Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 21 - 1

Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 21 - 1

Xiao Qi canggung mendengar kata-katanya Leng itu. Itu kan kebohongan yang pernah dia katakan pada Leng dulu, Leng masih mengingatnya?


"Jadi bisakah kau yakin sekarang?"

"Yakin apa? Aku kan tidak pernah meminta apapun darimu."

"Baiklah. Sekarang giliranku untuk bertanya. Apa hubunganmu dengan Fang Lie?"

"Tentu saja teman. Kenapa kau tanya?"

"Kau saja yang menganggapnya sebagai teman biasa atau kalian berdua saling menganggap satu sama lain teman."

"Tentu saja kami berdua saling menganggap satu sama lain teman..." Tapi seketika itu pula Xiao Qi baru ingat saat Lie tanya apa arti Lie baginya.


Xiao Qi mendadak canggung, Leng berpikir berlebihan, Lie bukan seseorang berpengalaman seperti yang dia pikirkan. Justru Xiao Qi lah yang sangat dingin pada Lie. Biarpun awalnya dia berpikir kalau Lie itu ganteng...

"Cukup!" Leng cemburu. "Kapan kau akan berjanji padaku?"

"Janji apa? Apa kau benar-benar berpikir kalau aku tidak berperasaan? Bahkan sekalipun aku tidak berperasaan, tapi aku cukup lama kau sakiti. Semua itu cukup membuatku terluka."

Karena itulah, Xiao Qi ingin menunggu... menunggu suatu hari saat dia tidak lagi merasa takut tersakiti. Baru saat itulah Xiao Qi akan memberinya jawaban. Xiao Qi lalu pamit pergi.


Lie pulang dengan sedih. Apalagi saat dia melihat semua lukisannya Xiao Qi, dia sontak merobek-robek semuanya dengan penuh emosi dan berlinang air mata.

 

Jiang Xue tidak mau menyerah begitu saja. Maka dia dengan sengaja mengajak Ibu Tiri ketemuan dan memberinya dokumen yang berisi segala informasi tentang amnesianya Leng, dokumen yang selama ini pasti sangat diinginkan Ibu Tiri untuk menjatuhkan Leng.

Ibu Tiri sinis mendengarnya, kenapa Jiang Xue melakukan ini? Bukankah Jiang Xue selalu ingin menikahi Leng?

"Jika kau ingin menjinakkan mangsau, tidak cukup dengan hanya baik padanya. Jika dia ingin meninggalkanmu, maka kau harus tahu bagaimana cara menghukumnya. Jika dia cukup tersiksa, maka dia akan tahu siapa yang bisa dia andalkan."

Jiang Xue cuma punya satu permintaan. Jangan sampai Leng mencurigai dirinya. Jika tidak, dia akan membuat Ibu Tiri menyesal.


Xiao Qi akhirnya kembali ke restoran dan mendapati Nona Chai sedang membersihkan kamarnya. Seperti biasanya, Nona Chai bercanda menuntut bayaran dari Xiao Qi. Tapi dia benar-benar bahagia Xiao Qi kembali.

Xiao Qi langsung memeluknya sayang. "Nona Chai, kau masih sama seperti saat kita pertama kali bertemu. Baguslah. Terima kasih."

"Gadis bodoh. Lain kali kalau terjadi sesuatu lagi, katakan saja padaku. Aku bisa membantumu."

"Sepertinya aku harus tinggal lama? Apa kau akan merasa terganggu?"

"Mana mungkin! Aku nyebelin banget kalau sampai begitu. Leih baik kau menggangguku seumur hidupku. Hari ini kau pasti lelah, istirahatlah."


Sekretaris Han datang keesokan harinya dengan membawa laporan tapi malah mendapati Leng sedang bersiap mau pergi. Dia baru keluar dari rumah sakit tapi kenapa malah keluar rumah terus? Apa terjadi sesuatu lagi pada Xiao Qi?

"Tidak. Tapi kau setengah benar. Aku mau menemui Xiao Qi."

"Kenapa?"

"Aku sudah putus dengan Jiang Xue dan menyinggung Presiden Fang. Waktu kami tidak banyak. Aku pergi."

"Maksud anda Pak Presiden akan merusak hubungan kalian?"

"Aku harus menetapkan hubungan kami sebelum Pak Presiden beraksi."


Xiao Qi hendak berangkat ke kantor dan pamit pada Nona Chai tapi malah kaget mendapati Leng sedang duduk di sana, sedang menikmati sarapannya dengan gaya elegan di bawah sinar mentari dan diiringi angin sepoi-sepoi yang membuatnya tampak semakin menawan.

"Sedang apa dia di sini?"

"Dia menunggumu di sini sepanjang pagi."


Panik, Xiao Qi berniat mau pergi secara diam-diam, mengira Leng belum melihatnya. Tapi Leng tiba-tiba memanggilnya. Xiao Qi buru-buru memakai jepit rambutnya biar kelihatan cantik sebelum kemudian berbalik menghadapi Leng dengan senyum manis.

"Aku mau pergi kerja. Ada apa?"

"Bagus. Aku juga dalam perjalanan ke kantor. Biar kuantar kau ke sana."

"Kau baru saja pulih pasca operasi, kau tidak boleh bekerja."

"Siapa bilang aku mau kerja?" Leng tiba-tiba bergerak semakin mendekat lalu berbisik mesra. "Aku cuma ingin mengantarkanmu ke sana."

Xiao Qi sampai risih dibuatnya. Hentikan! Nona Chai sedang melihat tuh. Kalau begitu, Leng tunggu dia di luar yah.


Mereka pergi jalan kaki seperti dulu. Xiao Qi masih yakin kalau Leng ingin mengatakan sesuatu padanya, katakan saja sekarang. Tapi Leng berkata kalau dia cuma ingin merasakan saat-saat Xiao Qi membuntutinya ke mana-mana dan saat mereka lari ke kantor bersama-sama dulu.

Xiao Qi kaget. Leng sudah ingat sekarang? Leng menyangkal, Asisten Han yang bilang padanya. Asisten Han juga bilang kalau Xiao Qi selalu mencari cara untuk menyembuhkan penyakitnya.

Xiao Qi canggung mendengarnya, semua itu sudah jadi masa lalu. Dia berniat mau menghindar secepatnya, tapi langkahnya terhenti dengan cepat gara-gara banyak mobil yang berlalu lalang.


Melihat itu, Leng secara insting menggenggam tangan Xiao Qi lalu menuntunnya menyeberang jalan, sama persis seperti dulu. Xiao Qi tercengang, apa Asisten Han juga memberitahu Leng tentang ini?
 Tentang menggenggam tangannya saat menyeberang jalan.

"Apa aku sering menggenggam tanganmu saat menyeberang jalan?"  Tanya Leng penasaran.


Xiao Qi canggung menyangkal. Bahkan sesampainya di depan kantor, Leng masih saja menempelinya sampai membuat Xiao Qi panik. Dia berusaha mengusir Leng, tapi Leng malah ngotot mau mengantarkan Xiao Qi sampai lantai atas.

"Jangan! Semua orang melihat dan menggosipkanmu."

Leng masa bodo, malah dengan sengaja menggenggam tangan Xiao Qi di hadapan para pegawai yang berlalu lalang seolah mengumumkan pada dunia tentang hubungan mereka tanpa mempedulikan para pegawai yang heboh berkasak-kusuk ria. Dia baru melepaskannya begitu mereka sudah aman di dalam lift.


"Apa kau ingat saat aku mengomelimu terakhir kali?" Tanya Leng.

"Kau sering mengomeliku. Aku tidak tahu yang mana yang kau maksud."

"Saat aku mengusirmu di hadapan semua orang. Kau bilang aku banyak menyakitimu. Aku ingin menebus atas apa yang kulakukan padamu."


Mereka tiba di departemennya Xiao Qi. Leng langsung menggenggam tangannya lagi... tepat saat Lie baru keluar dari ruangannya dan jelas sedih melihat pemandangan itu.

Bahkan setelah Xiao Qi sampai di mejanya, Leng tidak langsung pergi dan dengan manisnya berkata kalau dia akan menjemput Xiao Qi nanti.


Begitu Leng pergi, Xiao Qi langsung masuk ke ruangannya Lie dengan tak enak hati. Maaf, dia tidak bermaksud begitu barusan. Lie patah hati, katanya Xiao Qi mau pergi?

"Iya... lalu aku kembali karena terjadi sesuatu. Maaf, aku tidak memberitahumu. Jangan marah."

"Kau mengucap dua kalimat dan dua-duanya mengandung kata 'maaf'. Kau sungguh merasa menyesal?"

"Aku tahu aku lebih mementingkan cinta di atas persahabatan dan mengatakan sesuatu yang menyakitimu. Tapi tidak bersungguh-sungguh. Aku tidak punya pilihan."

Begini saja. Bagaimana kalau Lie mengatakan sesuatu yang menyakitinya biar kita impas? Lie boleh mengatakan apapun yang sangat ingin dia katakan atau Lie marahi dia atau pukul dia juga boleh kok.


"Jika aku mengatakan apa yang sangat ingin kukatakan, aku takut kita tidak akan bisa jadi teman lagi."

Xiao Qi nggak nyambung maksudnya dan santai saja meyakini itu tidak akan terjadi. Bukankah mereka sudah janji untuk saling mengatakan sesuatu yang menyakiti satu sama lain. Jangan khawatir, katakan saja apapun yang ingin Leng katakan.

Baiklah, maka Lie pun mengaku. "Aku menyukaimu."

Xiao Qi tercengang. "Kau bilang apa?"

"Aku menyukaimu. Aku menyukaimu. Aku..."

"Berhenti! Berhenti! Bukankah kita teman? Bagaimana bisa kau menyukaiku?"

"Aku tidak tahu. Awalnya aku memang hanya menganggapmu sebagai teman. Aku berusaha menghindari kakakku, makanya aku meminta bantuanmu. Aku depresi, makanya aku mengajakmu minum-minum."


Tak peduli seberapa tak berguna dirinya di mata orang lain, tapi Xiao Qi tak pernah meremehkannya. Pertama kalinya, Lie bisa berhenti membandingkan dirinya dengan kakaknya dan berusaha sendiri dengan baik.

Tapi kemudian dia melihat Xiao Qi sedih karena putus dengan Leng. Dia melihat Xiao Qi melakukan segala hal demi Leng. Mereka tidak bisa bahagia seperti sebelumnya.

Lie hanya ingin Xiao Qi kembali menjadi Xiao Qi yang dulu penuh canda tawa. Dia merasa sangat protektif pada Xiao Qi saat dia membantu Xiao Qi. Kemudian dia mulai semakin peduli pada Xiao Qi... hingga akhirnya dia jatuh cinta pada Xiao Qi.

"Aku suka saat kau menjadi bodoh. Aku suka saat kau mencintai seseorang    . terlepas dari apapun. Aku suka saat kau bekerja bersamaku, atau bahkan saat kau sedang tidak melakukan apapun dan diam di sisiku. Xiao Qi, tidak bisakah kau melupakannya dan mencoba menyukaiku sekali saja?"


Tapi Xiao Qi benar-benar tak nyaman dengan semua ini dan langsung melepaskan diri. "Maaf."

Leng patah hati. "Apa kau berani bilang bahwa kau tidak pernah punya perasaan apapun padaku sejak awal sampai sekarang?"

"Iya. Aku dulu pernah terpikat olehmu karena ketampananmu. Tapi sekarang, aku tidak punya perasaan semacam itu terhadapmu."

"Karena aku?"

"Bukan! Karena aku sendiri. Aku tidak ingin lagi memikirkan hal-hal semacam ini."

"Kau mau pergi, lalu kenapa kau kembali? Hari ini kau bersama kakakku, apa kalian sudah balikan?"


"Tidak! Pokoknya... aku tidak akan bersama denganmu. Sebaiknya kau melupakannya!" Tegas Xiao Qi lalu bergegas melarikan diri ke rooftop dengan galau. Pertama Fang Leng, sekarang Fang Lie. Apa kedua cowo itu sudah gila?

"Xiao Bu, apa yang harus kulakukan sekarang?"

"Kenapa tanya aku, tanya saja dirimu sendiri."

"Tanya apa pada diriku sendiri?"

"Mana di antara mereka yang paling kau sukai? Kau sudah menolak Fang Lie, bagaimana kalau kau balikan sama Fang Leng?"

"Nggak! Aku kacau sekarang. Aku ingin sendirian saja."

Katanya emosi manusia adalah sesuatu yang gampang berubah, mungkin saja setelah beberapa lama, kedua pria itu tidak akan menyukainya. Ah! Dia bisa membuat kedua orang itu berubah pikiran. Seperti kata pepatah, jangan bertahan pada sesuatu terlalu lama. Jadi jika Xiao Qi terus menolak mereka, maka kedua pria itu pasti akan menyerah. Oke, begitu saja.

 

Maka kemudian, Xiao Qi diam-diam meminta kerjaan di luar kantor pada salah seorang rekannya. Kebetulan, si rekan ditugaskan untuk bertemu seorang klien, tapi masalahnya dia sangat sibuk. Jadi bagaimana kalau Xiao Qi menggantikannya?

Oke! Dengan senang hati malah. Xiao Qi senang. Oh yah, nanti kalau Lie mencarinya, bilang saja kalau dia tidak melihatnya. Pokoknya jangan biarkan Lie mencarinya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments