Sinopsis Long For You Episode 11
Jiang Huai antusias memilih baju yang paling cocok untuk pesta ultahnya hari ini. Dia mengaku kalau dia mengundang Shi Yi dan jelas saja itu membuat Xue Ji senang.
Tapi kemudian dia mengaku kalau dia juga mengundang Li Zhe... Gara-gara Li Zhe ngasih dia hadiah mahal. Xue Ji tahu kan kalau dia tuh gampang dibeli, hehe. Xue Ji penasaran bagaimana dengan Jiang Huai dan Chun Shan?
Senyum Xue Ji menghilang seketika, dia juga tidak tahu. "Xue Ji, biarpun kita berdua seumuran, tapi aku selalu merasa kalau kau sangat percaya diri, kau punya pandangan sendiri akan segala hal. Tidak seperti aku yang terombang-ambing saat sesuatu terjadi."
"Jiang Huai, kau kan penulis. Mungkin kau pernah membaca cerita-cerita tentang vampir dan manusia abadi, kan?"
"Iya."
"Lalu bagaimana pendapatmu jika di dunia ini ada seseorang yang hidupa selama 100 atau 1000 tahun? Mereka juga punya perasaan seperti manusia lainnya. Bisa mencintai, bisa membenci. Apa menurutmu ada orang seperti itu?"
Tapi sayangnya Jiang Huai tidak menganggap serius pertanyaannya. Tentu saja menurutnya tidak ada orang seperti itu, itu kan cuma cerita karangan para penulis. Tapi kenapa Xue Ji tiba-tiba tanya?
Xue Ji beralasan kalau dia cuma tiba-tiba ingat soalnya kan bentar lagi Halloween. Tiba-tiba terdengar suara Chun Shan yang memanggil Jiang Huai turun.
Tapi sesampainya di bawah, Jiang Huai malah mendapati Shi Yi dan Li Zhe sedang bersitatap dengan sengit. Shi Yi tanya ngapain Li Zhe di sini?
"Jiang Huai yang mengundangku."
"Kau mengundangnya?"
Jiang Huai jadi galau harus geleng-geleng atau manggut-manggut dan akhirnya memutuskan untuk kabur secepatnya dengan alasan mau memanggil Xue Ji. Mereka berdua ngobrol aja yah. Kembali ke kamar, dia mendapati Xue Ji tampak sedang membaca sesuatu. Tapi Xue Ji dengan cepat menyembunyikan apapun yang sedang dibacanya itu.
Usai acara tiup lilin, Chun Shan usul agar mereka main game tentang ilmu pengetahuan. Kebanyakan pertanyaan yang diajukan Chun Shan tentang sejarah Cina, tapi tak ada satupun yang bisa menjawabnya... kecuali Xue Ji yang mampu menjawab semua ilmu pengetahuan itu.
Shi Yi sampai heran. "Tak kusangka, padahal penampilannya kelihatan kurang pintar."
"Kau bilang apa? Apanya dari diriku yang tidak kelihatan pintar? Aku aslinya pintar banget, tahu!"
Sekretarisnya Nyonya Min datang membawakan makan malam nyonya-nya, tapi malah mendapati Nyonya Min pingsan dalam tidurnya. Panik, dia langsung melarikan Nyonya Min ke rumah sakit. Dan untung saja dia bawa tepat waktu sehingga berhasil diselamatkan.
Dia tersadar tak lama kemudian dan langsung memerintahkan Sekretaris untuk menghubungi Xue Ji, dia tidak bisa menunggu lebih lama.
Begitu mendapat pesan itu, Xue Ji dengan terpaksa pamit duluan dengn alasan ada urusan mendesak. Jiang Huai sontak protes karena ini ulang tahunnya, apa tidak bisa urusan itu dilakukan lain hari saja?
Entah apa yang dia pikirkan, tapi tiba-tiba Xue Ji memutuskan untuk mengajak Jiang Huai bersamanya. Shi Yi juga mau ikut, tapi Xue Ji melarang, tapi dia janji akan segera kembali.
Chun Shan pun buru-buru menghindar dengan alasan mengantarkan kedua gadis itu keluar. Jadilah Shi Yi berduaan lagi dengan Li Zhe dan sontak keduanya saling melempar tatapan setajam silet.
Xue Ji bahkan mengajak Jiang Huai masuk ke dalam bersamanya, karena mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya dia melihat Nyonya Min. Nyonya Min pun memerintahkan sekretarisnya untuk tidak membiarkan siapapun masuk.
Xue Ji to the point menegaskan agar Nyonya Min menyatakan dengan jelas dalam surat wasiatnya untuk tidak melakukan otopsi setelah dia mati nanti.
"Xue Ji, kau benar-benar tidak ingin aku terus hidup?"
"Ini bukan masalah yang perlu kupikirkan, ini keputusanmu sendiri."
Xue Ji lalu masuk ke toilet dan keluar tak lama kemudian dengan membawa suntikan. Dia memperingatkan Nyonya Min bahwa dia masih punya kesempatan terakhir untuk mengubah keputusannya, mungkin dia masih bisa hidup selama beberapa hari.
"Apa kau yakin ingin darahku mengalir dalam tubuhmu?"
Keputusan Nyonya Min sudah bulat, hanya ini yang dia inginkan. Baiklah, Xue Ji pun menurutinya. Mungkin dengan begini, Nyonya Min tidak akan lagi membuntuti orang-orang yang dekat dengannya.
"Maksudmu dia (Jiang Huai)? Aku juga ingin punya kesempatan itu. Sayangnya, aku hanya bisa melakukannya jika aku hidup."
"Bukan cuma dia, tapi juga orang-orang di sekitarku."
"Tidak. Aku tidak melakukan itu."
Seketika itu pula tiba-tiba Xue Ji merasakan kehadiran seseorang yang diam-diam memotret mereka dari luar. Tapi saat dia keluar, orang itu sudah menghilang dengan cepat.
"Aku merasa ada orang lain di sini."
Nyonya Min sinis mendengarnya. "Mungkin orang yang membuntutimu, bukan cuma aku."
Xue Ji jadi cemas mendengarnya. Tapi dia tak sempat memikirkannya lebih jauh karena Nyonya Min minta dilaksanakan sekarang juga. Xue Ji pun mulai menyuntikan darahnya. Jiang Huai shock, apa yang Xue Ji suntikkan itu?
"Ini keinginannya, dia ingin transfusi darah."
"Jangan! Ini bisa jadi masalah."
"Sudah tidak ada waktu."
"Ini pilihanku sendiri. Xue Ji tidak ada hubungannya. Xue Ji, terima kasih. Mungkin sekarang terlambat untuk mengucap ini, tapi sejak dulu sampai sekarang, aku selalu merasa bersalah tentang teman yang mati itu. Aku tahu kau selalu ingin aku mati, dari dulu kau orang yang dingin."
Tapi tiba-tiba Nyonya Min tak sanggup bicara lagi, tubuhnya dengan cepat memerah dan kesulitan berpanas... hingga dia meninggal dunia. Sock, Jiang Huai buru-buru keluar untuk memanggil dokter, sementara Xue Ji hanya menutup mata dengan penuh rasa bersalah.
Dokter jelas bingung melihat ruam kemerahan si sekujur tubuh pasien. Apa dia disuntik obat lain? Mungkin mengikuti instruksi nyonya-nya, Sekretaris sama sekali tidak mencurigai Xue Ji dan hanya memberitahu Dokter bahwa tadi nyonya-nya cuma disuntik suster sesuai instruksi dokter.
Xue Ji diam-diam membawa Jiang Huai pergi bersamanya. Jiang Huai benar-benar tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi. Dari mana Xue Ji mendapatkan darah itu?
"Jiang Huai, ada banyak hal yang ingin kukatakan padamu. Tapi sekarang belum saatnya."
"Kau punya banyak rahasia yang tidak kuketahui. Tapi hari ini ada seseorang yang mati karena aku."
"Bukan karenamu. Ini adalah sesuatu yang dia inginkan sendiri."
"Tapi jika bukan karena aku. Jika saja aku tidak memberikan hadiahku untuknya, hal ini tidak akan terjadi. Mana kutahu kalau kau akan memberinya hadiah itu? Kenapa jadi begini?"
"Jiang Huai, ini adalah keinginannya sendiri, keputusannya sendiri. Jika kebaikanmu membuatmu menyalahkan dirimu sendiri, maka kuharap di masa depan nanti, kau akan mencaari tahu kebenarannya lebih dulu sebelum kau membuat keputusan apapun."
Xue Ji langsung mengajaknya pulang untuk melanjutkan pesta ulang tahunnya Jiang Huai, tapi tentu saja Jiang Huai sudah kehilangan mood untuk merayakan apapun. Bagaimana bisa dia pura-pura seolah tidak pernah terjadi apapun?
Baiklah, Xue ji pun pergi duluan lalu menelepon Tao De dan memerintahkan Tao De untuk menyelidiki rekaman CCTV di sekitar rumah sakit. Selidiki kalau-kalau ada orang yang terlihat mencurigakan.
Si penguntit itu jelas anak buahnya Lin Bei La, dan sekarang foto-foto itu ada di tangannya. Si anak buah melapor bahwa dia sudah mengurus segalanya, semua rekaman kamera di sekitar TKP sudah dihapus.
Bei La lalu menelepon Tuan Wu - putranya Nyonya Min untuk menghasutnya terkait kematian ibunya yang misterius. Dia mengirimkan foto-foto saat Xue Ji menyuntik Nyonya Min padanya dan sukses membuat Tuan Wu marah menyadari ibunya dibunuh oleh wanita dalam foto itu.
Shi Yi menemukan Xue Ji sedang melampiaskan frustasinya dengan minum-minum di rooftop. Tapi seperti biasanya, Xue Ji bersikap pura-pura ceria seolah tak punya masalah apapun.
"Tiba-tiba menghilang bersama Jiang Huai, lalu minum-minum di tempat setinggi ini. Otakmu penuh air, yah?"
Xue Ji akhirnya curhat. Hari ini seseorang yang sudah lama dia kenal, meninggal dunia tepat di hadapan Jiang Huai. Mungkin Jiang Huai belum bisa menerimanya sekarang.
"Lalu bagaimana denganmu? Kau mungkin sudah banyak menyaksikan kematian, yah? Karena itulah kau tahu cara menerimanya." Dingin Shi Yi.
"Kau ingin mendengar kebenarannya? Benar. Karena itulah aku tidak ingin hidup terlalu lama. Manusia, jika waktunya mati, harus mati dengan bebas."
"Memimpikan tentang hidup dan mati setiap hari dan tidak ingin hidup di dunia ini, apa itu artinya kau tidak memikirkan hidupmu di masa kini, seperti sekarang ini?"
"Apa kau tahu? Di dunia ini, tiap-tiap orang memiliki posisinya masing-masing dalam hidup. Tapi aku tidak. Setiap orang memiliki seseorang yang mereka butuhkan, tapi taka da seorangpun yang membutuhkanku." Renung Xue Ji sedih.
"Bagaimana kalau aku bilang kalau aku membutuhkanmu? Akankah kau lebih mencintai dunia ini?" Tanya Shi Yi. Pertanyaan yang kontan membuat Xue Ji tercengang mendengarnya.
"Mungkin dunia ini tidak memeperlakukanmu dengan kebaikan, tidak menunjukkan hal-hal yang indah di hadapanmu." Shi Yi tiba-tiba mengulurkan tangan pada Xue Ji. Xue Ji mengulurkan tangannya dengan ragu-ragu, tapi Shi Yi langsungmenggenggam erat tangannya dan menariknya mendekat dan berkata. "Tapi aku akan melakukannya."
Xue Ji terharu mendengarnya hingga matanya berkaca-kaca.
Bersambung ke episode 12
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam