Sinopsis The Love by Hypnotic Episode 12 - 2
Mereka tidak sadar kalau mereka sebenarnya dibuntuti oleh Cheng yang langsung bergegas pulang untuk melaporkan bahwa tadi Yun Si memeluk Putri. Dia juga dengar Yun Si berniat mau membawa Putri pergi.
Li Qian cemas mendengarnya, apa maksudnya pergi? Zhen yang menjawab, apa lagi maksudnya kalau bukan kawin lari. Apa Li Qian tidak akan pergi menyusul mereka? Li Qian emosi, mereka kan bahagia bersama, kenapa juga dia harus ada di sana?
Yah sudah kalau Li Qian tidak mau pergi, Zhen langsung beranjak bangkit dan menyatakan kalau dia mau jalan-jalan bersama mereka. Kalau dipikir-pikir, dia sudah lama tidak memeluk Ming Yue.
Li Qian sontak ikut beranjak bangkit dan dengan canggung menyatakan kalau dia mau menyusul mereka dengan alasan mau melihat kelakuannya Ming Yue, dia kan orangnya tidak bisa melayani tamu dengan baik. Itu bisa merusak reputasi Beixuan.
Ming Yue mulai bisa menikmati suasana pasar yang begitu ramai. Tapi dia tengah jalan, tiba-tiba dia melihat sepasang kekasih yang bergandengan tangan dengan mesra dan itu membuatnya iri.
Tiba-tiba ada dua anak yang tak sengaja menubruknya dan jadilah Ming Yue oleng. Kaierbi dan Yun Si sama-sama mengulurkan tangan untuk menolongnya. Tapi tiba-tiba Li Qian mendadak muncul memelintir tangan Yun Si.
Kedua pria berusaha mengulurkan tangan masing-masing untuk menangkap Ming Yue, tapi semuanya gagal dan jadilah Ming Yue terjatuh menimpa dagangan kemoceng bulu ayam. Wkwkwk!
Sontak kedua pria itu langsung saling melempar tatapan laser pada satu sama lain. Ming Yue pun kesal sama mereka.
Ming Yue akhirnya pulang dalam keadaan punggung sakit. Li Qian jelas-jelas cemas, tapi dia sok jaim seperti biasanya dan hanya berkata kalau dia akan menyuruh orang untuk mengantarkan obat buat Ming Yue nanti.
"Tidak perlu!" Ketus Ming Yue lalu pergi.
Tepat saat itu juga, Cheng kembali dengan membawa kabar bahwa Kaisar mengutus Li Xun untuk berperang melawan pemberontak. Cheng menyarankannya untuk menghentikan hal iutu. Dengan kekuasaan yang Li Qian miliki saat ini, ini kesempatan bagi Li Qian untuk membuat jasa militer.
Tapi Li Qian menolak. Membiarkan kakaknya pergi berperang melawan pemberontak juga ada sisi moralnya. Asalkan itu menguntungkan bagi Beixuan, maka dia tidak akan menghentikannya.
"Pangeran, apa anda cemas meninggalkan Putri sendirian di rumah? Karena itukah anda tidak mau melawan Pangeran Ling (Li Xuan)?"
Hmm, sepertinya dugaannya tepat sasaran, Li Qian mendadak canggung. Tapi berhubung dia terlalu angkuh untuk mengakuinya, jadi dia menghukum Cheng dalam posisi kuda-kuda selama 2 jam dengan alasan Cheng besar mulut.
Hui Xin tidak berselera makan dan terus melamun sampai dia tidak menyadari kedatangan Li Xun. Li Xun pun sengaja tidak mengumumkan kedatangannya dan membiarkan Hui Xin melamun sampai saat dia melihat air mata Hui Xin mengalir.
Dia berusaha menawarkan sapu tangannya, tapi Hui Xin menolak. "Pangeran selalu datang diam-diam seperti ini."
"Kaulah yang selalu menangis diam-diam."
Kali ini dia datang untuk pamitan karena dia harus pergi berperang melawan pemberontak. Mungkin dia akan kembali dengan membawa kemenangan, mungkin juga dia tidak akan kembali.
"Aku ingin memberitahumu hal-hal yang sebelumnya tak sanggup kuutarakan sebelumnya. Bahkan sekalipun aku benar-benar tidak bisa kembali, kuharap di masa mendatang, kau tidak akan lagi terluka karena cinta."
"Pangeran punya keberuntungan besar, jadi Pangeran pasti bisa kembali dengan membawa kemenangan. Tapi aku tidak pantas untuk itu. Jangan repot-repot karena aku."
"Jangan mengatakan sesuatu semacam pantas atau tidak. Kau tahu dengan jelas apa artimu bagiku."
"Tolong jangan bicara lagi."
"Kau tahu dengan jelas, tapi kau tidak mau menyadarinya. Aku hanya berharap selama aku pergi, kau abisa menenangkan diri. Jangan lakukan hal-hal yang bodoh dan tunggulah aku kembali."
"Setiap manusia punya suara hati. Beberapa orang bertahan pada hal itu seperti orang gila. Beberapa orang lainnya melakukan jasa yang berfaedah dan menjadi legenda."
Li Xun ingin menyentuhnya, tapi Hui Xin dengan cepat menghindarinya. Kecewa dan patah hati, Li Xun akhirnya pamit untuk yang terakhir kalinya lalu pergi.
Ming Yue sedang main ayunan sambil menggerutui Li Qian saat Yun Si tiba-tiba datang dan mencoba mengelus kepala Ming Yue, tapi Ming Yue sigap menghindar. Sedang apa Yun Si datang kemari tengah malam begini? Di mana kakak keduanya?
"Aku merindukanmu, makanya aku datang kemari."
Dia lalu mendorong ayunannya Ming Yue sambil mengenang masa lalu mereka di Xiyue dulu, bagaimana dulu juga dia pernah mendorong ayunannya Ming Yue persis seperti sekarang ini. Ayunan itu bahkan dia buat sendiri khusus untuk Ming Yue.
Tapi anehnya, Ming Yue malah bingung. "Kau pernah membuat ayunan untukku? Aku cuma pernah ingat kalau Tan Li sering mendorong ayunan untukku. Kakak kedua juga kadang-kadang melakukannya. Apa kau salah ingat?" (Err... jangan-jangan Ming Yue hilang ingatan?)
Heran mendengar ucapan Ming Yue itu, pandangan Yun Si tiba-tiba jatuh ke permata hipnotis di tangan Ming Yue itu dan sepertinya dia mencurigai sesuatu. Mungkin curiga kalau Ming Yue dihipnotis.
Gara-gara terlalu melamun, dia tak sengaja melepas pegangannya dan hampir saja membuat Ming Yue terjatuh. Dia sigap menangkapnya dan otomatis membuat jarak mereka jadi terlalu dekat. Yun Si hampir saja mau mencium Ming Yue, tapi Ming Yue langsung beranjak bangkit menghindarinya.
"Sudah larut malam, kembalilah dan istirahat." Usir Ming Yue.
Yun Si menolak pergi, malah semakin mendekati Ming Yue dan menggenggam tangannya. Li Qian sedang tidak ada di sini, jadi Ming Yue tidak perlu pura-pura jadi istrinya. Ming Yue juga tidak perlu pura-pura seolah mereka cuma teman biasa.
"Kenapa kau selalu berkata kalau aku pura-pura?" Heran Ming Yue dan langsung melepaskan tangannya dari genggaman Yun Si. "Kau memang teman baikku. Kalau bukan, terus apa?"
"Kau benar-benar tidak ingat?"
"Apa yang tidak kuingat? Yun Si, kau ngomong sih?"
Yun Si tiba-tiba saja memeluknya erat. Kaget, Ming Yue sontak mendorongnya. Tapi Yun Si pantang menyerah dan mendesak Ming Yue untuk memikirkannya sekali lagi.
Dia ingin menyentuhnya lagi, tapi Li Qian mendadak muncul menampik tangannya dan bersikap sok mesra. "Sudah larut malam, bagaimana bisa kau mengharapkanku untuk tidur sendirian? Makanya aku menjemput putriku untuk istirahat lebih cepat."
Yun Si tak percaya dengan sikap sok mesranya, biasanya Li Qian selalu dingin pada Ming Yue. Kenapa sekarang dia tiba-tiba peduli tentang kapan Ming Yue harus istirahat?
"Mempedulikan putri adalah urusan pribadiku, tidak ada hubungannya denganmu." Tukas Li Qian lalu membawa Ming Yue pergi bersamanya.
Dia bahkan terus menggenggam tangan Ming Yue dan menolak melepaskannya biarpun mereka sudah sampai di kamarnya Ming Yue, malah tiba-tiba saja dia menarik Ming Yue mendekat.
"Aku sudah bilang, aku tidak bis tidur sendirian."
"Kau bilang apa?"
Mengabaikan pertanyaannya, Li Qian langsung saja masuk kamarnya Ming Yue. Ming Yue jelas kaget, Li Qian beneran mau tidur bersmanya? Mendengar itu, Li Qian tiba-tiba kembali lalu mendekat sangaaaaat dekat... sebelum kemudian dia membopong Ming Yue masuk kamar.
Bersambung ke episode 13
2 Comments
Lanjut....
ReplyDeleteLanjut.......
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam