Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 10 - 1

 Sinopsis Put Your Head on My Shoulder Episode 10 - 1

Wei Yi langsung mengelurkan ponselnya dan tanpa ragu memotret dirinya sendiri. Yah... semua orang kecewa. Wei Yi mengklaim kalau dia hanya menyukai dirinya sendiri. Padahal di foto itu ada Mo Mo yang kebetulan mukanya tidak menghadap ke kamera loh, tapi nggak ada seorangpun yang berpikir ke sana.


Tak lama kemudian, para wanita harus bersusah payah memapah para lelaki yang sudah teler. Mo Mo cemas dan berusaha meminta mereka untuk menginap saja di sini. Tapi mereka menolak, tempat ini jauh dari kampus dan mereka ada jadwal besok pagi.

Bahkan Wei Yi pun sudah mabuk berat dan sulit dibangunkan. Terpaksalah Mo Mo harus repot membersihkan rumah seorang diri.


Mo Mo mencoba membangunkannya dan menyuruhnya tidur di kamar, tapi Wei Yi tetap bergeming. Mo Mo mencoba menariknya, tapi terlalu berat. Mo Mo nyerah deh. Terserah Wei Yi mau tidur kayak gimana.


Mo Mo langsung mematikan semua lampu dan saat itulah tiba-tiba sebuah balon terjatuh hingga membuat Wei Yi terbangun. Tapi dia masih mabuk, bukannya pindah ke kamar, dia malah cuma duduk tegak lalu mengusap-usap balon itu ke rambutnya dan menerbangkannya ke langit-langit lagi.


Mo Mo tidak bisa tidur dan akhirnya memutuskan keluar lagi untuk mengecek Wei Yi tapi malah kaget melihat Wei Yi tidur dalam posisi duduk tegak bagai patung.

Tapi saat Mo Mo mencoba menyodoknya, Wei Yi malah mendadak oleng dan hampir saja jatuh ke Mo Mo kalau saja Mo Mo tidak cepat-cepat menangkap wajahnya.

 

Mo Mo cepat-cepat menegapkannya kembali... dan saat itulah Wei Yi membuka mata... lalu tiba-tiba saja cup~~~ mengec*p bibir Mo Mo dan seketika itu pula balon-balon berjatuhan dari langit-langit, membuat suasana makin romantis.


Tapi setelah itu, Wei Yi langsung mendekap bantal Doraemonnya Mo Mo lalu tidur lagi. Pfft! Mo Mo jelas kesal. Dasar brengs*k! Tapi Mo Mo tak tega menaboknya dan akhirnya tetap berbaik hati menyelimutinya.

 

Saat Mo Mo terbangun keesokan harinya, Wei Yi sudah menunggunya di meja makan dengan sepiring roti bakar dan telor ceplok bentuk cinta.

Dia bahkan langsung membahas kejadian semalam dan meminta maaf atas perbuatannya. Tidak seharusnya dia melakukan itu tanpa seizin Mo Mo. Tapi...

"Sebenarnya aku menyukaimu sejak lama."

Mo Mo senang. "Aku juga."

Mendengar itu, Wei Yi langsung bergerak mendekat untuk menci*mnya...


Dan Mo Mo tersentak bangun dari tidurnya gara-gara mendengar suara letusan dari luar. Yah... cuma mimpi. Mo Mo kecewa.


Err... tapi saat dia keluar kamar, hampir semuanya tampak sama persis dengan mimpinya. Wei Yi sudah menunggunya di meja makan dengan sarapan untuk mereka berdua, lalu dia mulai membahas tentang semalam.

"Maaf, tidak seharusnya aku... "

Jelas saja Mo Mo langsung antusias menanti ungkapan cinta Wei Yi yang sebentar lagi akan terjadi sesuai mimpinya.
 

"Membiarkanmu membersihkan rumah sendirian." Ucap Wei Yi. Pfft! Mo Mo kecewa. Wei Yi bingung melihat reaksinya, kenapa?

"Apa kau lupa? Kau tidak ingat hal lainnya?"

Sepertinya dia memang tidak ingat sama sekali, malah tambah bingung mendengar ucapan Mo Mo. Memangnya ada hal lain apa? Mo Mo mendadak ngambek dan langsung bergegas berangkt kerja. Wei Yi benar-benar bingung, sama sekali tak mengerti apa salahnya.


Fu Pei tidak bisa konsen dengan sesi tutoringnya bersama Shan Shan sampai Shan Shan harus menyadarkannya. Shan Shan meyakinkan Fu Pei kalau dia pasti akan lulus tes jika dia berhasil menyelesaikan soal-soal ujian tahun kemarin.

"Aku sudah mengerjakan banyak soal, kau selalu mengatakan hal yang sama."

"Ku sudah sering pacaran tapi masih mengucap kata-kata yang sama."

"Wang Shan, kau mengatakannya semudah itu... karena kau belum pernah punya pacar sebelumnya, kan?"

"Memangnya kenapa? Apa aku bakalan didenda?"

"Hanya mereka yang belum pernah jatuh cinta yang akan mengucapkannya semudah itu."

"Kau punya banyak pengalaman, tunjukkan contohnya padaku."

Oke, ada 3 langkah dalam berkencan: Makan, jalan-jalan, dan nonton. Akan Fu Pei tunjukkan satu per satu pada Shan Shan. Oke, ayo pergi sekarang.


Shan Shan mengatakannya seolah itu bukan masalah besar baginya. Padahal sesampainya di asrama, dia tegang bukan main. Dia bahkan langsung membangunkan Meng Lu untuk membantunya dandan.


Sembari menunggu Shan Shan, Fu Pei galau ingin mengirim chat permintaan maaf ke Mo Mo tapi bingung bagaimana harus mengutarakannya. Shan Shan akhirnya keluar tak lama kemudian dan Fu Pei langsung terpana.

"Kenapa kau diam? Kau membuatku jadi canggung."

"Kau tampak cantik. Seharusnya ganti sedari tadi."


Di lab, Zhou Lei mengeluh kedinginan. Ngomong-ngomong tentang itu, Yu Yin langsung menawari Wei Yi teh hangat. Wei Yi cuek saking fokusnya dengan penelitiannya, Zhou Lei sontak protes karena Yu Yin cuma menawari Wei Yi saja.

Yu Yin menyangkal dengan canggung, dia membuatnya untuk semua orang kok. Prof Jiang kontan cerewet mengkritiki mereka, masih muda tapi lemah. Lihatlah dia, biarpun sudah tua, tapi gelombang dingin sama sekali tidak berpengaruh padanya.


Baru sedetik ngomong begitu, Kepala Asrama mendadak muncul membawakan setermos teh jahe. Pfft! Prof Jiang jadi malu dan berusaha menolak, tidak boleh ada makanan atau minuman di lab.

Tapi Kepala Asrama tak peduli. Dia sudah bekerja keras untuk membuat teh ini. Setiap hari Prof Jiang bekerja keras di lab dan baru pulang tengah malam sampai tidak pernah meminum teh buatannya. Pokoknya mereka harus meminumnya!
Terpaksalah mereka semua jejer di luar dan meminum teh jahe yang kayaknya... dilihat dari ekspresi kecut semua orang, rasanya nggak enak. Tapi tak ada seorangpun yang berani ngomong, tidak pula Prof Jiang.

 

Di kantor, Sha Sha marah-marah karena tidak ada satupun dari proposal mereka diterima art director. Tidak ada satupun yang kreatif, kuno, membosankan.

Sebenarnya ide-idenya Mo Mo dan Jie Er bisa diterima tapi proposal mereka kurang profesional. Bagaimana bisa mereka kalah dari pegawai magang. Sekarang proyek ini sudah dialihkan ke tim lain, dan berhubung mereka tidak ada proyek lain, mereka bisa nyantai.

tapi Li Na memberitahu bahwa mereka punya proyek lain, iklan jus jeruk. Kalau begitu, Sha Sha serahkan sepenuhnya ke Li Na saja.

Begitu Sha Sha pergi, para pegawai kontan menggerutu kesal karena proposal mereka kalah dari proposal pegawai magang. Li Na menegaskan bahwa mereka akan mendiskusikan masalah proyek ini nanti, pokoknya dia tidak mau mereka mendapat kritikan tidak profesional lagi. Dia menegaskan ini terutama pada Mo Mo dan Jie Er.

Ji Er kesal, ide-ide mereka berdua yang diterima tapi kenapa mereka yang malah dimarahi. Mo Mo juga tampak kesal, tapi dia diam saja.


Fu Pei membawa Shan Shan kencan di mall, tapi suasana di antara mereka terasa canggung, apalagi saat tiba-tiba ada sepasang kekasih yang lewat di depan mereka.

Shan Shan ingin sekali menggandeng tangan Fu Pei, tapi Fu Pei tiba-tiba menyibukkan dirinya dengan ponsel. Tapi Shan Shan pantang menyerah, dengan penuh keberanian menggandeng tangan Fu Pei dan mencengkeramnya erat lalu mengajaknya beli teh.

Dia lalu mengajak Fu Pei main timezone dan kali ini Fu Pei mulai bisa tersenyum dan bertanding seru dengan Shan Shan. Tapi kemudian, dia malah mengajak Shan Shan main mesin capit boneka Doraemon yang kontan saja menghancurkan kebahagiaan Shan Shan.

Dia bahkan berhasil mendapatkan dua boneka Doraemon dan menghadiahkannya untuk Shan Shan tanpa sama sekali menyadari wajah muram Shan Shan.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

2 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam