Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 2 - 3

Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 2 - 3


Sementara itu di lab, Qiao Yi seorang diri berusaha mengulang kembali penelitiannya. Tapi karena sejak awal hanya Yan Mo yang bekerja, sekarang dia jadi bingung tak tahu apa yang harus lakukannya.


Yan Mo muncul di sana saat itu karena dia lagi piket dan penasaran sedang apa Qiao Yi di sini. Qiao Yi dengan penuh penyesalan berkata kalau dia berniat mau mengulang penelitiannya, soalnya kan tadi dia sudah merusak laporan lab-nya.

"Yan Mo... bisakah... bisakah kau membantuku sedikit? Kalau aku tidak bisa menyelesaikan laporannya, maka kau tidak akan punya apapun untuk dikumpulkan besok."

Yan Mo langsung sigap duduk di sampingnya dan berniat mengulang penelitiannya sendiri, tapi Qiao Yi bersikeras mau melakukannya sendiri. Bagaimanapun, ini adalah salahnya sendiri.

"Apa kau bisa melakukannya?" Yan Mo ragu.

Apalagi saat dia melihat buku-nya Qiao Yi, dia tidak melihat catatan apapun di sana. Qiao Yi dengan takut-takut mengaku kalau dia tidak mencatat apapun gara-gara Pak Guru ngomongnya cepet banget.


Maka Yan Mo langsung menyuruh Qiao Yi untuk menyiapkan berbagai bahan lalu dengan sabar mengajari dan memberi instruksi pada Qiao Yi tentang cara-cara melakukan penelitiannya sendiri selangkah demi selangkah.

Saat akhirnya mereka selesai tak lama kemudian, Qiao Yi menawarkan diri untuk membuatkan Yan o srapan besok sbagai ungkapan terima kasih, tapi Yan Mo menolak.

Tepat saat itu juga, Da Chuan muncul dan dengan nada penuh intimidasi berkata pada Yan Mo. "Apa kau tahu konsekuensi dari membuatku menunggu?"

Mengira Da Chuan mau malak duit mereka lagi, Qiao Yi diam-iam membisiki Yan Mo untuk lari bersamanya dalam hitungan ketiga. Tapi Yan Mo santai sja menyuruh Qiao Yi untuk menyelesaikan laporan lab itu di rumah nanti. Dia lalu pergi bersama Da Chuan yang jelas saja membuat Qiao Yi khawatir.


Malam harinya di rumah, Ibu dan Ayah keheranan melihat Qiao Yi masih rajin mengerjakan PR-nya. Tumben banget, apa jangan-jagan Qiao Yi sedang menulis surat permintaan maaf? Jangan-jangan dia bikin masalah lagi?

"Mungkin di lagi nulis surat permintaan maaf cadangan." Santai Guan Chao.

Ibu dan Ayah langsung kesal mendengar komentarnya dan langsung merebut buah yang mau Guan Chao makan. Tapi tidak masalah, masih ada satu keranjang penuh buah dan Guan Chao langsung menyita semuanya ke kamarnya.


Apakah Da Chuan membuli Yan Mo? Oh, ternyata tidak. Yang tidak disangka-sangka, kedua orang justru punya hubungan keluarga - paman dan keponakan (Pfft!). Da Chuan adalah adik sepupu ibunya Yan Mo.

Ibunya Yan Mo menelepon lagi malam itu. Ia bisa menduga kalau Yan Mo cuma di rumah, karena itulah ia mencoba membujuk Yan Mo untuk main keluar sesekali, jangan di rumah terus. Apa ada orang yang membuli Yan Mo di sekolah?


Mendengar itu, Da Chuan langsung merebut teleponnya dan meyakinan kakak sepupunya itu untuk tidak khawatir. Ada dia di sekolah, jadi tidak akan ada seorang pun yang berani membuli Yan Mo. Dia pasti akan menjaga Yan Mo dengan baik kok, dia kan pamannya Yan Mo. (Pfft! Paman apaan sukanya minta duit ke keponakan)

Yan Mo sontak meliriknya dengan sinis. Apalagi begitu dia menutup teleponnya, Da Chuan lagi-lagi minta uang ke Yan Mo. Uang yang kemarin Yan Mo kasih ke dia sudah habis soalnya.

"Aku tidur di sini malam ini." Ujar Da Chuan.

"Tidak ada kamar untukmu."

"Aku bisa tidur di sini (sofa)."

"Itu tempat tidurnya Lao Ye (anjingnya)."


Di sekolah keesokan harinya, Qiao Yi tanya apakah kemarin Da Chuan memalak duitnya Yan Mo? Tapi alih-alih menjelaskan, Yan Mo dengan cepat mengalihkan topik meminta Qiao Yi menyerahkan laporan labnya lalu pergi ke ruang guru untuk menyerahkan laporan lab itu ke Pak Guru.

Pak Guru langsung memuji laporan lab-nya itu, pekerjaan rumahnya Yan Mo memang selalu bagus.

"Kalau begitu, kenapa saya cuma dapat nilai 70 dalam laporan sebelumnya?" Heran Yan Mo.

Pak Guru menjelaskan bahwa sekarang ada perubahan dalam sistem nilai. PR cuma dinilai sampai 70 persen, sisa 30 persen-nya dinilai dari absen. Ah, Yan Mo mengerti. Jadi dia dapat nilai 70 itu sebenarnya nilai sempurna.

"Zhao Qiao Yi, kau bodoh." Gumam Yan Mo saat mengingat betapa bahagianya Qiao Yi waktu tahu nilai PR-nya waktu itu 60 poin.

Tapi gumamannya itu membuat Pak Guru jadi mengira kalau Yan Mo lagi marah sama Qiao Yi. Jangan marah sama dia, Qiao Yi sendiri yang meminta untuk melakukan penelitian ulang karena Qiao Yi tidak ingin membuat Yan Mo dalam masalah.

"Dia meminta untuk mengulang?"

"Kudengar dia pulang terlambat kemarin?"


Tapi saat dia kembali ke kelas, dia malah melihat teman-teman sekelas mereka sedang menginterogasi Qiao Yi an bertanya-tanya bagaimana caranya Qiao Yi menyelesaikan laporan lab-nya.

Qiao Yi jujur mengakui kalau dia melakukan segalanya sendiri, tapi malah tak ada seorang pun yang percaya. Miao Miao malah yakin banget kalau Qiao Yi menjiplak pekerjaannya Yan Mo.

Bahkan yang lain langsung menatapnya penuh arti seolah menunggunya untuk mengakui kecurangannya. Qiao Yi jadi gugup mendapat semua tatapan itu.

"Bahkan sekalipun mereka belajar semalam suntuk, anak pintar biasanya akan bilang ke teman-temannya kalau mereka tidur jam 8 (biar mereka dikira pintar tanpa capek-capek belajar gitu). Tapi sebenarnya, anak-anak bodoh juga takut kalau orang lain sampai tahu kalau mereka juga belajar dengan keras." Narasi Qiao Yi

Itu karena biasanya orang-orang selalu meremehkan mereka dan usaha yang mereka lakukan. Makanya anak-anak bodoh takut untuk mengakui kalau mereka juga belajar dengan keras.

"Orang bodoh juga punya cara mereka sendiri untuk berjuang. Mereka cuma bersikap seolah mereka tidak peduli."


Karena ketakutannya itulah, Qiao Yi akhirnya berbohong kalau dia menjiplak punyanya Yan Mo. Tapi kemudian, Yan Mo dengan manisnya membela Qiao Yi dengan cara menyuruh Qiao Yi untuk menandatangani laporan lab-nya, soalnya kan Qiao Yi yang melakukan semua penelitiannya termasuk mengerjakan laporannya, jadi Qiao Yi lah ketua tim mereka.

Miao Miao malah dengan liciknya berusaha menghasut Yan Mo untuk tidak lagi satu tim dengan Qiao Yi sambil menuduh Qiao Yi menjiplak pekerjaannya Yan Mo, dia bahkan menuduh Qiao Yi itu cuma akan jadi bebannya Yan Mo saja. Parahnya lagi, dia lalu berusaha merayu Yan Mo untuk satu tim dengannya saja.

Yan Mo cuma menatapnya dengan datar lalu mengetuk mejanya Qiao Yi dan tanya serius. "Dia siapa?" (Wkwkwk!)

"Namanya Yu Miao Miao, dia teman sekelas kita." Bisik Qiao Yi.

Yan Mo langsung cuek lalu pergi lagi untuk menyerahkan laporan lab mereka ke Pak Guru. Miao Miao kesal dan Qiao Yi diam-diam senang dengan situasi ini.

 

Siang harinya, Qiao Yi menemukan sebuah kertas di dalam laci mejanya. Dan dalam lipatan kertas itu ada beberapa lembar uang dan pesan ucapan terima kasih dari Da Chuan.

Aww, ternyata dibalik penampilan premannya, Da Chuan sebenarnya baik hati dan benar-benar memenuhi janjinya untuk mengembalikan uangnya Qiao Yi.

"Beberapa prasangka berubah saat kau mulai mengerti. Tapi beberapa juga tidak. Orang-orang salah paham pada kita dan kita salah paham pada orang lain." Ujar Qiao Yi dalam narasinya.


Walaupun Da Chuan tampaknya ditakuti banyak orang, nyatanya saat dia dalam perjalanan pulang naik bis, dia justru membawa seekor anak kucing yang dia belai-belai dengan sayang.

"Orang yang kelihatan kejam, sebenarnya baik hati."


Pada saat yang bersamaan, Guan Chao terburu-buru lari ke warnet karena lagi-lagi dia ada kerjaan menyervis komputer.

"Orang yang pintar sebenarnya sangatlah pekerja keras."


Di rumahnya, Yan Mo seorang diri memakan sandwich-nya sambil menggodai Lao Ye.

"Orang yang kelihatan dingin sebenarnya punya sisi baik juga."


Di kamarnya malam itu, Qiao Yi dengan bangga menyimpan laporan lab terbarunya yang kali ini mendapat nilai 70 di dalam laci, jauha berbeda dari nilai-nilainya yang sebelumnya.

"Bahkan orang yang sangat bodoh juga ingin bekerja keras. Apa yang kau lihat, belum tentu benar. Kebenaran hanya bisa dibuktikan oleh waktu."



Hari itu, Da Chuan lagi-lagi menginap di rumahnya Yan Mo dan tidur di sofa tanpa bantal dan selimut yang jelas membuatnya kedinginan. Tapi kemudian Yan Mo muncul dengan membawa selimut.

Da Chuan langsung bangkit antusias mengira Yan Mo memberikan selimut itu untuknya. Tapi Yan Mo malah memberikan selimut itu ke anjingnya lalu masuk kembali ke kamarnya dengan cuek. Ha!

Da Chuan jelas kecewa dan sakit hati. Dia langsung kesal merebut selimut itu untuk dia pakai sendiri. Tapi beberapa lama kemudian, dia mendadak berubah pikiran. Mungkin kasihan melihat anjing tua itu tampak merana, dia akhirnya mengembalikan selimut itu ke Lao Ye. Hehe.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments