Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 23 - 2
6 bulan kemudian...
Mo Mo dan Jie Er ditetapkan jadi pegawai terbaik bulan ini dan karenanya, wajah kartun mereka dicetak di permen lolipop sebagai bentuk penghargaan.
Sha Sha malah dengan santainya menolak mengungkit-ungkit masalah itu dan menyarankan mereka untuk membuat karya yang lebih baik saja.
"Lalu setelah itu kau akan menaruh namamu dalam karya seni yang lebih bagus itu?" Nyinyir Jie Er.
"Kami tidak memerlukan lolipop ini, kami memerlukan karya kami sendiri."
Sha Sha tak peduli, malah mengancam akan memecat mereka kalau mereka terus bersikap seperti ini.
Mo Mo santai, dia akan mengundurkan diri saja kalau begitu. "Aku tidak mau posisiku di perusahaan dikontrol oleh orang sepertimu."
Mendengar itu, Jie Er langsung ikutan menyatakan akan mengundurkan diri juga. Mereka bahkan langsung balik ke meja kerja masig-masing untuk menulis surat pengunduran diri mereka.
Dan lucunya, surat pengunduran diri Mo Mo sangat singkat. Dia beralasan kalau dia mengundurkan diri karena 'pimpinannya sangat jelek'.
Fu Pei sekarang membuka kantor perusahaannya sendiri. Gayanya aja sok keren, padahal bisnisnya sebenarnya tidak berjalan mulus. Bahkan tidak tampak satupun karyawan di kantornya selain Shan Shan yang kebetulan lagi libur kuliah dan bisa membantunya mengurus buku keuangan.
Sebenarnya dia punya satu pegawai. Tapi Fu Pei sudah menunggak gajinya selama 2 bulan, makanya sekarang pegawainya Fu Pei satu-satunya itu tidak mau ngantor lagi.
Bahkan saat Shan Shan mengenainya pinjaman dari bank, Fu Pei malah berniat menghindar dengan membuat berbagai alasan. Tapi tentu saja Shan Shan tidak terpedaya.
"Kau tidak boleh begini terus menerus. Walaupun kau cuma punya satu pegawai, tapi kita tidak akan bisa jalan tanpa uang. Setiddaknya kau harus membayar gajinya Chen Xiao Xi tepat waktu."
Tapi Fu Pei baru menjalankan perusahaan ini selama 6 bulan. Dan kapan Fu Pei akan merekrut akuntan? Jangan cuma menunggunya libur kuliah, sebentar lagi Shan Shan akan balik ke kampus.
"Kenapa tidak. Kau pacarku, kau adalah nyonya bos disini."
Tapi Shan Shan serius memperingatkannya untuk mengurusi keuangannya dengan benar. Jika tidak, maka dia akan punya hutang besar. Situasi ini tidak bagus bagi perkembangan perusahaan.
"Sudahlah. Aku harus mendorongmu setiap hari. Rasanya aku tidak seperti pacarmu, tapi ibumu."
Berusaha menyenangkannya, Fu Pei langsung sok imut memijiti Shan Shan.
Tapi Mo Mo masih sama seperti sebelumnya, menolak memberitahu apapun dan cuma menjawab ambigu kalau Ibu tidak akan mengerti biarpun dia kasih tahu. Ibu jelas kesal mendengar ucapannya, kenapa Mo Mo selalu saja bilang kalau Ibu tidak akan mengerti?!
"Aku pusing! Aku mau tidur aja!"
"Iya. Bukankah kau memintanya untuk menjagaku? Dia lagi bersih-bersih di luar."
"Seharusnya dia membawamu ke rumah sakit dulu."
"Aku kan cuma flu. Cuma perlu istirahat."
Mo Mo menghabiskan sup itu dengan cepat dan ingin segera menghindar. Tapi Ibu masih ingin bicara serius. Dari percakapan mereka, ternyata Mo Mo mengajukan visa ke Jerman.
Awalnya dia ditolak karena dicurigai mau Jerman buat migrasi, tapi sekarang dia permintaan visanya diterima berkat Wei Yi yang membuat rencana perjalanan liburan ke Jerman untuknya.
Terus... "Kapan kalian berdua akan menikah?" Tanya Ibu.
Mo Mo malas banget mendengarnya dan bergegas menghindar. Tapi Ibu menolak melepaskannya begitu saja. Sudah lebih dari 6 bulan Wei Yi pergi ke Jerman, apa Wei Yi tidak ada niat untuk kembali? Apa Mo Mo tidak khawatir?
"Kami kan tetap berhubungan setiap hari, apaanya yang harus dikhawatirkan?"
"Jangan pura-pura."
"Aku malas ngomong, pusing!"
Wei Yi ternyata masih menunggunya saat Mo Mo balik ke kamarnya. Mo Mo tidak langsung menghadapinya malah sibuk cari baju di lemari sehingga Wei Yi bisa merasa ada yang tidak beres dengan Mo Mo. Ada apa dengannya? Apa Ibu mengatakan sesuatu padanya?
Tak ingin membuat Wei Yi khawatir, Mo Mo menyangkal dan beralasan dia cuma lagi cari baju di lemari. Mood Mo Mo mulai membaik begitu melihat wajah Wei Yi.
Tapi si bule itu malah masa bodo. Pacarnya Wei Yi tuh kan di Cina, dia bisa jadi pacarnya Wei Yi di Jerman, nggak usah bilang-bilang ke ceweknya Wei Yi itu.
"Berhentilah menggangguku." Ketus Wei Yi.
Heran dia, Wei Yi ngerasa dirinya keren banget yah? Tuh cewek bule putrinya seorang profesor loh. Bisa-bisanya Wei Yi memperlakukannya seperti itu.
"Kenapa kau yang bingung, dia kan bukan putrimu." Santai Wei Yi.
"Untuk membuat seorang putri, aku perlu ruang dan waktu." Ujar pria itu penuh arti.
Tapi Wei Yi menyatakan kalau dia tidak akana keluar rumah hari ini, soalnya pacarnya lagi sakit. Jadi, mungkin saja pacarnya itu akan menghubunginya setiap saat.
Tapi pria itu ngotot menyuruh Wei Yi keluar, Wei Yi tunggu aja sambil ngopi di luar atau apa kek.
"Aku baru saja memesan tiket pulang, jadi sekarang aku lagi bokek."
"Ah, jadi karena itu kau tidak makan? Terserah deh, kau sendiri yang akan merasa canggung." Sinis pria itu lalu membawa pacarnya masuk kamar sambil nyerocos gombalin pacarnya itu.
Wei Yi lama-lama tidak tahan mendengarkannya dan akhirnya pergi... meninggalkan mug doraemonnya Mo Mo di meja. Ah, pantesan mug Doraemonnya Mo Mo menghilang, ternyata dibawa Wei Yi ke Jerman.
Apalagi surat pengunduran diri Mo Mo yang unik banget. Sha Sha itu tidak tahu malu banget, bagaimana bisa dia melakukan itu, mencuri karya staf-nya sendiri dan memakainya dengan menggunakan namanya sendiri. Salah satu pegawai itu bahkan ingin sekali memposting surat pengunduran diri Mo Mo itu di internet.
Malam harinya, Mo Mo menemukan Lingkaran lagi lowbet di bawah mejanya. Dia berniat mengambilnya saat tiba-tiba saja dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.
Ada sebuah amplop tertempel di bawah mejanya dan isi amplop itu ternyata kontrak yang memaksa Mo Mo untuk tetap tinggal di rumah itu. Mo Mo langsung berpaling menatap Ibu, mengira Ibulah yang menempelkannya di sana.
Tapi Ibu menyangkal. Kalau bukan Ibu, berarti... Wei Yi! Mo Mo senang dan Seketika itu pula dia membuat keputusan lalu mengepak barang-barangnya dan berkata. "Aku mau menemui Gu Wei Yi!"
"Aku mau memaksa dia untuk menikahiku!"
Pfft! Ibu mendadak berubah pikiran, malah Ibu yang kemudian paling semangat membantu Mo Mo packing barang-barangnya.
"Buat apa nelpon dia? Biar dia bisa kabur?"
Ibu yakin tidak akan begitu. Wei Yi kan ilmuwan yang biasanya merencanakan segalanya dengan seksama.
"Bagaimana kalau di luar rencana?"
"Baiklah, ayo pergi. Serang dia saat dia lengah!"
"Ayo!"
Dan saat dia masuk kamar, dia malah kaget melihat ada orang tidur di dalam selimutnya. Wei Yi langsung kesal mengetuk pintu teman se-kos-nya, mengira yang tidur di kamarnya itu adalah pacarnya cowok itu.
Tapi cowok itu menyangkal. "Itu pacarmu!"
"Baik. Bagaimana kabarmu?" Gumam Mo Mo dalam tidurnya.
"Dia ada bersamaku sekarang."
"Oh, dia sudah bersamamu. Apa kalian baik-baik saja? Ibu cuma mau tanya... kapan kalian akan menikah?"
"Aku sudah merencanakannya."
"Maksudmu... kau akan segera menikah?"
Tapi tepat saat itu juga, Wei Yi melihat kertas terjatuh yang lebih menarik perhatiannya. Di dalam kertas itu ada tulisan pesan dari Ibu Mo Mo yang berkata.
"Teruntuk putriku: Semoga beruntung dan kembali dengan pernikahan."
Mo Mo masih juga tidur sangat lelap saat Wei Yi kembali ke kamar tak lama kemudian, tapi saat Wei Yi mengajaknya bicara, dia masih bisa menjawab sambil ngelindur.
"Si Tu Mo, apa kau datang kemari untuk menikah?"
"Ya~~~"
"Sungguh?"
"Bu! Biarkan aku tidur lebih lama."
"Padahal aku sudah membeli tiket untuk menikahimu di sana."
Saat Mo Mo akhirnya terbangun, Wei Yi sudah tidak ada. Karena Wei Yi sedang ada di bawah, menghadapi si bule yang masih ngotot kalau dia cinta sama Wei Yi dan maksa ingin ketemu pacarnya Wei Yi.
"Aku pacarnya." Mo Mo akhirnya muncul dan memperkenalkan dirinya dalam Bahasa Inggris.
Bersambung ke episode 24
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam