Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 2 - 3

Sinopsis Find Me in Your Memory Episode 2 - 3

Tuan Yoo mendatangi Tae Eun. Tae Eun tampak senang sekali dikunjungi ayahnya dan langsung mengajakanya makan siang bersama, tapi Tuan Yoo menolak dengan dinginnya dan to the point menuntut hasil tesnya Jeong Hoon.


Tapi tentu saja Tae Eun tidak bisa memberinya apapun karena Jeong Hoon belum menjalani tesnya dan berusaha mengalihkan topik mengajak Tuan Yoo mampir.

Tapi lagi-lagi Tuan Yoo mengecewakan Tae Eun dengan menolak tawarannya, malah menyuruh Tae Eun untuk mempir ke rumah keluarga mereka karena sebentar lagi ulang tahunnya ibu. Tapi dari ucapannya, sepertinya ibu yang dimaksud bukan ibu kandungnya Tae Eun.

Meredam kekecewaannya, Tae Eun berjanji akan menyempatkan waktu untuk mampir, belakangan ini dia sangat sibuk soalnya.


Ha Kyung penasaran apakah Ha Jin dan Jeong Hoon sudah membicarakan skandal mereka. Ha Jin mengaku belum karena dia sangat sibuk dengan berbagai jadwalnya. Tapi dia khawatir kalau-kalau Jeong Hoon marah gara-gara teleponnya disiarkan di acara interview waktu itu.

Mereka lalu mendatangi sebuah butik untuk mengambil baju sponsor. Salah satu pegawai toko tiba-tiba mengomentari wajah Ha Jin yang tampak sangat bersinar, itu pasti karena efek jatuh cinta sama Pewarta Lee. Pfft! Ha Jin canggung hendak menyangkal, tapi Ha Kyung dengan cepat mengalihkan topik dan menyuruh Ha Jin untuk mencoba bajunya sekarang.

Tapi tiba-tiba Yu Ra muncul dari kamar pas dan langsung menyindir Ha Jin dan skandal cintanya. Bahkan begitu melihat baju yang hendak dipakai Ha Jin, dengan angkuhnya dia memerintahkan baju itu untuk diberikan padanya dan menyuruh Ha Jin untuk memakai bajunya saja.

Ha Jin lagi-lagi mengalah, tapi kali ini dia tidak menyerah semudah itu. Dengan kalem dia tanya apakah Yu Ra tidak akan masalah jika dia memakai brand yang Yu Ra pakai itu? Takutnya dia malah akan dapat tawaran dari brand itu seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Dia merasa tidak enak karena mencuri sponsornya Yu Ra. Sebaiknya Yu Ra pikirkan baik-baik dulu mumpung pemotretannya belum dimulai. Yu Ra speechless.


Ha Kyung benar-benar puas dengan sikap tegas Ha Jin kali ini. Rasanya sungguh menyenangkan bisa membalasnya. Dia lalu menyuruh Ha Jin pergi duluan sementara dia akan mengurus sisanya. Tak lupa dia memperingatkan Ha Jin untuk tidak memposting apapun di sosmed, jangan menjawab telepon dari wartawan dan jangan ke mana-mana.


Il Kwon masih saja giat menggodai Jeong Hoon perihal skandal cinta itu. Apalagi Jeong Hoon mendapat banyak komentar positif dari netizen, malah Ha Jin yang mendapat banyak komentar negatif.

Jeong Hoon sampai kesal banget sama dia dan mengancam akan memindahkannya ke departement entertainment kalau dia terus menerus membaca berita gosip.


Ha Jin galau ingin menghubungi Jeong Hoon saat tiba-tiba saja Jeong Hoon sendiri yang nge-chat dia dan mengajaknya ketemuan setelah acara beritanya usai nanti. Ha Jin jadi khawatir, sepertinya Jeong Hoon marah padanya.

Tak lama kemudian, Jeong Hoon sudah menunggu di tepi sungai Han. Dia sebenarnya kurang senang dengan pilihan tempat yang Ha Jin pilih ini karena dia melihat ada sepasang kekasih lagi bermesraan di mobil depan. Tapi Ha Jin ngotot bahwa ini adalah tempat terbaik, sepi dan tidak akan didatangi paparazzi.

"Kita bertemu lagi," sapa Ha Jin dengan ceria.

"Kau konsisten." Sindir Jeong Hoon.

"Waktu wawancara, kau bilang aku orang yang tidak konsisten dan plin-plan, bukan?"

"Ternyata ingatanmu bagus."

"Itu bukan pujian, kan? Kau sedang menyindirku. Aku bisa membaca sarkasmemu sekarang."

"Kalau kau cepat tanggap, kau pasti tahu betapa terkejut, bingung dan marahnya aku."

"Aku tahu itu dengan hanya sekali melihatmu."

Jeong Hoon akui dia sudah salah paham tentang situasi kemarin. Jadi apa Ha Jin melakukan ini untuk balas dendam padanya? Ha Jin mengiyakannya, dia memang ingin balas dendam pada Jeong Hoon, biar Jeong Joon ikut menderita. Tapi... ada alasan lain, alasan yang sebenarnya.


Jeong Hoon kemarin tanya apakah dia menyukai Jeong Hoon, bukan? Jeong Hoon benar, dia memang tertarik pada Jeong Hoon dan dia serius tentang dia ingin mengenal Jeong Hoon lebih jauh. Jadi dia ingin terus bertemu dengan Jeong Hoon mulai sekarang.

"Aku tidak mau." Tolak Jeong Hoon tanpa tedeng aling-aling.

Ha Jin jelas kecewa mendengarnya, seharusnya Jeong Hoon bilang akan memikirkannya dulu kek. Bagaimana bisa dia malah langsung menolaknya?

"Karena tak ada yang perlu dipikirkan."

"Kau salah paham tentang situasi semalam, kau masih tidak tahu apapun tentang aku."

Itu mungkin benar, tapi Jeong Hoon mengklaim kalau dia punya alasan lain. Dia akui kalau dia bohong tentang dia tidak ingat cinta pertamanya, malah sebenarnya dia masih belum bisa melupakan cinta pertamanya dan masih mencintainya. Karena itulah dia tidak punya niat untuk berkencan dengan orang lain, baik itu Ha Jin ataupun orang lain. 

Patah hati, Ha Jin langsung mengatai Jeong Hoon payah. Ternyata Jeong Hoon tidak sekeren yang dia pikir. Kalau dia belum bisa melupakan wanita itu, bukankah itu artinya mereka sudah tidak berhubungan lagi. Tapi Jeong Hoon masih mempertahankannya biarpun hubungan mereka sudah berakhir. Nggak keren banget. Biarpun Jeong Hoon belum melupakannya, tapi belum tentu wanita itu tidak ingin Jeong Hoon bertemu wanita lain.


Tapi yah, baiklah. Dia menerima penolakan Jeong Hoon, tapi jika mereka langsung merilis sangkalan tentang hubungan mereka, maka mereka berdua bisa jadi bahan olokan. Karena itulah, Ha Jin menyarankan agar mereka mempertahankan skandal ini sampai filmnya selesai tayang.

Kalau filmnya sukses, maka bisa bertahan satu atau dua bulan. Tapi jika gagal, maka akan berhenti tayang dalam waktu dua pekan. Kalau begitu, Jeong Hoon memutuskan untuk mengakhiri semua ini dalam waktu dua pekan saja.

"Kenapa? Kau pikir filmku tidak akan sukses?"

"Sejujurnya, iya."

"Sebenarnya... aku setuju denganmu." (Pfft!)

Yah sudah, Ha Jin setuju untuk menyelesaikannya dalam waktu dua pekan dengan alasan yang paling klise. Yaitu mereka sama-sama terlalu sibuk, jadi mereka memutuskan untuk putus dengan damai. Jeong Hoon heran melihat kesantaiannya. Untuk ukuran seseorang yang penuh dendam, dia santai banget.

"Lihatlah. Kau masih belum mengenalku dengan baik. Bahkan sekalipun kau nanti menyesal sudah menolakku, aku tidak akan menerimamu kembali."


Jeong Hoon sinis mendengarnya. Dia menambahkan beberapa syarat bahwa selama dua pekan sebelum mereka mengumumkan putus, mereka harus diam saja dan jangan membuat komentar apapun tentang satu sama lain. Tidak baik jika mereka sering terlihat bersama jika mereka adalah pasangan yang akan putus dalam dua pekan mendatang.

"Tidak perlu khawatir. Mereka akan mengikutimu sebelum kau mengakui hubungan cintamu. Tapi setelah diresmikan, mereka akan kehilangan minat." Ujar Ha Jin.

Tapi baru juga dia mengucap itu, tiba-tiba saja terdengar bunyi klik kamera paparazzi dari mobil di depan. Pfft! Jelas mereka tidak kehilangan minat sama sekali.

Ha Jin langsung panik menyuruh Jeong Hoon untuk kabur sekarang juga sebelum paparazzi itu memotret lagi. Mereka pun cepat-cepat melarikan diri.


Tapi di tengah jalan, tiba-tiba hujan salju turun yang sontak membuat Jeong Hoon teringat kembali saat Seo Yeon terjatuh tepat di depan mobilnya.

Dia teringat bagaimana malam itu dia turun dari mobil lalu perlahan-lahan mendekati tubuh Seo Yeon dan sontak histeris memanggil-manggil Seo Yeon, berusaha memohon padanya untuk tetap bertahan. Tapi dalam kondisi sekaratnya, Seo Yeon hanya meminta maaf sebelum kemudian menghembuskan napas terakhirnya.

Ingatan itu kontan membuat Jeong Hoon harus berhenti mendadak di tengah jalan. Dia berusaha mengusir Ha Jin, tapi Ha Jin menolak pergi saking cemasnya melihat keadaan Jeong Hoon.


Tak tahan lagi, Jeong Hoon akhirnya keluar dari mobil dan berusaha menenangkan dirinya. Tapi sikapnya itu membuat Ha Jin jadi salah paham padanya dan langsung kesal mengonfrontasinya, mengira Jeong Hoon sedang mempermainkannya.

"Apa aku tampak seperti lelucon bagimu hanya karena aku bilang aku menyukaimu? Kau pikir kau bisa asal mengusirku?"

Tadi Jeong Hoon memperlakukannya seolah dia wanita gila yang tia-tiba menyukainya, lalu kenapa sekarang Jeong Hoon tiba-tiba marah? Tapi dia tidak tiba-tiba menyukai Jeong Hoon.

Segalanya berawal waktu di studio berita, saat Jeong Hoon menatap matanya. Sejak saat itu dia terus menerus memikirkan mata Jeong Hoon dan bertanya-tanya kenapa Jeong Hoon tampak sangat sedih.

"Kenapa dia menatapku seperti itu? Apa yang dia katakan dala kesunyian itu? Kita bisa mengatakan lebih banyak hal dalam kesunyian daripada mengucapkannya secara lantang." Ujar Ha Jin.

Ucapannya itu kontan mengagetkan Jeong Hoon karena lagi-lagi, dia mengucap kalimat yang sama persis seperti yang diucapkan Seo Yeon dulu.


Di kliniknya, Tae Eun menatap hujan salju di luar dengan sedih memikirkan Jeong Hoon dan Seo Yeon. Dia ingin menghubungi Jeong Hoon, tapi pada akhirnya dia ragu lalu mengurungkan niatnya.

Dalam flashback, kita melihat bagaimana Ha Jin saat masih menjadi pasiennya dulu. Dia benar-benar sangat berbeda dari sosok dirinya yang ceria sekarang. Dia tampak kosong, seperti seseorang yang mengalami sebuah penderitaan besar sehingga satu-satunya hal yang dia inginkan hanyalah menghilang dari dunia ini seolah dia tidak pernah ada.


Tercengang mendengar Ha Jin mengucap kalimat yang sama dengn Seo Yeon lagi, Jeong Hoon bertanya-tanya apakah Ha Jin mengenal seseorang bernama Jung  Seo Yeon? Ha Jin mengaku tak pernah mengenal seseorang yang memiliki nama itu, dan sepertinya dia jujur.


Akan tetapi saat Tae Eun mengeluarkan dokumen medisnya Ha Jin, dia mengeluarkan fotonya Ha Jin yang tampak berpelukan akrab bersama Seo Yeon karena mereka dulunya adalah teman SMA.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments