Sinopsis Kiss - The Series Episode 10 - 1

Sinopsis Kiss - The Series Episode 10 - 1


Na tampak cemas saat dia pergi mencari Sanrak ke tokonya Chacha. Dia makin cemas saat Chacha memberitahunya kalau Sanrak sudah keluar rumah sedari tadi.

Ternyata tadi dia menelepon pihak hotel untuk mengecek apakah Sanrak sudah sampai atau belum, dan ternyata pihak hotel bilang kalau Sanrak belum check-in. Dia juga sudah berusaha menelepon Sanrak tapi tidak diangkat.

"Lalu kemana dia?" Chacha bertanya-tanya cemas "Tadi pagi dia memang menunggu First tapi First tidak muncul-muncul. Lalu setelah itu dia keluar. Kurasa dia pergi mencari First"


Sanrak menyembunyikan dirinya sementara First masih terus berdebat dengan si selingkuhan yang terus bersikeras menuntut First untuk putus dengan Sanrak. First terus berusaha meminta pengertian si selingkuhan tapi si selingkuhan tetap tidak terima.


Dia sudah menuruti keinginan First, dia menyingkirkan harga dirinya sendiri demi menuruti First dan pergi menemui Sanrak waktu itu. Jadi apa lagi yang First inginkan darinya. Sekarang First sudah tidak lagi seperti dirinya yang dulu.

First bersikeras kalau dia tidak pernah berubah, buktinya dia masih pacaran dengannya kan sampai sekarang.

"Tapi aku bukan satu-satunya wanita yang kau pacari!"

"Kukira kita sudah melewati segalanya bersama-sama dan saling mengerti. Kalau kau masih bersikap bodoh seperti ini maka sebaiknya kita akhiri saja. Aku juga sudah lelah"


First lalu pergi menjemput Sanrak tapi baru sampai depan toko, dia berpapasan dengan Na yang baru keluar. Dia langsung menuntut, apa yang Na lakukan disini?

Na beralasan kalau dia cuma sedang membicarakan masalah kerjaan dengan Chacha. Setelah Na pergi, Chacha keluar dan memberitahunya kalau Sanrak sudah pergi mencari First.


Sanrak masih menyembunyikan dirinya bahkan setelah First pergi. Dia mendengar wanita itu menelepon seseorang dan curhat tentang First dan kebohongannya.

Bagaimana dia mengira kalau First akan putus dengan Sanrak tapi ternyata tidak. Dia bahkan mengatai Sanrak itu wanita bodoh.


Tidak tahan lagi, Sanrak akhirnya keluar dari persembunyiannya untuk mengkonfrontasi wanita itu tapi entah kenapa pada akhirnya dia tidak sanggup mengatakan apapun.

Melihat ekspresi marah dan sedih Sanrak, wanita itu langsung tersenyum senang dan menebak kalau Sanrak pasti sudah mendengarkan segalanya.

"Aku heran, bagaimana bisa kau masih saja pacaran dengan P'First. Apa mungkin kau tidak punya orang lain... atau tidak ada seorangpun yang menginginkanmu?"

Sanrak semakin sedih hingga dia tidak bisa berkata apa-apa untuk melawannya. Wanita itu tersenyum licik, mengira dia sudah menang.


Tapi yang tak disangkanya, tiba-tiba Na muncul disisi Sanrak dan merangkulnya seolah mengklaim Sanrak adalah miliknya lalu membawa Sanrak pergi. Diam-diam Na membisiki Sanrak untuk tidak menangis karena wanita itu masih melihat.


Setelah Na dan Sanrak pergi, First kembali dan bertanya pada si selingkuhan apakah dia melihat Sanrak. Tentu saja si selingkuhan masih marah padanya dan langsung pergi tanpa mengatakan apapun.


Sandee pergi mencari Thada ke toko tatonya. Setibanya disana, Thada ternyata sudah menyiapkan sarapan untuknya. Tapi saat Thada menghidangkan makanan itu di depan hidungnya, Sandee tiba-tiba mual dan langsung lari ke kamar mandi.

Mengira makanannya yang salah, Thada langsung mengendusi makanan itu. Tapi tidak ada yang aneh, Thada jadi bingung.


Tak lama kemudian, Sandee akhirnya keluar dari kamar mandi dan mendapati Thada tengah menungguinya didepan.

Thada cemas, apalagi dia memperhatikan belakangan ini Sandee sering mual-mual seperti ini. Sandee meyakinkannya kalau dia baik-baik saja, dia cuma stres dengan banyaknya tugas belakangan ini.

"Kau yakin?"

"Iya"


Sanrak menangis sepanjang perjalanan. Na bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi? Apa First melakukan sesuatu pada Sanrak? Tapi Sanrak masih terlalu sedih untuk menjawabnya.

"Lupakan saja dia untuk sementara waktu. Fokus saja pada pekerjaanmu dulu. Tentang perjalanan ke Hua-Hin, kau boleh menundanya. Kita bisa mempublish-nya untuk edisi selanjutnya"

"Tidak apa-apa. Aku bisa melakukannya"

"Kau yakin?"

Sanrak bersikeras kalau dia baik-baik saja padahal dia masih terus menangis. Na akhirnya menyerah dan menurutinya dan menawarkan diri untuk mengantarkan Sanrak ke Hua-Hin.

Na mengaku kalau sebenarnya dia ada janji kencan dengan Ella. Tapi sekarang dia memutuskan untuk membatalkannya dengan alasan pekerjaan harus didahulukan. Hmm... demi pekerjaan atau demi menemani Sanrak yah?


Mereka lalu melanjutkan tugas kelompok mereka. Tapi Thada masih cemas karena tidak percaya dengan ucapan Sandee.

Kesal, Sandee langsung membentaknya, bersikeras kalau dia baik-baik saja dan cuma stres saja. Dia bahkan mengancam agar mereka mengerjakan tugas mereka sendiri-sendiri saja kalau Thada masih terus mempermasalahkan hal ini.

"Baiklah-baiklah. Apa salah kalau aku cemas?"

June tiba tak lama kemudian dan langsung menatap mereka dengan curiga. Kesal karena June selalu datang terlambat, Sandee langsung mengomelinya panjang lebar bahkan menyuruhnya untuk mencari buku etiket dan memakannya mulai dari halaman pertama sampai halaman terakhir.

June berusaha membela diri tapi Sandee dan Thada saling bekerja sama mengomeli June lalu menyuruhnya untuk cepat-cepat bekerja. Mereka harus menyelesaikannya sebelum deadline.

Tapi June malah menanggapi keseriusan mereka dengan mengusulkan, bagaimana kalau mereka menghubungi Prof. Pang dan meminta pengunduran deadline.

"Mukamu tebal sekali yah? Bagaimana bisa kau meminta untuk itu?"

"Iya memang mukaku tebal. Tapi bukan cuma itu saja kualitasku. Aku juga tampan"


June benar-benar memberanikan diri menelepon Prof. Pang untuk minta pengunduran deadline. Sayangnya usahanya tidak berhasil, Prof. Pang malah memaki-makinya.


Thew sedang belajar saat tiba-tiba dia dapat pesan dari Fahsai. Dia memberitahu Thew kalau dia dan Thada sudah putus dan curiga jangan-jangan Sandee punya peran dalam putusnya hubungannya dengan Thada. Karena itulah dia meminta Thew untuk mengawasi Sandee.


Chacha gelisah teringat dengan testpacknya Sandee semalam. Dia langsung naik ke kamarnya Sandee dan memutuskan untuk mencari testpack itu karena jika dia menemukannya maka itu artinya Sandee berbohong. Dia lalu menggeledah barang-barangnya Sandee dan akhirnya menemukan testpack itu di kolong kasur.


Sandee dan Thada serius mengerjakan tugas mereka. Tapi June malah asyik sendiri mainan hape. Sandee lama-lama kesal melihatnya. Dia langsung merampas hapenya June dan memarahinya.


June tidak terima dimarahi, walaupun Sandee tidak mau gagal tapi nyatanya Sandee juga yang membuat mereka gagal waktu itu. Bahkan bisa dibilang Sandee dan Thada lah yang salah, karena mereka terus menerus bertengkar sampai membuat tugas mereka jadi kacau.

"Jujur saja deh, apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian berdua waktu itu?"

Tidak terima disalah-salahkan, Sandee balik menyalahkan June dan menuduhnya sangat pemalas hingga membuat tugas mereka gagal. Thada berusaha meredakan ketegangan diantara mereka.


Thanwa muncul saat itu juga dan sukses mengomeli mereka sampai mereka akhirnya melanjutkan pekerjaan mereka lagi. Thada heran dan cemas karena sepertinya belakangan ini mood Sandee sering berubah-ubah.


Di tengah jalan, Sanrak tiba-tiba ditelepon First tapi dia memutuskan untuk mengabaikannya. Na juga ditelepon Ella tapi dia langsung mematikannya.

Saat First terus menerus menelepon, Na mengangkatnya dan memberitahu First kalau Sanrak sedang bekerja dan tidak bisa diganggu lalu mematikan teleponnya.


Na meminta maaf pada Sanrak dan mengaku bahwa sebenarnya sudah tahu siapa sebenarnya First. Tapi dia memutuskan untuk tidak memberitahu Sanrak karena dia pikir itu urusan mereka berdua.


Walaupun Sanrak tidak selera makan, tapi Na membawa Sanrak ke sebuah cafe dan memaksa Sanrak untuk makan. Pengakuan Na tadi membuat Sanrak sedih lagi, menyadari ternyata hanya dia satu-satunya yang buta tentang First.

"Apa aku terlihat bodoh?"

"Kita tidak perlu menjadi pintar dalam segala hal. Lagipula, sekarang masalah itu sudah berlalu. Tidak ada gunanya terlalu memikirkan masalah ini. Yang perlu kau pikirkan saat ini adalah bekerja. Kau wanita dewasa, kau harus mulai belajar untuk memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan"

"Kau selalu saja membicarakan pekerjaan, apa karena kau tidak ingin aku memikirkan P'First terus?"

"Benar. Lalu, apakah berhasil?"

"Iya, lumayan. Sekarang aku mencemaskan pekerjaan. Aku juga jadi lapar"


Kelompoknya Sandee terburu-buru ke kampus karena sebentar lagi deadline. Pete dan Kao muncul tak lama kemudian dan memberitahu mereka kalau Prof. Pang sudah mau pergi.

Mereka bertiga langsung panik karena laporan mereka belum dibendel. Panik, June akhirnya mengusulkan agar Sandee membendel laporan mereka sementara dia dan Thada berusaha mencegah Prof. Pang pergi.


Mereka pun berpisah. Setibanya di kantor Prof. Pang, mereka tidak menemukan Prof. Pang di kantornya. Apakah Prof. Pang sudah pergi.

Tapi June melihat tasnya masih ada di meja. Ide licik tiba-tiba muncul dalam benaknya, yaitu menculik tasnya Prof. Pang. Tanpa tas, Prof. Pang tidak akan bisa pulang.


Tiba-tiba Pete yang bertugas berjaga di luar, melihat Prof. Pang datang. Semua orang langsung menunduk menyembunyikan diri mereka di sofa.

Syukurlah Prof. Pang sedang sibuk bicara di telepon sambil mengecek papan schedule jadi dia tidak menyadari kehadiran anak-anak itu.

Selesai bicara di telepon, Prof. Pang pun mau pergi. Tapi saat dia hendak mengambil tasnya, dia malah mendapati tasnya menghilang. Kemana tasnya?

"Seingatku aku meletakkannya di sini? Jangan-jangan ini... kerjaannya hantu? Hei, aku sudah gila apa? Mana ada hantu. Kalau ada, keluarlah sekarang!"


June langsung membuat suara melolong. Prof. Pang ketakutan dan bingung mencari suara lolongan hantu itu. June terus melolong-lolong sampai membuat Prof. Pang benar-benar ketakutan. Dia sudah hampir saja melarikan diri. 


Tapi tepat saat itu juga, Sandee muncul bersama Pete secara tiba-tiba sampai membuat Prof. Pang hampir jantungan.

Sandee menyerahkan laporan yang baru saja dibendelnya dan meminta maaf karena hampir telat, dia beralasan kalau dia lama karena antrian di toko tadi cukup panjang.


Setelah Prof. Pang pergi, ketiga cowok tadi akhirnya keluar dari persembunyian mereka. June mengembalikan tasnya Prof. Pang di meja dan mereka semua pun pergi.


Tak lama kemudian, Prof. Pang kembali lagi karena ingat kalau dia belum mencari tasnya dan langsung menjerit ketakutan saat tas itu tiba-tiba muncul kembali di mejanya.

Percaya kalau di kantornya ada hantu, Prof. Pang langsung memohon maaf pada si hantu lalu kabuuuuurrr.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments