Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 12 - 2

Sinopsis My Girlfriend is an Alien Episode 12 - 2

Xiao Qi tetap bertekad mau berhenti kerja. Biarpun gaji dari Leng sangat besar, tapi dia dan Leng baru saja bertengkar. Kalau dia balik ke kantor, itu artinya dia tidak punya harga diri.


"Harga diri? Apa itu bisa dipakai menggantikan uang? Apa kau bisa menggunakannya untuk ditukar dengan cowok-cowok ganteng?" Sinis Xiao Bu. "Harga dirimu yang paling penting atau menikmati kehidupan nyaman di bumi yang lebih penting?"

Iya juga sih, uang lebih penting. Bagus Xiao Qi sadar, kalau dia mau berhenti kerja cuma karena diprovokasi sama Jiang Xue dan kerja di perusahaan lain, apa mungkin Xiao Qi akan punya masa depan? Mending dia tetap bekerja di Group F.

"Sebenarnya kepergianku tidak ada hubungannya dengan Jiang Xue."

"Lalu apa alasannya?"

"Bahkan sekalipun tidak ada Jiang Xue ataupun batu safir, hubunganku dengannya palsu. Kami pasti akan putus cepat atau lambat. Lagipula, aku takut semakin lama kami menunggu, semakin aku tidak ingin pergi meninggalkannya. Pokoknya aku tidak boleh terlibat dengannya. Makanya aku harus pergi."


Tapi keesokan harinya di kantor, Xiao Qi malah mendapati sebuah pengumuman yang menyatakan bahwa dia ditransfer ke departemen Pengembangan Proyek. Xiao Qi sontak pergi mengonfrontasi Leng, tapi malah mendapati Lie juga ada di sana.

"Kau datang tepat waktu. Ini atasan barumu, Direktur Departemen Pengembangan Proyek, Fang Lie. Silahkan kau bawa dia." Sinis Leng.

Xiao Qi protes tidak terima, kenapa Leng memindahkannya tanpa seizinnya? Bukankah dia sudah bilang kalau dia tidak mau tetap di sini? Lie setuju, Xiao Qi bukan barang yang bisa seenaknya dibuang sesuka hati Leng.


Leng mengingatkan bahwa Xiao Qi sudah menandatangani kontrak kerja selama beberapa tahun saat dia masuk ke perusahaan ini. Jadi kalau dia tidak mau kerja di sini, terus dia mau pergi ke mana?

Sedangkan Lie, sejak saat dia masuk ke perusahaan sampai sekarang, dia belum menghasilkan prestasi apapun. Dan sekarang Lie mau menentang perintah atasannya? Dia bisa saja memindahkan Lie ke lokasi konstruksi biar Lie bisa mendapatkan pengalaman hidup.

Ketakutan Lie buru-buru mengklaim kalau dia tidak bermaksud menentang Leng, hanya saja perintah ini terlalua mendadak, Seharusnya Leng tanya pendapat Xiao Qi dulu dong.

"Betul. Seharusnya kau menghormatiku."

"Bukankah aku sudah cukup menghormatimu? Siapa yang bilang bahwa asalkan Fang Lie membantumu, segalanya akan baik-baik saja? Salahkah aku yang ingin membantumu memenuhi harapanmu?"

"Tapi bukan berarti aku harus pindah ke departemennya. Aku cuma tidak ingin melihatmu, kenapa kau tidak membiarkanku mengundurkan diri?"


Lie kaget, Xiao Qi mau mengundurkan diri? Mending Xiao Qi pindah aja ke departemennya kalau begitu. Xiao Qi menjelaskan kalau dia bukannya tidak mau bekerja bersama Lie. Tapi bahkan sebelum dia selesai bicara, Leng mendadak menyela dan menyatakan bahwa keputusan ini sudah final.

"Kau pindahlah ke departemennya Fang Lie. Asalkan kau tidak membuat masalah, aku akan menaikkan gajimu plus bonus."

"Tapi aku..."

"Tiga kali lipat."

Wih! Xiao Qi langsung tergoda. Lie buru-buru menyeretnya keluar. Apapun alasan Xiao Qi ingin lepas dari kakaknya, dia tetap senang karena Xiao Qi bisa bekerja di departemennya sekarang.


Baiklah, karena Xiao Qi memang tidak ingin melihat Leng, jadi mending sekarang dia mengejar uang saja dan jadi kaya dalam waktu semalam. Terus apa yang harus dia lakukan sekarang?

"Ayo! Aku bisa membuatmu kaya dalam semalam."


Dan pekerjaan yang dia maksud bisa membuat Xiao Qi kaya adalah menyuruh Xiao Qi untuk memalsukan tanda tangannya pada setumpuk dokumen proyek. Leng terlalu malas mempelajarinya dan tidak tertarik sama sekali. Yang perlu Xiao Qi lakukan cuma belajar menirukan tanda tangannya dan menandatangani semua dokumen itu untuknya.

Xiao Qi setuju-setuju saja lalu mulai belajar menirukan tanda tangannya Leng. Tapi lama-kelamaan membosankan juga sampai pikirannya dan tangannya secara tak sadar menulis nama Fang Leng alih-alih Fang Lie.


Di tempat lain, Jiang Xue mengajak Leng ketemuan dan menawarkan milk tea yang dia tahu adalah kesukaan Leng. Dia mengklaim kalau dia memanggil Leng karena bersimpati dengan situasi yang tengah terjadi di perusahaannya Leng.

"Kalau Nona Jiang cuma ingin ngobrol, sepertinya aku tidak punya banyak waktu."

"Bukankah wajar sesama teman untuk ngobrol saat salah satunya sedang sedih? Jangan bilang kalau kau bahkan tak ada waktu untuk bersedih?"

"Apa kita sedekat itu?"

"Lalu Tuan Fang, apa kau punya teman dekat."

Mereka berdua sebenarnya punya banyak kesamaan. Sejak kecil sampai dewasa, mereka sama-sama murid yang berprestasi tapi kurang populer. Setelah lulus mereka langsung terjun ke dunia kerja dan tidak tahu bagaimana caranya dekat dengan orang lain.

Setiap kali dia merasa lelah, Jiang Xue selalu berharap memiliki seseorang yang bisa dia ajak ngobrol. Karena itulah dia pikir kalau Leng mungkin butuh teman di saat perusahaan sedang mengalami masalah ini.

Leng merasa aneh. Kadang dia merasa kalau mereka sepertinya pernah saling mengenal dulu. Tapi Leng berpikir kalau itu mungkin karena mereka punya banyak kesamaan dalam banyak aspek. Bagaimanapun, Leng berterima kasih atas niat baik Jiang Xue hari ini.

"Tidak masalah. Lain kali kau bisa membalasku kalau aku ingin minum-minum."

"Oke."


Saat Xiao Qi sudah selesai menandatangani semua dokumen itu, Lie asal saja mengambil satu dokumen tentang proyek parfum lalu mengajak Xiao Qi rapat sekarang juga.

"Hah? Kau bahkan belum membacanya. Apa bisa langsung pergi begitu saja?"

"Makanya kau harus ikut. Harus ada seseorang yang bisa diandalkan jika aku diomeli nanti. Lagian kau kan sudah mempelajarinya." Santai Lie.


Leng yang memimpin rapat itu. Tapi karena Lie memilih laporan proyek itu secara ngasal dan Xiao Qi juga tidak membaca laporan itu dengan seksama, mereka jadi tidak tahu kalau sebenarnya ini adalah proyek yang sudah lama diabaikan oleh perusahaan mereka. Dan sekarang Lie bingung bagaimana harus menjelaskannya.

Xiao Qi buru-buru bertindak melindungi Leng dengan mengklaim kalau ini salahnya. Tadi Lie menyuruhnya untuk memproses semua dokumen dan dia tidak sengaja salah menyerahkan dokumen pada Lie.

Lie kaget mendengarnya. Terang saja para direktur lainnya berbalik mengkritiki Xiao Qi. Biarpun tampak jelas cemburu, tapi Leng prihatin melihat Xiao Qi diserang terus. Maka Leng buru-buru menenangkan keadaan dan berbalik menuntut penjelasan Lie, karena bagaimanapun, Lie sudah menandatangani proyek ini.


Lie benar-benar bingung awalnya, tapi dengan cepat dia dapat ilham lalu mengklaim bahwa menurutnya proyek ini bernilai seni dan itu cocok untuknya. Dia bahkan dengan pedenya menyatakan bahwa jika Leng memberikan proyek ini padanya, dia pasti bisa berhasil.

"Baiklah. Kuberi kau kesempatan."

Para direktur lainnya langsung protes heboh. Tapi keputusan Leng sudah bulat dan memerintahkan Lie untuk memberikan mereka laporan rencana yang lebih meyakinkan minggu depan.

"Jika kau berhasil, aku akan membiarkan masalah ini berlalu. Tapi jika kau gagal, maka kau harus bersiap untuk dipindahkan bersama dengan pegawaimu."


Rapat usai, Lie galau. Kakaknya itu kejam minta ampun, bisa-bisa mereka bakalan dipindahkan ke lokasi konstruksi yang kerjaannya menggotong batu bata. Tapi seketika itu pula, tiba-tiba dia dapat ide bagus. Ayo pergi!

Lie mau membawa Xiao Qi ke sebuah perkebunan milik seorang pembuat parfum yang dulu pernah dia lukis. Mereka temui dulu si pembuat parfum itu biar mereka bisa memutuskan apa yang harus mereka tulis dalam laporan mereka nanti. Betul juga. Xiao Qi tak menyangka kalau Lie sangat serius kalau lagi kerja.

"Kau satu-satunya yang mempercayaiku," gumam Lie.

"Kau bilang apa? Aku bilang pembuat parfumnya tinggal di pulau seberang, kita harus naik kapal."

"Tidak masalah."


Asisten Han ditelepon Lie yang mengabarkan kalau dia membawa Xiao Qi ke pulau untuk melakukan investigasi. Asisten Han pun melaporkan masalah ini pada Leng. Tapi masalahnya, dia barusan mendapat kabar bahwa sebentar lagi akan terjadi angin topan di pulau terdekat. Dan karenanya, semua kapal di pulai itu berhenti operasi.

Leng sontak cemas, hentikan mobilnya! Telepon dermaga untuk menyiapkan kapal, Leng mau menjemput mereka. Asisten Han berusaha menghentikannya karena itu berbahaya. Dan sudah pasti akan hujan, bagaimana kalau amnesianya kumat.

"Aku tidak akan membiarkan Xiao Qi dalam bahaya... dan Fang Lie."

Bersambung ke part 3

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam