Sinopsis The Sand Princess Episode 5 - 2

Sinopsis The Sand Princess Episode 5 - 2

Hari ini Bibi menyuruh Kot untuk memasak menu yang sama seperti kemarin, soalnya Bibi mau mengetes apakah Kot sudah bisa membuatnya sendiri atau tidak. Kot harus bisa membuatnya sampai dia ahli.


Tapi masalahnya, karena ini resep kerajaan, jadi Bibi ngotot untuk memasaknya dengan cara tradisional dan pakai alat tradisional juga. Memarut kepala untuk bikin santan saja harus pakai alat yang terbuat dari batu. Terpaksalah Kot harus melakukan perintahnya dengan susah payah.


Ji sedang menggalau di luar, bingung sendiri dengan perasaannya. Apa dia benar-benar menyukai Kot seperti yang dikatakan Bom?

Berniat mau mencari tahu perasaannya yang sebenarnya, Ji pun masuk dapur... dan mendadak terpesona menatap Kot yang tampak begitu s~~si nan menggoda padahal cuma memarut kelapa.

Semalam Bom bilang bahwa jika Ji suka sama Kot, maka detak jantungnya akan berdebar kencang saat dia dekat dengan Kot. Kot tiba-tiba menatapnya, Ji jadi tambah gugup tak karuan. Kot heran melihatnya, apa Ji baik-baik saja?


Mumpung Ji ada di sini, Bibi menyuruhnya untuk membantu Kot lalu keluar meninggalkan mereka berduaan. Maka Kot langsung menyuruh Ji untuk menggantikannya memarut, capek banget.

Kot lalu minum jus ala-ala model iklan jus jeruk yang kontan membuat Ji makin gila sampai dia tidak konsen memarut kelapanya dan ujung-ujungnya malah menjatuhkan kelapa itu.

Baru sadar, Ji buru-buru kabur untuk menenangkan dirinya di luar. Tenang! Tenang! Jangan mempercayai omongan Bom. Tenang! Tenang!


Setelah les masaknya selesai, Bibi tiba-tiba memberikan sebuah hadiah tak terduga berupa voucher suite room hotel buat honeymoon ke Pattaya. Pfft! Pergilah bersama Ki dan buat adik untuk Moji. Tidak usah mengkhawatirkan Moji, Bibi akan menjaganya. Kot menerimanya saja dengan canggung biar Bibi tidak curiga.


Rumah sepertinya kosong saat dia tiba, tapi dia melihat tas makan siangnya ki sudah kembali. Kot langsung membukanya dengan antusias dan mendapati Ki sudah memakan makan siangnya. Malah di salah satu kotak, dia menemukan sebuah hadiah boneka teddy bear kecil dengan disertai sebuah pesan manis dari Ki.

"Kudengar wanita biasanya suka hal-hal semacam itu." Ujar Ki yang mendadak muncul.


"Kau membeli ini untuk berbaikan denganku, kan?"

"Terserah kau mau berpikir apa."

"Kau sudah tidak marah lagi?"

"Iya. Dan aku minta maaf juga karena terlalu kasar padamu."

Kot senang, "tapi... memberi sebuah boneka pada seorang gadis itu terlalu klise. Kalau kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan, lain kali kasih aja aku uang." (Pfft!)

"Aku beli itu buat Moji."

Tapi, Ki heran, Kot gampang banget yah memaafkan orang? Iya, soalnya Kot tidak mau menghabiskan hidupnya untuk marah dan membenci orang. Oh yah, ini voucher honeymoon dari Bibi. Ki cari alasan sendiri saja tentang kenapa dia tidak bisa pergi.


Tapi Ki tiba-tiba teringat nasehat sekretarisnya tentang cara menyenangkan hati wanita dengan cara jalan-jalan atau shopping. Maka Ki memutuskan agar mereka berangkat besok jam 8.

Kot kaget, dia bilang apa? Dia beneran mau pergi? Kot jadi curiga, jangan-jangan Ki mau ngapa-ngapain dia lagi?!

"Berhentilah berkhayal! Kalau aku ingin melakukan itu, sudah dari dulu kulakukan."

Ki cuma ingin pernikahan ini terlihat seperti betulan, soalnya belakangan ini dia dibuntuti seorang detektif. Seseorang mencurigai mereka. Entah siapa, yang pasti mereka harus lebih berhati-hati.

"Oke, aku akan berakting sebaik mungkin."


Dengan tekad itu, maka keesokan harinya, Kot bersiap berangkat honeymoon dengan dadanan serba wah. Ki sampai heran, dia mau pergi ke mana? Fashion week? Dan ngapain juga dia bawa koper? Loh! Kot bingung, memangnya mereka tidak akan menginap?

"Nggak lah. Kita cuma akan check-in dan pulang larut malam biar Bibi tidak curiga."

"Mengecewakan!"

"Kecewa karena tidak menghabiskan malam bersamaku, yah?"

"Sinting! Kukira orang kalau honeymoon tuh akan menginap."

"Kita honeymoon bohongan. Jadi tidak perlu dandan seheboh ini. Udalah, ayo pergi."


Ji penasaran karena Kot belum datang untuk les masak seperti biasanya. Bibi santai saja memberitahunya kalau Kot pergi honeymoon. Ji kaget, honeymoon apa?

"Honeymoon sama Ki. Moji mungkin akan jadi kakak sebentar lagi."

OMG! Ji langsung panik luar biasa. Dia mencoba menghubungi Kot, tapi tidak diangkat. Jangan-jangan... Ji tiba-tiba berkhayal Kot jadi liar dan menerkam Ki. Wkwkwk!

"Hentikan, Ji! Dia bukan cewek semacam itu!" Dia terus mencoba menghubungi Kot, tapi tetap saja tidak diangkat.


Kot dan Ki baru tiba di pantai dan saling lirik-lirikan dengan canggung. Kalau dipikir-pikir, Ki itu gampang percaya sama orang yah. Ki bahkan menikahinya tanpa pikir panjang. Apa Ki tidak takut kalau dia mungkin akan menipunya?

"Aku tidak punya pilihan. Walaupun kita tidak saling mengenal, aku sering melihatmu di condo selama bertahun-tahun. Err... maksudku, aku sering melihat Moji bermain di taman bermain."

"Oh, aku baru tahu kalau kau ternyata seorang penguntit. Ngaku aja kalau kau suka sama aku."

"Pasti melelahkan membesarkan anak seorang diri."

Kot mengakuinya. Sejak dia punya Moji, dia tidak pernah punya waktu untuk dirinya sendiri. Semua yang dia lakukan adalah demi Moji. Tapi bagaimanapun, dia tetap bahagia. Dia senang menjadi seorang ibu, dan itu berkat Ji.

"Syukurlah kau mempertahankan Moji."


"Karena aku adalah seorang anak yang tidak diinginkan oleh ibunya. Aku tidak mau melakukan hal yang sama pada Moji seperti yang dilakukan wanita kejam itu padaku. Apa kau tahu, hidupku bagaikan pasir. Tidak berharga, tidak diinginkan oleh siapapun, dan selalu diinjak-injak orang."

Ki prihatin mendengarnya. Tapi dia meyakinkan Kot bahwa tidak ada yang tidak berharga di dunia ini, bahkan pasir pun berharga dan berguna. Mereka menggunakan pasir untuk membangun rumah dan banyak lagi kegunaan lainnya.

"Kau pikir begitu?"

"Perusahaanku menggunakan pasir untuk membangun properti."

Kot tersentuh mendengarnya. "Terima kasih. Aku merasa jauh lebih baik. Aku janji aku akan menjadi istri yang berguna mulai sekarang. Aku akan jadi ibu rumah tangga yang baik."

"Asal kau menjaga rumahku tetap bersih saja sudah cukup."


Saat mereka bertemu malam itu, Ji memberitahu Bom kalau dia sepertinya memang suka sama Kot. Terus dia musti gimana dong? Dia tidak mau kehilangan Kot, dia tidak bisa hidup tanpa Kot.

Tapi Bom dengan bijak menyuruh Ji untuk melupakannya saja. Tidak ada yang bisa dia lakukan sekarang, Kot sudah menikah. Sudah terlalu terlambat. Seandainya Ji menyadari perasaannya 3-4 tahun yang lalu, dia tidak akan mengeluh begini.

"Apa maksudmu?"

"Kau tidak tahu? Kot dulu pernah menyukaimu."

Ji kaget. "Kenapa aku tidak tahu tentang itu?"

"Menurutmu kenapa dia mau diperlakukan bagai budak oleh seorang bajingan manja sepertimu kalau bukan karena cinta."

"Bukankah dia melakukannya demi uang?"

"Masa kau tidak bisa membedakan saat seseorang melakukan sesuatu karena cinta atau karena uang? Beda banget, tahu nggak."


Kot dan Ki baru tiba di apartemen, tapi malah kaget mendapati Ji sudah menunggu di depan. Kayaknya dia mabuk. Dengan gaya soknya dia mengklaim kalau dia datang untuk bicara berdua dengan Kot lalu menyeret paksa Kot.

Kot sampai heran sama dia, ada apa dengannya? Mabok yah? Ji to the point tanya apakah dulu Kot pernah menyukainya? Jujur saja, dia tahu kok kalau Kot menyukainya.

Kot mengakuinya, tapi itu dulu waktu mereka masih kuliah, waktu dia masih belum mengenal Ji dengan baik.

"Lalu sekarang?"

"Kita cuma teman. Jangan bilang kalau kau datang kemari cuma untuk menanyakan masalah itu."

"Kurasa aku... aku menyukaimu."


Kot kaget. Ji mabuk yah? Ji menyangkal, dia berkata jujur. Ki mendadak muncul dan langsung kesal mengingatkan Ji bahwa Kot sudah menikah dengannya sekarang. Jadi sebaiknya Ji hati-hati kalau bicara.

Ji tak mau kalah. "Baguslah kau ada di sini biar aku tidak perlu memberitahumu lagi. Aku cinta Kot!"

"Kalau kau mau seperti ini, sebaiknya kau urus dulu statusmu. Jangan membuat keadaan makin rumit." Kesal Ki lalu menyeret Kot masuk.

"Lihat saja! Akan kurebut kembali istriku!"


Ki kesal mengingatkan Kot untuk hati-hati dalam bertindak, semua orang tahu kalau Kot adalah istrinya. Dia tidak peduli apakah mereka saling mencintai atau tidak, tapi jangan sampai Kot merusak repotasinya atau melakukan sesuatu yang memalukan.

"Aku akan lebih berhati-hati."

Ki cemas, Ji pasti tidak akan berhenti sampai di sini. Sepertinya dia sangat mencintai Kot. Kot yakin tidak, Ji pasti cuma bingung.


Masalah ini membuat mereka semua jadi tidak bisa tidur. Tidak bisa menyingkirkan pernyataan cinta Ji dari pikirannya, Kot akhirnya keluar kamar dan berusaha menenangkan dirinya... saat tiba-tiba saja Ji muncul lagi di hadapannya sambil terus ngotot kalau dia cinta sama Kot.

"Tapi aku sudah menikah."

"Bagaimana seandainya kau belum menikah? Apa kau akan menyukaiku?"

"Aku pernah menyukaimu dulu. Tapi sekarang aku hanya menganggapmu sebagai teman."

"Bohong! Kau suka aku." Ji tiba-tiba saja nekat menarik Kot ke dalam pelukannya lalu menci~mnya.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments