Sinopsis Find Yourself Episode 2 - 1

Sinopsis Find Yourself Episode 2 - 1

Fan Xing akhirnya baru tiba di kantornya Lu Ming jam 14.50, jauh dari jam yang ditetapklan Lu Ming yang jelas saja membuat Lu Ming kesal. Tapi Fan Xing sama sekali tidak mengerti dengan kemarahan Lu Ming, memangnya apa salahnya dengan jam kedatangannya?


Lu Ming emosi mendengarnya. Katanya Fan Xing adalah direktur eksekutif Amazing Decoration, seharusnya dia tahu betul tentang kebijakan dan aturan perusahaannya ini tentang jam kerja dan kontrak yang wajib ditaati oleh semua orang. Terlambat dari jam yang ditetapkan wajib dihukum!

"Kau benar, maafkan aku. Tapi..."

"Tapi?! Kau memang klien tapi tidak boleh melakukan sesuatu seenakmu sendiri dan melanggar aturan. Aku tidak mau dengar alasan apapun! Konyol sekali!"

Dia terus saja mengomel dan mengkritiki Fan Xing tiada henti hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri kerja sama mereka saja dan mengusir Fan Xing. Pun begitu, dia tetap berbaik hati memerintahkan sekretarisnya untuk membawakan baju ganti untuk Fan Xing.


Fan Xing yang seharian ini sial terus dan berpikir kalau dia sepertinya tidak akan pernah bisa pacaran, akhirnya tidak tahan lagi dan langsung menangis tersedu-sedu... dan kontan membuat Lu Ming ketakutan hingga dia langsung menamengi dirinya dengan kursi. Wkwkwk!

Dia panik berusaha memerintahkan Fan Xing untuk berhenti menangis, mengira ini cuma taktik yang Fan Xing gunakan untuk mengancamnya. Dan terang saja itu malah membuat Fan Xing jadi menangis makin kencang dan suaranya terdengar oleh para pegawai di luar yang kebingungan dan penasaran.


Setelah cukup tenang dan sudah ganti baju, Fan Xing pun terduduk di luar gedung perusahaan itu sambil masih termenung sedih. Tiba-tiba Yun Song muncul di hadapannya.

Hmm, entah apa yang terjadi, tapi saat terbangun keesokan harinya, Fan Xing malah melihat Yuan Song ada di ranjang bersamanya, sedang menatapnya dengan penuh cinta dan menyapanya mesra.

"Pagi, Nona He. Apa kau tidur nyenyak semalam?" Yuan Song lalu mendekat untuk menciumnya... dan Fan Xing langsung tersentak bangun dari mimpi itu sambil jejeritan heboh. Pfft!


Nyatanya tidak ada Yuan Song di ranjangnya. Tapi kenapa dia memimpikan Yuan Song? Apa dia punya perasaan sama Yuan Song? Ah, tidak mungkin! Ini pasti karena mereka minum-minum bersama semalam.

"Kami minum bersama?!" Fan Xing mendadak kaget sendiri, baru ingat kalau mereka minum bersama semalam.

Apa sebenarnya yang terjadi semalam? Mari kita melihatnya dalam flashback...


Fan Xing mengajak Yuan Song ke sebuah kedai, tapi dia terus minum-minum sendiri sampai Yuan Song protes. Sudah mulai mabuk, Fan Xing pun langsung curhat tentang kesialannya seharian ini dengan gaya lucu dan imutnya.

Tapi biarpun patah hati, Fan Xing tidak mau tenggelam dalam penderitaan. Dia tidak mau seperti orang-orang yang hidupnya masih kabur.

Yuan Song penasaran dengan hubungan Fan Xing dengan Hao Miao. Fan Xing mengaku kalau mereka sahabatan semasa kuliah. Dulu di mata Hao Miao ada bintang yang berkilauan. Dia selalu berpikir kalau Hao Miao tuh seperti pengawet yang takkan pernah kadaluarsa.

"Nona He, pengawet juga akan kadaluarsa. Segala hal di dunia ini ada umur simpannya."

"Jadi, apakah cinta pertamaku sudah kadaluarsa?"

"Masa hidup cinta pertamamu, ditentukan olehmu sendiri. Jika kau menyerah, berarti sudah kadaluarsa."


Tiba-tiba Fan Xing merasakan jantungnya dan berkata. "Syukurlah kelincinya masih hidup."

"Kelinci?"

"Ada kelinci di dalam sini."

Yuan Song mengerti. Jadi selama ini Fan Xing selalu menunggu Hao Miao gara-gara janji bahwa mereka akan menikah pada umur 35 tahun? Fan Xing menyangkal. Mana mungkin? Kesepakatan tepat waktu hanya bisa diperhitungkan jika saatnya tiba. Selama bertahun-tahun ini, dia sudah berusaha menemukan orang yang dia sukai. Kurasa dia belum menemukan orang yang tepat.

"Li Hao Miao mau menikah. Dia bahkan ingin aku jadi pengiring pengantin. Ini keempat kalinya aku jadia pengiring pengantin! Orang bilang siapapun yang menjadi pengiring pengantin lebih dari 3 kali, dia tidak akan pernah menikah!"

Yuan Song geli mendengar curhatannya. "Apa kau sangat ingin menikah?"

"Aku tidak mau menikah! Siapa juga yang mau?! Siapa yang akan membeli rumah setelah menikah? Bagaimana kami harus menyokong orang tua kami? Berapa banyak anak yang kami inginkan? Kau gila apa?! Ini kan pertemuan pertama kita!" Teriak Fan Xing melampiaskan berbagai kegagalan kencan butanya.


Yuan Song sampai malu karena mereka jadi dilihatin banyak orang dan langsung berusaha menyuruh Fan Xing diam, ini rahasia. Fan Xing tiba-tiba menyuruhnya mendekat. Dan begitu Yuan Song mendekat, dia langsung menempelkan dirinya ke Yuan Song dan lanjut curhat dengan suara berbisik lirih tanpa menyadari perbuatannya itu membuat Yuan Song jadi tegang.

Dia mengaku biarpun dia patah hati, tapi dia tetap bahagia untuk Hao Miao. "Aku hanya ingin berkencan dengan seseorang. Kenapa itu begitu sulit? Aku mungkin sudah kehilangan kesempatan terakhirku untuk cinta pertama."

Berusaha menghiburnya, Yuan Song dengan lembut membelai kepala Fan Xing sambil meyakinkannya bahwa ini bukan kesempatan terakhirnya. Pasti akan ada seseorang yang akan mengencaninya.


Mendengar itu, Fan Xing tiba-tiba menatap Yuan Song lekat-lekat dan langsung sumringah, sesuatu yang pernah dilihatnya dari Hao Miao dulu, sekarang dia melihatnya di mata Yuan Song.

"Ada bintang di matamu, berkilauan. Bisakah kau... berkencan denganku?"

Dan Yuan Song tampak terpesona seketika.

Flashback end.



Ingatan itu kontan membuat Fan Xing menggila bergulingan di kasur sambil jejeritan gaje... tepat saat Can Yang buka pintu dan jelas heran sendiri melihat kelakuan gila Fan Xing. Lagi ngapain dia?

"He Can Yang! Siapa yang mengizinkanmu masuk kamarku?! Keluar!"

"Kenapa kau marah pagi-pagi? Lagi PMS? Cepetan bangun dan sarapan."


Di meja makan, Chan Yang galau sendiri menghadapi kedua orang tuanya yang sedang menatapnya tajam. Hmm, sepertinya dia sedang kena masalah. Parahnya lagi, menu sarapan hari ini malah telor ceplok gosong. Fan Xing jelas heran melihat sarapannya.

Ayah mengaku ialah yang menggorengnya, makanya gosong. Ayah mau goreng yang baru saja buat Fan Xing. Tapi Fan Xing menolak, dia bisa makan yang gosong ini kok, tidak masalah.

Tapi saat Chan Yang request telor ceplok baru, Ayah mendadak ngamuk-ngamuk menyuruhnya untuk makan saja atau tidak usah makan sekalian. Dan Chan Yang sontak menelan telor gosongnya dengan ketakutan kayak anak kecil.

Fan Xing benar-benar penasaran, ada apa sih sebenarnya? Ayah dan Ibu ngotot mengklaim tak ada apa-apa, tapi kemudian mereka mulai menyindir Chan Yang dan mengusirnya secara halus.


Sepertinya mereka tak senang dengan fakta bahwa Chan Yang tinggal di apartemen sebelah dan bukannya tinggal di asrama profesor yang disediakan pihak kampus. Bagaimana kalau Chan Yang tinggal di asrama profesor saja?

"Bu, bukankah lebih baik jika putra Ibu tinggal di unit sebelah? Semua orang iri loh."

BRAK! Ibu sontak menggebrak meja dengan penuh amarah. "Siapa yang iri dengan kita?! Siapa?! Siapa? SIAPA?!"

"Nyonya Wang di lantai bawah."

"Lantai bawah? Oh! Nyonya Wang yang punya sepasang cucu kembar itu? Hahaha! Mereka iri karena aku punya babi yang melahap anak perempuan orang lain. Aku tidak bisa berpikir jernih, aku tidak bisa tidur tadi malam, tekanan darahku juga meningkat. Aku butuh bir dingin."

Ayah juga mau dan jadilah mereka kompak mengambil bir dari kulkas sambil melempar tatapan setajam silet pada Chan Yang lalu pergi.


Fan Xing penasaran, wanita mana yang datang ke rumah semalam? Can Yang langsung menjawabnya dengan menyerahkan ponselnya dengan senyum licik, dia merekamnya.


Itu rekaman yang diambil dari lubang pintu, seorang wanita tampak menggedor pintu rumahnya sambil nangis dan jejeritan heboh, tidak terima diputusin sama Can Yang.

Fan Xing awalnya sinis menonton video itu... sampai saat dia melihat sesuatu yang membuatnya tercengang. Tepat di belakang wanita histeris itu, ada dirinya semalam yang pulang dalam keadaan mabuk... lalu ikutan menggedor pintu rumahnya Can Yang sambil nangis dan jejeritan heboh.

Bingung, wanita itu jadi mengira kalau Fan Xing juga datang untuk mencari Can Yang juga dan jadilah kedua wanita itu saling berpelukan sambil nangis histeris dengan maskara luntur menodai wajah-wajah mereka.

 

Geli, Can Yang akhirnya buka pintu dan Fan Xing langsung memeluknya sambil curhat. "He Can Yang! Li Hao Miao mau menikah! Tak ada yang mau menikahiku! Aku ingin menikah!"

Mantannya Can Yang sontak cemburu dan langsung berusaha memisahkan mereka. Mengabaikan si mantan, Can Yang buru-buru membawa Fan Xing masuk. Tapi saat dia keluar lagi tak lama kemudian, dia malah mendapati wanita itu malah tertidur di depan pintu. Terpaksalah Can Yang harus menyeret wanita itu masuk ke rumahnya.

Flashback end.


Memikirkan kejadian semalam, Fan Xing tiba-tiba merutuki Yuan Song dan mengatainya tidak dewasa sama sekali. Saat minum-minum dengan orang yang lebih tua, seharusnya Yuan Song menjaganya dengan baik dan bukannya malah menyemangatinya untuk minum-minum.

Tapi sedetik kemudian, tiba-tiba bayangan wajah tampan Yuan Song terngiang dalam benaknya. Kaget, Fan Xing sontak mengibaskan tangannya dengan heboh, mengusir ingatan itu jauh-jauh dari pikirannya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments