Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 21 - 1

 Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 21 - 1

Yang tidak Yan Mo sangka, Qiao Yi menemuinya untuk menyodorkan tiket konsernya Jay Chou. Dia beralasan kalau dia tidak sadar kalau dia beli dua tiket. Yan Mo masih saja sok jaim mengklaim kalau dia harus mengecek shedule-nya dulu, siapa tahu dia malah sibuk.


Qiao Yi tak peduli dan langsung saja memberikan tiket itu untuknya, acaranya hari sabtu. Dia langsung pergi setelah itu.


Guan Chao gelisah memikirkan keanehan Qiao Yi di rumah sakit tadi. Dia langsung saja menghubungi Yan Mo dan mengajaknya ketemuan di lapangan.

Dan begitu dia datang, tanpa ba-bi-bu dia langsung menghajar Yan Mo dan jelas saja Yan Mo jadi terpancing emosi dan langsung balas menonjoknya, dan jadilah kedua pria itu tonjok-tonjokkan tanpa alasan yang jelas.
 

Saat akhirnya mereka sudah bisa tenang dengan bibir sama-sama berdarah, mereka akhirnya mulai membicarakan apa sebenarnya masalah di antara mereka.

"Qiao Yi hamil," ujar Guan Chao.

Yan Mo kaget. "Kau bilang apa? Qiao Yi?"

"Iya! Apa itu bayimu?"

"Itu tidak mungkin. Tidak mungkin bayiku."

Tapi Qiao Yi pergi menemui dokter kandungan dan menyembunyikan rekam medisnya. Bukankah itu artinya dia hamil?


Kedua pria itu langsung pergi menemui Qiao Yi yang kebetulan saat itu sedang mempelajari buku kehamilan. Terang saja kedua pria itu langsung menginterogasinya habis-habisan. Qiao Yi ngaku jujur aja deh. Siapa orangnya? Sudah berapa bulan? Qiao Yi hamil kan?

"Kau sinting apa? Aku tidak hamil!"

Terus ngapain Qiao Yi menemui dokter kandungan? Kenapa dia membaca buku kehamilan? Canggung, Qiao Yi beralasan kalau temannya yang hamil. Tapi kedua pria malah tambah getol menuntut siapa nama temannya itu? Kasih nomor teleponnya, mereka mau mengonfirmasinya.

Bingung, Qiao Yi mendadak ganti alasan dan mengklaim kalau dia cuma sedang membantu Wu Yi. Dia mau nulis novel yang ceritanya tentang kehamilan. Guan Chao malah mau menelepon Wu Yi untuk mengonfirmasinya.


Qiao Yi sontak panik menghentikannya. Kedua pria itu jadi tambah curiga. Guan Chao langsung mengancam Qiao Yi untuk jujur saja atau dia akan kasih tahu ayah dan ibu. Satu-dua-ti...

"Aku mau ke toilet!" Qiao Yi sontak melesat kabur ke kamarnya dan buru-buru nge-chat Yan Mo, memberitahu Yan Mo bahwa yang hamil tuh Wu Yi dan Guan Chao lah yang bersalah tapi Wu Yi ingin masalah ini dirahasiakan.


Guan Chao benar-benar emosi mengutuki si pria bajingan yang menghamili anak orang itu. "Seharusnya dia dikebiri dan dikirim ke istana!"

Dan tepat saat itu juga, Yan Mo menerima chat itu yang sontak membuatnya menatap Guan Chao dengan aneh.

Qiao Yi keluar tak lama kemudian sambil bersumpah kalau dia benar-benar tidak hamil.

Yan Mo pun mendadak berubah sikap dan membantu Qiao Yi berbohong, dia mengklaim kalau perusahaannya sedang mengembangkan aplikasi tentang kehamilan dan dia menugaskan Wu Yi untuk menangani proyek itu. Dia cuma sedang melakukan penelitian.

Guan Chao jelas tak percaya begitu saja. "Kenapa kau tidak bilang saja waktu di rumah sakit?"

"Ini rahasia bisnis," alasan Yan Mo.

"Kalian membohongiku, yah?"

"Tidak!" Kompak Qiao Yi dan Yan Mo.

Qiao Yi mendadak marah-marah, pura-pua tersinggung karena Guan Chao tidak mempercayainya lalu mengusirnya sambil memperingatkan Guan Chao untuk tidak ikut campur urusannya.

Yan Mo buru-buru keluar, Guan Chao masih belum bisa percaya dan terus mencoba menginterogasi Yan Mo. Kalau memang cuma itu, terus kenapa Yan Mo tidak bilang waktu di lapangan tadi? Yan Mo santai saja beralasan kalau dia lupa gara-gara tekanan pekerjaannya yang sangat banyak.

 

Wu Yi bertekad mau melahirkan bayinya di Amerika. Dia sudah menabung cukup uang dari hasil nulis novelnya selama beberapa tahun ini. Tapi Qiao Yi merasa sebaiknya Wu Yi memberitahu Guan Chao saja. Bagaimanapun, anak ini anaknya Guan Chao.

"Qiao Yi, kurasa... aku jatuh cinta pada Guan Chao. Aku tanpa sadar sudah jatuh cinta padanya selama bertahun-tahun."

Wu Yi sadar pria seperti apa Guan Chao itu, dia sadar kalau dia tidak akan bisa mendapatkan apa yang dia inginkan dari Guan Chao. Tapi tetap saja dia mencintai Guan Chao.

"Maaf."


"Kenapa minta maaf. Seharusnya kau senang. Kau dan Guan Chao kembar, jadi anak ini memiliki genmu dan genku jadi satu."

"Itu masuk akal. Tapi... rasanya kok aneh yah?"

"Apanya yang aneh. Bayi ini akan memiliki semua kualitas baik yang ada padaku dan padamu. Dia akan memiliki kebaikanmu dan kecantikanku. Kebaikanmu dan kebijaksanaanku."

"Memangnya yang kumiliki cuma kebaikan doang?"

"Qiao Yi adalah gadis yang memiliki banyak kebaikan. Yang terbaik di seluruh jagat raya ini!"


Malam harinya, Yan Mo dan Qiao Yi duduk di lapangan di mana Qiao Yi memberitahu Yan Mo tentang rencana Wu Yi. Yan Mo boleh mengomelinya sekarang. Tapi tidak, Yan Mo mengerti kok, itu keputusan Wu Yi dan Yan Mo tidak punya hak untuk menghakiminya. Dia bahkan bersedia membantu apa saja yang dia bisa.

"Ini mengejutkan. Kukira kau akan mengomeliku."

"Kau melakukan hal yang benar. Teman harus saling menghormati dan bukannya saling mencampuri masing-masing."

"Lalu... bagaimana jika aku yang hamil?" Goda Qiao Yi.

"Berani sekali kau!" Yan Mo malah serius banget.

Qiao Yi sampai takut dibuatnya. Lucunya lagi, tiba-tiba ada bola menggelinding lagi ke Yan Mo, tapi saat Yan Mo hendak mengambilnya, si pemain bola yang pernah dibentak Yan Mo, buru-buru mengambil bolanya sambil meminta maaf berulang kali dengan ketakutan.

"Anak muda jaman sekarang sangat sopan yah." Komentar Qiao Yi. Pfft! Yan Mo cuma mesem canggung.

 

Wu Yi ingin menulis surat buat Guan Chao untuk memberitahukan kehamilannya ini, tapi dia bingung harus ngomong bagaimana. Berulang kali dia mencoba menulis, tapi ujung-ujungnya selalu dia remas lalu dia buang sembarangan ke lantai, dan akhirnya tak ada satupun yang jadi.

Dia malah memutuskan untuk bersiap dulu sebelum memberitahu Guan Chao, mungkin dia perlu bersiap sekitar satu tahunan... atau 5 tahun? Atau 10 tahun? Atau nunggu anak mereka gede aja? (Pfft! Keburu tua. Nggak usah dikasih tahu aja sekalian, neng.)


Keesokan harinya, Guan Chao mengetuk pintunya Wu Yi tapi tidak ada jawaban. Dia hampir saja menyerah, tapi tiba-tiba terlintas ide nakal dalam benaknya lalu mencoba menerka-nerka passcode rumahnya Wu Yi.

Tanggal ultahnya? Bukan! J.K. Rowling juga bukan... Ah! Guan Chao mencoba menggunakan tanggal ultahnya dan walah! Pintu pun terbuka.

"Sudah kuduga, tanggal ultah adikku." (Itu kan juga tanggal ultahmu, Guan Chao! Kenapa kamu nggak mikir kalau itu mungkin tanggal ultahmu?)

Dan betapa kagetnya dia saat melihat rumahnya Wu Yi yang kayak kapal pecah. Astaga! Ini kamar cewek? Dia langsung saja berinisiatif merapikan dan membersihkan kamar itu... dan hampir saja dia membuka kertas surat yang Wu Yi tulis semalam. Tapi ujung-ujungnya dia malah urung, ngapain juga dia membersihkan tempat ini? Dia kan bukan pembantu!


Para fans sudah berkumpul di depan venue saat Yan Mo dan Qiao Yi baru datang dan tak sengaja mereka bertemu dengan Wang Wei yang juga hendak menonton konser itu bersama seorang wanita.

Wang Wei santai saja memberitahu teman wanitanya itu bahwa tiket konser mereka ini dikasih sama Yan Mo. Takut ketahuan, Yan Mo buru-buru menyuruh Wang Wei masuk duluan.


Tepat saat itu juga, tiba-tiba ada seorang pria remaja yang berusaha memohon-mohon pada seorang pria kedua untuk menjual tiketnya. si remaja hanya punya sedikit uang yang dia tabung selama setengah tahun demi membelikan tiket buat pacarnya, tapi pria kedua ngotot tidak mau menjual tiketnya dengan harga murah dan langsung pergi begitu saja.

Qiao Yi jadi prihatin padanya dan akhirnya berbesar hati mengikhlaskan kedua tiket konser VIP-nya untuk si remaja itu. Tapi si remaja itu tak enak kalau harus mengambil tiket ini secara cuma-cuma dan ngotot menawarkan dua lembar uangnya.

Qiao Yi keukeuh menolak uangnya. Akhirnya Yan Mo memutuskan menengahi masalah ini dengan mengambil selembar uang pria itu.

"Kenapa kau mengambil uang dari anak remaja?" Protes Qiao Yi.

"Apa kau tahu kapan lelaki remaja berubah jadi pria dewasa? Saat dia bertemu seseorang yang sangat ingin dia lindungi. Saat itulah dia merasa menjadi seorang pria biarpun dia terlihat masih remaja."


Qiao Yi jadi canggung mendengarnya. Mereka lalu makan hotpot bersama di mana Qiao Yi mengaku kalau dia sangat suka makan hotpot karena hotpot membuatnya bahagia. Bahkan waktu masih kuliah dulu, dia dan teman-teman asramanya membeli kompor sendiri buat bikin hotpot.

Ngomong-ngomong tentang kuliah membuat Yan Mo jadi penasaran. Apa Qiao Yi masih sering kontak dengan mantan pacarnya. Tapi Qiao Yi malah bingung apa maksudnya, pacar apa? Dia tidak pernah pacaran kok semasa kuliah.

Yan Mo jelas tak percaya. Qiao Yi sendiri yang dulu nulis tentang 'pacar' di blognya. Qiao Yi tambah bingung, blog yang mana? Yan Mo pasti salah. Maka Yan Mo langsung mencoba mengingatkannya dengan mendikte curhatan Qiao Yi di blog itu dengan sedetil-detilnya. (Hapal bener, bang. Wkwkwk!)

Oh, Qiao Yi akhirnya ingat. Tapi 'Pacar' yang dia maksud waktu itu adalah nama seekor anjing milik temannya. (Pfft! Jadi Yan Mo dulu patah hati cuma gara-gara salah paham sama anjing)


Qiao Yi memberitahu Yan Mo kalau temannya itu suka ngasih nama yang aneh-aneh pada binatang-binatang peliharaannya. Yan Mo mendadak jadi canggung sekarang, kenapa Qiao Yi tidak memberi keterangan di tulisannya itu.

"Siapa juga yang ngasih keterangan di diary online... lagian mana kutahu akan ada seseorang yang ternyata rajin mengecek diary-ku. Dan kenapa aku tidak pernah melihatmu di daftar pengunjung?"

Yan Mo mendadak membeku sampai Qiao Yi takut, apa Yan Mo marah? Yan Mo mendadak beranjak bangkit dan buru-buru menghindar ke toilet. Tapi tak pelak pengetahuan barunya ini membuatnya jadi bahagia.

"Kita semua takut disalahpahami. Tapi sering kali kita lupa bahwa di balik kesalahpahaman, ada orang-orang yang peduli tentang kita. Cinta mungkin cuma rasa sayang sementara, tapi cinta seseorang pada orang lain tidak akan bisa ditutupi."


Keesokan harinya saat rapat, Yan Mo memberitahu bahwa mereka akan mengembangkan aplikasi untuk digunakan dengan gelang pintar itu. Tapi saat proposal dibagikan, Qiao Yi malah bingung karena proposalnya tidak diikutsertakan.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam