Sinopsis Long For You Episode 8
Qin Shi kesal mendengar Xue Ji angkat bicara. Dia kan sudah mendapatkan bagian warisannya sendiri dari Tuan Lee, kenapa sekarang dia keberatan dengan hartanya Ke Ni?
"Aku tidak peduli dengan jumlah uangnya. Yang kupedulikan adalah siapa yang mengambil uang itu dan ke mana uang itu digunakan? Jika korban tahu bhwa pelakunya mengambil uangnya, dia pasti tidak akan bisa beristirahat dengan tenang."
Qin Shi tidak terima. Maksudnya apaan? Xue Ji pikir dia ada hubungannya dengan kematian Ke Ni? Lucu sekali. Mereka adalah keluarga, mereka ibu dan anak. Lagipula mereka semua sudah diselidiki oleh polisi. Dia lagi shopping waktu Ke Ni mengalami kecelakaan.
"Tidak berada di TKP saat kejadian memang sebuah alibi yang sempurna. Tapi, pada hari kejadian, kau jelas-jelas tahu kalau dia mau berkendara, dan kau membuatnya menuju ke arah lain, membiarkannya minum sangat banyak, bahkan membuatnya minum obat tidur. Jelas kau ingin mencelakainya. Tanganmu sangat kotor, kau masih berani mengambil uang itu?"
"Kau pikir kau sangat bersih? Kau pikir kau tidak punya cela? Kau pasti mengenal Zhang Min Zi (Nyonya Min)? Seseorang yang tinggal di sebuah pulau seorang diri selama bertahun-tahun. Bagaimana kau bisa mengenalnya? Dan lagi, katanya kalian teman lama?"
Nama itu sontak membuat Xue Ji membeku, tak tahu harus menjawab apa. Untung saja Lee Zhe muncul saat itu dan beralasan bahwa dialah yang memperkenalkan Xue Ji pada Zhang Min Zi.
Dia beralasan bahwa Nyonya Min pernah mendengar kabar tentang Tuan Lee yang punya putri adopsi. Makanya Nyonya Min pernah datang padanya dan memintanya untuk membawakan hadiah untuk Xue Ji.
Terkait masalah warisannya Ke Ni, Xue Ji adalah pemegang saham terbesar perusahaan Shi Zong dan hartanya Ke Ni adalah milik perusahan Shi Zong. Dan tadi, dewan direksi sudah memutuskan bahwa semua hartanya Ke Ni akan disumbangkan ke yayasan sosial.
Bahkan siapapun dari keluarga Lee yang meninggal dunia nantinya, semua harta warisannya akan disumbangkan ke yayasan sosial. Ini adalah keputusan para pemegang saham perusahaan. Qin Shi jelas shock dan kesal mendengarnya. Lee Zhe lalu membawa Xue Ji pergi bersamanya ke pulau.
Shi Yi menemani Jiang Hui belanja. Jiang Hui penasaran apakah Shi Yi sudah menghubungi Xue Ji? Shi Yi berbohong menyangkal dengan sok jaim, kenapa juga dia harus menghubungi Xue Ji?
Jiang Hui tanya apakah tanggal debutnya sudah ditentukan? Belum, mungkin sekitar musim panas atau musim gugur. Jiang Hui langsung antusias meminta album bertandatangannya dan tiket konsernya kalau dia sudah resmi debut nanti.
"Belakangan ini banyak sekali hal yang terjadi padaku. Kau pasti akan ketakutan setengah mati kalau tahu."
"Karena Xue Ji makanya kau jadi lelah?"
"Sebaliknya malah, Xue Ji sangat baik padaku. Aku senang bisa bertemu dengannya. Rumahnya juga nyaman ditinggali."
Tiba-tiba dia ditelepon mantannya Shi Yi lagi yang mengaku kalau dia sedang berada di sekitar sana juga. Dia mau bertemu Jiang Hui, Jiang Hui panik menolak sambil beralasan kalau dia sedang bersama temannya, teman yang tidak dia kenal.
Shi Yi kesal mendengarnya, dia kan sudah bilang untuk tidak berhubungan dengan orang itu lagi. Tapi tiba-tiba si mantan muncul di sana... bersama cowok gebetannya Jiang Hui.
Jiang Hui tercengang melihat itu, apa hubungan mereka sedekat itu sampai shopping bareng? Si mantan memberitahu kalau cowok itu sering mengajaknya nonton.
Jiang Hui Cepat-cepat menguasai diri seolah itu tidak memengaruhinya. "Kalau begitu, kalian bersenang-senanglah. Kami pergi dulu, dadah!"
Pria itu penasaran dengan Shi Yi, apa kedua orang itu sepasang kekasih? Si mantan pura-pura tak tahu dan dengan sengaja menghasut pria itu dengan memberitahu bahwa Jiang Hui dan Shi Yi tinggal serumah. Malah ada 3 pria yang tinggal di rumah itu. Dan pria itu sukses terhasut dengan mudah.
Jiang Hui mondar-mandir galau di rumah sambil curhat ke Chun San, dia patah hati. Ada seseorang yang bagai sebuah kutukan dalam hidupnya (mantannya Shi Yi).
Di mana pun dia berada, orang itu pasti ada di sana juga. Di mana pun dia bersekolah, orang itu juga pasti bersekolah di sana. Semua pria yang dia sukai, pasti akan berakhir menyukai orang itu.
Beberapa hari yang lalu, tuh orang malah bilang kalau dia mengaguminya. Lucu banget nggak sih? Apa itu artinya, karena orang itu mengaguminya, makanya orang itu mengambil segala hal yang dia miliki? Lagipula, apa yang bisa dikagumi dari dirinya? Dia tidak punya apa-apa kok.
Chun San males banget mendengarnya. "Mungkin dia berpikir kalau dia lebih baik darimu. Tapi kau cukup beruntung."
"Apa maksudmu? Apa kau mengolokku?"
"Tidak. Keberuntungan juga sebuah alasan, kan? Dan kau juga manis."
Semangat Jiang Hui mendadak bangkit kembali mendengar pujian Chun San itu. Kalau begitu, dia harus lebih sering ganti-ganti baju biar kelihatan lebih manis. Dia bahkan langsung balik ke kamarnya untuk mencobai baju-baju yang dimilikinya.
Tiba-tiba Xue Ji menghubunginya via video call untuk memperlihatkan pemandangan indah di tempatnya berada sekarang. Jiang Hui langsung ngambek, Xue Ji sengaja memuatnya kesal yah? Dia kan pengen banget keluar dan jalan-jalan.
"Iya deh, lain kali aku akan membawamu."
Tapi tunggu dulu, apa maksudnya dengan kesal? Apa ada orang yang membuat Jiang Hui kesal? Apa Chun Shan? Jiang Hui tidak senang tinggal bersama Chun Shan?
"Tidak sampai segitunya kok. Jadi kapan kau akan kembali? Apa perlu kuberitahu Chun Shan? Dia bilang kalau kau tidak pernah mengangkat teleponnya."
Heran dia, kenapa temannya Xue Ji tuh sama banget sama Xue Ji, sepanjang hari dia di rumah terus dan tidak melakukan apapun. Ah sudahlah, pokoknya Xue Ji harus pulang secepatnya.
Lee Zhe heran kenapa Xue Ji ingin datang kemari, katanya dia bosan, datang kemari bukannya malah tambah membosankan? Xue Ji menyangkal, dia ingin melihat tempat ini sebelum pulang. Apa Lee Zhe tidak merasa kalau ini keajaiban, bebatuan di laut itu punya sejarah ribuan tahun.
"Kau melihat dan langsung tahu kalau itu berumur ribuan tahun? Tidak. Kudengar setiap kali ada penelitian, bukit ini menjadi lebih muda beberapa tahun. Karena dulu ilmu pengethuan belum maju, karena itulah para peneliti menambahkan umurnya. Ribuan tahun yang kau lihat, mungkin baru beberapa ratus tahun."
Sebenarnya itu bukan masalah bagi Xue Ji, karena dia tahu bahwa umur hidup manusia jauh lebih pendek dibandingkan benda itu. Dia lalu bertanya pada Lee Zhe, seandainya dia bisa hidup selama seribu tahun, apa yang ingin dia lakukan?
"Berkelana keliling dunia. Volkano, bawah laut, langit. Aku ingin menjelajahi semua itu. Masih harus membuat gudang wine baru. Jika aku bisa hidup selama seribu tahun, wine tidak akan berarti."
"Apakah kau hanya akan mencintai satu orang?"
"Banyak orang yang bahkan tidak bisa mencintai 1 orang seumur hidupnya, apalagi seribu tahun."
Pulang kembali ke rumah, Xue Ji langsung disambut oleh Chun Shan. Tapi mereka tidak sadar ada seseorang yang tengah mengintai mereka dan diam-diam memotret Xue Ji lalu mengirimkan foto Xue Ji ke Nyonya Min.
Seketika itu pula, Nyonya Min memerintahkan sekretaisnya untuk mempersiapkan perjalanan pulang ke Cina. Sekretaris cemas kalau harus melakukan perjalanan jauh, mengingat kondisi Nyonya Min. Tapi keputusan Nyonya Min sudah bulat dan memerintahkan sekretaris untuk mencarikan perawat untuknya dan obat-oabatan.
Xue Ji heran melihat Jiang Hui bersedih sambil minum-minum, ada apa dengannya? Kenapa Jiang Hui malah bersedih setelah dia kembali?
"Aku merasa hidupku sangat sulit. Pernah kau kau berpikir kau ingin jadi orang yang seperti apa? Memiliki sebuah impian atau ingin melakukan sesuatu? Kau punya banyak uang. Jadi kau bis belajar dan melakukan apapun yang kau inginkan, bukan?"
"Tapi aku tidak punya rencana untuk sukses. Kehidupan dan pengalaman kita berbeda."
"Maksudmu, orang biasa sepertiku tidak akan bisa memahami duniamu? Benar juga. Punya uang sebanyak itu, nganggur dan keliling dunia bertahun-tahun pun tidak masalah."
"Memang. Tapi sebenarnya, tidak melakukan apapun sepanjang hidup dan hidup seperti orang yang tidak berguna juga merupakan sebuah pilihan. Hidup dengan bekerja keras seumur hidup juga sebuah pilihan."
"Kau tidak punya aspirasi untuk sukses. Iya sih, kau sudah punya segalanya. Jadi kesuksesan pun tidak penting."
Berusaha menghiburnya, Xue Ji pun menyatakan akan membawa Jiang Hui shopping. Dia boleh beli apapun yang diinginkannya. Benarkah? Jiang Hui mendadak tidak peduli lagi dengan patah hatinya saking senangnya.
Seusai shopping, Xue Ji tiba-tiba mengajak Jiang Hui ke kantor agensinya Shi Yi. Tapi si resepsionis menyambutnya dengan dingin dan cuek, bahkan mengusirnya. Xue Ji pantang menyerah, apa yang harus dia lakukan biar Shi Yi mau menemuinya?
"Gampang saja. Kau penggemarnya, kan? Berikan saja uang untuk idolamu."
"Baiklah. Kalau begitu, aku akan berinvestasi untuk perusahaan ini."
Resepsionis sinis tak mempercayainya dan ngotot mengusirnya. Maka Xue Ji langsung menyerahkan kartu namanya dan meminta resepsionis untuk memberikan kartu itu ke bosnya. Bilang ini dari Elisa
Si bos tahu kalau itu perusahaan besar di Amerika. Tapi untuk memastikannya, dia langsung menghubungi perusahaan itu dan menanyakan tentang Elisa. Tak lama kemudian, si Bos keluar menemui Xue Ji dan menyapanya dengan sopan biarpun Xue Ji tak mau menyambut uluran tangannya.
Tapi saat Xue Ji mulai membahas tentang Shi Yi, dia memperhatikan Nona Lin yang tengah mengintipnya diam-diam. Tapi dengan cepat Nona Lin menyembunyikan dirinya. Hmm, entah apakah Xue Ji sempat melihat wajahnya atau tidak. Sekarang setelah Xue Ji jadi investor mereka, sikap si respsionis pun berubah sopan sama dia, bahkan meminta maaf atas sikapnya tadi.
Dan akhirnya Xue Ji bisa menemui Shi Yi. Teringat percakapannya dengan Lee Zhe tebing itu, Xue Ji langsung menanyakan hal yang sama pada Shi Yi, apa yang akan dia lakukan jika dia bisa hidup selama ribuan tahun?
"Aku tidak mau hidup selama itu. Hidup sendirian di dunia ini, pasti sangat kesepian. Tapi jika bisa hidup bersama orang yang kucintai, bahkan sekalipun cuma sehari, rasanya lebih baik daripada seribu tahun hidup sendirian."
Kata-kata itu menohok hati Xue Ji hingga matanya berkaca-kaca, teringat akan kehidupan di masa lampaunya bersama Shi Yi masa lampau yang waktu itu bernama En Shan.
Waktu itu mereka melihat bintang jatuh di langit saat Xue Ji menanyakan pertanyaan itu pada En Shan. Dan En Shan menjawab sama persis seperti Shi Yi.
"Aku tidak mau hidup selama itu. Hidup sendirian di dunia ini, pasti sangat kesepian. Jika aku bisa hidup bersama denganmu, bahkan sekalipun cuma sehari, itu lebih baik daripda seribu tahun hidup sendirian."
Air matanya berlinang teringat kenangan itu. Cepat-cepat menghapus air matanya, Xue Ji pun berpalng kembali ke Shi Yi dengan senyum haru, teringat kembali saat dia menikah dengan En Shan.
Bersambung ke episode 9
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam