Sinopsis Long For You Episode 17

 Sinopsis Long For You Episode 17

Semua orang berlarian kabur dari tempat itu. Li Zhe mencoba mengajak Xue Ji pergi. tapi Xue Ji menolak dan menyuruh ketiga temannya pergi meninggalkannya.


Sekarang setelah tinggal mereka berdua, Xue Ji mengecek korban. Sayangnya dia sudah meninggal dunia. Bei La dengan santainya duduk dan menasehati Xue Ji untuk tidak mengecek korban, tembakannya tepat sasaran, jadi sudah pasti orang itu mati. Yah, Bei La sadar kok kalau dirinya adalah orang jahat dan sangat sadar dengan apa yang dia lakukan.

"Karena kau bisa hidup abadi, jadi hidup singkat orang lain di matamu sama sekali tidak berharga, begitu? Karena itu kau membunuh orang yang tidak bersalah?!"

Bei La mengakuinya. Biarpun bertahun-tahun telah berlalu, tapi Xue Ji tidak pernah berubah. Dia masih baik dan bodoh seperti dulu dan masih menggunakan darahnya untuk menyelamatkan orang lain.

Tapi Xue Ji pasti tidak tahu yah, bahwa darahnya hanya bisa menyelamatkan orang yang punya hubungan darah dengannya. Yang lain akan langsung mati begitu menerima darah Xue Ji.

Xue Ji selalu baik pada orang lain, memercayai orang lain. Dan sejak awal sampai akhir, dia selalu jatuh di tangan pria yang sama. Intinya, Xue Ji sangat bodoh. Mengabaikan ejekannya, Xue Ji ngotot menuntut keberadaan Shi Yi.


"Dia tidak ada di sini. Tapi tadi dia mengirimiku pesan, mungkin dia sedang dalam perjalanan kemari. Lagipula, dia tidak akan diam saja membiarkanmu mati di tanganku. Tapi sebelum itu terjadi, kita masih punya banyak waktu untuk membicarakan masa lalu."

"Aku sungguh menyesal pernah menyelamatkanmu dulu. Seharusnya kau mati waktu itu, kau tidak pantas hidup lagi."

Bei La sinis mendengarnya. Cuma karena latar belakangnya, apa Xue Ji pikir dia tidak pantas untuk memiliki segala hal yang Xue Ji miliki?

"Iya. Kau tidak pantas. Liu Yu Han, aku tidak akan membiarkanmu memiliki apapun yang kau inginkan. Aku ataidak akan membiarkanmu melakukan apapun yang kau inginkan."

"Sudah 1000 tahun lamanya. Selama 1000 tahun, aku sangat bosan... sampai aku bertemu denganmu. Aku ingin merebut apapun yang kau sayangi, agar kau bisa merasakan luka yang kualami waktu itu."


Tepat saat itu juga, Shi Yi tiba-tiba datang. Xue Ji sontak ketakutan dan Bei La dengan cepat menodongkan senjatanya ke Xue Ji lalu memborgol tangan Xue Ji ke sebuah bangku lalu bersembunyi.

Shi Yi masuk saat itu dan memberitahu Xue Ji bahwa polisi sedang dalam perjalanan kemari. Tapi saat dia sedang berusaha membebaskan Xue Ji, Bei La tiba-tiba muncul dari belakang dan menempelkan pistol ke kepalanya.

"Liu Xue Ji, orang ini sangat penting bagimu, bukan? Selama 1000 tahun, hanya dia seorang yang kau cintai, kan?"

Xue Ji benar-benar ketakutan sekarang. "Kumohon padamu, tolong jangan bunuh dia."

"Selama bertahun-tahun, kau selalu memiliki segalanya. Biarpun kau hidup selama 1000 tahun, masih banyak orang yang mengasihanimu dan menyayangimu, melindungimu, memberikan harta mereka kepadamu. Semua orang menyukaimu. Aku iri padamu. Sangat iri sehingga aku tidak bisa tidur. Karena itulah, mari kita ke neraka bersama-sama."


Shi Yi tiba-tiba bergerak cepat merebut pistol itu dan balik menodong Bei La. Tapi Bei La jelas tak gentar sedikitpun, malah balas menantang Shi Yi untuk menembaknya saja. Apa Shi Yi bahkan pernah membunuh orang? Apa Shi Yi bagaimana cara menembak? Apa mau dia ajari?

"Lepaskan Xue Ji. Sekarang!"

"Baiklah. Bunuh aku dulu." Tantang Bei La dan langsung memaksa tangan Shi Yi untuk mengarahkan senjata itu ke d~~anya. "Apa kau tahua kalau aku tidak bisa mati?"

"Orang yang kau inginkan adalah aku." Panik Xue Ji.

Bei La sinis mendengarnya. "Memang, orang yang kuinginkan adalahku. Tapi melihat kalian berdua begitu bahagia, aku tidak senang."


Tiba-tiba dia bergerak menyerang Shi Yi dengan menancapakkan suntikan berisi darahnya ke punggung Shi Yi. Xue Ji panik bukan main, tapi dia tidak bisa bergerak.

Li Zhe masuk dengan membawa polisi yang langsung menangkap Bei La. Mereka bergegas membebaskan Xue Ji dan Xue Ji langsung mengecek Shi Yi. Tqapi anehnya, tidak ada ruam kemerahan di tubuhnya. Bahkan Bei La pun heran.

"Apa aku benar-benar sudah berubah kembali jadi manusia fana?" Heran Bei La. (Hah? Kok bisa tiba-tiba?)

Para polisi akhirnya membawa Bei La pergi. Xue Ji langsung terjatuh lemas dan menangis haru. Akhirnya dia jadi manusia normal lagi. "Shi Yi, aku sudah berubah jadiaa manusia fana. Akhirnya aku bisa menua bersamamu."

Shi Yi langsung memeluknya erat. Dan Li Zhe yang patah hati, hanya bisa mengalah dan mundur.


Jiang Huai dan Chun Shan sudah cemas menunggu di rumah saat Shi Yi dan Xue Ji tiba di rumah. Xue Ji dengan riang memberitahu mereka bahwa segalanya sudah usai. Kalau begitu, Jiang Huai menyuruh Shi Yi untuk membawa Xue Ji ke kamarnya biar Xue Ji istirahat.

"Kenapa tidak ada seorang pun yang mengkhawatirkanku?" Protes Shi Yi.

"Apa kau mau aku mengkhawatirkanmu?" Goda Chun Shan sambil menabok punggung Shi Yi yang kena suntik tadi, tak sengaja membuatnya meringis kesakitan. 

Chun Shan jelas bingung, ada apa dengannya? Terluka? Xue Ji membenarkannya, dia harus memeriksa Shi Yi dulu sekarang.


Saat Xue Ji mencoba mengecek lukanya, Shi Yi sontak mengeluh kesakitan, tapi tanpa sadar dia menyentuh bagian punggung yang salah, jelas dia cuma sedang pura-pura biar Xue Ji memanjakannya.

Xue Ji geli melihatnya. Sudahlah, mending Shi Yi ganti baju dulu sana. Tapi Shi Yi mengingatkan kalau dia tidak punya baju ganti di sini.


Tak lama kemudian, Shi Yi dengan ragu-ragu kembali ke kamar dengan memakai bajunya Xue Ji yang warna pink dan kontan membuat Xue Ji ngakak melihatnya. Tapi Shi Yi cocok loh pakai baju itu.

"Li Xue Ji, jangan ketawa!"

"Kalau kau tidak suka, lepasin aja."

Oke! Shi Yi langsung saja bergerak untuk membuka kaosnya tepat di sana yang kontan membuat Xue Ji panik melempar bantal ke Shi Yi, dan jadilah kedua orang itu main perang bantal dengan riang gembira sampai akhirnya keduanya capek sendiri. Xue Ji benar-benar bahagia. Hidup seperti ini benar-benar luar biasa. Dia ingin terus seperti ini.

"Kalau begitu, kita seperti ini saja di masa depan." Ujar Shi Yi.

Canggung, tiba-tiba dia menyatakan tidak mau pulang malam ini, dia akan tidur di ruang tamu. Xue Ji setuju dengan senang hati, tapi ujung-ujungnya kehadirannya malah membuat Xue Ji tidak bisa tidur.


Tak tahan lagi, Xue Ji langsung saja turun ke ruang tamu dan diam-diam mendekati Shi Yi yang tertidur di karpet. Dengan hati-hati dia menyelimuti Shi Yi dan memanggil namanya, tapi Shi Yi tetap tidak bangun.

Tapi saat dia hendak pergi, Shi Yi tiba-tiba menggenggam jari kelingkingnya dan bergumam dalam tidurnya, memohon padanya untuk tidak pergi. Oke! Xue Ji dengan senang hati membaringkan diri di samping Shi Yi.

 

Xue Ji bangun duluan keesokan harinya. Dia mencoba mengecek lukanya dan langsung girang bukan main mendapati lukanya masih belum sembuh. Shi Yi akhirnya bangun, tapi langsung kaget melihat Xue Ji di sampingnya, benar-benar tidak ingat tidur bersamanya semalam dan bingung sendiri kenapa Xue Ji bisa ada di sini.

"Semalam kau memohon padaku untuk tetap di sini bersamamu."

"Kenapa aku tidak ingat?"

"Aku punya bukti, nih lihat!" Ujar Xue Ji sambil menyodorkan ponselnya.

Ternyata semalam dia merekam Shi Yi saat Shi Yi bergumam dalam tidurnya, memintanya untuk tidak pergi. Shi Yi bahkan bergumam bahwa Xue Ji lah yang paling cantik di dunia dan orang yang paling dia cintai adalah Xue Ji.

Malu, Shi Yi langsung berusaha merebut ponsel itu, tapi Xue Ji sigap menjauhkannya. Shi Yi menuntutnya untuk menghapus rekaman itu, tapi Xue Ji menolak.

"Jelek banget."

"Tidak jelek! Imut malah. Kata-kata itu datang dari hatimu, mengerti? Aku akan menyimpannya selama-lamanya."


Mengalah, Shi Yi langsung mengalihkan topik dan memberitahu kalau dia harus pergi ke perusahaan sore nanti. Bagaimanapun, manajernya tetap memperlakukannya dengan baik.

Xue Ji menawarkan diri untuk ikut, tapi Shi Yi menolak. Lebih baik Xue Ji istirahat saja, dia kan kurang tidur semalam. Shi Yi lalu masuk kamar mandi dan menemukan dua mug dan dua sikat gigi couple.


Jiang Huai baru bangun dan mendapati Chun Shan sedang sarapan di meja makan. Jiang Huai mendadak canggung padanya, kenapa Chun Shan ada di sini? Chun Shan bingung, dia kan belum pindah rumah, wajar kan dia di sini?

Tak sengaja mereka meraih satu apel dan susu yang sama yang kontan membuat mereka jadi semakin canggung pada satu sama lain. Chun Shan akhirnya mengalah.

Canggung, tak sengaja mereka sama-sama mau ngomong. Chun Shan lagi-lagi mengalah dan membiarkan Jiang Huai ngomong duluan.

"Mantan pacarmu sangat cantik."

Chun Shan geli mendengarnya. "Tidak secantik kau."

Jiang Huai sontak tersenyum tipis mendengarnya. "Dia sangat memesona."

"Tidak sebesar (pesona) dirimu."

Tapi rayuan gombalnya kali ini mulai membuat Jiang Huai kesal. Chun Shan sengaja yah membuatnya marah? Chun Shan tiba-tiba bergerak mendekat hanya untuk mengambil remah roti di sudut bibir Jiang Huai dan berkata. "Kau sangat manis saat sedang marah."

Dia langsung pergi dengan sumringah setelah itu, meninggalkan Jiang Huai yang cuma bisa speechless dan gugup.


Li Zhe menemui Bei La di penjara. Li Zhe heran, sebelumnya bei La menolak bertemu dengannya, tapi kenapa sekarang Bei La berubah pikiran?

"Tempat ini sangat membosankan." Ucap Bei La datar. "Orang-orang di sini sangat membosankan. Tidak ada yang bisa kuajak bicara."

"Kau bicara denganku karena kau bosan?"

"Iya. Sangat bosan."

Li Zhe tak percaya mendengarnya. "Jadi kau membunuh orang tuaku karena kau bosan?! Segampang itukah kau mengambil nyawa orang?!"

"Orang tuamu? Aku membunuh terlalu banyak orang. Aku tidak tahu yang mana yang kau maksud?"

Maka Li Zhe pun menunjukkan foto keluarganya dan tanya apakah Bei La membunuh kedua orang tuanya hanya demi sejumlah kecil uang? Bei La meralat, bukan sejumlah kecil. Memangnya Li Zhe tidak tahu yah kalau orang tuanya punya banyak sekali uang?

Sebenarnya, seandainya Li Zhe hidup selama 1000 tahun seperti dirinya, Li Zhe juga pasti akan bosan dan tidak bisa lagi menemukan tujuan hidup. Tidak bisa bergantung pada siapapun. Satu-satunya kebahagiaan yang bisa dia temukan hanyalah melalui uang.


"Caramu mencari kebahagiaan adalah dengan cara mencuri dari tangan orang lain. Kau mencuri banyak uang dan membeli banyak benda berharga tak peduli biarpun tanganmu ternoda darah. Itukah kebahagiaan bagimu? Kau membunuh banyak orang, apa kau benar-benar tahu arti kebahagiaan?!"

"Sebenarnya sekarang ini aku merasa sangat bahagia. Karena hatiku akhirnya merasa damai."

"Aku sungguh menyesal tidak menangkapmu lebih awal. Kebahagiaanmu harus dibayar dengan mengambil begitu banyak hidup orang lain yang berharga. Apa kau bisa membayar semua hutang itu?!"

Bei La tahu itu, tapi dia tidak pernah berpikir untuk membayar semuanya. Habis sudah kesabaran Li Zhe. Sebenarnya dia ingin Bei La menebus dosanya, tapi sekarang dia menyadari ada orang-orang sinting yang memang pantas masuk ke neraka dan membusuk di sana. Dia langsung pergi setelah itu. Dan Bei la hanya tersenyum sinis seperti biasanya.

Bersambung ke episode 18

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam