Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 15 - 1
Mo Mo mendadak blak-blakan mengonfrontasi perasaan Wei Yi padanya yang jelas saja begitu mengejutkan bagi Wei Yi sampai dia speechless... dan langsung terbatuk-batuk. Hehe.
Mo Mo jadi malu mengira dia salah dan buru-buru beralasan kalau maksudnya adalah apakah Wei Yi membaca catatannya?
"Iya." Jawab Wei Yi. Mo Mo jadi makin canggung mengira yang Wei Yi maksud adalah pertanyaan terakhirnya.
Mo Mo malah speechless tak tahu harus menanggapinya bagaimana. Wei Yi juga bingung melihatnya cuma diam menundukkan kepala.
"Jadi?"
"Jadi apanya?"
"Jadi apa kau juga menyukaiku?"
"Hmm," jawab Mo Mo malu-malu yang kontan saja membuat senyum Wei Yi merekah.
Tak lama kemudian, Mo Mo masuk kamarnya sambil diam-diam bersorak kegirangan. Dengan hati penuh kebahagiaan, dia mengeluarkan semua bajunya untuk memilih baju yang paling terbaik lalu dandan secantik mungkin sebelum menghadapi Wei Yi.
Di dapur, Wei Yi sendiri sedang melamun bahagia sampai dia tidak sadar kalau dia sudah menciprati cleananya sampai basah kuyup, tapi tidak masalah, yang penting Wei Yi bahagia.
Mo Mo jelas kecewa. Tapi tepat saat dia baru ganti sebelah sepatunya, Wei Yi mendadak memanggilnya. Mo Mo langsung menoleh dengan antusias menantikan apa yang mau Wei Yi katakan padanya.
"Kau akan terlambat." Ujar Wei Yi. Pfft! Itu doang? Mo Mo jadi makin kesal dan bergegas pergi.
Tapi pikirannya dengan cepat teralih saat Jie Er memberitahunya bahwa iklan jus jeruk mereka akan segera syuting dengan menggunakan ide iklannya Li Na.
Jie Er tidak tahu kapan jadwal syutingnya, tapi dia pengen banget ikut, biar bisa ketemu Lin Zhi Cun yang ganteng.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Mo Mo sontak antusias membukanya tapi malah mendapati itu cuma chat pemberitahuan subscribe. Mo Mo kecewa. Jie Er heran melihat wajahnya. Kenapa Mo Mo segalau ini? Chat-nya siapa yang Mo Mo tunggu?
"Jie Er, jika seorang pria berubah dingin setelah dia bilang suka padamu, apa itu artinya dia playboy?"
"Katakan siapa cowoknya dulu."
Tidak. Tapi dia berhasil melakukannya pagi ini. Prof Jiang senang mendengarnya, akhirnya ada seseorang di lab yang jatuh cinta. Wah, Zhou Lei tidak terima, dia juga pernah jatuh cinta!
"Kau kan cuma membantu mengerjakan PR, itu bukan cinta."
"Kenapa begitu?"
"Apa kau pernah memegang tangannya? Pernah memeluknya? Pernah menc~~mnya? Kau itu tahu apa tentang cinta?"
Wei Yi kontan geli mendengarnya. Zhou Lei nyinyir, memangnya Wei Yi sendiri tahu apa?! Prof Jiang langsung menyuruh Wei Yi untuk menceritakan bagaimana setelah dia menyatakan cintanya.
Flashback.
Tapi pada akhirnya dia menanggapi pamitnya Mo Mo dengan kalimat singkat saja saking gugupnya tak tahu harus bersikap bagaimana. Bahkan setelah Mo Mo pergi, sebenarnya berharap Mo Mo pulang cepat nanti.
Flashback end.
Zhou Lei bingung melihat Wei Yi malah melamun. Apa yang sebenarnya terjadi setelah Wei Yi menyatakan cinta tadi? Apa Wei Yi memeluknya? menci~mnya?
"Tidak."
"Tuh kan. Aku sudah tahu dia tidak akan melakukan apapun."
"Aku menc~~mnya."
"Aku tahu, waktu kau mabuk, kan?" Timpal Prof Jiang.
Ujung-ujungnya ia malah menceramahi Zhou Lei agar dia mencontoh Wei Yi yang bukan cuma pintar dalam penelitian tapi juga dalam urusan cinta. Zhou Lei kesal, apa sebenarnya tujuan Prof Jiang memanggil mereka kemari?
Waktu itu, mereka tidak bisa mengirim semua anggota tim ke Jerman dikarenakan masalah budget dan juga karena penelitian mereka masih belum matang.
Dan sekarang, Universitas Heidelberg di Jerman memberikan undangan pada mereka. Akan tetapi, mereka hanya memberikan 2 kursi saja. Yang pertama sudah dipesan untuk Yu Yin, sedangkan yang satunya lagi akan diberikan pada salah satu dari mereka berdua.
Terang saja kedua pria itu sama-sama antusias. Zhou Lei usul agar mereka menentukannya lewat ujian. Siapa yang nilainya paling tinggi, dialah pemenangnya.
"Santai saja. Aku akan memikirkan caranya bagaimana. Kalaupun aku tidak bisa memikirkan cara, aku akan memutuskannya melalui penilaian kemprehensif."
Fu Pei menemani Shan Shan belajar di taman sambil mengusili Shan Shan. Shan Shan tiba-tiba usul, bagaimana kalau mereka kencan? Fu Pei bingung, bukannya mereka emang lagi kencan sekarang?
Tapi Shan Shan merasa kalau Fu Pei cuma memaksakan diri untuk belajar bersamanya. Maka Fu Pei langsung sok imut dengan membaringkan dirinya di pangkuan Shan Shan. Shan Shan mau kencan kan? Ini kencan namanya.
Dia lalu mengambil bukunya Shan Shan lalu menggunakannya untuk menutupi mukanya, dia mau tidur, Shan Shan baca bukunya aja. Tapi Shan Shan diam-diam berusaha mengambil kertas yang terselip di dalam buku itu yang kontan membuat Fu Pei melihatnya, sebuah kartu peserta ujian.
Ternyata Shan Shan mendaftar untuk ujian S2. Fu Pei kontan antusias minta kartu ujiannya juga, mengira Shan Shan juga sudah mendaftarkan dirinya.
"Tentu saja."
"Tapi kau bahkan tidak mengecek jadwal pendaftarannya. Fu Pei, apa yang sebenarnya yang kau sukai? Kau ingin jadi apa di masa depan? Kalau kau tahu jawabannya, kuharap kau menjalaninya dengan senang hati. Jangan mengikat dirimu dengan masa depanku."
Sejak mereka bersama, Fu Pei jadi jarang menyentuh bola basketnya lagi. Dia bahkan jarang bergaul dengan teman-temannya. Yang selalu Fu Pei lakukan hanyalah menemaninya belajar.
Biarpun Fu Pei bilang kalau dia suka melakukannya, tapi Shan Shan tahu kalau dia sebenarnya cuma memaksakan dirinya sendiri karena Fu Pei takut kalau dia akan merasa tidak tenang.
Tapi Shan Shan tidak mau Fu Pei begitu. Karena suatu hari nanti, Fu Pei pasti akan bosan dengan hubungan mereka. Shan Shan lah yang pertama kali menyatakan cinta ke Fu Pei. Biarpun Fu Pei bilang kalau Fu Pei amenyukainya, tapi entah sampai kapan perasaannya itu akan bertahan.
Fu Pei sakit hati. Jadi Shan Shan tidak memercayai perasaannya pada Shan Shan. Baiklah kalau begitu, tidak usah bicara lagi. Fu Pei langsung beranjak pergi meninggalkannya.
Mo Mo dan Jie Er tentu saja senang. Tapi Sha Sha malah berkata bahwa mereka tidak perlu banyak orang dan menugaskan Mo Mo saja yang ikut.
Jie Er tidak perlu ikut soalnya mereka ada temu janji dengan seorang direktur yang merupakan teman lama ayahnya Jie Er. Makanya Jie Er harus ikut agar mereka bisa mendiskusikan proyek iklan untuk musim berikutnya. Jie Er mengiyakannya saja biarpun sebenarnya dia kecewa.
Mo Mo menolak. "Itu bisa merusak keprofesionalitasku."
"Bodo amat. Bagaimana kalau suatu hari nanti, dia jadi terkenal?"
"Aku tidak akan membantumu untuk melakukan itu."
"Aku tidak peduli, dadah!"
Mo Mo masih berharap Wei Yi nge-chat, tapi tetap saja tidak ada apapun. Mo Mo jadi kesal, awas saja kalau Wei Yi nge-chat!
Yang tidak dia ketahuai, Wei Yi sebenarnya lagi galau. Dia ingin nge-chat Mo Mo tapi bingung harus ngomong apa.
Melihat Wei Yi sibuk mainan ponsel, sontak saja Zhou Lei ngaduh ke Prof Jiang sambil nyinyir. Dia saja tidak pernah mainan ponsel di lab. Seorang ilmuwan seharusnya bersikap seperti dirinya ini, terutama ilmuwan yang akan pergi ke Jerman.
"Aku pernah melihatmu mainan ponsel sebelumnya," sindir Yu Yin.
"Kapan?!"
"Sudah, sudah. Aku kan sudah bilang, selama jam istirahat, kalian boleh melakukan apapun."
"Tapi aku masih belajar selama jam istirahat."
"Xiao Gu kan sedang jatuh cinta, sedangkan kau tidak."
"Dia! Dia lagi sibuk jatuh cinta dan tidak melakukan apapun." NyinYir Zhou Lei.
Yu Yin kontan gelisah mendengarnya. "Siapa pacarmu?"
"Si Tu Mo."
"Tidak usah tanya, kau tidak mengenalnya." Ujar Zhou Lei.
Tapi yang tidak disangkanya, baik Yu Yin maupun Prof Jiang sama-sama mengaku kalau mereka mengenal Mo Mo. Terang saja Zhou Lei tidak terima, kenapa mereka bisa tahu dan cuma dia seorang yang tidak. Dia juga ingin tahu pacarnya Wei Yi.
"Jangan mimpi." Wei Yi langsung pergi tanpa menyadari Yu Yin yang patah hati.
Bersambung ke part 2
2 Comments
Lanjut.....semangat!!!!
ReplyDeleteLanjut🌹🌹
ReplyDeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam