Sinopsis To Get Her Episode 1 - 2

 Sinopsis To Get Her Episode 1 - 2

Jadilah sekarang Zheng Zheng cuma punya dua nyawa tersisa, lalu game pun restart saat dia terbangun di rumah bordir lagi. Tapi kali ini Zheng Zheng sudah tahu apa yang akan terjadi, jadi dia lebih siap menghadapi situasi dan berhasil menangkap gucinya sebelum terjatuh.


Seketika itu pula muncul pemberitahuan dari sistem bahwa karakter Zheng Zheng dalam game ini adalah Putri Ketiga Lin Zhen'er, dan misi Zheng Zheng dalam game ini adalah membantu Pangeran Ketiga untuk naik tahta.

"Jadi aku Putri Ketiga, lalu siapa Pangeran Ketiganya? Apa mungkin Tu Si Yi?"


Si madam dan kedua anak buahnya datang saat itu, kali ini Zheng Zheng berakting jadi cowok playboy yang tak sabaran mengusir si madam, lalu menyuruh kedua wanita itu untuk buka pakaian mereka. Mereka menurut saja tanpa curiga.

 

Pada saat yang bersamaan, Tu Si Yi sedang dalam perjalanan ke sana naik perahu bersama ketiga pengawalnya. Dari percakapan para pengawalnya, sepertinya belakangan ini pangeran mereka banyak berubah sikapnya.

Saat perahu semakin mendekat, terdengar suara-suara alunan musik dan Si Yi tampak begitu senang mengikuti alunan musik itu. Begitu tiba di sana, para wanita sontak klepek-klepek sampai pingsan melihat Si Yi yang sangat tampan.

Sementara Si Yi menonton tarian para penari, Zheng Zheng baru saja selesai mengganti samarannya dengan baju wanita setelah sebelumnya mengambili baju-baju kedua wanita itu dan mengikat mereka.

"Maaf, cantik. Aku datang ke sini untuk menyelamatkan pacarku. Maaf yah."


Tapi begitu pertunjukkan itu selesai, Si Yi tiba-tiba naik ke atas panggung dan mendekati si pemain kecapi. Bukan... bukan untuk merayunya atau semacamnya, melainkan mengkritik kesalahan permainannya bak musisi sejati.

Dia bahkan santai saja memegangi tangan si pemain kecapi untuk mengajarinya cara bermain kecapi yang baik dan benar. Bahkan para penari pun tak luput dari kritikannya dan dengan senang hati dia mengajari mereka cara menari yang baik dan benar bak pelatih tari profesional.

Dia tengah mengajari si penari tentang kontak mata dengan penonton saat Zheng Zheng menemukannya, sama persis seperti sebelumnya, dan jelas saja Zheng Zheng langsung cemburu karena pose mereka yang kelihatan sangat romantis.

Dia hampir saja berteriak, tapi untung saja dia ingat ada para pengawal di sekitarnya. Jadi yang bisa dia lakukan hanya berbisik lirih. "Tu Si Yi, akan kubunuh kau!"
 

"Ada pembunuh!" Teriak Shen Dai Fu - tabibnya Si Yi. 

Zheng Zheng kesal, masa dia bisik-bisik juga, Dai Fu bisa dengar bisikannya? Tapi tidak, yang dimaksud Dai Fu ternyata benar-benar ada pembunuh yang sebenarnya. Si Ninja itu melompat turun dari atap dan langsung menghunuskan pedang ke Si Yi. Tapi Zheng Zheng mendadak muncul menamengi Si Yi.

Si pembunuh entah kenapa sangat kaget dan mendadak menghentikan dirinya sendiri lalu mundur. Semua orang kaget melihatnya. Zheng Zheng lega, ternyata Si Yi memang Pangeran Ketiganya.

"Jangan takut, aku datang untuk menyelamatkanmu." Ujar Zheng Zheng.


Si pembunuh langsung melarikan diri, Zheng Zheng sontak lari mengejarnya kesana-kemari tanpa kenal lelah. Sampai akhirnya si pembunuh sendiri yang kecapekan dan menghentikan sesi kejar-kejaran ini.

Yang tak disangkanya, si pembunuh itu ternyata orang suruhannya sendiri. Makanya sekarang si pembunuh bingung dengan sikap Zheng Zheng, kenapa sekarang Putri malah mengejarnya?

Padahal Putri sendiri yang memberi mereka informasi keberadaan Pangeran dan menyuruh mereka untuk mencari kesempatan membunuh Pangeran. Putri bahkan bilang bahwa dia akan menonton pertunjukkan itu di sana. Lalu kenapa sekarang Putri sendiri yang menghancurkan rencana mereka?

Zheng Zheng mengerti sekarang. Jadi dia datang ke sana sebenarnya adalah untuk menyaksikan suaminya sendiri dibunuh. Malah dia sendiri yang ingin membunuh Si Yi. Astaga! Game ini benar-benar rumit!


Si pembunuh heran melihatnya, apa Putri tidak ingat? Sepertinya dia benar-benar tidak memahami ucapannya. Canggung, Zheng Zheng buru-buru berakting mengomeli si pembunuh.

Dia kan sudah bilang untuk pura-pura tidak mengenalnya apapun yang terjadi. Dia punya alasan untuk menyelamatkan Pangeran. Tapi tentu saja klaimnya itu cuma bualan dan biar dia bisa menghindari memberinya alasan, Zheng Zheng cepat-cepat mengklaim ada orang yang datang. Si pembunuh mempercayainya begitu saja dan langsung panik melarikan diri.


Di tengah jalan, dia bertemu dengan rombongan keretanya Si Yi. Zheng Zheng benar-benar bahagia melihatnya selamat dan langsung lari padanya sambil membentangkan kedua tangan untuk memeluknya. Tapi Si Yi sontak menahan kepalanya dan mendorongnya menjauh. (Hah? Kayaknya Si Yi tidak ingat siapa dirinya yang sebenarnya dan tidak sadar kalau ini adalah dunia game)

"Tu Si Yi, apa yang kau lakukan? Aku sudah memaafkanmu karena pergi ke rumah bordir. Berhentilah pura-pura."

"Aku pergi ke rumah bordir untuk menikmati musik dan tarian. Kau membuntutiku diam-diam. Kau pasti memiliki motif tersembunyi."

"Motif tersembunyi apa?"

"Suasana yang estetika hancur olehmu." Kesal Si Yi lalu masuk ke kereta kudanya.


Dai Fu menyilahkan Zheng Zheng untuk naik ke kereta juga. Maksudnya kereta yang di belakang, tapi Zheng Zheng nggak nyambung, malah ikutan masuk ke kereta kudanya Si Yi.

Si Yi sontak protes mengingatkan Zheng Zheng bahwa kereta kuda biru ini miliknya, kereta kudanya Zheng Zheng yang merah di belakang.

"Aduh, ini kan luas. Bisa menampung dua orang."

Masih belum nyambung juga kalau Si Yi tidak ingat apa-apa, Zheng Zheng dengan antusias bertanya sudah berapa lama Si Yi berada di sini? Apa Si Yi sudah terbiasa dengan tempat ini.

Si Yi juga nggak nyambung maksudnya dan berpikir bahwa yang Zheng Zheng maksud pasti rumah bordir itu dan langsung berusaha membela diri bak suami yang ketahuan suka jajan. Ini pertama kalinya dia pergi ke sana. Shen Dai Fu yang membawanya ke sana, dia tidak tahu sebelumnya.

"Maksudku bukan rumah bordir. Tapi baguslah kau baik-baik saja."

Si Yi heran mendengarnya. "Lin Zhen'er, kenapa hari ini bicaramu sangat tidak normal?"

"Ada apa denganmu? Apa kau masih marah dengan putusnya kita? Yah, kita memang sudah putus. Aku datang untuk menyelamatkanmu demi moralitas dan keadilan saat ini."


Zheng Zheng santai saja menggenggam tangannya Si Yi, tapi Si Yi malah heboh menarik tangannya dan mengusap-usapnya seolah sentuhan Zheng Zheng sangat menjijikkan.

Zheng Zheng jelas sakit hati. "Kau benar-benar melepaskan tanganku! Kau bilang kalau kau tidak akan pernah melepaskan aku!"

"Kapan aku pernah bilang begitu?"

Saat itulah Zheng Zheng akhirnya sadar kalau Si Yi tidak ingat padanya. Apa mungkin Si Yi kehilangan ingatannya saat memasuki game? Sepertinya dia harus menggunakan kartu truf-nya nih.

Maka Zheng Zheng pun mulai mendekat yang kontan membuat Si Yi tegang mengira Zheng Zheng mau melakukan sesuatu yang tak pantas. Tapi tidak, Zheng Zheng ternyata cuma berusaha menggugah perasaannya dengan nyanyian. 

 

Tapi tak lama kemudian, Zheng Zheng malah diusir dari kereta itu lalu ditinggalkan begitu saja. Zheng Zheng jelas kesal. Ternyata alur cerita game ini beda dari apa yang dia pikirkan.

Sekarang nyawanya cuma tinggal dua, Si Yi juga tidak ingat siapa dia yang sebenarnya. Dia istri, tapi rasanya seperti musuh. Tapi, berhubung sekarang dia tahu apa misi utamanya, Zheng Zheng bertekad mau menyelesaikan misi itu  dan keluar dari sini secepatnya.

"Aku akan membantu Tu Si Yi, Yang Mulia Pangeran Ketiga, untuk naik tahta!"

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments