Thada lama-lama kesal sendiri pada Sandee yang terus-menerus merecokinya masalah putusnya dia dan Fahsai. Sebagai pihak yang minta putus duluan, tentu saja dia merasa tak enak pada Fahsai.
Tapi bagaimanapun dia benar-benar tidak bisa melanjutkan hubungan ini dan satu-satunya hal yang dia minta dari Sandee hanyalah pengertiannya.
Thew tiba-tiba datang. Dia memperhatikan ketegangan di antara mereka dan jadi penasaran ada apa diantara mereka. Tapi Thada malah menanggapinya dengan makian. Jelas saja Thew jadi kesal juga.
Melihat situasi berubah tegang, Sandee cepat-cepat mencairkan ketegangan diantara kedua pria itu dengan cara mengalihkan perhatian Thew.
Seketika itu pula, perhatian Thew langsung teralih pada Sandee kembali. Dia bersikap sangat perhatian Sandee hingga membuat Thada makin kesal dan cemburu lalu pergi.
Jam 4 sore, Ella menatap Sanrak dengan senyum licik karena jam 4 adalah seharusnya saatnya Sanrak mengurusi masalah order dari si penelepon tadi dan meminta Na untuk menandatangani dokumennya.
Sesaat kemudian, Na menelepon dan Sanrak berkata "Sudah siap."
Sanrak lalu membawa dua buah dokumen ke ruangan Na lalu menyerahkan laporan rencana perjalanannya ke Hua Hin. Saat Sanrak memanggilnya P'Na seperti biasanya, sikap Na langsung berubah jadi dingin lagi dan mengingatkan Sanrak untuk memanggilnya dengan panggilan yang lebih formal (Khun Na) selama dia di kantor.
Dia bahkan langsung marah-marah dan mengkritik banyaknya kesalahan dalam laporannya Sanrak. Tapi dia penasaran ingin tahu bagaimana Sanrak akan pergi ke Hua-Hin nanti. Sanrak memberitahunya kalau First yang akan mengantarkannya.
Ella tiba-tiba muncul. Dengan muka pura-pura tak berdosa, Ella bertanya pada Sanrak kenapa dokumen order masih belum ditandatangani padahal dia sudah menulis post-it untuknya tadi.
Sanrak sekarang mengerti dengan ucapan Jane untuk selalu mengawasi Ella dan tidak terlalu mempercayainya.
Ella terus nyerocos panjang lebar mengomeli Sanrak. Tapi Sanrak dengan senyum manisnya berkata "Sudah selesai kok" (Hahaha! Kasihan deh Ella)
"Selesai?" tanya Ella tak percaya.
Dalam flashback, Sanrak tak sengaja menjatuhkan dokumennya yang terjatuh tepat didekat tong sampah. Dan saat dia mengambilnya, saat itulah Sanrak melihat sobekan post it yang dibuang Ella. Dia mengambilnya dan menyatukan kembali sobekan-sobekan post itu.
Sanrak menunjukkan sobekan post-it yang sekarang sudah dia rekatkan kembali itu dan mengaku kalau dia tak sengaja menemukan sobekan-sobekan post-it itu di tong sampah "Terima kasih Khun Ella, kau sudah repot-repot membuatkan catatan untukku."
Ella jelas kesal walaupun dia berusaha menanggapinya dengan senyum manis. Setelah Sanrak pergi, Na memperingatkan Ella untuk tidak menyusahkan Sanrak dan mengingatkan Ella untuk fokus saja pada tugasnya sendiri selama dia bekerja di sini.
"Sepertinya kau mencemaskannya?" sindir Ella kesal.
Thew mengajak Sandee kencan ke akuarium lagi. Tapi dia memperhatikan wajah Sandee tampak murung terus sedari tadi. Thew penasaran ada apa dengan Sandee, apa dia semurung ini gara-gara percakapannya dengan Thada tadi.
Sandee akhirnya mengaku kalau dia hanya cemas karena Thada baru saja putus dengan Fahsai.
"Lalu, siapa yang kau khawatirkan?"
"Keduanya"
Thew tak suka mendengar jawaban itu dan mengingatkan Sandee bahwa pacaran adalah urusan dua orang yang terlibat. Jika mereka memilih untuk mengakhiri hubungan mereka maka itu artinya mereka punya alasan mereka sendiri, jadi tidak seharusnya Sandee terlalu ikut campur dalam masalah mereka. Lagipula dia yakin kalau mereka berdua pasti akan baik-baik saja.
Sandee penasaran apakah Thew pernah putus dengan seseorang sebelumnya. Thew mengaku bahwa dulu dia sering jalan dengan seorang wanita. Mereka tidak pernah membicarakan status hubungan mereka tapi dia sangat yakin kalau dia dan wanita itu pacaran.
Tapi pada akhirnya, ternyata cuma dia seorang yang menganggap wanita itu pacarnya. Sementara wanita itu, ternyata pacaran dengan orang lain.
"Lalu apa yang kau lakukan?"
"Tidak ada. Aku sedih dan selama beberapa waktu, agak takut untuk menjalani hubungan. Tapi sekarang aku merasa, jika aku ingin menjalin hubungan dengan seseorang maka aku harus memperjelas hubungan kami"
Thew tiba-tiba mencondongkan wajahnya untuk menciul~m Sandee. Shock dan belum siap, Sandee refleks menjauh sebelum Thew sempat menyentuhnya. Mereka jadi canggung gara-gara itu.
Thew lalu mengantarkan Sandee pulang. Pacar yang baik, Thew berusaha menyemangati Sandee untuk presentasinya yang akan datang. Sandee lalu mengecek hapenya dan seketika itu pula dia murung kembali.
Dia mengaku kalau dia mengirim pesan untuk menyemangati Fahsai tapi pesannya tidak dibalas sampai sekarang. Tidak ingin lagi melihat Sandee cemas, Thew berjanji akan mencoba bicara dengan Fahsai nanti.
Sebelum pergi Thew membisiki Sandee pesan romantis yang membuatnya tercengang "Aku mencintaimu."
Kesal setiap kali melihat Sanrak, Ella akhirnya mengkonfrontasinya dan bertanya to the point apakah Sanrak punya perasaan pada Na dan apa pandangan Sanrak tentang Na. Dia bertanya seperti ini karena dia melihat mereka tampak seperti dua orang yang punya hubungan lebih daripada cuma sekedar kenalan.
"Aku tidak punya perasaan pada P'Na. Aku disini hanya bekerja dan melakukan tugasku"
"Baguslah. Kuharap kau benar-benar melakukan apa yang kau katakan, anak magang."
Sanrak juga penasaran, apa sebenarnya hubungan Ella dan Na. Ella heran untuk apa Sanrak ingin mengetahuinya, bukankah dia bilang kalau dia tidak punya perasaan apa-apa pada Na. Sanrak mengklaim kalau dia cuma penasaran saja.
Ella langsung menjawab dengan bisikan ketus "Itu bukan urusanmu. Kau tidak perlu tahu apa hubunganku dengan Na"
Na tiba-tiba muncul dan dengan sengaja mengajak Ella untuk pulang dan makan malam bersama, dia bahkan sengaja menggenggam tangan Ella dan cepat-cepat menarik Ella pergi dari sana. Tentu saja Ella senang.
Na membawa Ella ke sebuah bar. Na tampak jelas tidak mood dan terus minum-minum. Ella penasaran ingin tahu apa yang sedang Na pikirkan. Dengan sikap manja, dia menggenggam tangan Na dan berusaha membujuk Na untuk curhat padanya.
"Saat kita memiliki sebuah harapan, rasanya melelahkan, bukan? Tapi, tidak mungkin juga kita tidak punya harapan. Biasanya kita mengira hidup akan berjalan seperti ini atau seperti itu. Tapi pada akhirnya, saat hasilnya tidak seperti yang kita kira, satu-satunya hal yang kita inginkan hanyalah bergantung pada harapan itu, terus dan terus dan tidak ingin pindah ke yang lain. Kita tidak bisa menahan seseorang jika dia memang benar-benar ingin pergi"
Hmm... entah apakah Ella mengerti siapa yang Na maksud karena raut wajahnya tampak sangat senang. Dan dia berusaha meyakinkan Na bahwa dia tidak akan pernah meninggalkan Na dan akan selalu ada di sisi Na.
Sandee tengah melanjutkan tugas revisinya saat tiba-tiba saja mual-mualnya datang lagi. Kali ini kecemasannya semakin menjadi-jadi dan akhirnya dia pergi untuk membeli testpack. Saat pulang kembali, dia berusaha mengendap-endap agar tidak ketahuan Chacha.
Tapi Chacha tiba-tiba muncul di belakangnya dan langsung merampas testpack di tangannya.
Jelas saja Chacha langsung shock dan heboh "Apa maksudnya ini? Katakan! Apa kau hamil? Dengan siapa? Kapan kau hamil? Bagaimana bisa kau dihamili?"
Sandee cepat-cepat berbohong, mengatakan kalau itu testpack pesanan temannya. Temannya yang menyuruhnya untuk membeli testpack itu. Tapi Chacha terus heboh, karena semua temannya Sandee kan cowok, jadi bagaimana bisa mereka hamil.
Sandee terus bersikeras kalau testpack itu milik temannya tapi dia tidak mau sebut nama. Chacha tampaknya masih ragu tapi pada akhirnya dia tidak mempermasalahkannya lagi
Sebelum tidur, Sanrak mengingatkan First janji mereka. Besok pagi jam 7, First harus mengantarkannya ke Hua-Hin. First dengan gaya romantisnya meyakinkan Sanrak kalau dia tidak lupa.
Tapi keesokan harinya, bahkan sampai hampir jam 8, First masih juga belum datang-datang. Sanrak jadi gelisah. Apalagi Chacha dan Sandee terus menerus merecokinya untuk segera pergi karena jarak Hua-Hin yang cukup jauh dari Bangkok. Belum lagi dia sudah harus check-in jam 10, kalau tidak segera pergi maka dia pasti akan telat.
Cemas, Sanrak akhirnya memutuskan untuk keluar sekarang untuk mencari First. Setibanya didepan apartemennya First, dia melihat First sedang duduk di sebuah bangku sambil menelepon seseorang. Sengaja ingin mengejutkan First, dia tidak langsung menampakkan diri dan duduk sebentar membelakangi First.
Tapi saat dia hendak berbalik untuk mengejutkan First, dia malah melihat selingkuhannya First muncul. Sontak Sanrak langsung berbalik kembali sebelum dia ketahuan.
Dia mendengar si selingkuhan melabrak First karena First mau pergi bersama Sanrak dan memperingatkan First bahwa dia tidak akan membiarkan First pergi dengan Sanrak.
"Kenapa tidak? Dia pacarku"
"Lalu aku apamu?"
Dari pertengkaran mereka, Sanrak akhirnya mengetahui bahwa selama ini First sudah pernah beberapa kali liburan ke luar negeri bersama si selingkuhan.
First berusaha meminta pengertian si selingkuhan karena dia dan Sanrak cuma mau pergi ke Hua-Hin saja beberapa hari.
Si selingkuhan tidak mempermasalahkan masalah tempatnya, tapi janjinya First, karena First sudah janji duluan padanya untuk mengajaknya kencan weekend ini.
First berusaha memintanya untuk tenang dulu dan mendengarkan penjelasannya. Tapi si selingkuhan menolak mendengarkan apapun.
"Kalau kau tidak mau mendengarkan, maka tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi" ancam First.
Si selingkuhan menolak putus dan bersikeras menuntut First untuk putus dengan Sanrak. Dia tidak mengerti kenapa First selalu saja memaksakan dirinya untuk bersama Sanrak.
Perlahan, Sanrak bergeser menyembunyikan dirinya dibalik semak dan mendengarkan semua perdebatan mereka dan berusaha menahan tangisnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam