Sinopsis Once Upon a Time... In My Heart Episode 2 - 2

Sinopsis Once Upon a Time... In My Heart Episode 2 - 2

Mereka sama-sama diam sepanjang jalan ke kota. Daniel bahkan tidak mau meliriknya. Fah jadi semakin sedih mengenang kembali kebersamaan mereka yang singkat.


Di tempat lain, Chen Ming tengah menggambar ayah dan kakaknya yang digantung saat Tian Kong datang melapor bahwa Chen Biao dan temannya Fah sekarang dalam perjalanan ke pelabuhan.


Sesampainya di kota, Daniel menggenggam tangan Fah dan membawanya ke pelabuhan dimana Chen Biao dan yang lain sudah menunggu mereka. Chen Biao benar-benar tercengang melihat kemiripan Fah dengan Botan. Fah lebih tercengang lagi melihat para anak buahnya Daniel. Siapa Daniel sebenarnya?

"Sudah saatnya kau pergi sekarang. Orang-orangku akan mengantarkanmu ke sana. Kakakmu sudah menunggu."

Tapi Fah terus menatapnya dengan sedih seolah tak rela berpisah dengannya. Tapi tepat saat itu juga, mobilnya geng White Tiger muncul di sana.Chen Biao sontak melempar pistol ke Daniel.

"Kau harus pergi sekarang!"

"Kau akan selamat, kan?"

"Aku akan selamat. Pergilah." Tapi Fah malah diam saja. Daniel sontak membentaknya untuk segera pergi saking cemasnya.


Chen Ming melihat Fah dan sontak kedua geng itu langsung saling melepaskan tembakan pada satu sama lain. Fah dengan berat hati berbalik untuk pergi... saat tiba-tiba Daniel menggenggam erat tangannya lalu menc~~mnya.

Begitu melepaskan diri dari Fah, dia langsung menembaki geng White Tiger dengan ganas dan anak buahnya Daniel buru-buru menyeret Fah pergi.


2 bulan kemudian di Thailand...

Fah bangun pagi seperti biasanya dan bersiap berangkat kerja sembari bercerita.

"Pada akhirnya, kisah kami harus berakkhir. Apa yang kami lihat, siapa kami, apakah ini akan menjadi terang atau gelap itu tergantung bagaimana kita melihatnya."

"Insiden itu mengajarkannya bahwa mata dan hati kita adalah milik kita sendiri. Once upon a time in my heart adalah kisah cinta, perjuangan, dan petualangan seorang wanita Thailand dan geng mafia Hong Kong."

Ah! Ternyata dia menuliskan kisahnya bersama Daniel itu menjadi kisah fiksi romance. Kontan semua orang di kantor langsung memberikan tepuk tangan meriah saat Fah mempresentasikan cerita itu. Tapi dia tidak bilang kalau itu kisah nyatanya sendiri.


Fai yang paling antusias. Dia yakin bahwa jika novelnya Fah ini di cetak di majalah mereka, pasti akan banyak disukai. Nuch langsung ikutan mendukung dan meminta bos mereka, Ramet, untuk mengizinkan Fah menuliskan cerita ini di majalah mereka.

Tapi Ramet tak setuju dan langsung mengingatkan mereka tentang sejarah majalah ini yang dulu didirikan oleh neneknya. Majalah ini adalah dari rakyat Thailand untuk rakyat Thailand dan demi masa depan Thailand.

Jadi, segala sesuatu yang dibahas di majalah ini haruslah sesuatu yang berharga. Kalaupun mereka mau membahas novel, ceritanya harus non-fiksi dan bukannya cerita fantasi kayak gini. THE END!


Fai tak menyerah begitu saja dan terus berusaha membujuk Ramet untuk melakukan inovasi baru. Jangan terkungkung dalam masa lalu dan tidak mempedulikan perubahan dunia. Kalau seperti itu caranya, maka mereka tidak akan bisa bersaing dengan yang lain pada akhirnya majalah ini mungkin akan ditutup.

Tapi Ramet ngotot mau tetap mempertahankan tradisi majalah yang diwariskan padanya ini. Pokoknya kalau Fah ingin mem-publish kisah buat dicetak di majalah mereka, maka itu harus berdasarkan kisah nyata.

"Kalau begitu, ceritanya Fah bisa di-publish karena dia menulis berdasarkan kisah nyata."

Semua orang kaget, wanita Thailand dalam cerita itu Fah sendiri? Terus dia ketemu saja ketua geng mafia dan jatuh cinta gitu?

"Kalau memang iya, apakah P'Ramet kan mengizinkan novelnya Fah di-publis di majalah?"

"Jika itu sesuai aturan majalah kita, yah tidak masalah."


Maka Fai langsung mendesak Fah untuk mengakui kebenaran tentang kisah novelnya itu. Katakan pada mereka tentang apa yang terjadi selama di Jepang biar semua orang tahu kalau Fah nggak cuma mimpi.

Sontak semua mata berpaling menatap Fah dan menunggu jawabannya. Tapi Fah ragu mengakui kebenarannya dan akhirnya memutuskan untuk berbohong, mengklaim kalau kisah itu cuma imajinasinya saja. Nudee dan Jane, kedua senior yang rese itu sontak ngakak sambil nyinyir.


Fai jadi ngambek sekarang. Fah sampai tak enak padanya, maaf, dia sungguh tidak bermaksud berbohong.

Masalahnya, kalau semua orang tahu dia menginap beberapa malam bersama seorang pria asing, dia yakin tidak akan ada seorangpun yang percaya kalau dia tidak punya hubungan apapun dengan pria itu. Dan yang paling penting, dia takut kalau ayah dan ibunya sampai tahu, bagaimana perasaan mereka.

Nuch merasa ucapan Fah itu ada benarnya sih. Nudee dan Jane tuh kan suka menggosip. Contohnya saja waktu Fah dicampakkan Itt, dua cewek rese itu heboh banget menyebarkannya kemana-mana.

"Kalau sampai kedua mulut ember itu tahu tentang Fah dan Tuan Raksasa, seluruh kantor kita ini pasti akan mendengar kisah cinta di tengah hutan itu dari mereka."

Bener juga sih, Fai tidak mikir sampai sejauh itu. Dia cuma berpikir bahwa jika kisah ini dicetak, mungkin Daniel akan membacanya lalu dia akan kembali untuk mencari Fah. Biar dia tahu berapa rindunya Fah padanya.


"Aku tidak merindukannya seperti yang kau kira."

"Masa? Terus setiap kali kau melamun mendengarkan lagu cinta, apa yang kau paikirkan?"

"Serius nanya, apa dia tampan?" Tanya Nuch.

"Dia pasti tampan lah. Jika tidak, mana mungkin dia bisa membuat Fah melupakan Dr. Itt semudah itu?"

"Itu tidak ada hubungannya."

Fai tak percaya. Yah, dia yakin bahwa Fah dan Daniel tidak punya hubungan apa-apa. Tapi malam itu di hutan, saat dedaunan mengering, pasti romantis banget dan terjadi sesuatu. Katakan sekarang juga! Please! Please! Please! Ayolah, katakan!


"Kami cuma tidur sambil berpelukan."

Fai dan Nuch sontak menjerit heboh mendengarnya. Terus, terus, gimana selanjutnya?

"Dia menyuruhku untuk kuat apapun yang terjadi. Dia ingin aku menjadi Fah yang ceria seperti sebelumnya."

Fai dan Nuch jadi tambah heboh mendengarnya. "Romantis banget~~~"

Fah menolak membicarakan masalah ini lebih jauh dan langsung beranjak bangkit. Yah, dia akui kalau dia memang ingin bertemu lagi dengan Daniel. Tapi... bukan karena dia merindukan Daniel. Dia cuma ingin mengembalikan barangnya Daniel yang ada sama dia.


Dan barang yang dimaksudnya itu bukan cuma jasnya daniel, tapi juga kalungnya Daniel yang waktu itu kebetulan Daniel simpan di saku jasnya setelah Fah tak sengaja membuat kalung itu copot.

"Tuan Raksasa, di mana kau sekarang? Aku menunggu untuk mengembalikan kalung ini padamu."

Itu memang alasan Fah ingin bertemu Daniel lagi, tapi nada suaranya jelas menunjukkan kalau dia merindukan Daniel.


Hong Kong...

Seorang wanita yang seluruh punggungnya bertato, tengah berusaha menggoda Daniel dan teranag-terangan mengaku kalau dia ingin menjadi ceweknya Daniel.

"Kau yakin? Kau sungguh ingin menjadi seperti apa yang kau bilang?"

"Di dunia ini, siapa yang tidak ingin menjadi wanitamu?"

Daniel langsung mendekat seolah hendak menci~mnya dan membelai nakal pa~a wanita itu... hingga dia mengeluarkan sebuah pistol yang tersembunyi di sana.

"Katakan apa maumu?" Tuntut Daniel.

 

Seketika itu pula wanita itu berhenti berakting lalu berusaha menyerang Daniel. Dia bahkan dengan cepat berhasil melucuti pistol yang berada di tangan Daniel.

Daniel dengan cepat mengunggulinya lalu memelintirnya dan menuntut siapa yang mengirimnya. Tapi wanita itu kuat banget, dengan cepat dia melepaskan diri, menyerang Daniel dengan ganas lalu bergegas melarikan diri.
Tapi dia tidak sadar ada seseorang yang mengincarnya dari kejauhan dan langsung menembaknya tanpa ampun. (Orang misterius itu tampak memakai cincin tengkorak)


Dari hasil penyelidikannya, Chen Biao melapor bahwa wanita itu adalah seorang penyanyi di sebuah club milik geng White Tiger. Tapi dia sudah lama berhenti menyanyi dan menjadi kekasihnya Chen Xiao Yao (Kakaknya Chen Ming yang sekarang jadi gila). Mungkin aksinya tadi untuk membalaskan dendam kekasihnya.

Mendengar itu, Ayahnya Daniel langsung memerintahkan Daniel untuk segera mengurus geng White Tiger itu. Bukankah buku hitam geng itu ada di tangan Daniel, lalu apa lagi yang dia tunggu?

Tapi Daniel menolak, buku itu hanya akan dia gunakan sebagai tahuran. Dia tidak mau memanfaatkannya untuk menghancurkan siapapun.

"Tapi kau sudah bertaruh dengan mereka cukup lama. Mereka menantang kita, mengirim orang untuak membunuh kita. Kalau kau tidak melakukan apapun, orang-orang akan berkata kalau kau tidak pantas menjadi pimpinan geng Golden Dragon." Ujar Ayah.


Tanpa Daniel ketahui, Ayah sebenarnya diam-diam membayar orang untuk mengawasi dan melindungi Daniel. Ia bahkan memerintahkan orang itu untuk membunuh siapapun yang mengancam nyawa putranya. Dan orang misterius yang Ayah perintahkan itu adalah orang yang memakai cincin tengkorak tadi.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam