hilangnya dana bantuan bencana dan menimbun banyak uang. Kemudian membeli senjata dalam jumlah besar dari Beirong."

Sekelompok orang yang menyerangnya di Kabupaten Qingshui, memegang senjata ini di tangan mereka. Mereka terlatih dengan baik dan pergerakannya cenderung tersembunyi. Takutnya, mereka adalah pasukan pribadi yang dibentuk oleh dalang di balik semua ini.

Kaisar curiga, takutnya kejadian tujuh tahun yang lalu, ada hubungannya dengan semua ini. Pei Zhao yakin biarkan orang-orang itu berusaha menyembunyikan segalanya dengan rapat, tapi pasti akan ada rahasia-rahasia yang tercecer dan pada akhirnya akan tetap terungkap.

Ru Shuang senang banget karena akhirnya dia bisa menyelidiki kasus secara resmi sekarang. Tapi Bei Ming sedih, kalau begini, Ru Shuang akan sangat sibuk ke depannya, padahal kan masih banyak tempat yang ingin dia perlihatkan pada Ru Shuang. Ru Shuang santai, pasti akan ada kesempatan nantinya.

Pei Zhao dan Su Ci masuk secara bersamaan sambil melamun hingga mereka tak sengaja saling bertubrukan. Keduanya sama-sama memikirkan banyak hal dalam pikiran mereka.

Karena semuanya sudah berkumpul, Su Ci pun mengumumkan tentang kasus tadi pagi. Korban bernama Nona Lin, masih muda, cantik dan memakai gaun pengantin. Sama sekali tidak ada motif untuk melakukan bunuh diri.

Bei Ming merasa aneh mendengarnya, kebetulan sekali wanita pertama dan wanita kedua sama-sama bunuh diri dengan mengenakan baju pengantin. Su Ci menambahkan, sebelum meninggal, Nona Lin juga mendengar suara hujan saat cuaca cerah, sama persis seperti Nona Du.

"Semua detil ini identik. Pasti bukan kebetulan." Curiga Pei Zhao.

"Sebelum Nona Du meninggal, ada yang bilang bahwa hantu pengantin datang untuk mencabut nyawa."

Itu berarti sudah pernah ada kasus yang sama sebelum Nona Du. Makanya setelah makan nanti, Su Ci berencana pergi memeriksa kasus serupa yang sebelumnya.

Menurut Pei Zhao, jika kasus ini adalah kasus bunuh diri, maka orang yang melaporkan juga tidak mungkin sedikit. Menurut Pei Zhao berkas kasus ini tidak lengkap.

Gampang! Ru Shuang menyarankan untuk menyerahkan masalah itu pada Bei Ming saja, dia kan pintar mencari dan menanyai orang. Bei Ming langsung bangga mendengar pujian Ru Shuang, seharusnya sekarang memanggilnya 'Pahlawan Xie'. Apapun masalah Ru Shuang, serahkan saja pada Pahlawan Xie.

Memang Ru Shuang sedang butuh bantuan Bei Ming sekarang, sepertinya hanya Pahlawan Xie yang bisa membantunya. Bei Ming tentu saja dengan sennag hati membantu.

Padahal maksudnya Ru Shuang adalah menjadikan Bei Ming sebagai kelinci percobaan untuk racunnya. Tapi Bei Ming malah senyam-senyum gaje saat Ru Shuang mengoleskan racun itu di pergelangan tangannya.
 
"Bagaimana rasanya?" Tanya Ru Shuang.

"Manis." Jawab Bei Ming nggak nyambung sambil mesam-mesem gaje menatap Ru Shuang dengan penuh cinta.

Ru Shuang jelas bingung mendengarnya. Bagaimana mungkin rasanya manis? Dia mencoba mengoles racun lain, tapi Bei Ming tetap tidak merasakan apapun dan cuma bisa melihat Ru Shuang yang sangat manis di hadapannya. Ru Shuang jadi semakin bingung, apa dia salah resep?

"Ru Shuang, apa kau memberikan racun padaku?" Tanya Bei Ming yang akhirnya baru nyambung.

"Benar. Aku sedang menguji racun di lenganmu sekarang."

"Apa di dalam sini, dimasukkan bubuk gatal? Kenapa di dalam hatiku ini... rasanya gatal?" (Pfft!)

Ru Shuang sontak kesal menoyor dahinya dan mengancam tidak akan memedulikan Bei Ming lagi kalau Bei Ming tidak serius.

"Jangan! Jangan tidak peduli padaku! Aku cuma bercanda, jangan marah." Panik Bei Ming.

Tiba-tiba efek racunnya mulai terasa yang sontak membuat Bei Ming mengeluh panas dan pedas. Ru Shuang senang, akhirnya, seharusnya memang begitu rasanya.

Pei Zhao minum-minum sendirian dengan galau memikirkan pemilihan selirnya. Dia benar-benar harus memikirkan cara terbaik bagi kedua belah pihak agar pemilihan selir ini gagal.

Bei Ming tak sengaja lewat saat itu. Melihat muka galau Pei Zhao, Bei Ming langsung mengambil dua guci arak untuk mereka berdua. Bei Ming bisa menduga kenapa Pei Zhao galau, dia pasti tidak ingin memilih selir, kan?

"Apa sudah ada orang yang kau sukai?"

Pei Zhao cuma diam sambil mengelus guci araknya. Bei Ming jadi makin yakin pasti ada, katakanlah siapa orangnya.

"Terkadang, aku agak iri padamu, tidak terikat begitu banyak aturan. Bisa melakukan apapun sesukamu." Ujar Pei Zhao.

Bei Ming mengerti. Pei Zhao tidak ingin orang lain tahu tentang identitasnya yang sebenarnya, bahwa dia adalah Pangeran Qi.

"Sebenarnya, saat aku menjadi Pei Zhao, rasanya lebih seperti diri sendiri."

Bei Ming heran. Berdasarkan kemampuannya Pei Zhao, kenapa dia tidak langsung saja memilih orang yang dia sukai?

"Saat ini statusnya masih belum layak."

"Statusnya tidak layak? Kalau begitu, letakkan dia di posisi yang layak. Beres, kan?"

"Mana mungkin semudah itu."

"Apa memilih istri serumit itu?" Heran Bei Ming.

Tapi tiba-tiba dia teringat betapa perhatiannya Pei Zhao pada Su Ci selama ini. Bei Ming akhirnya mengerti siapa orang yang Pei Zhao sukai dan kenapa sulit baginya untuk bersama orang yang dia sukai itu. Ternyata Pei Zhao dan Su Ci jeruk makan jeruk. Wkwkwk! Pei Zhao sama Su Ci pasti ada sesuatu, kan?

Bei Ming jadi prihatin, Pei Zhao dan Su Ci pasti sangat menderita. Tapi jangan khawatir, Bei Ming meyakinkan bahwa dia adalah orang berpikiran sangat terbuka. Dia akan mendukung apapun pilihan Pei Zhao.

Menjadi saudaranya Pangeran Qi yang dikagumi seluruh dunia, rasanya sangat menyenangkan. Tapi, Pei Zhao juga beruntung loh bisa menjadi saudaranya Bei Ming, seorang pahlawan yang tak terkalahkan. Eh, tapi sekarang Bei Ming harus pergi dulu, nanti Ru Shuang marah-marah lagi sama dia.

Pangeran Yun mendatangkan seorang petugas astronomi kerajaan untuk mencari tahu perkembangan para astronom dalam memperhitungkan orang-orang yang dipilih untuk menjadi istrinya Pei Zhao.

Si astronom melapor bahwa mereka masih menghitungnya, jumlahnya terlalu banyak, makanya masih belum selesai sekarang.

Tapi jelas Pangeran Yun punya rencana tersendiri untuk ikut campur dalam masalah itu. Anak buahnya langsung menyerahkan daftar nama beberapa gadis dan memaksa si astronom untuk menyingkirkan nama-nama gadis dalam daftar itu dari kandidat Putri Qi.

Bei Ming mengirim para anak buahnya ke seluruh penjuru kota untuk menanyai warga terkait kasus itu. Tak lama kemudian, dia mendatangi biro Mingjing untuk melaporkan penemuannya.

Mereka pun pergi bersama ke Gedung Lixiang dan si madam sontak mengeluhkan kedatangan Bei Ming lagi. Hah? Lagi? Wah! Jadi Bei Ming sering datang kemari yah? Bei Ming sontak panik, takut Ru Shuang salah paham, dia tidak pernah pesan lagu kok di sini.

Si madam jadi tambah heboh. Iya, Bei Ming memang tidak mendengarkan lagu, malah cuma tanya-tanya ini dan itu. Jangan-jangan Bei Ming mata-mata dari gedung sebelah yah?

Si madam langsung beralih ke Su Ci. Apa Su Ci datang untuk menangkap orang lagi? Tapi sudah tidak ada orang jahat lagi kok di sini, tidak ada lagi yang perlu Su Ci tangkap.

Su Ci to the point menjelaskan maksud kedatangannya adalah untuk menyelidiki kasus lama beberapa tahu lalu. Si madam langsung mengerti kasus apa yang dimaksudnya, masalah Jing Niang kan? Tapi dia sudah mengatakan segalanya pada Bei Ming.

"Jadi, anda percaya bahwa Jing Niang ini telah menjadi roh jahat yang membunuh para pengantin itu?"

"Saya tidak tahu. Saya hanya tahu bahwa Pejabat Wang yang ingin menikahinya telah difitnah. Dia bahkan sudah menyiapkan uang tebusan untuk menikahinya. Siapa sangka Jing Niang putus asa dan gantung diri."

"Sebelum Jing Niang bunuh diri, apa ada perilakunya yang tidak normal?"

Si madam menegaskan bahwa dia tidak tahu apa-apa. Bei Ming menyarankan untuk mencari Wen Wen saja, soalnya dia yang paling dekat dengan Jing Niang.

Mereka pun bicara dengan Wen Wen yang memberitahu mereka bahwa Jing Niang biasanya orang yang ceria. Tapi beberapa hari sebelum kematiannya, dia terus melamun dan sangat jarang bicara. Diajak bicara juga dia seperti tidak mendengarkan.

Benar-benar aneh karena seharusnya waktu itu adalah hari-hari yang paling membahagiakan bagi Jing Niang karena dia akan segera menikah.

Si madam setuju. Jing Niang adalah aktris utama di sini. Rambutnya sangat indah, hitam bagaikan awan. Tak ada yang bisa menandinginya di seluruh ibu kota.

"Apa mungkin... dia tidak benar-benar menyukai Pejabat Wang ini?" Duga Su Ci.

Wen Wen yakin tidak. Jing Niang selalu mencintai Pejabat Wang. Dia bahkan menemani Jing Niang pergi berdoa ke kuil Puhua, berdoa agar mereka berdua bersama sampai maut memisahkan.

Kalau begitu, seharusnya tidak ada alasan bagi Jing Niang untuk bunuh diri. Madam yakin kalau Jing Niang kerasukan. Su Ci meminta mereka berdua untuk mencoba mengingat-ingat lagi, kira-kira ada kejadian tidak normal apa sebelum kejadian itu terjadi?

Tepat saat itu juga, Bei Ming menuang teh dan seketika itu pula Wen Wen ingat sesuatu. Pagi hari sebelum Jing Niang mati, tiba-tiba Jing Niang bilang bahwa dia mendengar suara hujan, padahal jelas-jelas cuaca waktu itu sedang cerah.

Saat semua orang berkumpul untuk makan bersama, Su Ci menyimpulkan ketiga kasus ini saling berhubungan dilihat dari banyaknya detil yang mirip.

Tapi rentang kematian antara Jing Niang dengan kematian kedua pengantin yang sekarang, lebih dari dua tahun. Pelakunya sabar sekali. Ru Shuang khawatir, siapa tahu ada lebih banyak korban yang belum diketahui.

Su Ci mau pergi menyelidiki Kuil Puhua besok. Jing Niang, Nona Lin, Nona Du, semuanya pernah pergi ke tempat itu. Sepertinya mereka semua harus pergi jalan-jalan ke sana. 

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments