Sinopsis Le Coup de Foudre Episode 3 - 2
Dan ide bagusnya Da Chuan itu adalah mendatangi rumah Yan Mo lalu menyandera Lao Ye dan menggunakannya untuk mengancam Yan Mo agar dia mau mengajari mereka. Da Chuan bahkan mengancam akan memasak Lao Ye kalau Yan Mo menolak.
Tapi Yan Mo tak gentar sedikitpun dan ngotot menolak, malah mengancam balik. Kalau mereka sampai memasak Lao Ye, maka dia akan melakukan hal yang sama terhadap mereka. Pfft! Ancamannya benar-benar terdengar serius, ditambah lagi dengan wajahnya yang sangat dingin sampai membuat Qiao Yi dan Da Chuan ketakutan.
Qiao Yi akhirnya nyerah deh, lepasin tuh anjing. Dia bahkan meminta maaf dengan sopan pada Lao Ye karena sudah menakut-nakutinya. Da Chuan akhirnya menurutinya dan melepaskan anjing itu.
Tapi yang tak disangka-sangka, saat mereka mau pergi, Yan Mo malah berkata. "Aku hanya akan mengajari kalian pada akhir pekan. Tapi kalian tidak diperbolehkan berkeliaran selain ruang tamu. Kalian tidak boleh datang terlambat dan pulang cepat. Tidak boleh bicara tanpa seizinku. dan yang paling penting, lepaskan sepatu kalian."
Da Chuan dan Qiao Yi senang. Mereka mulai belajar saat itu juga dan Yan Mo menjelaskan kalau dia sudah punya rencana apa-apa saja yang akan dia ajarkan pada mereka selama 21 hari ke depan menjelang ujian bulanan. Pokoknya mereka harus mengikuti rencananya dengan ketat dan mereka tidak boleh membantah.
Dan sejak itulah Qiao Yi jadi rajin belajar dan berusaha menghapal segala macam pelajaran di mana saja dan kapan saja sampai membuat Guan Chao terganggu
Suatu hari, Wu Yi lagi santai baca novel saat bel rumahnya. Tapi yang tidak dia sangka-sangka, yang datang bukannya guru lesnya, malah si preman yang mencari Guan Chao waktu itu.
Jelas saja Wu Yi langsung protes. Katanya ibunya membayar seorang murid terbaik untuk mengajarinya, terus kenapa bisa jadi dia yang datang?
Si preman menjelaskan kalau guru lesnya Wu Yi itu sebenarnya teman sebangkunya. Tapi sekarang dia sedang sakit usus buntu, makanya dia yang datang menggantikan.
"Namaku Da Xiong."
"Aku Hao Wu Yi."
"Aku tahu, kau teman sekelasnya Zhao Guan Chao."
Tapi Da Xiaong malah mengaku kalau dia sendiri sebenarnya tidak bisa mengajari orang karena nilai-nilainya sendiri buruk. Dan dia menggantikannya cuma karena dia punya hutang sama teman sebangkunya itu.
"Apa kau masih mau les?"
"Apa rencanamu akhir pekan ini?"
"Pergi ke club-lah." Ujar Da Xiong dan Wu Yi langsung tergoda pengen ikut.
Bukannya belajar, mereka malah berakhir di diskotik. Qiao Yi langsung terkagum-kagum dengan tempat itu. Jelas ini pertama kalinya dia datang ke sana, tapi dia gengsi untuk mengakuinya.
Da Xiong lalu menyuruhnya untuk mengambil satu kartu. Karena hari ini ultahnya club ini maka mereka akan mengadakan game. Dua orang yang kartunya sama bisa ikut main game. Wu Yi mengambil satu kartu Jack, Da Xiong beda kartu tapi dia sengaja menyembunyikannya dari Wu Yi.
Pada saat yang bersamaan, Guan Chao juga sedang berada di diskotik itu karena ada kerjaan menyervis mesin, si bos diskotik memberinya uang cukup banyak lalu memintanya untuk mengambil satu kartu. Guan Chao asal saja mengambil satu kartu yang kebetulan sama dengan kartunya Wu Yi.
Tapi tepat saat itu juga, dia malah melihat Wu Yi ada di sana bersama sekumpulan pria. Parahnya lagi, Wu Yi malah cari perkara saat seorang temannya Da Xiong ingin mengajaknya main game sambil minum, tapi Wu Yi menolak sambil menghina pria itu yang jelas saja membuat pria itu kesal.
Guan Chao langsung datang menyeretnya menjauh dan menyatakan kalau dia akana membawa Wu Yi pulang. Wu Yi kaget melihatnya, sedang apa Guan Chao di sini?
Da Xiong akhirnya bertemu Guan Chao dan langsung melabraknya karena Guan Chao sudah menyakiti adiknya. Karena itulah, Guan Chao harus membayar perbuatannya. Da Xiong langsung memerintahkan teman-temannya untuk menyerbu Guan Chao.
Guan Chao sontak menyeret Wu Yi lari bersamanya lalu bersembunyi di bawah tangga, dan untunglah Da Xiong dkk berhasil terkecoh. Wu Yi kesal. Ngapain Guan Chao menyeretnya keluar?!
"Kau tidak lihat kalau aku kalah jumlah? Aku bisa menggunakanmu sebagai tameng."
"Zhao Guan Chao! Emangnya aku kelihatan kayak samsak?!"
"Ngapain kau ke diskotik? Menyerah hidup gara-gara tuntutan Kepala Sekolah?"
"Aku datang bersama guru lesku."
"Siapa? Di mana dia sekarang?"
"Dia pria yang mengejarmu tadi."
"Cowok itu? Memangnya apa yang bisa dia ajarkan padamu? Minum-minum dan main game?"
"Bukan urusanmu! Aku kehilangan guru lesku karenamu! Jadi kau harus mengajariku sekarang!"
"Baiklah." Guan Chao tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya sampai membuat Wu Yi jadi gugup.
"Kau... kenapa kau tiba-tiba jadi baik?"
"Kau berani bayar berapa? Aku mau dobel!"
Wkwkwk! Dasar Guan Chao! Wu Yi langsung kesal menaboknya. Bisa-bisanya Guan Chao minta duit, dia kan teman sekelasnya Guan Chao sekaligus teman baik adiknya Guan Chao.
"Kau memang sahabatnya Qiao Yi, tapi uang adalah yang terbaik."
"Zhao Guan Chao! Apa kau beneran kakaknya Qiao Yi?"
"Aku lupa memberitahumu, Qiao Yi itu anak adopsi."
"Kau tidak boleh berkata begitu tentang Qiao Yi!!!"
Da Chuan tiba-tiba mengeluh lapar. Maka Qiao Yi menawarkan diri untuk memasak untuk mereka sekaligus sebagai ungkapan terima kasihnya untuk Yan Mo. Tapi Yan Mo malah melarangnya memasak. Soalnya dia tidak suka bau asap.
"Dia tidak suka bau asap, tidak suka cola, dia juga tidak suka ada tamu. Dia pasti cowok paling anti-sosial di dunia ini." Bisik Qiao Yi.
"Sekarang kau mengerti betapa sulitnya hidupku, kan?" Bisik Da Chuan.
Tapi tiba-tiba mereka merasa merinding ketakutan... menyadari Yan Mo tiba-tiba ada di belakang mereka dengan muka seram. Pfft! Mereka jadi takut, jangan-jangan Yan Mo marah lagi.
Tapi tidak, Yan Mo justru berbaik hati memberi mereka makan sandwich. Da Chuan memberitahu Qiao Yi kalau Yan Mo biasanya cuma makan sandwich doang. Hah? Kenapa?
"Karena cepat, tidak sulit, dan bebas asap."
Sementara Yan Mo meninggalkan mereka lagi, Qiao Yi langsung bisik-bisik lagi dengan Da Chuan. Qiao Yi pikir kalau Yan Mo itu dari keluarga miskin, soalnya bajunya Yan Mo gitu-gitu terus tiap hari.
"Kau salah. Dia punya 20 buah kaos yang sama."
"Ke mana orang tuanya?"
"Ayahnya adalah kapten kapal pesiar dan ibunya adalah pemimpin sanggar ballet. Mereka selalu kerja di luar negeri. Dulu dia cengeng waktu kecil, lalu setelah itu dia berubah. Setiap kali dia lagi bad mood, dia akan menyembunyikan dirinya di kamar dan main puzzle."
"Kasihan sekali."
"Iya. Sebagai pamannya, aku merasa sangat kasihan padanya."
"Kurasa aku akan baik-baik saja kalau kalian berhenti menggangguku." Sela Yan Mo.
Mengalihkan topik, Da Chuan dengar kalau belakangan ini ada stalker yang berkeliaran di sekitar daerah ini. Jadi nanti dia akan mengantarkan Qiao Yi pulang.
"Tapi kau kan belum menyelesaikan 2 lembar soal."
"Oh, kalau begitu, Mo Mo saja yang mengantarkanmu pulang."
Tapi Yan Mo malah diam saja. Qiao Yi jadi tak enak, tidak usahlah, lagian kan rumahnya dekat di seberang sekolah SD komplek depan. Yan Mo sepertinya khawatir, tapi dia tetap diam saja.
Keesokan harinya, Guru Gao memanggil Yan Mo soalnya Guru Gao dengar kalau Yan Mo mengajari Qiao Yi dan Da Chuan. Tapi Guru Gao jadi cemas kalau itu akan mempengaruhi belajarnya Yan Mo sendiri.
"Zhao Qiao Yi tidak seburuk itu, dia cuma lemah dalam beberapa pelajaran."
"Kau mengenalnya dengan cukup baik, yah." (Pfft!)
"Saya cuma mengutarakan fakta."
Wu Yi akhirnya membayar Guan Chao untuk mengajarinya. Tapi Guan Chao malah memanfaatkan segala kesempatan untuk menarik duit lebih banyak dari Wu Yi.
Dia hanya mau mengajari tiap-tiap metode jika Wu Yi mau bayar lebih. Kesal, tapi Wu Yi tak punya pilihan lain selain menurutinya dan mengeluarkan lebih banyak uang.
Hari-hari terus berlalu, ujianpun semakin dekat. Qiao Yi benar-benar belajar dengan tekun, pun begitu, dia tetap bisa fokus nyolong ayamnya Guan Chao saat mereka makan bersama. Wkwkwk! Da Chuan bahkan sampai menganggu sesi pelajarannya Guru Gao gara-gara terlalu fokus menghapal mata pelajaran lain.
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam