Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 21 - 2

  Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 21 - 2

Begitu rapat usai, dia langsung mempertanyakan masalah ini pada You Mei. You Mei mengaku sudah membacanya, tapi dia sama sekali tidak merasa proposalnya Qiao Yi perlu dibicarakan dalam meeting. Qpa Qiao Yi pikir proposalnya ini bagus?


Qiao Yi tidak terima. "Masa tidak bagus?"

Baiklah. You Mei kasih waktu 3 menit, Qiao Yi harus bisa membujuknya untuk menerima proposalnya ini. Qiao Yi pun mulai mempresentasikan idenya. Dia ingin mereka mengembangkan aplikasi tips diet berdasarkan kondisi fisik pengguna.
Tipsnya bisa mereka dapatkan dari mengumpulkan berbagai data di internet. Dia sudah menanyakan pendapat Wang Wei dan Wang Wei bilang kalau ide ini bisa dilaksanakan.

Kalau cuma itu, You Mei rasa para pengguna bisa searching sendri di internet, kenapa juga mereka harus bayar hanya untuk mendapatkan tips diet?

"Karena kita menyaring semua opsi dan membantu mereka menghemat waktu."

"Memangnya kau seorang ahli? Bagaimana bisa para pengguna mempercayaimu? Haruskah kita mengiklankan aplikasi kita dengan cara 'unduhlah aplikasi kami untuk mendapatkan informasi yang kami pilih dari internet'? Zhao Qiao Yi, kau sangat jenius." Sinis You Mei.

Tak bisa berkutik lagi, Qiao Yi terpaksa membuang proposalnya ke tong sampah dengan kesal. Yan Mo melihat itu, tapi dia diam saja.


Wu Yi menelepon tak lama kemudian, dia panik karena ibunya mendadak meneleponnya dan menyuruhnya balik ke Nanchuan. Apa mungkin ibunya mengetahui sesuatu? Bisa tamat riwayatnya kalau ibunya sampai tahu dia hamil. Qiao Yi berusaha membuatnya tenang, tapi Wu Yi terus saja heboh bukan main.


Dia benar-benar tegang setibanya kembali ke Nanchuan, dan terang saja sikapnya itu justru membuat Ibu penasaran. Apa Wu Yi ingin mengatakan sesuatu padanya? Wu Yi menyangkal.

Yang tak disangkanya, Ibu menyuruhnya balik untuk memberitahu bahwa Ibu mau menjual rumah mereka ini sekaligus perusahaannya. Ibu terpaksa melakukannya karena Wu Yi tidak tertarik untuk mengambil alih perusahaannya.

"Aku akan emigrasi ke Amerika dan sekarang sedang mengurus prosedurnya. Aku akan pergi musim semi nanti."

What? Mendadak banget. Alih-alih menjelaskan alasannya, Ibu terus saja nyerocos bahwa dia akan memberi Wu Yi setengah bagian dari penjualan rumah ini, dan sisanya akan Ibu tabungkan atas nama Wu Yi biar Wu Yi bisa hidup dengan layak.

Wu Yi kesal. Dia tidak menginginkan uangnya Ibu, dia bisa menghidupi dirinya sendiri. Yang Wu Yi permasalahkan, kenapa Ibu tidak mendiskusikan masalah sebesar ini dengannya lebih dulu?

Ibu santai saja mengklaim bahwa keputusannya sudah bulat. Sebaiknya Wu Yi segera merapikan barang-barangnya karena calon pembeli akan datang melihat-lihat rumah ini beberapa hari lagi.


Qiao Yi lagi-lagi mau makan mie instan untuk menemaninya lembur, tapi Yan Mo langsung menyingkirkn mie itu dan menasehati Qiao Yi untuk tidak kebanyakan makan junk food.

Dia sudah membaca proposalnya Qiao Yi. Tapi saat Qiao Yi menanyakan bagaimana proposalnya, Yan Mo cuma diam yang jelas saja membuat Qiao Yi dengan berat hati harus mengakui kalau proposalnya jelek.

Tapi Yan Mo mengaku kalau dia sebenarnya suka dengan idenya Qiao Yi. Dia rasa mereka bisa mewujudkannya asal bisa menemukan seorang ahli. Seseorang yang bisa dipercaya dan sangat dihormati.

Qiao Yi punya ide, Profesor Li - si ahli gizi yang terkenal dan gagal mereka temui pada pesta pernikahan waktu itu. Masalah mereka bisa diselesaikan jika Prof. Li menjadi konsultan mereka. Masalahnya, bertemu dengannya saja susah.

Yan Mo tak suka mendengarnya. "Bagaimana bisa kau menyerah tanpa berusaha?"


Maka keesokan harinya, Qiao Yi mendatangi Guan Chao dengan membawa beberapa hadiah sambil berusaha menjilat Guan Chao setinggi langit dengan nada suara manjah. Guan Chao paham betul dia lagi ada maunya, katakan saja, Qiao Yi mau apa?

"Enggak kok. Aku cuma sangat merindukan kakakku."

"Hentikan. Aku tahu banget mekanismenya. Aku juga selalu melakukan ini setiap kali butuh bantuanmu."

"Karena kau sudah tahu, bisakah kau memberiku sedikiiiiit bantuan? Bantu aku mencari tahu alamat Profesor Li Huanzhang."

Dia butuh buat mengerjakan proyek terbarunya. Sebenarnya Qiao Yi tidak enak juga merepotkan Guan Chao, tapi Prof Li sudah pensiun dan tak ada seorangpun yang bisa menemukannya.


"Memang. Tapi aku bisa (menemukan alamatnya)..."

Qiao Yi senang. "Kau adalah muridnya Prof Li?"

Guan Chao meralat. "Cinta pertamanya muridnya Prof Li."

"Kakak, kita kan dulu berbagi rahim yang sama. Kau adalah orang yang paling kusayangi di seluruh dunia ini."

"Kau hampir mencek!kku dengan tali pusar."

"Rupanya aku dulu bayi yang nakal."


Tidak semudah itu merayu Guan Chao. Katakan dulu di mana Wu Yi sekarang. Belakangan ini Guan Chao merasa aneh, sepertinya Wu Yi sedang menghindarinya padahal tidak ada alasan bagi Wu Yi untuk menghindarinya. Jadi katakan di mana Wu Yi?

Qiao Yi langsung kesal, tidak tahu. Oh, kalau begitu, Guan Chao mau telepon polisi saja. Qiao Yi kontan panik menghentikannya dan terpaksalah akhirnya dia jujur mengakui kalau Wu Yi balik ke Nanchuan karena disuruh ibunya. Lebih detilnya, Guan Chao tanya sendiri saja sama Wu Yi. Cepat kasih alamat Prof Li.

"Aku tidak bisa memberikannya padamu sebelum aku mendapat jawaban."

Dasar Guan Chao! Qiao Yi langsung sebal menggebrak meja.


Malam itu saat semua pegawai sudah pulang, You Mei mendadak melakukan sesuatu yang mencurigakan. Dia masuk ke kantornya Yan Mo lalu melakukan sesuatu dengan komputernya Yan Mo. Hmm, mencurigakan.

Da Chuan kebetulan masih ada di kantor saat itu dan jelas penasaran, sedang apa You Mei di situ? You Mei tampak jelas gugup dan beralasan kalau dia disuruh Yan Mo untuk mengirim email.


Da Chuan percaya-percaya saja lalu pergi. Tak lama kemudian, Yan Mo kembali ke kantor. Tidak ada siapapun di sana, tapi lampu di kantornya malah masih menyala. Jelas saja dia heran.

Dia lalu menelepon Qiao Yi untuk menanyakan apaka ada orang yang masuk ke ruangannya tadi? Qiao Yi yakin tidak, dia langsung pulang usai kerja tadi.


Keesokan harinya, Guan Chao menelepon. Dia akhirnya mendapatkan alamatnya Prof Li. Tapi ternyata beliau tinggal jauh di provinsi lain.

Dan saat Qiao Yi mengungkapkan keinginannya untuk pergi sendiri untuk mencari Prof Li, Yan Mo tidak setuju, jelas karena dia khawatir. Dia tidak peduli biarpun Qiao Yi berusaha meyakinkan bahwa dia sudah berpengalaman berpetualang sendiri.

Yan Mo beralasan kalau sekarang Qiao Yi adalah pegawainya, jadi dia bertanggung jawab atas keselamatan Qiao Yi. Kecuali...


Dan jadilah mereka pergi bersama-sama ke Provinsi Zhejiang. Gara-gara tadi di bandara Yan Mo sibuk ngobrol sama cewek, Qiao Yi yang akhirnya mengurus rental mobil. Orangnya bilang kalau ini mobil terbaik, menurut Yan Mo bagaimana?

"Kau gampang dibujuk."

"Kau sibuk bersenda gurau dengan seorang gadis sampai tidak punya waktu membantuku. Aku tidak tahu apa-apa tentang menyewa mobil."

"Dia tanya jalan."

"Memangnya kau seorang yang bisa bahasa Inggris?"

"Dia orang Jerman."

Bagaimana bisa Yan Mo ngomong bahasa Jerman? Yan Mo mengaku kalau dia pernah ikut pertukaran pelajar selama 6 bulan ke Jerman.

"Bagaimana mengatakan 'brengsek' dalam bahasa Jerman?"

"Ich liebe dich (Aku mencintaimu)."

Qiao Yi dengan lugunya mempercayainya lalu menyemburkan kata-kata itu ke Yan Mo mengira dia sedang memaki Yan Mo. Yan Mo diam-diam tersenyum tipis.


Ibu membawa Ayah jalan-jalan sambil ngedumel kesal. Dari pembicaraan mereka, ternyata Ibu saat ini sedang belajar menyetir dan Ayah yang jadi instrukturnya. Tapi Ayah malah mengoceh terus sampai membuat Ibu jadi panik.

Ayah sama sekali tidak mengerti, kenapa juga Ibu belajar menyetir demi Ayah. Ayah bisa pergi ke manapun dengan kursi rodanya ini. Mereka terus saja ribut sepanjang jala.

Ayah santai saja pamer kelebihan kursi rodanya dengan menggerakkannya ke jalan tepat saat ada sebuah mobil lewat. Tapi untung saja mobil itu berhenti tepat waktu.

Si supir yang ternyata Wu Yi, hampir saja marah-marah melabrak mereka, tapi malah kaget mendapati orang yang hampir ditabraknya ternyata Ayah.

Wu Yi lalu mengantarkan mereka pulang dan mereka menyambutnya dengan senang hati di rumah mereka. Tapi Ayah dan Ibu terus saja ribut. Ayah buru-buru ganti topik menanyakan Wu Yi yang katanya tetanggaan sama Guan Chao.

Wu Yi membenarkan. Ibu senang mendengarnya. Kalau Wu Yi butuh apa-apa, dia minta bantuan Guan Chao saja. Putranya itu biarpun kelihatannya suka main-main, tapi sebenarnya dia pria yang cakap dan pengertian. Tapi Ayah malah memperingatkan Wu Yi untuk tidak terlalu bergantung pada Guan Chao, soalnya anak itu tidak bisa diandalkan.

Ibu tidak terima putranya dihina dan jadilah mereka ribut lagi. Wu Yi sampai cemas melihat mereka dan berusaha meminta Ibu untuk tidak marah pada Ayah.

"Jangan khawatir. Bibi sebenarnya tidak marah kok, memang seperti inilah bagaimana biasanya kami berkomunikasi. Karena Qiao Yi dan Guan Chao tidak ada di sini, paman hanya tidak ingin bibi merasa bosan. Makanya paman suka menggoda bibi."


Ibu tiba-tiba punya ide lalu meminta Wu Yi untuk mengajarinya menyetir. Ibu penasaran apakah Wu Yi kembali kemari untuk melakukan bisnis.

"Ibu saya mau emigrasi dan menjual rumah."

Ibu kaget sampai tidak lihat jalan dan kontan membuat Qiao Yi panik melindungi perutnya. Untung saja mereka tidak kenapa-kenapa.

 

Guan Chao lagi kencan dengan seorang gadis cantik di toko buku. Tapi Guan Chao bahkan tidak bisa konsen dengan kencannya karena saat itu juga dia melihat poster bukunya Wu Yi diturunkan.

Saat itulah dia baru menyadari kalau buku-bukunya Wu Yi tidak ada satupun di toko itu. Si pegawai toko menjelaskan bahwa pihak penerbit sudah tidak lagi menerbitkan buku-bukunya Wu Yi. Kabarnya, karyanya Wu Yi sengaja disembunyikan dan sekarang mereka fokus pada penulis baru.


Gadis itu malah nyinyir menghina karya-karyanya Wu Yi, buku-bukunya Wu Yi memang seharusnya dibakar saja. Cuma para pembaca yang tak punya selera yang suka sama buku-bukunya Wu Yi.

Guan Chao tidak terima. "Aku pasti akan membaca semuanya. Aku penggemar beratnya Hao Wu Yi."

Bersambung ke episode 22

Post a Comment

0 Comments