Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 5 - 2
Ibunya Yan Mo menelepon dan mengomeli Yan Mo untuk mengajak Lao Ye keluar jalan-jalan. Ternyata sebentar lagi Yan Mo ultah, tapi Ibu mengaku tidak bisa pulang soalnya ada penarinya yang terluka, jadi Ibu harus menggantikannya.
Jadi Yan Mo harus merayakan ultahnya sendiri lagi nanti. Ibu benar-benar menyesal, tapi Ibu punya beberapa tiket bioskop untuknya biar Yan Mo bisa nonton bersama teman-temannya.
Yan Mo jelas kecewa. Tapi dia sudah terbiasa dengan situasi ini hingga dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Begitu menutup teleponnya, Yan Mo langsung membelai Lao Ye dengan sedih, teringat kembali saat pertama kalinya Lao Ye datang ke rumah ini.
Flashback.
Waktu dia masih kecil, ibunya menghadiahinya Lao Ye yang saat itu masih seekor puppy agar Yan Mo punya teman untuk menemaninya selama dia sendirian di rumah. Bahkan saat itu juga, Ibu langsung pergi setelah menyerahkan Lao Ye pada Yan Mo.
Flashback end.
Keesokan harinya di sekolah, Yan Mo sudah punya dua tiket nonton bioskop pemberian ibunya itu dan berniat mau mengajak Wu Yi nonton bersamanya. Tapi dia terlalu ragu dan gugup hingga dia tak tahu apa yang harus dia lakukan.
Parahnya lagi, Da Chuan tiba-tiba melihat tiket itu dan langsung merebutnya. Dia bisa menduga kalau ini dari ibunya Yan Mo dan karena dia yakin kalau Yan Mo nggak nonton bioskop, dia santai aja merebut tiket itu lalu mengajak Qiao Yi nonton bersamanya, filmnya Jay Chou loh ini.
Terang saja Qiao Yi langsung setuju. Yan Mo kontan mempelototinya dengan kesal. Tapi baik Da Chuan maupun Qiao Yi nggak nyambung dengan maksud tatapan matanya itu, apa Yan Mo lagi sakit?
Tapi pada akhirnya, Yan Mo memutuskan untuk diam saja dan dan pura-pura cuek... padahal diam-diam dia hampir mewek. Wkwkwk! Kasihan banget Yan Mo.
Dia jadi ngambek gara-gara itu. Bahkan saat Qiao Yi minta pinjam catatan matematikanya, Yan Mo menolak. Qiao Yi tidak mengerti, bukankah kemarin Yan Mo meminjaminya?
"Kemarin tidak masalah, tapi tidak hari ini." Ujar Yan Mo sambil menampilkan errr... senyum manis?
Qiao Yi bercerita bahwa Yan Mo biasanya cuma punya dua ekspresi untuknya. Yang pertama ekspresi datar dan yang kedua tatapan sinis. Tapi... kalau Yan Mo lagi senyum manis padanya, itu artinya Qiao Yi sedang berada dalam masalah besar.
Senyum manisnya yang aneh itu kontan membuat Qiao Yi ketakutan padanya. Dia tidak mengerti, apa dia membuat Yan Mo marah? Yan Mo dingin menyangkal.
Da Chuan langsung antusias mengajak Qiao Yi berangkat sambil berpesan pada Yan Mo untuk tidak menunggunya makan malam nanti. Jelas saja ucapannya itu membuat Yan Mo langsung melotot padanya.
Da Chuan bingung kenapa Yan Mo menatapnya begitu, filmnya kan baru akan selesai sekitar jam makan malam. Yan Mo nggak setuju dan tiba-tiba saja membuat aturan baru tentang jam malam, Da Chuan harus pulang sebelum jam 7 malam.
"Jam malam? Sejak kapan ada jam malam? Kenapa aku tidak tahu?"
"Sudah lama."
Tidak masalah. Kalau terlambat, Da Chuan akan pulang ke rumahnya sendiri saja. Dia lalu buru-buru mengajak Qiao Yi pergi sekarang biar tidak terlambat. Tak lama setelah Qiao Yi pergi, Wu Yi baru bangun dan langsung bergegas pergi juga. Sedangkan Yan Mo cuma bisa diam menahan kesal.
Filmnya sudah dimulai saat mereka tiba di bioskop. Tapi Da Chuan tidak bisa tenang menikmati filmnya gara-gara orang di belakang malah kurang ajar menaikkan kakinya ke sandaran kursinya.
Parahnya lagi, tuh orang kemudian bicara di telepon dengan suara keras. Da Chuan lama-lama jadi emosi dan langsung menoleh ke belakang untuk melabrak orang itu dan saat itulah mereka kaget melihat Wu Yi duduk di sebelahnya Da Xiong.
"Katanya kau pergi ke rumah nenekmu?" Heran Qiao Yi.
"Kau buta, yah?" Sinis Da Xiong sambil merangkul Wu Yi untuk memperjelas hubungan mereka.
Da Chuan emosi, "siapa yang kau bilang buta?"
"Kau!"
Habis sudah kesabaran Da Chuan! Dia langsung menyerang Da Xiong dengan ganas... hingga kemudian, mereka berdua berakhir di kantor polisi dan diinterogasi sama ayahnya Qiao Yi.
Tapi Da Chuan sengaja tidak mau ngasih tahu identitas dirinya, malah mengarang-ngarang nama dan sekolah lain. Ayah jelas kesal mendengar jawabannya dan langsung memutuskan untuk menahan kedua anak itu selama 15 hari. Da Chuan kontan panik dan langsung berusaha menawarkan jaminan biar dia bebas.
"Kau pikir ini tempat apaan? Tempat di mana kau bisa keluar-masuk seenak hatimu? Kau pikir polsek ini punya bapakmu?!"
Tepat saat itu juga, Kepala Polisi muncul dan Da Chuan dengan takut-takut menyapanya... "Ayah."
What?! Dia anaknya Kepala Polisi? Semua orang kaget. Kepala Polisi merasa tak enak pada Ayah karena sudah merepotkannya dan langsung kesal menabok putranya itu.
Qiao Yi dan Wu Yi menunggu di luar dengan gelisah. Wu Yi ingin bicara, tapi Qiao Yi masih sakit hati sama dia dan menolak bicara dengannya.
Tapi kemudian mereka melihat Da Chuan di dorong-dorong dengan kasar sama Kepala Polisi dan dipaksa masuk mobil. Kedua gadis itu sontak cemas, mengira Da Chuan mau dikirim ke penjara.
Ayah keluar saat itu, kedua gadis itu langsung menanyakan nasib kedua pria dengan cemas. Ayah awalnya sengaja menggoda mereka dengan mengklaim bahwa kedua pria itu melakukan kejahatan serius, bahkan Da Xiong harus ditahan selama sebulan.
Tapi melihat wajah mereka yang tampak benar-benar cemas, Ayah akhirnya meyakinkan mereka untuk tidak khawatir. Mereka baik-baik saja kok. Da Xiong juga akan dibebaskan setelah dia menulis laporan nanti. Mereka berdua pulang saja. Tapi Qiao Yi tidak mau pulang sama Wu Yi dan langsung pergi duluan.
Pada akhirnya Da Chuan tetap pulang ke rumahnya Yan Mo. Dia masuk rumah dengan takut-takut tapi malah mendapati Yan Mo ternyata masih menunggunya dengan wajah seram menakutkan bak orang tua yang kesal karena menunggu anaknya pulang sampai larut malam. Da Chuan benar-benar harus menguatkan hati sebelum kemudian memberanikan diri menyapanya.
"Jam berapa sekarang?"
"Jam sepuluh."
"Keluar! Rumah ini punya aturan jam malam."
Da Chuan menolak menyerah dan langsung berusaha sok manis dengan menuangkan air untuk Yan Mo. Yan Mo penasaran, apa saja yang Da Chuan lakukan bersama Qiao Yi sampai dia pulang selarut ini?
Da Chuan mengaku kalau tadi dia berantem sama Da Xiong yang ternyata pacaran sama Wu Yi. Yan Mo kaget, sejak kapan Wu Yi pacaran sama Da Xiong?
"Dia menyembunyikannya. Bahkan Qiao Yi saja tidak mengetahuinya."
"Apa dia baik-baik saja?"
Yang dia maksud Qiao Yi, tapi Da Chuan nyambungnya malah ke Da Xiong dan mengklaim kalau Da Xiong tadi nangis-nangis. Tuh preman bahkan tidak kuat dipukuli.
"Yang kutanyakan Zhao Qiao Yi."
"Qiao Yi? Dia lagi bad mood."
Yan Mo langsung gelisah mendengarnya. Tapi melihat Yan Mo sudah tidak mempermasalahkan dirinya lagi, Da Chuan langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk pamit tidur.
Dan Yan Mo benar-benar sudah tidak mempedulikannya lagi saking cemasnya memikirkan Qiao Yi. Tiba-tiba dia kepikiran mengajak Lao Ye jalan-jalan, padahal aslinya itu cuma alasan biar dia bisa ke rumahnya Qiao Yi.
Qiao Yi sedang bete memikirkan masalah ini. Tapi saat dia mengalihkan pandangannya keluar jendela, dia malah melihat Yan Mo ada di luar. Qiao Yi langsung keluar menemuinya. Ngapain Yan Mo kemari? Mencarinya?
Yan Mo menyangkal, dia cuma mengajak Lao Ye jalan-jalan. Tapi kemudian dia berkata. "Berkonflik dengan teman itu memang tidak bisa dihindari. Jangan dimasukkan ke hati." Yan Mo langsung kabur setelah mengucap nasehat itu.
Keesokan harinya, Guru Gao mengumumkan bahwa besok akan ada inspeksi. Mereka semua disuruh pakai seragam biru. Belum selesai bicara, Qiao Yi tiba-tiba datang. Jelas saja Guru Gao langsung kesal mengomelinya, kenapa Wu Yi sering sekali terlambat? Wu Yi sedih. apalagi saat dia melihat Qiao Yi tidak meliriknya sedikitpun.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam