Sinopsis Dating in the Kitchen Episode 1 - 1

 Sinopsis Dating in the Kitchen Episode 1 - 1

Ini proyek kerja sama keduaku dengan admin Ringkas Drama Anysti. Nggak direncanain sebenarnya, kebetulan sama-sama suka sama drama ini. Semoga kalian juga suka yah, happy reading... ^^

Sinopsis Episode 1:


Pagi itu, Gu Sheng Nan bangun pagi dan melakukan rutinitas paginya dengan santai. Saking santainya, dia bahkan tetap pede biarpun dia datang terlambat ke tempat kerjanya di sebuah dapur hotel.


Dia bekerja sebagai asisten koki di sana dan pekerjaannya sejauh ini hanya mengupas bawang, kentang dan udang. Sheng Nan pusing, tapi okelah, tidak masalah.

Dari informasi yang disampaikan kepala koki, ternyata hari ini hotel mereka akan kedatangan tamu VIP yang kemungkinan akan menjadi investor terbesar mereka kelak. Karena itulah, dia memperingatkan semua orang untuk tidak malas bekerja atau mereka akan dipecat.

Tapi terlepas dari pekerjannya yang cuma mengupas kentang, sepertinya seorang rekannya mengetahui bakat masaknya Sheng Nan dan langsung mencoba membujuknya untuk memasak nasi goreng tamparan khas-nya Sheng Nan. Sheng Nan menolak, dia sibuk. Masak saja sendiri.

"Masakanku mana bisa dibandingkan dengan masakan Koki Gu? Nasi goreng tamparanmu sudah kurindukan sepanjang hari. Nasi gorengmu levelnya Michelin. Lagipula bukan aku seorang yang ingin makan. Koki Wang juga ingin makan, iya kan?"

Koki Wang mengiyakannya. Nasi gorengnya Sheng Nan enak banget, dia pengen juga. Sheng Nan akhirnya luluh juga dan setuju memasak untuk mereka. Tapi mereka harus masak di gudang biar tidak ketahuan Koki Yu. Kalau dia sampai tahu, mereka bakalan dilaporkan ke manajer.

 

Sheng Nan pun mulai memotong wortelnya, merebus kacang polong dan udang, menggoreng telur... hingga jadilah seporsi nasi goreng yang kayaknya enak banget (jadi laper 😋).

Toa Besar langsung antusias mau memakannya, tapi Sheng Nan malah merasa ada yang bumbu yang kurang dan melarang Toa Besar memakannya. Dia langsung pergi untuk mengambil bumbu rahasianya.

Tepat saat itu juga, Toa Besar mendapat telepon. Dia akhirnya meninggalkan seporsi nasi goreng itu di rak dan keluar... tanpa menyadari ada masalah dengan listriknya.


Saat Sheng Nan kembali, dia malah mendapati gudang sudah terbakar. Sheng Nan sontak panik berusaha memadamkan api pakai kain sambil teriak-teriak minta bantuan. Tapi tak ada seorangpun yang datang. Shen Nan jadi tambah panik dan kebingungan.


Tepat saat itu juga, seorang tamu baru saja tiba di hotel. Tapi sepertinya dia bukan tamu biasa karena dia malah langsung keliling hotel itu seorang diri, seperti sedang menilai hotel itu dan kebetulan dia lewat gudang yang terbakar itu dan tidak melihat ada siapa-siapa disana. Tapi berbeda dengan Sheng Nan yang panik setengah mati, pria itu tetap tenang menghadapi situasi dan melihat ada sprinkler di atap.

Pria itu langsung menyalakan cerutu, berniat menyalakan alarm. Tapi tepat saat itu juga, Sheng Nan kembali dengan menutupi hidungnya pakai syalnya dan membawa sebaskom air dan langsung salah paham melihat pria itu menyalakan cerutu, mengira pria itulah pelaku pembakaran.


Jelas dia tidak mau alarmnya menyala karena dia bisa ketahuan. Maka Sheng Nan langsung nekat menyiramkan airnya cerutu itu. Wkwkwk! Pria itu jelas kesal. Tanpa mengucap sepatah kata, dia langsung mengisyaratkan Sheng Nan untuk menyerahkan baskomnya.

Dia menggunakan baskom itu untuk melindungi kepalanya lalu menggunakan pemantik apinya untuk menyalakan sprinkler. Air pun mengguyur deras membasahi mereka berdua dan alarm berbunyi nyaring.


Pria itu langsung mengembalikan baskom itu ke kepala Sheng Nan dan berjalan pergi. Tapi kemudian dia menoleh tepat saat Sheng Nan menoleh padanya juga sehingga mereka saling kontak mata selama beberapa saat dengan intens.


Para koki baru datang tak lama kemudian. Dan terang saja kejadian ini membuat Sheng Nan diomeli habis-habisan sama Manajer Shen. Tapi saat Manajer Shen menanyakan siapa orang yang berkomplot dengannya, Sheng Nan berbohong kalau dia melakukannya sendiri. Dan dia melakukan itu karena ternyata Toa Besar tadi memohon-mohon padanya untuk tidak mengungkit namanya.

Awalnya Manajer Shen memutuskan untuk memberinya hukuman potong gaji setengah tahun saja. Tapi tiba-tiba dia ditelepon atasannya yang marah-marah memberitahu bahwa orang yang hendak mengakusisi hotel mereka ternyata ada di sini saat kebakaran itu terjadi dan sekarang harga akusisi hotel jadi turun.

Karena itulah, si atasan memerintahkan Manajer Shen untuk menghukum si pelaku. Jika tidak, maka dia sendiri akan dipecat. Dan seketika itu pula Manajer Shen langsung memecat Sheng Nan.

Tak lama kemudian, Manajer Shen mengantarkan pria itu - Lu Jin, ke kamar suite room nomor 1123. Tapi asistennya Lu Jin mengklaim kalau Lu Jin belum memutuskan untuk tinggal di sini dan meminta Manajer untuk menyiapkan hidangan terbaik mereka untuknya sekarang juga.


Di rumah, Sheng Nan melampiaskan kekesalannya dengan mengomeli seekor udang, menganggap udang itu si hotelier yang datang pada saat yang tidak tepat tadi.

Dia bahkan langsung memotong kepala udang itu dengan penuh emosi sambil mengutuki pria itu. Mengutukinya semoga dia makan mie instan tanpa bumbu, semoga dia beli makanan kaleng yang tidak ada cincin penariknya, semoga dia menyetel alarm yang tidak berbunyi dan semoga makanan apapun yang dia makan rasanya tidak enak.


Dan kutukan terakhirnya itu langsung jadi kenyataan saat itu juga. Saat Manajer Shen menghidangkan steak untuk Lu Jin, dia mendapati dagingnya keras. Lu Jin langsung minta ganti menu. Tapi segala macam makanan yang disajikan padanya tidak ada satupun yang benar, semuanya keras, bahkan sausnya ada yang kadaluarsa.


Para koki jadi tersinggung dan menduga kalau tamu kamar 1123 itu sengaja cari gara-gara sama mereka. Mereka tidak terima dihina seperti ini. Ayo usir dia!

Tapi Manjaer Shen mendadak muncul menghentikan mereka dan menegaskan bahwa mereka tidak boleh menyinggung tamu kamar 1123. Soalnya orang itu akan mengakusisi hotel mereka.

Mereka jadi bingung harus menghidangkan apa lagi. Semua masakan mereka dipulangkan sama dia, sudah tidak ada hidangan lagi. Toa besar yang sedari tadi diam, tiba-tiba angkat bicara dan memberitahu bahwa masih ada satu hidangan lagi.


Tak lama kemudian, Manajer Shen dan Toa Besar membawa hidangan terakhir itu ke Lu Jin. Tapi kali ini Lu Jin sudah tidak selera makan lagi dan menolak hidangan itu.

Manajer Shen pantang menyerah dan berusaha membujuk Lu Jin untuk mencoba hidangan ini. Asistennya Lu Jin ngotot menyuruh mereka membawanya pergi saja. Tapi saat Lu Jin melihat nasi goreng itu, sepertinya dia mulai tertarik.


Tak lama kemudian, para koki melihat piring kali ini kembali dalam keadaan kosong melompong. Mereka langsung sinis, pasti dibuang.

"Iya dibuang... dibuang ke perut." Ujar Manajer Shen.

Flashback.

 

Ternyata tadi saat Lu Jin mencoba mencicipinya, dia langsung suka. Dalam tiap-tiap suapan dia bisa membayangkan cara si koki memasak hidangan itu. Setiap bahan dimasak dengan sempurna sehingga masakan sederhana itu terasa begitu nikmat.

Lu Jin benar-benar menikmatinya... hingga tak terasa dia memakannya sampai ludes tak bersisa. Sungguh tak disangka, di bagian dapur tersembunyi seorang koki sehebat ini. Apa nama hidangan ini?

"Nasi Goreng Tamparan."


"Namanya sungguh istimewa. Kalau begitu, bisakah aku bertemu dengan kok yang memasak Nasi Goreng Tamparan ini?"

"Tidak bisa." Jawab Toa Besar.

Manajer Shen panik beralasan kalau si koki sedang mengambil cuti tahunan. Lu Jin jelas merasa aneh dengan itu. Habis memasak nasi goreng, dia langsung ambil cuti tahunan? Sayang sekali kalau begitu.

"Sayang kenapa?"

"Sayang sekali... harga akusisi hotel kalian, turun lagi."

Manajer Shen sontak panik memberitahu Lu Jin kalau dia akan menyuruh si koki itu kembali dan membatalkan cuti tahunannya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments