Sinopsis Kiss - The Series Episode 10 - 2

Sinopsis Kiss - The Series Episode 10 - 2


Ella datang ke kantor dengan wajah kesal untuk mencari Na. Tentu saja kantor kosong karena waktu itu weekend. Dia mencoba lagi menghubungi Na tapi tidak dijawab. 

Curiga, dia mengecek schedulenya Sanrak dan langsung marah menyadari kalau Na pasti pergi ke Hua-Hin bersama Sanrak.


Setelah menyerahkan laporan pada dosen, timnya Sandee presentasi. June bahkan tampak sangat bersemangat saat mempresentasikan gaya nol dalam analisa struktur rangka batang... sebelum akhirnya dia tergagap gara-gara lupa.

Sandee cepat-cepat mengambil alih melanjutkan presentasinya. Tampaknya presentasi mereka berjalan lancar. Tapi tiba-tiba Prof. Pang menanyakan pertanyaan yang sulit Sandee jawab. Thada langsung mengambil alih dan menjawab pertanyaan Prof. Pang dengan lancar.


Prof. Pang puas dengan presentasi mereka dan kerja sama tim mereka yang cukup baik dan setelah membuat mereka bertiga tegang, Prof. Pang akhirnya menyatakan kalau mereka bertiga lulus dalam tugas ini. Sontak mereka bertiga langsung jejeritan senang.


Mereka lalu merayakannya dengan makan-makan bersama di toko tatonya Thada. Saat mereka bersulang, Sandee mendapati Thada menatapnya lekat-lekat. June melihat cara mereka saling menatap dan langsung curiga, pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan darinya.


Tidak ada yang menjawab tapi Thanwa tiba-tiba nyerocos "June, kau masih belum tahu yah?"

"Jangan bilang kalau kau juga tahu"

"Tentu saja, sini kuberitahu"


Semua orang panik memberi isyarat pada Thanwa untuk tidak mengatakan apapun pada June.

Tapi Thanwa terus bicara "Sandee dan Thada..." June tegang menanti kelanjutannya, semua orang semakin panik, Thanwa melanjutkan "... jiwa mereka tertukar"

June bingung "Sejak kapan itu terjadi?"

"Barusan"

"Barusan? Jiwa mereka tertukar barusan?"

"Tidak, aku bercanda barusan"


Makan-makan pun akhirnya berlanjut, tapi Thada tiba-tiba ditelepon May. Saat Thada memberitahunya kalau dia sedang makan-makan bersama teman-temannya, May langsung bertanya apakah Sandee juga ada di sana.

Entah apa yang May inginkan, karena begitu Thada mengiyakan pertanyaannya, tiba-tiba dia meminta Thada untuk menemuinya dengan mengajak Sandee juga setelah acara mereka selesai nanti. May beralasan kalau dia hanya ingin meminta maaf pada Sandee atas insiden waktu itu. Thada menyetujuinya.


Sesampainya di Hua-Hin, Sanrak tampak lebih ceria. Sementara Na, bukannya memotreti pemandangan pantai, malah sibuk sendiri memotreti Sanrak sampai membuat Sanrak protes, tidak mau difoto diam-diam.

"Kenapa? Foto candid itu cute. Lihat, kau kelihatan cute kan di foto ini" ujar Na sambil memperlihatkan hasil jepretannya.


Tiba-tiba Sanrak mengusulkan agar mereka mengambil foto-foto lucu, misalnya berpose ala-ala hero mengeluarkan kekuatan supernya. Na ragu melakukan itu tapi Sanrak terus membujuknya, lagipula tidak ada orang lewat dan Na tidak perlu mempertahankan image eksekutifnya terus selama dia di sini.

Na akhirnya setuju, tapi dengan syarat. Sanrak tidak boleh meng-share foto-foto ini pada siapapun atau di medsos manapun.


Puas berfoto-foto, Sanrak tampak semakin ceria dan senyumnya pun makin lebar. Na tentu saja senang melihatnya "Kenapa kau tidak tersenyum seperti ini lebih sering? Kau kelihatan sangat cute dengan senyum itu"

Malu, Sanrak langsung menghindar dengan alasan mengecek hasil fotonya.


Ella langsung pergi ke Hua-Hin dan baru tiba malam hari. Dia langsung menuju hotel yang dibooking Sanrak, lalu sambil marah-marah tak sabaran, memaksa resepsionis untuk memberitahunya nomor kamarnya Na. Dan dia semakin tak sabaran saat si resepsionis lambat melakukan perintahnya. 


Thada membawa Sandee menemui May. Dia tampak tidak sehat waktu mereka datang lalu dengan wajah memeles, dia meminta maaf pada Sandee atas kejadian waktu itu.

Dia bahkan menggenggam tangan Sandee dan memohon agar Sandee memaafkannya dan tidak marah padanya.

"Aku tidak marah kok, aku mengerti" ujar Sandee.


Tapi kemudian, May meminta Thada untuk mengambilkannya air. Dan setelah memastikan Thada turun, sikap May langsung berubah total.

Dia mendorong Sandee ke kasur lalu mencekiknya kuat-kuat, menuduh Sandee ingin merebut Thada darinya dan memperingatkan Sandee bahwa Thada adalah miliknya.

Sementara Thada di bawah mengambil air dengan santai dan lambat, Sandee sudah hampir sekarat di tangan May.


Tapi kemudian May melihat pintu hendak dibuka, sontak dia langsung menjauh dari Sandee. Thada masuk dan Sandee bangkit sambil terbatuk-batuk.

Dengan senyum manis dan wajah tak berdosa bak malaikat, May beralasan kalau Sandee tadi mengeluh pusing jadi dia menyuruh Sandee untuk berbaring dan Thada mempercayainya begitu saja.

Sandee menatap May dengan shock dan tak percaya, tapi dia tidak mengatakan apapun pada Thada lalu pamit pergi.


Sepertinya Ella tidak akan bisa menemukan Na dan Sanrak di hotel itu, karena Na ternyata membawa Sanrak ke hotel lain. Na berkata bahwa kamar yang Sanrak booking sudah diberikan pada orang lain gara-gara dia tidak check-in tepat waktu di sana, karena itulah dia membawa Sanrak untuk bermalam di hotel lain.


Sanrak merasa bersalah sekaligus berterima kasih pada Na atas semua bantuan Na seharian ini. Dia mengira kalau Na akan langsung pulang dan cemas karena Na akan berkendara malam-malam, tapi Na dengan santainya berkata kalau dia akan bermalam bersama Sanrak di sini.


Chacha hendak menutup toko saat First tiba-tiba menerobos masuk dan langsung menuntut Chacha untuk memberitahunya di hotel mana Sanrak bermalam sekarang.

Chacha bingung dan mengaku jujur kalau dia tidak tahu. Tapi First tidak percaya dan terus membombardir Chacha dengan berbagai pertanyaan dan tuduhan sambil terus menyudutkannya.

Dia menuduh Chacha berbohong padanya, dia menuduh Chacha tahu kalau Sanrak pergi bersama Na ke Hua-Hin. Parahnya lagi, dia bahkan menuduh Sanrak berselingkuh dengan Na dan Chacha mengetahui hal itu. Dia menuduh Chacha berkomplot dengan Sanrak dan Na untuk mempermainkannya.


Emosi dan tidak terima dengan semua tuduhan sepihak First, Chacha langsung balik membentak "Kalau orang sepertiku ingin merencanakan sesuatu maka rencana itu pasti akan kelihatan lebih nyata. Semua itu cuma ada didalam kepalamu"

First tidak percaya dan terus bersikeras dengan keyakinannya sendiri. Dia yakin kalau Chacha pasti sangat senang karena dia lebih menyukai Na dan lebih suka Sanrak berakhir bersama Na karena dia pikir kalau Na lebih tampan, lebih kaya dan lebih dalam segala hal darinya.


Kesal, Chacha langsung menonjoknya "Orang yang punya pikiran kotor sepertimu, tidak pantas mendapatkan seseorang seperti Sanrak! Keluar dari sini, SEKARANG!!!"


Thada mengantarkan Sandee pulang. Tapi dia jadi cemas karena Sandee diam terus sepanjang jalan. Dia langsung menghentikan Sandee untuk menanyakan keadaannya, tapi Sandee menjawabnya dengan bertanya balik "Berapa lama May sakit?"

"Sejak dia berumur sekitar 7-8 tahun" Thada bercerita bagaimana paman dan bibinya harus sering-sering pulang kerja untuk mengecek keadaan May. Sejak dia sakit, dia jadi jarang sekolah dan tidak punya teman. Karena itulah, dia berusaha sebaik mungkin untuk menjaga May.


Thada heran untuk apa Sandee menanyakan masalah ini. Sandee beralasan kalau dia cuma ingin tahu saja. Tiba-tiba Thada melihat leher Sandee merah. Sandee cepat-cepat menutupinya dan beralasan kalau itu cuma gigitan nyamuk lalu melanjutkan perjalanannya kembali.


Tak lama kemudian, mereka akhirnya sampai juga di rumahnya Sandee. Thada cemas karena seharian ini dia memperhatikan Sandee tampak stres.

"Pagi tadi, kau pusing dan mual-mual pada saat yang bersamaan, kan?... Apa kau hamil?"

Shock dan tidak terima dengan tuduhan Thada, Sandee langsung melayang tinjunya. Tapi Thada berhasil menangkap tangannya dengan sigap.

Thada tertawa dan berkata kalau dia cuma bercanda. Mereka tidak sadar kalau Thew sebenarnya sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.


Sanrak dan Na diantar ke kamar mereka. Na cuma menyewa satu kamar tapi cukup luas dan mewah dengan kolam renang dan berbagai fasilitas mewah lainnya. Yang jadi masalah, kasurnya cuma satu.

Takut Sanrak tak nyaman, Na menawari Sanrak untuk pindah hotel saja. Tapi Sanrak menyangkal dan bersikeras kalau dia tidak masalah dengan kamar ini.

Na akhirnya memberikan kasurnya untuk Sanrak sementara dia sendiri akan tidur di sofa.

Tapi Sanrak tidak bisa tidur malam itu. Saat dia bangun, dia tidak melihat Na di sofa. Na ternyata sedang duduk merenung di gazebo dekat kolam renang sambil menikmati wine.


Sanrak langsung beranjak bangkit dan duduk bersama Na. Sanrak mengaku kalau dia tidak bisa tidur karena memikirkan First. Na lalu menawarinya wine. Sanrak menolaknya dengan alasan dia sangat berisik saat mabuk...


Tapi beberapa saat kemudian, Sanrak lah yang paling antusias menenggak wine. Tak puas dengan gelas, dia langsung menyambar botolnya dan meminumnya langsung dari botol.


Tampaknya dia sudah mulai mabuk karena tiba-tiba saja dia nyerocos panjang lebar, mengkritiki kebodohannya sendiri.

"Aku sudah cukup lama tahu dia punya wanita lain tapi aku tidak melakukan apapun. Aku bodoh banget, kan? Dia menyakitiki sebesar ini tapi aku masih saja mencintainya. Aku ini sangat bodoh"


Cemas, Na langsung merebut botol wine itu dari tangan Sanrak. Sementara Sanrak masih terus nyerocos, tentang bagaimana selama ini dia harus selalu menuruti keinginan First, bagaimana selama ini dia harus mempercayai apa yang First percayai. Dan semua itu dilakukannya hanya karena dia tidak mau First mengira dia pacar yang bodoh.

"Aku selalu curiga kalau dia menipuku. Tapi aku memilih untuk mengabaikan itu. Setiap kali orang-orang memperingatkanku, aku mengabaikan mereka"

"Jangan menangisi pria brengs*k seperti dia. Masih banyak pria baik di luar sana"

Tiba-tiba Na membelai lembut Sanrak lalu menci~mnya.


Bersambung ke episode 11

Post a Comment

0 Comments