Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 22 - 1

 Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 22 - 1


Mo Mo dan Wei Yi begitu larut dalam tatapan mata mereka... saat tiba-tiba saja mereka tersadar dan langsung saling memalingkan muka lalu beranjak bangkit dengan canggung.

"Aku mau mandi dulu." Ujar Mo Mo.


Hah?! Wei Yi jadi salah paham. Wkwkwk! Malu, Mo Mo menjelaskan kalau dia mau mandi dulu biar bisa tidur nyenyak. Dia langsung keluar saat itu juga.


Mo Mo lalu mandi sambil mencuci kedua spreinya. Wei Yi heran melihatnya mencuci kedua spreinya, dia mau tidur di mana kalau begitu?

"Tidak masalah, aku bisa tidur di matras kok."

"Tidurlah di kamarku."

HAH?! Mo Mo kontan defensif menggunakan bak cucian itu untuk melindungi dirinya. Tapi Wei Yi menjelaskan kalau maksudnya tidak seperti itu, Mo Mo tidur di kamarnya, sedangkan dia yang tidur di matras.

Tapi Mo Mo tetap bersikeras menolak. Yah sudah kalau begitu, terserah Mo Mo saja deh. Tapi tiba-tiba ada masalah sama kupingnya Mo Mo.


Dia tengah mencoba membersihkan kupingnya pakai cotton bud... saat Wei Yi tiba-tiba saja muncul mengagetkannya dan kontan membuat Mo Mo tak sengaja mencolok kupingnya.

Cemas, Wei Yi langsung mengecek kupingnya Mo Mo. Tapi hal itu mendadak membuat Mo Mo jadi gugup. Wei Yi pun tiba-tiba teringat ucapan Niu Niu yang pernah membisikinya bahwa bagian paling sensitif-nya Mo Mo adalah kupingnya.

Maka kemudian, dia dengan sengaja meniup kupingnya Mo Mo yang justru membuat Mo Mo jadi kesal. Wei Yi lagi ngapain sih?!


"Cuma mengetes."

"Mengetes apaan?"

"Mengetes apakah gendang telingamu pecah atau tidak. Tidurlah di kamarku."

Mo Mo ngotot menolak, dia mau tidur di ruang tamu aja. Wei Yi jadi gregetan mendengar penolakannya, orang bilang kalau temperamennya Mo Mo itu baik, tapi kenapa Mo Mo selalu cari perkara dengannya?

Mo Mo jadi canggung mendengar pertanyaannya dan akhirnya dia mau juga tidur di kamarnya Wei Yi. Tapi dia tidak bisa tidur dengan tenang.

Bahkan saat dia keluar kamar, dia mendapati Wei Yi tidak bisa tidur juga gara-gara Wei Yi tidak bisa tidur di tempat yang bukan tempat tidurnya.

 

Mereka akhirnya berakhir berbaring bersama di ranjangnya Wei Yi, tapi situasi ini malah membuat mereka berdua jadi semakin gugup dan canggung pada satu sama lain. Wei Yi bahkan berniat mau keluar lagi saja. Tapi Mo Mo melarang, dia percaya kok pada Wei Yi.

Tapi Wei Yi malah berkata. "Jangan percaya padaku."

Mo Mo jadi ketakutan dan berniat mau keluar, tapi Wei Yi mengulurkan tangan menghalangi Mo Mo... tepat di bagian d~~anya (Pfft!). Mereka jadi tambah salting gara-gara itu.


Wei Yi akhirnya menutup mata dan Mo Mo kontan terpesona memandanginya. Tapi semenit kemudian dia tersadar dari lamunannya dan mendadak bertanya serius.

"Gu Wei Yi... apa kau sungguh-sungguh menyukaiku?"

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal ini?"

"Aku hanya ingin memastikan."


Mendengar itu, Wei Yi pun langsung mendekat untuk mengec~p kening Mo Mo, telinganya... sebelum kemudian berakhir di bibirnya. (OMO! Yang masih kecil tutup mata!)

 

Tak lama kemudian, baju-baju mereka sudah berserakan di lantai. (Hmm, Apakah mereka habis melakukan itu?) Tapi anehnya, mereka malah cuma berbaring dengan canggung.

"Tidak apa-apa. Kau kan selalu berkata bahwa teori dan praktek itu berbeda. Kita bahkan belum pernah mempelajari teorinya. Gurunya juga dulu merasa malu setiap kali harus mengajarkan hal itu di kelas psikologi. Jadi, wajarlah kalau kau tidak tahu bagaimana melakukannya untuk pertama kalinya." Ujar Mo Mo (Wkwkwk! Gagal begituan ternyata)

Wei Yi merasa tersinggung. "Bisakah kau berhenti bicara?!"

Tapi saat Mo Mo benar-benar diam, Wei Yi malah bingung kenapa Mo Mo diam dan akhirnya menyuruhnya bicara lagi. Bicara apa sajalah.

"Mau aku nyanyi?"

"Mending tidur aja."


Tapi tengah malam saat Mo Mo tidur, Wei Yi membawa laptopnya keluar untuk mencari informasi... tentang ogan reproduksi wanita. Wkwkwk!


Dia benar-benar mempelajarinya dengan serius, bahkan sampai Mo Mo bangun keesokan paginya. Heran dia, apa yang Wei Yia pelajari sepagi ini?

"Kelas terbuka Universitas Standford." Ujar Wei Yi sambil menunjukkan rekaman kuliah itu dan menjelaskan kalau dia sedang mempelajari ilmu se~~~~~~tas. Pfft!

"Kenapa kau mempelajari hal itu sepagi ini?"

Dan Wei Yi menjawabnya dengan menatap Mo Mo penuh arti yang kontan membuat Mo Mo jadi canggung teringat kejadian semalam. Malu, langsung berbalik pergi. Dia mau ke kantor.

"Kataya kau cuti hari ini?"

"Xu Jie Er tadi nge-chat dan menyuruhku untuk membatalkan cutiku. Dia bilang ada yang penting."

"Biar kuanterin."

"Nggak perlu. Lakukan saja pekerjaanmu."


Setibanya di kantor, Jie Er langsung menyeret Mo Mo ke tempat sepi untuk memberitahunya sebuah kabar baik sekaligus buruk, kompetisi design itu sudah mengumumkan daftar pemenangnya dan karya mereka berdua terpilih.

Masalahnya, nama mereka tidak tercantum dalam karya yang terpilih itu. Hah? Bukankarena mereka lupa mencantumkan nama mereka atau apa, melainkan karena karya itu terdaftar atas nama departemen ke-4 perusahaan ini... karena itulah mereka sama sekali tidak bisa mengubahnya.

"Maksudmu mereka melakukannya dengan sengaja?"

"Makanya aku memanggilmu agar kita memikirkannya bersama."

"Ayo kita bicara pada Nona Sha Sha."

"Ada nama Nona Sha Sha juga di sana, jadi buat apa bicara padanya?"

"Maksudmu..."

"Entahlah. Sebentar lagi akan ada rapat. Kurasa mereka akan membicarakan masalah ini. Kita dengarkan saja mereka dulu."

Mereka akhirnya kembali ke meja kerja masing-masing dan di sanalah Mo Mo melihat hasil karya mereka malah digunakan atas nama Sha Sha dan Li Na.


Wei Yi akhirnya selesai mempelajari kelas terbukanya dan tepat saat itu juga, Zhou Lei menelepon dan langsung nyerocos membahas jawaban-jawaban dari ujian kemarin.

Wei Yi sebenarnya tidak peduli, tapi tetap mendengarkan cerocosan Zhou Lei sampai-sampai dia tidak sadar kalau Mo Mo sebenarnya sedang berusaha meneleponnya. Tapi tentu saja tidak bisa tersambung gara-gara dia kelamaan ngobrol dengan Zhou Lei.

 

Dalam rapat tak lama kemudian, Sha Sha malah sama sekali tidak menjelaskan kenapa mereka tidak mencantumkan nama Mo Mo dan Jie Er. Dia cuma memuji kontribusi besar Mo Mo dan Jie Er dalam kompetisi ini lalu memutuskan untuk mengangkat mereka jadi pegawai tetap.

Mo Mo dan Jie Er jelas tidak bisa senang dengan situasi ini. Sepertinya mereka diangkat jadi pegawai tetap cuma supaya mereka tutup mulut tentang masalah ini.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments